Pengertian Biaya Marginal dan Pengelolaannya di Bisnis
3 Min Read Posted on 27 Oct 2023
Daftar Isi
Dalam dunia bisnis manufaktur yang semakin kompetitif, pengelolaan biaya menjadi hal yang sangat krusial untuk kesuksesan perusahaan. Salah satunya, pengelolaan biaya marginal yang harus diperhatikan lebih baik karena biaya tersebut menjadi penentu keberhasilan finansial pada suatu bisnis dalam jangka panjang.
Marginal cost menjadi aspek penting dalam mengambil keputusan strategis seperti penetapan harga, volume produksi, dan efisiensi operasional. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian biaya marginal serta fungsi, faktor penentu dan strategi pengelolaannya agar dapat membantu perusahaan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
1. Pengertian Biaya Marginal
Biaya marginal adalah biaya yang merujuk pada biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit tambahan dari produk tertentu. Marginal cost menjadi komponen yang mempengaruhi berjalannya bisnis manufaktur, sehingga efisiensi dalam pengelolaannya harus diperhatikan lebih baik agar tidak berdampak pada operasional bisnis.
Dalam pengelolaannya, biaya ini memiliki dua konsep kategori: yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah dengan jumlah produksi, seperti sewa pabrik, gaji tetap, dan pajak properti. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang berfluktuasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan bahan pembantu.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang marginal cost, perusahaan manufaktur dapat mengidentifikasi titik di mana produksi unit tambahan menjadi tidak efektif, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengatasi masalah tersebut. Selain itu, pemahaman ini juga dapat mengelola proses produksi dan manajemen biaya agar dapat menciptakan dasar yang kuat untuk keberhasilan bisnis jangka panjang.
2. Fungsi Biaya Marginal
Fungsi marginal cost menjadi konsep yang sangat penting dalam bisnis manufaktur, sehingga perusahaan perlu memahami peran dan fungsi biaya ini untuk mengoptimalkan keputusan strategis mereka. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang fungsi marginal cost dalam bisnis manufaktur.
a. Penentu Keputusan Volume Produksi
Salah satu fungsi paling kritis dari biaya ini adalah membantu perusahaan menentukan volume produksi yang optimal. Dengan menganalisis biaya tambahan yang timbul saat meningkatkan produksi, perusahaan dapat menentukan titik di mana biaya tambahan lebih besar dari keuntungan yang dihasilkan oleh peningkatan produksi.
Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih bijak tentang berapa banyak unit yang harus diproduksi untuk mencapai profitabilitas maksimal. Sebagai contoh, jika marginal cost lebih rendah daripada harga jual produk, maka peningkatan volume produksi mungkin merupakan keputusan yang tepat.
b. Penetapan Harga yang Optimal
Fungsi biaya ini juga memegang peran kunci dalam penetapan harga produk. Perusahaan harus memahami biaya tambahan yang timbul saat memproduksi unit tambahan untuk menentukan harga jual yang sesuai. Dengan menganalisis biaya tambahan, perusahaan dapat menentukan harga yang dapat menghasilkan margin keuntungan yang diinginkan.
Jika biaya tambahan meningkat secara signifikan saat volume produksi ditingkatkan, perusahaan mungkin harus menetapkan harga yang lebih tinggi untuk menjaga profitabilitas. Hal ini memastikan bahwa harga yang ditetapkan adalah cerminan biaya aktual yang dikeluarkan untuk memproduksi produk.
c. Manajemen Inventaris yang Efisien
Fungsi marginal cost juga sangat relevan dalam manajemen inventaris sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan biaya penyimpanan dan biaya modal yang diperlukan untuk menjaga inventaris. Jika persediaan gudang kehabisan stok barang, perusahaan dapat menganalisis biaya tambahan yang timbul dan pengelolaan inventory pun menjadi lebih efisien. Dengan cara ini juga, perusahaan dapat menghindari overstocking yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi atau understocking yang berisiko kehilangan pelanggan.
d. Analisis Titik Impas (Break-even Analysis)
Fungsi biaya ini juga digunakan dalam analisis titik impas, yang membantu perusahaan menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas, di mana pendapatan sama dengan biaya. Ini menjadi langkah penting dalam perencanaan bisnis dan memberikan gambaran tentang seberapa banyak produk yang perlu dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Dengan pemahaman yang baik tentang biaya tambahan, perusahaan dapat merinci asumsi-asumsi dalam analisis titik impas dan membuat perencanaan bisnis yang lebih realistis.
3. Faktor Penentu Biaya Marginal
Biaya marginal adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit tambahan dari produk tertentu dengan mengacu pada beberapa faktor penentu. Pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi biaya tambahan ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi cara untuk mengoptimalkan produksi, menekan biaya, dan memaksimalkan laba. Penjelasan ini akan menjelaskan beberapa faktor penentu tersebut dengan baik.
a. Bahan Baku dan Kualitasnya
Salah satu faktor utama yang memengaruhi biaya tambahan adalah bahan baku dan kualitasnya. Kualitas bahan baku yang buruk atau tidak sesuai dapat mengakibatkan peningkatan limbah dan produksi produk cacat. Biaya tambahan yang timbul akibat penggunaan bahan baku tambahan atau pembuangan produk cacat dapat secara signifikan meningkatkan biaya marginal. Oleh karena itu, pemilihan pemasok yang andal dan bahan baku berkualitas tinggi menjadi penting dalam mengendalikan biaya ini.
b. Tenaga Kerja dan Produktivitas
Tenaga kerja menjadi komponen penting dalam biaya produksi manufaktur dan produktivitas tenaga kerja langsung memengaruhi marginal cost, maka jika karyawan bekerja lebih efisien, biaya per unit dapat dikurangi. Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas melalui pelatihan, pengembangan, dan otomatisasi dapat membantu mengendalikan biaya ini. Selain itu, pemahaman akan biaya tambahan yang timbul dari lembur atau penggunaan pekerja kontrak juga diperlukan dalam analisis marginal cost.
c. Overhead Produksi
Overhead produksi mencakup biaya yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku atau tenaga kerja langsung, seperti biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan peralatan, dan biaya administratif produksi. Pemantauan dan pengendalian overhead produksi merupakan faktor penting dalam menentukan marginal cost. Perusahaan harus mencari cara untuk mengurangi biaya overhead produksi yang tidak perlu, seperti energi yang terbuang atau pemeliharaan yang berlebihan, karena ini dapat meningkatkan marginal cost yang tidak diperlukan.
d. Kapasitas Pabrik
Kapasitas pabrik adalah kapasitas maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik dalam periode tertentu. Kapasitas ini memengaruhi marginal cost dalam dua cara. Pertama, jika pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh, biaya per unit mungkin lebih tinggi karena biaya tetap harus didistribusikan ke jumlah produksi yang lebih rendah. Kedua, jika kapasitas pabrik telah mencapai batas maksimumnya, marginal cost tambahan yang timbul mungkin akan sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola kapasitas pabrik dengan bijak agar dapat meminimalkan marginal cost.
e. Skala Produksi
Skala produksi merupakan volume produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam beberapa kasus, produksi dalam skala besar dapat mengurangi biaya per unit, sehingga mengurangi marginal cost. Namun, perusahaan harus mempertimbangkan permintaan pasar yang sesuai dengan skala produksi, sehingga perusahaan tidak memproduksi lebih dari yang dapat dijual. Penentuan skala produksi yang optimal adalah langkah penting dalam mengendalikan marginal cost.
4. Strategi Pengelolaan Biaya Marginal
Pengelolaan marginal cost adalah langkah penting dalam memastikan keberlanjutan dan profitabilitas bisnis manufaktur. Biaya marginal adalah biaya yang berkaitan dengan biaya tambahan yang timbul pada saat proses produksi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana perusahaan manufaktur dapat mengelola biaya tambahan dengan baik. Simak penjelasan berikut ini!
a. Pengendalian Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang menjadi komponen dalam pengelolaan marginal cost. Untuk mengelola biaya ini dengan baik, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor. Seperti, pemilihan pemasok yang andal dan bahan baku berkualitas tinggi menjadi langkah awal yang penting dalam pengendalian biaya ini.
Bahan baku yang buruk atau tidak sesuai dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi, limbah, dan produk cacat. Selain itu, manajemen inventaris bahan baku yang efisien dapat membantu menghindari kekurangan stok atau overstocking, sehingga dapat berpengaruh pada pengelolaan marginal cost.
b. Optimasi Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja menjadi faktor penting lainnya dalam marginal cost. Dengan mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, biaya marginal dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini juga dapat melibatkan pelatihan karyawan untuk meningkatkan produktivitas, penggunaan otomatisasi yang sesuai, dan perencanaan tenaga kerja yang efisien. Selain itu, perusahaan perlu memantau dan mengelola biaya tambahan yang timbul dari lembur atau penggunaan pekerja kontrak.
c. Pemantauan Overhead Produksi
Overhead produksi mencakup biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, termasuk biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan peralatan, dan biaya administratif produksi. Pengelolaan biaya overhead yang efisien menjadi kunci dalam mengendalikan biaya tambahan. Perusahaan harus mengevaluasi setiap komponen overhead dan mencari cara untuk mengurangi biaya yang tidak perlu, seperti efisiensi energi, pemeliharaan terjadwal, dan penggunaan teknologi yang lebih hemat biaya.
d. Pengukuran Kinerja dan Pengurangan Biaya Marginal
Pemantauan kinerja produksi secara rutin dan analisis biaya tambahan menjadi langkah penting dalam pengelolaan marginal cost. Dengan menganalisis biaya tambahan yang timbul dari waktu ke waktu, perusahaan dapat mengidentifikasi biaya yang keluar sia-sia dan mencari cara untuk menguranginya. Seperti penggunaan analisis varian, yang memungkinkan perusahaan untuk memahami perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang diharapkan, dan bertindak untuk mengurangi varian tersebut.
e. Investasi dalam Teknologi dan Inovasi
Investasi dalam teknologi dan inovasi baru adalah cara lain untuk mengelola biaya marginal. Mesin otomatis, robotika, dan sistem manufaktur yang canggih dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya tenaga kerja. Selain itu, inovasi dalam proses produksi dan penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan dapat membantu mengurangi marginal cost dalam jangka panjang.
5. Kesimpulan
Dari artikel diatas mengenai pengertian biaya marginal serta fungsi, faktor penentu, dan bagaimana strategi pengelolaannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya marginal adalah biaya yang menjadi faktor dalam mencapai efisiensi operasional dan profitabilitas yang optimal. Strategi yang tepat dalam mengelola biaya ini akan mencapai efisiensi produksi, dan tetap bersaing dalam pasar yang terus berubah.
Perusahaan harus berfokus pada pengendalian biaya bahan baku, mengoptimalkan tenaga kerja, mengelola overhead dengan bijak, dan berinvestasi dalam inovasi dan teknologi. Selain itu, pemantauan kinerja produksi secara rutin dan analisis marginal cost yang berkelanjutan membantu mengidentifikasi penyia-siaan biaya dan mencari cara untuk menguranginya.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI