Dalam akuntansi manajemen, neraca saldo menjadi salah satu instrumen yang bisa membantu pengelolaan dan analisis keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk paham berbagai aspek neraca saldo. Mulai dari jenis-jenisnya, cara menghitung, hingga prosedur pembuatannya. Dengan demikian, Anda bisa memantau kinerja keseluruhan dari keputusan strategis suatu perusahaan.
Secara garis besar, cara membuat neraca saldo perlu memahami tiga komponen yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas. Perhitungannya pun juga menggunakan rumus khusus. Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan lebih detail agar Anda lebih paham dan mampu menerapkannya dalam bisnis Anda sendiri.
1. Mengenal Neraca di Akuntansi Manajemen
Neraca saldo adalah laporan keuangan yang disusun untuk mengecek akurasi pencatatan jurnal dalam buku besar. Laporan ini menampilkan semua akun buku besar beserta saldo akhirnya, baik itu debit maupun kredit, pada suatu periode tertentu. Lalu digunakan untuk apa? Memastikan bahwa total debit sama dengan total kredit. Neraca saldo yang seimbang menunjukkan entri jurnal telah dicatat dengan benar dalam buku besar.
Akuntansi manajemen fokus untuk menyediakan informasi keuangan dan non-keuangan yang membantu perusahaan membuat keputusan terkait operasional. Dengan neraca saldo, Anda bisa mendapatkan gambaran umum tentang kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Informasi ini membantu dalam analisis keuangan, perencanaan anggaran, dan pengambilan keputusan strategis.
2. Jenis-jenis Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri dari berbagai jenis yang masing-masing memiliki tujuan spesifik dalam akuntansi manajemen. Secara umum, terdapat tiga jenis utama yaitu neraca saldo awal, neraca saldo penyesuaian, dan neraca saldo penutupan. Berikut penjelasan lebih detailnya.
a. Neraca Saldo Awal
Neraca saldo awal adalah laporan keuangan yang dibuat di awal periode akuntansi. Ini berisi semua saldo akun dari periode sebelumnya yang dibawa ke periode saat ini. Dengan kata lain, laporan ini menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada awal periode akuntansi, serta memuat saldo debit dan kredit setiap akun seperti yang tercatat di akhir periode sebelumnya.
b. Neraca Saldo Penyesuaian
Neraca saldo penyesuaian dibuat setelah entri penyesuaian dicatat di akhir periode akuntansi. Entri-entri ini dilakukan untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yang berlaku, seperti prinsip pendapatan dan prinsip penyandingan. Laporan ini menggambarkan saldo akun setelah penyesuaian, mencakup koreksi untuk item seperti penyusutan, pendapatan yang belum diterima, dan beban yang masih harus dibayar.
c. Neraca Saldo Penutupan
Setelah laporan keuangan disusun, neraca saldo penutupan dibuat. Laporan ini mencatat saldo akun setelah dilakukan entri penutupan. Entri penutupan ini biasanya melibatkan pemindahan saldo dari akun pendapatan, biaya, dan dividen ke akun modal atau retained earnings.
Tujuannya untuk mengatur ulang saldo akun pendapatan dan biaya menjadi nol agar siap untuk periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo penutupan juga membantu analisis tahunan, karena menjelaskan bagaimana kegiatan operasional telah mempengaruhi ekuitas pemilik selama satu periode akuntansi.
3. Cara Menghitung Neraca Saldo
Ada tiga komponen penting dalam menghitung neraca saldo, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas. Cara menghitung neraca saldo dapat menggunakan rumus persamaan dasar akuntansi yaitu:
Rumus ini mencerminkan prinsip akuntansi manajemen yang menyatakan bahwa semua sumber daya yang dimiliki perusahaan (aset) harus sama dengan sumber dana yang digunakan untuk mendapatkannya, yang berasal dari kewajiban (utang) dan ekuitas (modal pemilik).
Dalam praktiknya, setelah mencatat semua transaksi di buku besar dan mengkategorikannya ke dalam akun yang relevan, akuntan akan menghitung total aset, total kewajiban, dan total ekuitas. Kesetaraan antara jumlah total aset dengan jumlah total kewajiban ditambah ekuitas menunjukkan bahwa neraca saldo telah dihitung dengan benar.
Untuk memahami cara menghitung neraca lebih lanjut, mari kita lihat ilustrasi berikut. Misalkan sebuah perusahaan memiliki aset berupa kas sebesar Rp50.000.000, piutang usaha Rp30.000.000, dan nilai persediaan sebesar Rp20.000.000. Maka, total aset perusahaan adalah Rp100.000.000.
Kemudian, perusahaan memiliki kewajiban berupa utang usaha sebesar Rp40.000.000 dan utang bank Rp20.000.000. Jadi, total kewajiban yang dimiliki perusahaan adalah Rp60.000.000. Ekuitas pemilik, yang bisa termasuk modal saham dan laba ditahan, adalah Rp40.000.000. Dengan menggunakan rumus di atas, maka:
Penting untuk diingat, cara menghitung neraca ini tidak hanya mengandalkan rumus matematis, tetapi juga pemahaman tentang klasifikasi transaksi keuangan. Kesalahan klasifikasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan. Dalam praktiknya, neraca saldo seringkali diikuti dengan proses penyesuaian dan rekonsiliasi untuk memastikan bahwa setiap transaksi telah dicatat dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
4. Cara Membuat Neraca Saldo
Cara membuat neraca saldo melibatkan beberapa tahap penting. Mulai dari pengumpulan data hingga review dan analisis. Setiap tahap memiliki peranannya masing-masing dalam memastikan integritas dan keakuratan laporan keuangan. Yuk, langsung simak masing-masing tahapan tersebut.
a. Pengumpulan Data
Proses ini melibatkan pengumpulan semua entri jurnal dari periode akuntansi keuangan yang relevan. Termasuk penjualan, pembelian, penerimaan kas, pembayaran, dan transaksi lain yang telah dicatat dalam buku jurnal. Pastikan kalau semua transaksi tercatat dengan lengkap dan akurat, karena data ini akan menjadi dasar untuk menyusun neraca saldo.
b. Klasifikasi Aset dan Kewajiban
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan setiap item ke dalam kategori yang sesuai seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Aset dan kewajiban harus dibedakan dengan jelas, serta harus dipisahkan antara yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Klasifikasi akan memudahkan analisis lebih lanjut dan memastikan semua item dicatat di tempat yang tepat dalam neraca saldo.
c. Penghitungan Total per Kategori
Cara membuat neraca saldo berikutnya adalah menghitung total per kategori. Baik itu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban. Langkah ini melibatkan penjumlahan semua saldo debit dan kredit secara terpisah untuk setiap kategori. Lakukan proses tersebut dengan cermat agar total debit dan kredit dalam neraca saldo seimbang, yang menunjukkan ketepatan pencatatan dan keseimbangan dalam buku besar.
d. Penyusunan Neraca
Setelah penghitungan, Anda bisa memulai menyusun neraca. Laporan ini akan menampilkan semua akun dengan saldo debit dan kredit masing-masing. Format neraca saldo biasanya menampilkan akun di kolom pertama, diikuti oleh kolom untuk saldo debit dan kredit. Pastikan penyusunannya rapi dan sistematis agar memudahkan pembaca dalam analisis data keuangan.
e. Penyesuaian dan Rekonsiliasi
Cara membuat neraca saldo yang akurat juga memerlukan rekonsiliasi. Proses ini melibatkan penyesuaian untuk entri yang mungkin belum dicatat, seperti penyusutan atau pendapatan yang belum diterima. Rekonsiliasi juga diperlukan untuk memastikan kalau saldo dalam neraca sesuai dengan pernyataan bank.
f. Review dan Analisis
Langkah terakhir cara membuat neraca saldo adalah review dan analisis. Melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan agar akurat dan relevan. Analisis lebih lanjut juga diperlukan agar memahami implikasi dari data keuangan, seperti analisis rasio atau tren tertentu dalam saldo akun.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa neraca saldo dalam akuntansi manajemen merupakan laporan yang disusun untuk mengecek akurasi pencatatan jurnal dalam buku besar. Akuntansi manajemen menggunakan neraca saldo untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, yang sangat diperlukan saat analisis keuangan, perencanaan anggaran, dan pengambilan keputusan strategis.
Cara menghitung neraca saldo melibatkan tiga komponen utama, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas. Proses dimulai dengan mencatat semua transaksi dalam sebuah buku besar dan mengkategorikannya ke dalam akun yang relevan. Kemudian dihitung total asetnya, kewajiban, dan total ekuitas. Nilai yang seimbang antara jumlah total aset dengan jumlah total kewajiban ditambah ekuitas menunjukkan kalau neraca saldo telah dihitung dengan benar.