Apa itu Metode FIFO dan LIFO di Gudang?
3 Min Read Posted on 14 Apr 2023
Daftar Isi
Istilah FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out) bukan lagi hal yang asing dalam proses manajemen inventory. Kedua metode ini sangat sering digunakan di berbagai industri. Meski bertujuan untuk mengatur stok barang dan memastikan kelancaran operasional, tentu masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Artikel ini akan membahas lebih dalam berkaitan dengan apa itu FIFO dan LIFO, perbedaan kedua metode tersebut, bahkan juga disertakan kelebihan dan kekurangannya. Dengan ini, diharapkan Anda dapat memilih metode yang paling sesuai untuk kesuksesan manajemen gudang di perusahaan.
1. Apa itu Metode FIFO dan LIFO?
Metode FIFO merupakan manajemen persediaan yang mengikuti prinsip First In First Out. Prinsip ini mengacu pada konsep bahwa barang yang masuk pertama kali akan dijual terlebih dulu. Metode ini umum digunakan dalam manajemen gudang karena sesuai dengan aliran fisik barang yang dijual. Nah, industri yang biasanya menggunakan metode satu ini adalah F&B. Untuk lebih mudah dalam memahaminya, perhatikan pembahasan detailnya pada contoh kasus berikut.
PT. Makanan Sehat adalah perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan berbagai jenis makanan kemasan seperti sereal, makanan ringan, dan bahan makanan kemasan lainnya. Dimana masing-masing produknya memiliki tanggal kedaluwarsa. Sehingga, penting untuk memastikan bahwa barang yang masuk pertama kali juga harus keluar pertama kali. Hal ini penting untuk melancarkan perputaran barang dan meningkatkan penjualan.
Setelah memahami FIFO, sekarang saatnya Anda mengetahui apa itu LIFO secara mendalam. Metode gudang satu ini memiliki konsep yang berkebalikan dari sebelumnya. Metode LIFO atau Last In First Out adalah barang yang masuk terakhir akan dijual terlebih dahulu. Metode ini adalah strategi yang ampuh untuk menghadapi inflasi dan mengoptimalkan penyimpanan. Biasanya metode satu ini diterapkan pada bisnis konstruksi. Mari simak contoh kasus berikut ini!
CV. Bina Bangun adalah perusahaan yang menyediakan berbagai jenis material bangunan, seperti semen, cat, keramik, dan alat-alat konstruksi. Dalam industri ini, produk tidak selalu sensitif terhadap tanggal kedaluwarsa, namun seringkali ada perubahan model atau spesifikasi teknis yang membuat produk terbaru lebih diminati. Maka dari itu, perusahaan ini menerapkan LIFO untuk memastikan produk terbaru tersedia untuk pelanggan. Cara ini membantu perusahaan mengurangi dampak inflasi pada harga pokok penjualan, karena harga semen yang baru lebih mencerminkan kondisi pasar saat ini.
Baca juga: Mengenal Metode FIFO di Manajemen Barang
2. Perbedaan FIFO dan LIFO
Kedua metode tersebut tentu memiliki perbedaan signifikan dari beberapa aspek. Akan dibahas lebih detail perbedaannya dari segi cara kerja, harga pokok penjualan, stok barang yang dijual, cara meninjau inventaris, dan akibat yang dirasakan dari inflasi & deflasi. Dengan cara ini, Anda bisa mempertimbangkan apa itu LIFO atau apa itu metode FIFO yang lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis.
a. Cara Kerja Metode
Perbedaan FIFO dan LIFO yang paling utama tentu saja terkait dengan cara pengelolaan persediaan barang dalam bisnis. Pada pembahasan apa itu FIFO dan LIFO sudah dijelaskan sedikit terkait hal ini. Pada FIFO proses menjual barang disesuaikan dengan urutan kedatangannya. Barang yang masuk pertama kali akan dijual terlebih dahulu. Dikarenakan metode ini mengikuti aliran masuk barang, maka peninjauan stok persediaan menjadi lebih mudah. Perlu diingat bahwa metode ini lebih cocok untuk produk yang memiliki sensitivitas waktu atau kualitas produk bergantung terhadap lama penyimpanan.
Sebaliknya, cara LIFO berfokus dengan menjual barang yang masuk terakhir dulu. Pada praktiknya, metode ini tidak mengikuti aliran fisik barang secara alami dan memerlukan pemantauan yang lebih ketat dalam peninjauan inventaris. Namun, LIFO memiliki keunggulan dalam menghadapi inflasi dan mengoptimalkan penyimpanan, terutama pada industri yang mengalami fluktuasi harga yang signifikan, seperti bisnis konstruksi atau bahan mentah.
b. Harga Pokok Penjualan
Dalam metode FIFO, harga pokok penjualan dihitung berdasarkan harga barang yang masuk pertama kali, sehingga mencerminkan biaya historis yang lebih lama. Dalam kondisi deflasi, metode ini menghasilkan laba yang lebih tinggi karena harga pokok penjualan lebih rendah. Namun, dalam situasi inflasi, cara ini akan menghasilkan laba yang lebih rendah karena harga pokok penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan metode LIFO.
Sementara itu, LIFO menghitung harga pokok penjualan berdasarkan harga barang yang masuk terakhir, sehingga mencerminkan biaya yang lebih aktual. Dalam kondisi inflasi, metode ini memiliki keunggulan mengurangi dampak inflasi pada harga pokok penjualan. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan cara ini akan mencatat laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode FIFO. Sebaliknya LIFO akan menghasilkan laba yang lebih rendah saat deflasi karena harga pokok penjualan lebih tinggi.
c. Stok Barang yang Dijual
Selanjutnya, perbedaan FIFO dan LIFO yang paling menonjol juga terletak pada umur dan harga barang. Karena FIFO menggunakan konsep barang yang masuk pertama kali akan dijual terlebih dahulu, maka stok barang yang dijual cenderung lebih tua dan mencerminkan harga historis yang lebih lama. Sedangkan metode LIFO menjual barang yang masuk terakhir terlebih dahulu, maka stok barang yang dijual cenderung lebih baru dan mencerminkan harga yang lebih aktual.
d. Cara Meninjau Inventaris
Peninjauan inventaris cenderung lebih mudah dilakukan pada metode FIFO. Ini dikarenakan barang yang masuk pertama kali akan dijual terlebih dahulu, sesuai dengan aliran barang secara alami. Membuat perusahaan lebih mudah dalam melacak barang yang dijual serta memantau sisa persediaan.
Sedangkan pada LIFO, memerlukan pemantauan yang lebih ketat karena barang yang masuk terakhir akan dijual dulu. Sehingga perusahaan perlu mengidentifikasi dan melacak barang terbaru yang harus dijual, yang bisa menjadi lebih kompleks dan memerlukan sistem manajemen inventory yang lebih rinci. Selain itu, Anda juga perlu memastikan bahwa barang yang lebih lama dalam persediaan tetap dalam kondisi yang bagus.
e. Inflasi dan Deflasi
Dalam kondisi inflasi, yaitu ketika harga barang meningkat, teknik FIFO akan menghasilkan laba yang lebih rendah dibandingkan dengan LIFO. Hal ini disebabkan karena FIFO menjual barang dengan harga historis yang lebih lama dan lebih rendah, sehingga harga pokok penjualan menjadi lebih tinggi dan laba lebih rendah.
Namun, dalam kondisi deflasi, yaitu ketika harga barang menurun, FIFO akan menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara LIFO. Karena metode ini menjual barang dengan harga historis yang lebih lama dan lebih tinggi, harga pokok penjualan menjadi lebih rendah dan laba lebih tinggi.
3. Kelebihan FIFO atau LIFO
Salah satu kelebihan teknik FIFO adalah mencerminkan aliran fisik barang yang lebih alami, sehingga memudahkan Anda dalam melacak barang yang dijual dan memantau sisa persediaan. Selain itu, metode ini juga lebih sesuai untuk produk yang memiliki sensitivitas waktu, karena barang yang lebih lama akan dijual lebih dulu sebelum menjadi rusak atau tidak layak dijual. Sering digunakan pada industri restoran atau obat-obatan.
Kelebihan metode LIFO terletak pada kemampuannya untuk mengurangi dampak inflasi pada harga pokok penjualan, terutama dalam kondisi inflasi yang signifikan. Caranya dengan menjual barang dengan harga yang lebih baru dan lebih tinggi, sehingga harga pokok penjualan lebih rendah dan laba lebih tinggi. Teknik ini lebih cocok untuk industri yang mengalami fluktuasi harga, seperti industri manufaktur atau bahan mentah.
4. Kekurangan FIFO atau LIFO
Kekurangan FIFO terdapat pada harga pokok penjualan. Metode ini dapat menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih rendah, sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi pada kondisi deflasi. Namun, dalam situasi inflasi, teknik ini dapat menghasilkan laba yang lebih rendah karena harga pokok penjualan lebih tinggi.
Untuk teknik LIFO, penggunaannya memerlukan pemantauan inventaris yang lebih ketat dan sistem pencatatan yang lebih rinci. Selain itu, juga tidak sesuai untuk produk dengan sensitivitas waktu. Kelemahan ini bisa diatasi jika Anda dapat memilih software ERP yang paling tepat.
5. Kesimpulan
Perbandingan kedua metode di atas menunjukkan kalau masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode persediaan yang sesuai sangat bergantung pada kebutuhan bisnis dan industri yang Anda jalankan. Perhatikan karakteristik produk, kebutuhan operasional, dan tujuan bisnis supaya dapat memilih metode yang tepat. Dengan demikian, stok barang akan terjaga kualitasnya, kepuasaan pelanggan juga akan semakin meningkat. Kondisi ini akan meningkatkan penjualan serta pertumbuhan bisnis Anda.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI