Rumus dan Cara Menghitung Amortisasi untuk Bisnis Properti
3 Min Read Posted on 28 Feb 2024
Daftar Isi
Untuk memahami secara mendalam nilai aset properti yang dimiliki dan pengelolaan keuangannya yang lebih efektif di bisnis properti, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghitung amortisasi yang benar dan akurat. Amortisasi sendiri adalah proses penyusutan nilai aset tidak berwujud, dan pencatatan penyusutan nilai tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Perhitungan amortisasi ini penting bagi perusahan untuk menjaga kepatuhan perpajakan dan pelaporan keuangan, juga memberikan gambaran mengenai kesehatan finansial dan efisiensi operasional bisnis. Pembahasan berikut ini akan menjelaskan secara mendalam mengenai contoh, langkah dan cara menghitungnya menggunakan rumus amortisasi akurat untuk bisnis properti Anda.
1. Contoh Amortisasi
Sebelum memahami cara menghitung amortisasi, Anda harus mengetahui contoh aset tidak berwujud yang sering ditemui dalam industri properti. Berikut adalah penjelasan mengenai contoh amortisasi di bisnis properti yang masing-masingnya memainkan peran krusial dalam akuntansi properti dan manajemen keuangan.
a. Biaya Pendirian
Contoh amortisasi yang pertama adalah biaya pendirian yang mencakup berbagai pengeluaran untuk mendirikan sebuah entitas bisnis properti, seperti biaya legal, biaya pendaftaran, dan biaya administratif lainnya. Amortisasi biaya pendirian dilakukan untuk mengalokasikan pengeluaran ini selama beberapa tahun, sehingga dapat menggambarkan pemanfaatan jangka panjang dari upaya pendirian tersebut.
b. Goodwill
Goodwill menjadi contoh amortisasi yang sering muncul dalam bisnis properti ketika sebuah perusahaan melakukan akuisisi pada perusahaan lain dengan harga yang melebihi nilai buku aset bersihnya. Goodwill sendiri dapat menggambarkan nilai aset intangible, seperti reputasi, lokasi strategis, dan hubungan pelanggan yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah dan terukur.
Amortisasi goodwill dilakukan dengan mengalokasikan biaya ini selama masa umur ekonomis aset yang diestimasi, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengakui penurunan nilai goodwill secara bertahap. Hal ini akan membantu dalam menyajikan laba operasional yang lebih representatif terhadap kondisi bisnis yang sebenarnya
c. Hak atas Tanah
Hak dan tanah, seperti hak sewa atau hak pakai menjadi salah satu contoh amortisasi yang memiliki periode manfaat yang terbatas. Amortisasi hak atas tanah dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan hak tersebut sepanjang masa manfaatnya. Proses ini menggambarkan penggunaan hak tanah seiring waktu, dan memastikan bahwa biaya tersebut telah diakui sesuai dengan periode dimana umur ekonomis diperoleh.
Proses amortisasi hak atas tanah ini dapat membantu dalam memberikan gambaran akurat mengenai biaya operasional properti, dan juga membantu dalam menghindari distorsi pada laba tahunan perusahaan akibat pengakuan biaya yang lebih besar pada awal periode.
d. Biaya Pengembangan Proyek
Contoh amortisasi yang terakhir adalah biaya pengembangan, mencakup semua pengeluaran yang berkaitan dengan pengembangan proyek seperti perencanaan, perizinan, dan pengujian. Proses amortisasi untuk biaya pengembangan ini memungkinkan alokasi biaya-biaya ini sepanjang umur ekonomisnya yang dikembangkan.
Hal ini memberikan gambaran mengenai kontribusi biaya pengembangan terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh proyek tersebut seiring berjalannya waktu. Perusahaan juga dapat menghindari fluktuasi tajam dalam laba bersih yang disebabkan oleh pengakuan biaya pengembangan yang besar pada suatu periode.
2. Langkah Menghitung Amortisasi
Untuk mengetahui cara menghitung amortisasi di bisnis properti, Anda melakukan beberapa langkah berikut untuk memastikan bahwa nilai aset tidak berwujud atau intangible dapat dialokasikan dengan baik selama umur ekonomis asetnya. Berikut ini adalah langkah-langkah strategis yang dapat Anda lakukan:
a. Identifikasi Aset Tidak Berwujud
Langkah menghitung amortisasi yang pertama adalah melakukan identifikasi aset tidak berwujud yang dimiliki oleh pelaku bisnis properti. Aset intangible ini dapat berbagai macam contoh amortisasi, seperti goodwill hasil akuisisi, hak atas tanah mencakup hak sewa dan hak pakai, biaya pendirian, dan biaya pengembangan proyek.
b. Tentukan Biaya Perolehan Aset
Langkah selanjutnya dalam menghitung biaya amortisasi adalah menghitung perolehan aset yang dimiliki perusahaan. Biaya tersebut termasuk harga pembelian, biaya hukum, biaya registrasi, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan perolehan aset dalam properti.
c. Estimasi Umur Ekonomis Aset
Setelah mengidentifikasi aset intangible dan menentukan biaya perolehan aset, tahapan cara menghitung amortisasi berikutnya melakukan estimasi umur ekonomis aset. Dimana periode waktu aset diharapkan memberikan manfaat ekonomis kepada perusahaan. Estimasi ini dapat dilihat berdasarkan pengalaman, standar industri atau pedoman regulasi yang berlaku.
d. Pilih Metode Amortisasi
Selanjutnya Anda dapat memilih metode amortisasi yang akan digunakan, seperti metode garis lurus dimana biaya amortisasi dialokasikan secara merata selama umur ekonomisnya. Bisa juga menggunakan metode saldo menurun atau metode jumlah angka tahunan, tergantung pada karakteristik aset properti yang dimiliki, dan preferensi akuntansi perusahaan.
e. Hitung Biaya Amortisasi
Setelah tahapan sebelumnya selesai dilakukan, Anda dapat menghitung biaya amortisasi tahunan dengan metode yang dipilih. Anda dapat menggunakan rumus amortisasi berikut, dengan metode umum yaitu metode metode garis lurus. Berikut rumus amortisasi yang harus Anda pahami:
f. Lakukan Penyesuaian Jurnal
Setelah melakukan perhitungan biaya amortisasi, Anda dapat mencatat hasil perhitungan amortisasi ke dalam entri jurnal aset properti. Biasanya hasil amortisasi ini melibatkan debit akun beban amortisasi dan kredit ke akun akumulasi dari perhitungan amortisasi.
g. Tinjau dan Sesuaikan Secara Berkala
Langkah terakhir cara menghitung amortisasi adalah melakukan peninjaunan nilai aset intangible dan estimasi umur ekonomisnya secara berkala. Tahapan ini akan memastikan bahwa biaya amortisasi masih menggambarkan situasi ekonomi dan operasional aset properti dengan akurat. Jika ada perubahan yang signifikan, Anda dapat melakukan penyesuaian perhitungan amortisasi sesuai kebutuhan.
3. Cara Menghitung Amortisasi
Setelah mengetahui langkah perhitungannya, saatnya kita pahami bagaimana cara menghitung amortisasi dengan benar. Disini kita akan menguraikan contoh perhitungan amortisasi berdasarkan skenario fiktif yang telah dibuat. Berikut ini adalah contoh dan cara menghitung amortisasi properti:
Diketahui, bahwa sebuah perusahaan properti memiliki hak aset tanah sebagai hak paten yang memiliki masa umur ekonomis aset selama 10 tahun dengan pembelian sejumlah Rp500.000.000, dan nilai sisa setelah umur ekonomisnya adalah Rp50.000.000. Dengan rumus amortisasi yang telah diuraikan sebelumnya, biaya tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Dari perhitungan ini, dapat dihasilkan amortisasi per-tahun untuk hak aset tanah sebagai hak paten adalah senilai Rp45.000.000. Hal ini berarti setiap tahunnya, pemilik aset dapat mengalokasikan Rp45.000.000 sebagai pengurangan nilai aset akibat dari pemakaian seiring berjalannya waktu.
4. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas mengenai berbagai contoh amortisasi, langkah dan cara hitungnya menggunakan rumus amortisasi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa amortisasi sebagai proses sistematis pengalokasian biaya aset tidak berwujud memiliki beberapa contoh dan perhitungannya, untuk memungkinkan perusahaan untuk mengatur beban biaya tersebut secara efektif dalam laporan keuangan.
Anda dapat melakukan strategi dan langkah-langkah perhitungan dengan akurat untuk memastikan bahwa hasil amortisasi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan dapat menggambarkan posisi finansial bisnis dengan tepat, mematuhi standar akuntansi, dan memberikan informasi yang berguna bagi pemangku kepentingan.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 08, 2024 3 Min Read
Apa itu Order to Cash: Pengertian, Proses, dan Contohnya
Nov 08, 2024 3 Min Read
Breakdown Maintenance: Fungsi dan Proses Optimalkannya
Nov 07, 2024 3 Min Read
20 Rekomendasi Aplikasi Kontraktor Terbaik di Tahun 2024
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
REKOMENDASI