Demand Pull Inflation Adalah: Cari Tahu Cara Pengendaliannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Di dunia bisnis yang terus berkembang, sistem manajemen gudang menjadi faktor kunci dalam memastikan kelancaran rantai pasokan dan pemenuhan permintaan pelanggan. Tetapi, dalam pengelolaannya perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan internal maupun eksternal yang dapat berdampak pada operasional gudang. Seperti adanya tantangan demand pull inflation.

Demand pull inflation atau inflasi permintaan ini dapat terjadi ketika permintaan konsumen meningkat secara tajam melebihi kapasitas produksi atau persediaan yang tersedia. Fenomena ini bukan hanya berpengaruh pada tingkat harga, tetapi akan berdampak juga pada operasional gudang secara menyeluruh. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut apa itu demand pull inflation dan bagaimana pengendaliannya untuk manajemen gudang Anda.

starsKey Takeaways
  • Demand pull inflation adalah jenis inflasi yang terjadi ketika permintaan agregat melebihi penawaran agregat, menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.
  • Penyebab demand pull inflation: Pertumbuhan ekonomi, permintaan meningkat, government spending meningkat, ekspektasi inflasi, fluktuasi mata uang, supply mata uang.
  • Cara mengatasi demand pull inflation meliputi meningkatkan suku bunga, mengurangi government spending, meningkatkan pajak pendapatan.
  • Software manajemen inventaris ScaleOcean dapat membantu perusahaan mengelola persediaan secara efisien dan merespons peningkatan permintaan secara cepat.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Demand Pull Inflation?

Demand pull inflation adalah sebuah fenomena dalam ekonomi di mana angka demand agregat yang beredar melampaui angka supply yang tersedia, sehingga harga barang atau jasa tertentu meningkat. Secara singkat, fenomena ini adalah situasi di mana aset penduduk melebihi ketersediaan.

Inflasi permintaan dapat berpengaruh signifikan pada ketidakstabilan dalam perencanaan persediaan. Ketika harga bahan baku atau produk yang tersimpan di gudang naik secara tajam, maka biaya produksi dan biaya pengeluaran gudang juga akan meningkat. Sehingga, Anda harus mempertimbangkan dampak inflasi ini pada anggaran operasional dan memutuskan apakah harus menyesuaikan persediaan.

Selain itu, inflasi permintaan ini juga dapat berakibat pada kebijakan penetapan harga dalam manajemen gudang. Anda harus lebih memperhatikan keseimbangan antara keuntungan dan kualitas layanan dalam manajemen gudang untuk mengatasi lonjakan permintaan ini.

Manajemen gudang harus terus memantau kondisi ekonomi dan faktor-faktor yang dapat memicu demand pull inflation. Dengan pemahaman yang baik tentang fenomena ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga manajemen demand dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan dalam situasi inflasi yang berfluktuasi.

2. Penyebab Demand Pull Inflation

Berikut adalah penyebab demand pull inflation.

Demand pull inflation adalah konteks yang merujuk pada kenaikan harga bahan baku, komponen produk, atau barang jadi yang disebabkan oleh peningkatan tiba-tiba dan signifikan dalam permintaan pelanggan yang melebihi kapasitas produksi atau persediaan yang tersedia. Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu Anda untuk merancang strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan inflasi:

a. Pertumbuhan Ekonomi

Ketika ekonomi sebuah negara sedang bertumbuh, maka purchasing power penduduknya cenderung juga akan bertumbuh. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi biasanya didorong oleh perkembangan lapangan kerja, gaji yang lebih tinggi, serta purchasing power yang lebih tinggi juga, sehingga angka demand terus meningkat meskipun supply masih stagnan.

b. Peningkatan Permintaan Konsumen

Salah satu penyebab utama inflasi permintaan adalah peningkatan tiba-tiba dalam permintaan konsumen terhadap produk tertentu. Permintaan yang meningkat ini dapat terjadi karena beberapa aspek seperti, perubahan tren, iklan yang sukses, atau peristiwa khusus yang dapat memicu lonjakan permintaan.

Untuk mengelola lonjakan permintaan ini dengan lebih efektif, perusahaan perlu memantau data stok barang masuk dan keluar, yang memberikan gambaran yang jelas tentang aliran barang, sehingga dapat merencanakan pengadaan dan distribusi produk dengan lebih tepat.

c. Government Spending Meningkat

Tentu saja, selain meningkatnya permintaan dari sektor swasta atau private sector, pemerintah juga dapat memunculkan demand-nya sendiri. Ketika pemerintah melakukan insentif pembangunan, contohnya proyek infrastruktur seperti program 3 juta rumah Pak Prabowo, angka permintaan atas bahan baku atau jasa tertentu akan meningkat secara drastis, sehingga inflasi juga ikut meningkat.

d. Ekspektasi Inflasi

Masyarakat umum, terutama mereka yang aktif di pasar saham dan moving assets lainnya, cenderung akan memiliki ekspektasi tingkat inflasi di masa mendatang. Apabila konsensus masyarakat adalah bahwa inflasi akan meningkat, yakni kekuatan mata uang yang menyusut, maka mereka akan melakukan belanja lebih banyak sebelum melemahnya mata uang dan meningkatkan harga barang dan jasa.

e. Fluktuasi Mata Uang

Penyebab selanjutnya dalam demand pull inflation adalah fluktuasi atau perubahan nilai mata uang yang dapat mempengaruhi harga produk dan bahan baku yang diimpor. Ketika mata uang melemah, biaya impor dapat meningkat sehingga dapat mengakibatkan kenaikan harga pada produk.

f. Meningkatnya Jumlah Uang yang Beredar

Pemerintah terkadang akan mencetak lebih banyak jumlah mata uangnya baik sebagai upaya untuk meningkatkan spending, atau untuk mengatasi permasalahan tertentu. Hal tersebut berarti supply mata uang akan meningkat, sehingga penduduk memiliki lebih banyak kas untuk berbelanja. Namun, supply barang dan jasa cenderung stagnan, sehingga harga akan meningkat.

3. Dampak Demand Pull Inflation

Dampak dari inflasi permintaan dalam manajemen gudang akan sangat signifikan dan kompleks. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa dampak yang perlu Anda ketahui agar dapat mengelola gudang dengan lebih efektif dalam situasi inflasi. Simak penjelasan lebih dalam berikut ini!

a. Perencanaan Persediaan yang Tidak Stabil

Demand pull inflation dapat mengakibatkan fluktuasi tajam dalam harga bahan baku dan produk jadi sehingga membuat perencanaan persediaan menjadi lebih sulit. Perencanaan persediaan dapat dilakukan secara efektif dengan perhitungan fill rate yang sesuai dan memprediksi kenaikan harga yang mungkin terjadi. Perencanaan yang kurang akurat dapat mengakibatkan kekurangan persediaan atau penumpukan barang yang tidak terjual.

b. Penetapan Harga yang Tidak Konsisten

Dalam upaya untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku atau komponen, perusahaan dapat mendorong untuk menaikkan harga produk. Namun, menaikkan harga terlalu tajam dapat mengurangi daya saing di pasar. Sehingga Anda harus berkolaborasi dengan tim pemasaran untuk menemukan strategi penetapan harga yang seimbang.

Hal ini penting untuk menghindari overstock, di mana barang yang berlebihan dalam persediaan dapat mengikat modal dan menyebabkan kerugian jika tidak dikelola dengan bijak, terutama ketika harga dinaikkan terlalu tinggi dan permintaan berkurang.

c. Pengaruh Terhadap Biaya Operasional

Dalam situasi inflasi, biaya operasional gudang seperti biaya tenaga kerja, transportasi, dan penyimpanan dapat meningkat sehingga mengurangi margin keuntungan perusahaan. Anda perlu memantau dengan cermat biaya-biaya yang meningkat dan mencari solusi yang tepat untuk menguranginya jika memungkinkan.

Anda bisa memahami fungsi data warehouse untuk membantu mengelola dan menganalisis data operasional gudang, sehingga memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan dan biaya dapat dikurangi.

d. Kualitas Layanan Pelanggan

Jika permintaan pelanggan meningkat secara signifikan, gudang harus siap untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan ini dengan cepat. Jika tidak, kualitas pelayanan pada pelanggan akan menurun dan pelanggan akan mencari pemasok alternatif. Anda harus memastikan bahwa sistem manajemen gudang dapat menangani lonjakan permintaan tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Penting untuk memastikan persediaan selalu siap untuk permintaan dengan melakukan stock taking secara rutin, yang membantu dalam memantau ketersediaan barang dan memastikan stok selalu terjaga sesuai kebutuhan pasar.

