Pengertian Biaya Marginal, Fungsi, Cara Hitung dan Contohnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam dunia bisnis manufaktur yang semakin kompetitif, pengelolaan berbagai macam biaya menjadi hal yang sangat krusial untuk kesuksesan perusahaan. Salah satunya, pengelolaan biaya marginal yang harus diperhatikan lebih baik karena biaya tersebut menjadi penentu keberhasilan finansial pada suatu bisnis dalam jangka panjang.

Marginal cost menjadi aspek penting dalam mengambil keputusan strategis seperti penetapan harga, volume produksi, dan efisiensi operasional. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian biaya marginal serta fungsi, faktor penentu dan strategi pengelolaannya agar dapat membantu perusahaan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

starsKey Takeaways
  • Biaya marginal adalah biaya tambahan yang muncul saat perusahaan memproduksi satu unit tambahan dari barang atau jasa.
  • Rumus Biaya Marginal = (Perubahan Biaya Total) / (Perubahan Kuantitas)
  • Komponen biaya marginal meliputi: biaya variabel langsung, tenaga kerja, bahan baku, energi dan utilitas, dan penyusunan mesin peralatan produksi.
  • Faktor penentu biaya marginal adalah kualias bahan baku, produktivitas tenaga kerja, overhead produksi, kapasitas pabrik, dan skala produksi

Coba Demo Gratis

requestDemo

Apa itu Biaya Marginal?

Biaya marginal adalah biaya tambahan yang timbul ketika perusahaan memproduksi satu unit tambahan dari barang atau jasa. Biaya tersebut menggambarkan perubahan total biaya yang dihitung dengan membagi perubahan biaya total dengan perubahan jumlah produksi.

Biaya marginal (marginal cost) memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan bisnis, terutama dalam menetapkan tingkat produksi yang optimal, harga jual, dan jumlah unit yang diproduksi. Selain itu, biaya ini dapat bervariasi tergantung pada perubahan biaya total dan biaya rata-rata.

Dalam pengelolaannya, biaya ini memiliki dua konsep kategori: yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah dengan jumlah produksi, seperti sewa pabrik, gaji tetap, dan pajak properti. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang berfluktuasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan bahan pembantu.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang marginal cost, perusahaan manufaktur dapat mengidentifikasi titik di mana produksi unit tambahan menjadi tidak efektif, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengatasi masalah tersebut. Selain itu, pemahaman ini juga dapat mengelola proses produksi dan manajemen biaya agar dapat menciptakan dasar yang kuat untuk keberhasilan bisnis jangka panjang.

Fungsi Biaya Marginal

Fungsi marginal cost menjadi konsep yang sangat penting dalam bisnis manufaktur, sehingga perusahaan perlu memahami peran dan fungsi biaya ini untuk mengoptimalkan keputusan strategis mereka. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang fungsi marginal cost dalam bisnis manufaktur.

1. Penentu Keputusan Volume Produksi

Salah satu fungsi paling kritis dari biaya ini adalah membantu perusahaan menentukan volume produksi yang optimal. Dengan menganalisis biaya tambahan yang timbul saat meningkatkan produksi, perusahaan dapat menentukan titik di mana biaya tambahan lebih besar dari keuntungan yang dihasilkan oleh peningkatan produksi.

Tidak heran, total variabel cost memainkan peran penting dalam analisis marginal cost, karena biaya tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi, yang dapat membantu perusahaan mengidentifikasi titik impas.

2. Penetapan Harga yang Optimal

Fungsi biaya ini juga memegang peran kunci dalam penetapan harga produk. Perusahaan harus memahami biaya tambahan yang timbul saat memproduksi unit tambahan untuk menentukan harga jual yang sesuai. Dengan menganalisis biaya tambahan, perusahaan dapat menentukan harga yang dapat menghasilkan margin keuntungan yang diinginkan.

Untuk memastikan harga jual yang optimal, perusahaan perlu memperhitungkan harga pokok produksi dalam analisis biaya tambahan. Harga pokok produksi mencakup biaya langsung dan tidak langsung yang diperlukan untuk memproduksi barang, yang mempengaruhi keputusan harga dan profitabilitas.

3. Manajemen Inventaris yang Efisien

Fungsi marginal cost juga sangat relevan dalam manajemen inventaris sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan biaya penyimpanan dan biaya modal yang diperlukan untuk menjaga inventaris. Jika persediaan gudang kehabisan stok barang, perusahaan dapat menganalisis biaya tambahan yang timbul dan pengelolaan inventory pun menjadi lebih efisien.

Dengan cara ini juga, perusahaan dapat menghindari overstocking yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi atau understocking yang berisiko kehilangan pelanggan.

4. Analisis Titik Impas (Break-even Analysis)

Fungsi biaya ini juga digunakan dalam analisis titik impas, yang membantu perusahaan menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas, di mana pendapatan sama dengan biaya. Ini menjadi langkah penting dalam perencanaan bisnis dan memberikan gambaran tentang seberapa banyak produk yang perlu dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dengan pemahaman yang baik tentang biaya tambahan, perusahaan dapat merinci asumsi-asumsi dalam analisis titik impas dan membuat perencanaan bisnis yang lebih realistis. Namun, marginal cost juga dapat menyebabkan biaya operasional untuk melewati angka yang telah didapatkan dari cost benefit analysis, sehingga proyek tersebut tidak lagi menguntungkan.

Komponen Biaya Marginal

Dalam mengelola proses manufaktur, memahami komponen-komponen biaya marginal menjadi hal penting yang dapat membantu mengoptimalkan proses produksi, efisiensi manufaktur, dan memaksimalkan manajemen biaya produk. Setiap elemennya harus dikelola sebaik mungkin agar hasil perhitungan akurat dan dapat diandalkan.

Berikut komponen biaya marginal:

  1. Biaya Variabel Langsung: Biaya terkait produksi tambahan (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan energi) yang digunakan selama proses produksi. Penting juga untuk mengetahui rumus total variable cost untuk memahami total pengeluaran komponen-komponen ini.
  2. Biaya Tenaga Kerja: Digunakan untuk memproduksi satu unit tambahan, meliputi gaj pekerja langsung dalam pembuatan produk.
  3. Biaya Bahan Baku: Biaya pembelian bahan baku untuk produksi tambahan. Komponen ini menjadi bagian terbesar dari perhitungan biaya variable.
  4. Biaya Energi dan Utilitas: Biaya penggunaan energi (listrik, gas, air) yang diperlukan dalam menjalankan mesin dan peralatan produksi.
  5. Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan: Penyusutan peralatan dan mesin yang digunakan untuk produksi dan sering kali dianggap biaya tetap dalam jangka panjang. Namun, dalam jangka pendek, ada elemen biaya marginal terkait dengan penggunaan peralatan.

Untuk mencapai efisiensi yang maksimal, perusahaan memerlukan sistem manufaktur terbaik, seperti ScaleOcean, yang dapat membantu mengelola komponen biaya marginal dengan tepat. Sistem ini memungkinkan penghitungan yang lebih akurat dan mendukung keputusan yang lebih baik dalam proses produksi, mengurangi pemborosan dan biaya.

Manufaktur

Faktor Penentu Biaya Marginal

Biaya marginal adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit tambahan dari produk tertentu dengan mengacu pada beberapa faktor penentu. Penjelasan ini akan menjelaskan beberapa faktor penentu tersebut dengan baik.

1. Bahan Baku dan Kualitasnya

Salah satu faktor utama yang memengaruhi biaya tambahan adalah bahan baku dan kualitasnya. Kualitas bahan baku yang buruk atau tidak sesuai dapat mengakibatkan peningkatan limbah dan produksi produk cacat.

Biaya tambahan yang timbul akibat penggunaan bahan baku tambahan atau pembuangan produk cacat dapat secara signifikan meningkatkan produksi marginal. Oleh karena itu, pemilihan pemasok yang andal dan bahan baku berkualitas tinggi menjadi penting dalam mengendalikan biaya ini.

Selain bahan baku, quality cost juga menjadi faktor penting yang memengaruhi biaya marginal. Pengeluaran untuk aktivitas pencegahan, pemeriksaan, dan perbaikan cacat produk dapat menekan risiko kegagalan dan mengurangi biaya tambahan per unit.

2. Tenaga Kerja dan Produktivitas

Tenaga kerja menjadi komponen penting dalam biaya produksi manufaktur dan produktivitas tenaga kerja langsung memengaruhi marginal cost, maka jika karyawan bekerja lebih efisien, biaya per unit dapat dikurangi.

Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas melalui pelatihan, pengembangan, dan otomatisasi dapat membantu mengendalikan biaya ini. Selain itu, pemahaman akan biaya tambahan yang timbul dari lembur atau penggunaan pekerja kontrak juga diperlukan dalam analisis marginal cost.

Untuk menghitung perubahan biaya secara lebih akurat, perusahaan dapat menggunakan variable costing. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk memisahkan biaya variabel dan tetap, sehingga perubahan biaya akibat produksi tambahan dapat dihitung dengan lebih jelas.

3. Overhead Produksi

Overhead produksi mencakup biaya yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku atau tenaga kerja langsung, seperti biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan peralatan, dan biaya administratif produksi. Melalui metode job costing, perusahaan bisa melihat distribusi overhead dengan lebih jelas dan terukur.

Perusahaan harus mencari cara untuk mengurangi biaya overhead produksi yang tidak perlu, seperti energi yang terbuang atau pemeliharaan yang berlebihan, karena ini dapat meningkatkan marginal cost yang tidak diperlukan.

4. Kapasitas Pabrik

Kapasitas pabrik adalah kapasitas maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik dalam periode tertentu. Kapasitas ini memengaruhi marginal cost dalam dua cara. Pertama, jika pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh, biaya per unit mungkin lebih tinggi karena biaya tetap harus didistribusikan ke jumlah produksi yang lebih rendah.

Selain itu, dalam situasi kapasitas pabrik yang hampir penuh, perusahaan harus memperhatikan hubungan antara marginal revenue dan marginal cost. Ketika biaya marginal sangat tinggi, potensi pendapatan tambahan yang dihasilkan dari setiap unit produk bisa lebih rendah, mengurangi profitabilitas.

5. Skala Produksi

Skala produksi merupakan volume produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam beberapa kasus, produksi dalam skala besar dapat mengurangi biaya per unit, sehingga mengurangi marginal cost. Hal ini juga dapat berdampak pada average variable cost per unit, yang cenderung menurun seiring dengan peningkatan volume produksi.

Namun, perusahaan harus mempertimbangkan permintaan pasar yang sesuai dengan skala produksi, sehingga perusahaan tidak memproduksi lebih dari yang dapat dijual. Penentuan skala produksi yang optimal adalah langkah penting dalam mengendalikan marginal cost.

Rumus Biaya Marginal

Untuk menghitung biaya marginal (MC), gunakan rumus MC = ΔTC / ΔQ, di mana ΔTC merupakan perubahan dalam biaya total dan ΔQ adalah perubahan dalam jumlah produk. Dengan kata lain, bagi selisih biaya total dengan selisih jumlah unit yang diproduksi untuk memperoleh biaya marginal.

Rumus biaya marginal adalah:

MC = ΔTC / ΔQ

Untuk memahami bagaimana menghitung biaya marginal, pertama-tama penting untuk mengetahui bahwa langkah-langkah perhitungannya akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang biaya tambahan per unit produksi. 

Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung biaya marginal:

1. Menghitung Perubahan Biaya Total

Langkah pertama dalam menghitung biaya marginal adalah menentukan perubahan biaya total (ΔTC). Caranya, kurangi biaya total pada tingkat produksi sebelumnya dengan biaya total pada tingkat produksi yang lebih tinggi. Hal ini memberi gambaran jelas tentang biaya yang berubah.

2. Menghitung Perubahan Kuantitas

Setelah mengetahui perubahan biaya, selanjutnya hitung perubahan kuantitas (ΔQ). Kurangi jumlah unit produksi pada tingkat awal dengan jumlah unit pada tingkat produksi yang baru. Perhitungan ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui seberapa banyak perubahan yang terjadi dalam produksi.

3. Menentukan Biaya Marginal

Langkah terakhir adalah membagi perubahan biaya total (ΔTC) dengan perubahan kuantitas (ΔQ). Hasil pembagian ini akan menunjukkan biaya tambahan yang diperlukan untuk memproduksi satu unit tambahan, yang dikenal sebagai biaya marginal.

Untuk menghitung perubahan biaya secara lebih akurat, perusahaan dapat menggunakan variable costing. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk memisahkan biaya variabel dan tetap, sehingga perubahan biaya akibat produksi tambahan dapat dihitung dengan lebih jelas.

Contoh Biaya Marginal 

Untuk lebih memahami bagaimana biaya marginal menjadi aspek yang dapat mempengaruhi keputusan produksi, mari kita lihat contoh perhitungannya dalam perusahaan manufaktur. Dengan mengetahui biaya marginal, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dalam menentukan volume produksi dan mengelola biaya secara efisien.

Contoh ini diambil dari skenario sebuah perusahaan manufaktur yang telah menghasilkan 1000 unit produk dengan total biaya produksi Rp500.000.000. Kemudian, perusahaan ini ingin menambah produksi menjadi 1001 unit, dengan total produksi menjadi Rp500.100.000.

Dengan ini, perusahaan harus menghitung biaya marginal untuk mengetahui berapa biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Anda bisa menghitungnya menggunakan rumus yang telah diuraikan di atas:

Perubahan Biaya = Rp 500.100.000 – Rp 500.000.000 = Rp 100.000
Perubahan Kuantitas = 1001 unit – 1000 unit = 1 unit
MC = Rp 100.000 / 1 unit = Rp 100.000

Dalam contoh ini, biaya marginal sebesar Rp 100.000 menunjukkan bahwa setiap unit tambahan yang diproduksi akan menambah biaya sebesar jumlah tersebut. Perhitungan biaya marginal menggunakan rumus yang tepat akan memberikan gambaran yang jelas tentang biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit produk tambahan.

Kurva Biaya Marginal

Kurva biaya marginal adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara biaya marginal dan jumlah produksi. Kurva ini penting karena menunjukkan bagaimana biaya berubah seiring dengan penambahan unit produksi.

Kurva biaya marginal biasanya berbentuk U, yang menggambarkan bahwa biaya marginal menurun pada awalnya, kemudian meningkat setelah mencapai titik tertentu. Hal ini terjadi karena pada tingkat produksi yang rendah, perusahaan dapat memanfaatkan efisiensi skala, tetapi setelah mencapai kapasitas tertentu, biaya tambahan meningkat.

Kurva ini membantu perusahaan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal. Ketika biaya marginal lebih rendah dibandingkan harga jual, perusahaan dapat memperoleh keuntungan lebih banyak dengan meningkatkan produksi. Namun, jika biaya marginal lebih tinggi, maka perusahaan perlu mengevaluasi apakah melanjutkan produksi lebih lanjut menguntungkan.

Strategi Pengelolaan Biaya Marginal

Pengelolaan marginal cost adalah langkah penting dalam memastikan keberlanjutan dan profitabilitas bisnis manufaktur. Biaya marginal adalah biaya yang berkaitan dengan biaya tambahan yang timbul pada saat proses produksi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana perusahaan manufaktur dapat mengelola biaya tambahan dengan baik. Simak penjelasan berikut ini!

1. Pengendalian Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang menjadi komponen dalam pengelolaan marginal cost. Untuk mengelola biaya ini dengan baik, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor. Seperti, pemilihan pemasok yang andal dan bahan baku berkualitas tinggi menjadi langkah awal yang penting dalam pengendalian biaya ini.

Bahan baku yang buruk atau tidak sesuai dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi, limbah, dan produk cacat. Selain itu, manajemen inventaris bahan baku yang efisien dapat membantu menghindari kekurangan stok atau overstocking, sehingga dapat berpengaruh pada pengelolaan marginal cost.

2. Optimasi Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja menjadi faktor penting lainnya dalam marginal cost. Dengan mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, biaya marginal dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini juga dapat melibatkan pelatihan karyawan untuk meningkatkan produktivitas, penggunaan otomatisasi yang sesuai, dan perencanaan tenaga kerja yang efisien. Selain itu, perusahaan perlu memantau dan mengelola biaya tambahan yang timbul dari lembur atau penggunaan pekerja kontrak.

3. Pemantauan Overhead Produksi

Overhead produksi mencakup biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, termasuk biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan peralatan, dan biaya administratif produksi. Pengelolaan biaya overhead yang efisien menjadi kunci dalam mengendalikan biaya tambahan.

Perusahaan harus mengevaluasi setiap komponen overhead dan mencari cara untuk mengurangi biaya yang tidak perlu, seperti efisiensi energi, pemeliharaan terjadwal, dan penggunaan teknologi yang lebih hemat biaya.

4. Pengukuran Kinerja dan Pengurangan Biaya Marginal

Pemantauan kinerja produksi secara rutin dan analisis biaya tambahan menjadi langkah penting dalam pengelolaan marginal cost. Dengan menganalisis biaya tambahan yang timbul dari waktu ke waktu, perusahaan dapat mengidentifikasi biaya yang keluar sia-sia dan mencari cara untuk menguranginya. Seperti penggunaan analisis varian, yang memungkinkan perusahaan untuk memahami perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang diharapkan, dan bertindak untuk mengurangi varian tersebut.

5. Investasi dalam Teknologi dan Inovasi

Investasi dalam teknologi dan inovasi baru adalah cara lain untuk mengelola biaya marginal. Mesin otomatis, robotika, dan sistem manufaktur yang canggih dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya tenaga kerja.

Selain itu, inovasi dalam proses produksi dan penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan dapat membantu mengurangi marginal cost dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Dari artikel diatas mengenai pengertian biaya marginal serta fungsi, faktor penentu, dan bagaimana strategi pengelolaannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya marginal adalah biaya yang menjadi faktor dalam mencapai efisiensi operasional dan profitabilitas yang optimal. Strategi yang tepat dalam mengelola biaya ini akan mencapai efisiensi produksi, dan tetap bersaing dalam pasar yang terus berubah.

Perusahaan harus berfokus pada pengendalian biaya bahan baku, mengoptimalkan tenaga kerja, mengelola overhead dengan bijak, dan berinvestasi dalam inovasi dan teknologi. Selain itu, pemantauan kinerja produksi secara rutin dan analisis marginal cost yang berkelanjutan membantu mengidentifikasi penyia-siaan biaya dan mencari cara untuk menguranginya.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud biaya marginal?

Biaya marginal adalah biaya tambahan yang muncul akibat produksi satu unit barang atau jasa ekstra. Ini menggambarkan perubahan biaya total saat output bertambah satu unit, membantu bisnis mengukur efisiensi dan mengelola keputusan produksi.

2. Bagaimana cara menghitung marginal?

Biaya marginal dihitung dengan membagi perubahan biaya produksi (TC) dengan perubahan jumlah output (Q), menggunakan rumus MC = TC ÷ Q. Cara ini menunjukkan tambahan biaya yang timbul untuk setiap unit barang atau jasa yang diproduksi.

3. Apa yang dimaksud dengan marginal?

Marginal berarti sesuatu yang berada di batas atau perubahan kecil, seperti biaya tambahan untuk satu unit produksi atau kondisi kurang menguntungkan dalam ekonomi maupun sosial.

4. Apa contoh biaya marginal?

Biaya marginal mencakup semua biaya yang berubah saat produksi bertambah, misalnya biaya membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap