Cari Tahu Bagaimana Cara Mencatat Transaksi Pembelian
3 Min Read Posted on 15 Jan 2024
Daftar Isi
Dalam pengelolaan bisnis, transaksi pembelian merupakan salah satu aspek penting dalam menyesuaikan keseimbangan finansial dalam perusahaan. Sehingga, setiap perusahaan baik besar atau kecil, harus secara rutin melakukan pencatatan transaksi pembelian terkait bahan baku, bahan dagangan, ataupun kebutuhan sehari-hari untuk kantor.
Transaksi pembelian ini menjadi proses administratif yang kompleks, mulai dari pemesanan, penerimaan faktur, hingga pencatatan dalam laporan keuangan. Nah, disini kita akan membahas bagaimana cara mencatat transaksi pembelian, serta strategi efektif yang dapat dilakukan dalam pencatatan ini dan pentingnya bagi perusahaan.
1. Pentingnya Pencatatan Transaksi Pembelian
Pencatatan transaksi pembelian merupakan aspek penting dalam purchasing management bisnis yang bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam memantau arus kas, persediaan, dan hutang dagang perusahaan. Informasi dari pencatatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai kesehatan finansial perusahaan dan memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola sumber daya keuangan.
Dengan adanya pencatatan ini, manajemen dapat mengidentifikasi tren, analisis kerja, dan mengidentifikasi peluang dan risiko yang mungkin muncul. Informasi ini akan membantu manajemen dalam mengembangkan strategi keuangan yang efektif, mengalokasikan sumber daya dengan bijak, dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencapai tujuan perusahaan.
Penyimpanan catatan dan data transaksi pembelian yang akurat dan terdokumentasi dengan baik, akan membantu perusahaan dalam memastikan regulasi dan persyaratan perpajakan yang sesuai dengan standar akuntansi dan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, setiap transaksi yang dicatat dengan baik akan memudahkan akuntabilitas internal perusahaan, dan lebih cepat untuk melacak kembali transaksi hingga ke sumbernya, memberikan keyakinan baik kepada manajemen maupun pihak eksternal, seperti auditor dan otoritas pajak negara.
2. Cara Mencatat Transaksi Pembelian
Dalam mengelola keuangan dalam bisnis, pencatatan transaksi pembelian barang penting dilakukan untuk memastikan kelancaran operasional serta kesehatan finansial perusahaan. Pencatatan ini melibatkan serangkaian langkah-langkah strategis berikut ini:
a. Identifikasi Faktur Pembelian
Hal pertama yang harus dilakukan dalam mencatat transaksi pembelian adalah dengan mengidentifikasi faktur pembelian yang menjadi bukti tertulis atas berbagai transaksi pembelian yang telah dilakukan. Faktur pembelian adalah dokumen tertulis yang menyajikan rincian lengkap mengenai transaksi, termasuk informasi seperti jumlah barang atau jasa yang diterima, harga unit, total nilai transaksi, tanggal transaksi, dan data pemasok, sehingga penting bagi perusahaan untuk memastikan dan memverifikasi data dalam faktur pembelian sesuai dengan barang yang telah diterima.
Ketika faktur telah diidentifikasi dan diverifikasi dengan teliti, perusahaan dapat memasukkan data tersebut ke dalam laporan pembelian, yang mencakup penulisan rinci terkait transaksi seperti nama pemasok, deskripsi barang, jumlah, dan nilai transaksi. Dengan mengidentifikasi faktur pembelian, Anda dapat membuat pencatatan transaksi pembelian yang akurat dan efektif sebagai langkah untuk mengelola kas perusahaan dengan efisien.
b. Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian menjadi salah satu cara mencatat transaksi pembelian yang menawarkan suatu informasi sistematis terhadap setiap akuisisi barang atau jasa yang diterima perusahaan. Setelah proses identifikasi faktur pembelian, langkah berikutnya adalah menggambarkan transaksi tersebut kedalam jurnal pembelian. Dalam jurnal ini, setiap rincian transaksi akan dicatat secara rinci, seperti tanggal transaksi, nama pemasok, deskripsi barang, jumlah unit yang dibeli, harga satuan, dan total nilai transaksi.
Informasi yang terdapat dalam jurnal pembelian menciptakan jejak audit yang jelas, memfasilitasi pelacakan setiap transaksi ke langkah-langkahnya. Selain itu, pencatatan jurnal pembelian yang akurat membantu memonitor dan mengelola kas perusahaan, persediaan, serta liabilitas yang mungkin timbul dari transaksi tersebut.
c. Posting ke Buku Besar
Setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal pembelian, langkah berikutnya adalah melakukan posting ke buku besar yang menjadi rekening umum yang mencatat semua transaksi keuangan perusahaan. Buku besar ini mewakili kategori-kategori tertentu, seperti rekening persediaan atau hutang dagang. Misalnya, nilai barang yang dibeli akan diposting ke rekening persediaan, sementara nilai faktur yang belum dibayar akan direfleksikan ke dalam rekening hutang dagang.
Buku besar akan menciptakan visibilitas yang lebih luas terhadap kondisi keuangan perusahaan dan membantu memahami secara komprehensif perubahan yang terjadi. Sehingga informasi yang tercatat di buku besar menjadi dasar untuk menyusun catatan transaksi pembelian dan memberikan landasan bagi analisis keuangan yang mendalam.
d. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi menjadi cara mencatat transaksi pembelian selanjutnya yang bertujuan untuk memastikan konsistensi dan akurasi antara catatan internal perusahaan dengan catatan eksternal, seperti laporan bank dan pemasok. Adanya rekonsiliasi akan membantu mencocokkan catatan buku besar dengan informasi eksternal untuk memastikan bahwa setiap transaksi pembelian tercatat dengan benar.
Salah satu aspek utama dari rekonsiliasi adalah mencocokkan catatan buku besar dengan informasi eksternal untuk memastikan bahwa setiap transaksi pembelian tercatat dengan benar. Dengan melakukan rekonsiliasi secara teratur, perusahaan dapat meminimalkan risiko kesalahan pencatatan, mendeteksi potensi fraud, serta memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan adalah akurat dan dapat diandalkan.
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan elemen kunci dalam mencatat transaksi pembelian di perusahaan, karena mulai dari proses identifikasi faktur, pencatatan dalam jurnal pembelian, dan posting ke buku besar memerlukan penyimpanan dokumen yang rapi dan teratur. Faktur pembelian, jurnal, dan dokumen lainnya yang terkait dengan transaksi pembelian juga harus didokumentasikan secara lengkap dan akurat.
Dengan menyimpan dokumen secara tertib, perusahaan dapat dengan mudah mengakses informasi yang diperlukan, mendukung proses pengambilan keputusan, dan memberikan dasar yang kokoh untuk pertanggungjawaban keuangan. Oleh karena itu, penyimpanan dokumen secara cermat dan mudah diakses menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pencatatan transaksi pembelian yang efektif dan profesional di perusahaan.
f. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menjadi titik akhir dalam rangkaian pencatatan transaksi pembelian di perusahaan, yang menyajikan gambaran holistik tentang kesehatan keuangan perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, berasal dari pencatatan transaksi pembelian yang telah diidentifikasi, dicatat dalam jurnal pembelian, posting ke buku besar, dan direkonsiliasi dengan data eksternal.
Laporan keuangan yang disusun dengan baik tidak hanya memenuhi persyaratan perpajakan dan regulasi, tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam kepada manajemen, pemegang saham, dan pihak-pihak terkait lainnya tentang dampak transaksi pembelian terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
3. Strategi Pencatatan Transaksi Pembelian
Dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan transaksi pembelian, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai strategi optimalisasi pencatatan dengan melakukan langkah strategis yang dapat membantu Anda dalam memaksimalkan cara mencatat transaksi pembelian dan menjaga kesehatan finansial perusahaan tetap stabil. Berikut strategi yang dapat dilakukan perusahaan:
a. Otomatisasi Proses Pencatatan
Strategi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan otomasi proses pencatatan pembelian, dengan menggunakan sistem akuntansi atau sistem ERP yang dapat mempermudah pencatatan dan mengurangi risiko human error yang dapat terjadi. Proses transaksi pembelian yang mencakup identifikasi faktur hingga posting ke buku besar dapat dilakukan dengan otomatis, sehingga perusahaan dapat menghemat waktu dan memastikan konsistensi data yang kritis untuk laporan keuangan perusahaan.
Selain itu, sistem otomasi ini juga memungkinkan pencatatan secara real-time dan memberikan manajemen akses cepat ke informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Sistem ini juga memfasilitasi pemantauan kas dan persediaan secara langsung dan mendukung purchasing management yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan pasar.
b. Implementasi Kode Akun yang Jelas
Implementasi kode akun yang jelas menjadi langkah krusial untuk memastikan pencatatan transaksi pembelian yang terstruktur dan terorganisir. Dengan menetapkan kode unik untuk setiap kategori transaksi, perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengelompokkan data keuangan dan memudahkan proses pelaporan, baik itu laporan internal atau laporan keuangan eksternal.
Selain itu, kode akun yang jelas juga membantu menyederhanakan proses pencatatan transaksi, mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan konsistensi. Implementasi kode akun yang terstruktur juga mendukung perusahaan dalam mengikuti perkembangan regulasi akuntansi dan memastikan kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan.
c. Penggunaan Pembayaran Elektronik
Dalam pencatatan transaksi pembelian, perusahaan dapat melakukan pembayaran elektronik untuk mengoptimalkan pencatatan transaksi pembelian. Dengan mengadopsi metode pembayaran elektronik, seperti transfer bank elektronik atau kartu kredit, perusahaan dapat mengurangi keterlibatan dalam transaksi tunai dan memfasilitasi pencatatan yang lebih tepat dan otomatis.
Setiap transaksi dapat dilacak dengan mudah, dan menyediakan jejak audit yang jelas untuk keperluan verifikasi dan pemantauan. Selain itu, penggunaan metode pembayaran elektronik dapat mempercepat siklus pembayaran, memastikan ketersediaan data keuangan secara real-time, dan meningkatkan likuiditas perusahaan.
d. Pengaturan Sistem Persetujuan
Pengaturan sistem persetujuan menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa setiap transaksi pembelian telah melewati proses verifikasi yang sesuai sebelum dicatat dalam sistem. Strategi ini menjadi aspek yang mendefinisikan langkah-langkah dengan persetujuan yang jelas, dan mencegah kebijakan yang tidak sesuai, penyalahgunaan, dan kesalahan pencatatan. Sistem ini dapat disesuaikan dengan tingkat kompleksitas dan nilai transaksi di setiap pembelian, sehingga dapat memberikan kontrol yang lebih baik terhadap arus kas perusahaan.
e. Rekonsiliasi Berkala
Rekonsiliasi berkala antara catatan buku besar dengan laporan bank dan pemasok menjadi langkah yang tidak boleh diabaikan untuk memastikan konsistensi antara catatan internal dan eksternal perusahaan, sehingga perusahaan dapat dengan cepat mengidentifikasi ketidaksesuaian yang mungkin terjadi.
Proses ini membantu memastikan bahwa setiap transaksi pembelian telah dicatat dengan benar dan bahwa seluruh catatan keuangan perusahaan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Rekonsiliasi berkala juga merupakan langkah proaktif untuk mendeteksi dan mencegah potensi fraud atau kesalahan sistem. Rekonsiliasi berkala akan memastikan keakuratan laporan keuangan dan membangun dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan keuangan yang tepat.
Baca juga: Berikut Alur Kerja Purchasing yang Efektif
4. Kesimpulan
Setelah kita membahas mengenai cara mencatat transaksi pembelian, pentingnya, serta strategi optimalisasi pencatatan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek pencatatan pembelian ini menjadi hal yang penting dilakukan agar dapat menjaga stabilitas keuangan bisnis, memastikan kepatuhan dan akuntabilitas perusahaan secara menyeluruh.
Anda dapat melakukan langkah-langkah penting dalam membuat pencatatan ini dan menerapkan strategi optimalisasi cara mencatat transaksi pembelian untuk memastikan kelancaran operasional, meningkatkan akurasi laporan keuangan, dan menciptakan dasar yang kokoh untuk mengambil keputusan purchasing management yang lebih baik.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 01, 2024 3 Min Read
Apa itu ERP Workflow, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Oct 30, 2024 3 Min Read
12 Rekomendasi Software Terbaik untuk Pabrik Makanan
REKOMENDASI