Warehouse

4. Cara Mengatasi Demand Pull Inflation

Pengendalian demand pull inflation adalah langkah yang penting untuk menjaga stabilitas operasional dan menghindari dampak negatif pada rantai pasokan. Inflasi permintaan dapat mengakibatkan peningkatan harga bahan baku dan produk jadi yang dapat mempengaruhi pengendalian persediaan, penetapan harga, dan operasional gudang secara keseluruhan:

a. Meningkatkan Suku Bunga

Salah satu “senjata” utama pemerintah yang sering digunakan untuk mengendalikan tingkat inflasi adalah suku bunga. Ketika inflasi terus-menerus meningkat, bank sentral biasanya akan meningkatkan tingkat suku bunga untuk mengurangi angka pinjaman yang dilakukan, terutama oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan kas yang berkurang akan beralih ke spending yang berkurang juga, yakni memberikan ruang lega untuk supply.

b. Mengurangi Government Spending

Dikarenakan dampaknya yang signifikan pada pasar dan ekonomi negara, pemerintah jarang melakukan proyek-proyek besar saat ekonomi sedang berkembang sebab inflasi pada saat itu relatif tinggi. Melainkan sebaliknya, pemerintah akan menurunkan government spending sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat inflasi.

c. Meningkatkan Pajak Pendapatan

Cara lain untuk membatasi pertumbuhan tingkat inflasi adalah dengan meningkatkan pajak pendapatan, baik dari segi individu atau institusi. Meskipun angka pendapatan mereka meningkat, adanya pajak pendapatan yang lebih tinggi menurunkan atau mempertahankan daya beli mereka dekat ke level sebelumnya, sehingga demand masih relatif stabil meskipun ekonomi bertumbuh.

5. Contoh Kasus Demand Pull Inflation

Contoh demand pull inflation dapat dengan mudah dilihat melalui efek pandemi COVID-19 terhadap ekonomi pada beberapa tahun belakang ini. Pada maret 2020 ketika virus tersebut dikabarkan resmi, penduduk dunia melakukan panic buying terhadap kebutuhan sehari-hari, yakni meningkatkan demand atas produk-produk tertentu.

Contohnya, tisu toilet sempat mengalami lonjakkan harga yang lumayan signifikan pada tahun 2020 dikarenakan tingginya angka permintaan beredar dan kurangnya kemampuan pabrik produksi untuk memenuhi angka tersebut. Selain itu, proses pemulihan ekonomi dunia dari COVID-19 juga merupakan sebuah kasus demand pull inflation.

Pada akhir tahun 2020 dan seterusnya, adanya vaksin terhadap penyakit tersebut secara lambat-perlambat memulihkan ekonomi dunia. Pekerja mulai bertransportasi ke tempat kerja, meningkatkan harga minyak bumi, travelling mulai meningkat, sehingga harga penginapan dan tiket pesawat juga meningkat, dan lain-lainnya. Hal ini juga dapat dilihat dari bertumbuh pesatnya pasar saham dunia dan cryptocurrency dari 2020 hingga 2025.

6. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa demand pull inflation adalah permintaan pelanggan yang melebihi kapasitas produksi, sehingga dapat melibatkan peningkatan harga bahan baku, persediaan yang tidak stabil, dan perubahan dalam strategi penetapan harga.

Untuk menghadapi dampak yang diakibatkan dari inflasi permintaan ini, Anda dapat menerapkan demand forecasting dan berbagai strategi pengendalian lainnya seperti diversifikasi pemasok, negosiasi kontrak jangka panjang, peningkatan efisiensi operasional, dan reevaluasi strategi penetapan harga agar operasional gudang dapat tetap stabil.

FAQ:

1. Apa itu demand pull inflation?

Demand pull inflation atau inflasi tarikan permintaan adalah kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi saat permintaan agregat dalam perekonomian lebih tinggi daripada penawaran agregat. Fenomena ini sering digambarkan dengan ungkapan “terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang”. Akibatnya, produsen menaikkan harga karena tingginya minat beli.

2. Apa penyebab utama demand pull inflation?

Penyebab utama inflasi tarikan permintaan adalah kondisi ekonomi yang kuat, di mana daya beli masyarakat meningkat signifikan. Faktor-faktor pemicunya antara lain:
1. Peningkatan belanja pemerintah (misalnya, proyek infrastruktur besar).
2. Penurunan suku bunga yang membuat pinjaman lebih mudah, sehingga mendorong konsumsi dan investasi.
3. Peningkatan pasokan uang di masyarakat.
4. Kenaikan upah yang meningkatkan pendapatan dan daya beli konsumen.

3. Bagaimana demand pull inflation memengaruhi ekonomi?

Demand pull inflation memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi:
1. Menggerus Daya Beli: Nilai riil uang menurun, sehingga masyarakat hanya bisa membeli lebih sedikit barang dengan jumlah uang yang sama.
2. Ketidakpastian Pasar: Harga yang terus naik membuat investor ragu untuk berinvestasi jangka panjang.
3. Mengancam Stabilitas: Jika tidak dikendalikan, inflasi ini dapat memicu siklus kenaikan harga dan upah yang sulit dihentikan, mengancam stabilitas ekonomi makro.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap