5 Cara Supply Chain Tingkatkan Fill Rate Manufaktur

ScaleOcean Team

Bagi industri manufaktur yang dinamis dan sangat kompetitif, kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan secara tepat waktu dan efisien menjadi kunci keberhasilan bisnis. Salah satu metrik yang mencerminkan efisiensi ini adalah fill rate atau demand satisfaction rate, yaitu ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat memenuhi permintaan berdasarkan stok yang ada.

Untuk mencapai angka yang tinggi, berbagai strategi manajemen supply chain perlu diterapkan. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih detail hubungan manajemen rantai pasokan dengan tingkat rasio ini, serta strategi yang bisa Anda terapkan untuk mencapai tingkat rasio yang tinggi. Yuk, simak ulasannya!

1. Pengertian dan Pentingnya Fill Rate

Fill rate atau demand satisfaction rate didefinisikan sebagai persentase dari total permintaan pelanggan yang dapat dipenuhi dari stok yang tersedia. Ini menjadi ukuran efektivitas supply chain dalam memenuhi permintaan secara tepat waktu. Bagi perusahaan manufaktur, angka ini juga bisa dikaitkan pada persentase SKU (stock keeping unit) atau produk manufaktur yang ada di gudang. Tingkat rasio yang tinggi menjadi indikasi bahwa operasional dan manajemen inventaris telah dilakukan secara efektif.

Selain itu, juga bisa menjadi indikator kepuasan pelanggan karena memastikan bahwa produk yang diinginkan selalu tersedia. Sehingga kepercayaan dan retensi pelanggan meningkat, dan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Tingkat yang tinggi juga dapat mengurangi biaya operasional dengan meminimalkan biaya yang terkait dengan penanganan retur atau pengiriman yang terlambat.

2. Beda Fill Rate dengan Inventory Turnover

Fill rate dan inventory turnover adalah dua metrik penting dalam manajemen supply chain dan operasional, namun keduanya mengukur aspek yang berbeda dari manajemen inventaris. Fill rate mengukur sejauh mana perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dari produk manufaktur yang tersedia. Sedangkan inventory turnover ratio adalah ukuran seberapa sering perusahaan menjual dan mengganti stoknya dalam periode waktu tertentu.

Demand satisfaction rate yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan secara konsisten dapat memenuhi permintaan pelanggan. Sedangkan ratio turnover yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjual barangnya dengan cepat, yang bisa menjadi indikator permintaan produk yang tinggi atau manajemen inventaris yang efisien. Kedua metrik ini saling melengkapi dan memberikan gambaran yang lebih detail tentang kinerja perusahaan.

3. Hubungan Supply Chain dan Fill Rate

Dalam manajemen rantai pasokan, proses produksi dan distribusi harus dioptimalkan untuk memastikan bahwa produk manufaktur selalu tersedia untuk memenuhi permintaan. Jika ada hambatan dalam supply chain, seperti penundaan dalam pengiriman bahan baku atau ada hambatan dalam manajemen produksi, ini akan menurunkan demand satisfaction karena perusahaan tidak dapat memproduksi barang secara cukup untuk memenuhi permintaan. Oleh karena itu, manajemen rantai pasokan yang efektif sangat penting untuk mempertahankan nilai yang tinggi.

Namun dalam mencapai nilai yang tinggi, perusahaan juga harus memperhatikan efisiensi dan keberlanjutan rantai pasokan. Menyimpan stok berlebih hanya untuk mencapai tingkat yang tinggi justru menimbulkan peningkatan biaya penyimpanan dan risiko kerugian akibat produk kadaluarsa atau rusak. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menggunakan sistem seperti ERP atau teknologi peramalan penjualan untuk membantu merencanakan dan mengelola stok dengan cara yang paling efisien dan efektif.

4. Strategi Supply Chain Tingkatkan Fill Rate

Untuk mencapai keunggulan di persaingan pasar, perusahaan manufaktur perlu melakukan berbagai strategi supply chain untuk meningkatkan demand satisfaction sate. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda gunakan.

a. Menjaga Hubungan dengan Pemasok

Pemasok yang dapat diandalkan dan responsif membantu perusahaan untuk secara konsisten mendapatkan bahan baku atau barang yang dibutuhkan dengan tepat waktu. Dari sini, perusahaan manufaktur mampu mengurangi lead time dan memenuhi permintaan pelanggan secara efisien. Dengan hubungan yang terjaga, komunikasi yang baik, transparansi, dan terciptanya kepercayaan juga secara langsung berkontribusi meningkatkan fill rate.

Selain itu, perusahaan juga dapat bekerja sama dengan pemasok untuk memperbaiki proses dan mengurangi hambatan dalam rantai pasokan. Misalnya, saling memberi feedback untuk memperbaiki proses pengiriman dan penerimaan, atau untuk menyesuaikan jadwal produksi dan pengiriman produk manufaktur berdasarkan permintaan pasar yang fluktuatif. Dengan cara ini, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka selalu memiliki stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan.

b. Optimasi Rute Pengiriman

Optimasi rute pengiriman juga dapat meningkatkan fill rate. Dengan merencanakan rute pengiriman yang paling efisien, perusahaan dapat memastikan bahwa produk manufaktur sampai ke pelanggan secepat mungkin dan dengan biaya sekecil mungkin. Alhasil, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan akurat yang sekaligus meningkatkan demand satisfaction rate.

Penggunaan teknologi, seperti software manajemen pengiriman dan algoritma pengoptimalan rute, sangat berperan untuk merencanakan dan memantau rute pengiriman Anda dengan lebih efisien. Teknologi ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi rute tercepat, menghindari kemacetan lalu lintas, dan menyesuaikan rencana pengiriman berdasarkan kondisi real-time.

c. Penerapan Metode Just-In-Time

Penerapan metode just-in-time (JIT) juga bisa menjadi strategi efektif. Metode JIT berfokus pada produksi dan pengiriman produk manufaktur sesuai dengan permintaan, dibandingkan harus menimbun stok. Cara ini dapat membantu perusahaan memastikan bahwa mereka selalu memiliki stok yang cukup untuk memenuhi permintaan, tanpa perlu menyimpan barang secara berlebih.

d. Pemanfaatan Digital Supply Chain

Dengan digital supply chain, perusahaan dapat memantau dan mengendalikan seluruh rantai pasokan secara real-time. Ini memungkinkan perusahaan untuk merespon secara cepat terhadap perubahan permintaan, hambatan dalam rantai pasokan, dan masalah lain yang dapat mempengaruhi demand satisfaction rate.

Selain itu, digital supply chain dapat membantu perusahaan memperbaiki perencanaan produksi dan prediksi permintaan. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari seluruh rantai pasokan, perusahaan dapat membuat prediksi yang lebih akurat dan merencanakan stok secara lebih efisien. Hal ini dapat membantu dalam menjaga rasio yang tinggi sekaligus menghindari overstock.

e. Implementasi Sistem SCM

Sistem supply chain management (SCM) dapat membantu perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol seluruh proses rantai pasokan. Mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk manufaktur. Dengan sistem ini, Anda dapat memastikan bahwa semua proses berjalan seefisien mungkin, yang nantinya juga akan memberi dampak pada meningkatnya fill rate.

5. Kesimpulan

Meningkatkan fill rate adalah tujuan penting dalam operasional dan manajemen rantai pasokan perusahaan. Nilai yang tinggi tidak hanya mencerminkan efisiensi operasional dan manajemen inventaris yang baik, tetapi juga untuk memastikan kepuasan pelanggan, retensi, dan profitabilitas bisnis. Sehingga tidak heran jika perusahaan kini mulai mengatur beragam strategi terutama pada proses supply chain untuk meningkatkan nilai ini.

Beberapa di antara strategi tersebut yaitu menjaga hubungan dengan pemasok, optimasi rute pengiriman, penerapan metode JIT, hingga implementasi sistem SCM. Semua strategi ini memerlukan komitmen dan investasi dalam teknologi, kerja sama, dan perencanaan yang efektif. Oleh karena itu, perusahaan perlu berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mensukseskan tujuan tersebut.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?