Biaya Variabel Adalah: Contoh dan Kelolanya di Manufaktur

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam perusahaan manufaktur, banyak macam-macam biaya yang harus Anda kelola dengan baik. Salah satunya yaitu biaya variabel yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis dan produksi. Biaya variabel adalah biaya yang mencakup berbagai hal mengenai produksi dan dapat berfluktuasi secara langsung tergantung perubahan volume produksi.

Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengoptimalkan biaya variabel dengan berbagai strategi dan pendekatan efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep dan contoh biaya variabel secara mendalam. Kita juga akan menguraikan apa saja strategi tepat untuk mengelola biaya variabel ini dalam perusahaan manufaktur. Simak penjelasannya disini!

starsKey Takeaways
  • Biaya variabel adalah pengeluaran yang berubah sesuai dengan tingkat produksi atau aktivitas bisnis, meningkat atau menurun seiring perubahan volume produksi.
  • Contoh biaya variabel termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, energi, pengemasan, dan pengiriman yang berfluktuasi tergantung pada jumlah produksi.
  • Strategi mengelola biaya variabel yaitu dengan mengoptimalkan bahan baku, manajemen tenaga kerja, efisiensi energi, pengelolaan proses produksi, dan analisis biaya serta pendapatan secara teratur.
  • ScaleOcean adalah ERP yang dapat membantu perusahaan mengelola biaya variabel secara efisien dengan pemantauan biaya real-time dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah tergantung volume produksi yang dibuat dalam perusahaan manufaktur, sehingga tahap yang termasuk biaya variabel adalah proses produksi yang harus dikelola dengan manajemen biaya yang baik karena dapat mempengaruhi keputusan produksi dan penetapan harga produk.

Memahami hubungan langsung antara volume produksi dan biaya variabel ini seringkali menjadi fokus dalam riset proses produksi yang dilakukan perusahaan untuk mencari cara-cara meningkatkan efisiensi operasional.

Biaya variabel ini berbeda dengan biaya tetap yang memiliki ciri tidak dapat berubah meskipun menghasilkan volume produksi yang tinggi. Semakin tinggi volume produksi yang akan dihasilkan perusahaan, maka semakin tinggi juga biaya variabel yang perlu ditanggung oleh manufaktur.

Contoh sederhananya, jika sebuah perusahaan konveksi ingin menambahkan volume produksi daripada biasanya. Maka jumlah bahan baku kain akan meningkat dan biaya tenaga kerja untuk menjahit pakaian tersebut juga akan berubah sesuai dengan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk memenuhi target produksi yang lebih tinggi.

Dari sini, kita jadi paham bahwa biaya variabel ini harus dikelola dengan baik, dan perlu adanya analisis biaya yang efektif. Kegunaannya untuk menghitung titik impas, dimana total pendapatan yang diperoleh sama dengan total yang dikeluarkan termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Pengelolaan biaya variabel adalah penting untuk menetapkan harga jual yang tepat, tanpa menutupi biaya tetap dan variabel, juga pastinya menghasilkan keuntungan.

Ciri-Ciri Biaya Variabel

Ciri-Ciri Biaya Variabel

Biaya variabel adalah elemen penting dalam manajemen keuangan yang memiliki beberapa karakteristik khusus. Memahami ciri-ciri biaya variabel dapat membantu perusahaan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian biaya dengan lebih efektif, serta memastikan operasional yang efisien. Berikut karakteristik utama biaya variabel:

1. Berubah Sesuai Volume

Biaya variabel berfluktuasi seiring perubahan volume produksi. Dikutip dari CFI Education, semakin banyak produk yang diproduksi, semakin tinggi total biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan volume produksi agar dapat memproyeksikan biaya secara lebih akurat.

2. Konstan Per Unit

Meskipun total biaya variabel berubah dengan volume produksi, biaya per unit tetap konstan. Hal ini berarti biaya untuk memproduksi setiap unit produk atau jasa tidak dipengaruhi oleh jumlah yang dihasilkan, memudahkan perusahaan dalam perhitungan harga dan margin keuntungan.

Untuk lebih mendalami perhitungan biaya per unit, perusahaan sering menggunakan process costing. Metode ini sangat berguna dalam produksi massal, di mana biaya total dibagi rata ke setiap unit yang dihasilkan, memastikan perhitungan yang akurat dan konsisten.

3. Mudah Dilacak

Karakteristik tahap yang termasuk biaya variabel adalah biaya yang mudah dilacak dan dialokasikan langsung ke produk atau aktivitas tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat mengukur biaya  manufaktur secara lebih tepat dan efisien, memastikan bahwa setiap pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas untuk setiap unit yang diproduksi.

4. Dapat Dikendalikan

Perusahaan memiliki lebih banyak kontrol terhadap biaya variabel dalam jangka pendek. Misalnya, biaya ini dapat dikurangi dengan menurunkan tingkat produksi atau menghentikan kegiatan tertentu yang membutuhkan biaya, memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menghadapi perubahan pasar atau permintaan.

Manufaktur

Contoh Biaya Variabel

Ada beberapa contoh biaya variabel dalam perusahaan manufaktur yang harus dikelola dengan baik karena dapat menentukan keefektifan operasional dan profitabilitas perusahaan.

Biaya variabel adalah biaya yang bersifat dinamis, sehingga membutuhkan pengawasan dan strategi manajemen yang cermat dalam implementasinya. Berikut contoh biaya variabel adalah:

1. Biaya Bahan Baku

Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, dimana sebagai dasar setiap produk bahan baku harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan produksi. Tahap yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan baku yang meningkat secara langsung seiring dengan meningkatkan volume produksi.

Penting untuk memiliki manajemen yang efektif untuk mengelola biaya variabel ini. Dengan metode perhitungan job costing, perusahaan dapat menelusuri penggunaan bahan baku per pesanan secara detail sehingga pengendalian biaya lebih terarah.

Anda bisa melibatkan negosiasi harga yang baik dengan supplier bahan baku, atau melakukan pembelian dalam jumlah besar untuk mendapatkan promosi. Perlu diperhatikan juga pentingnya menemukan keseimbangan antara pengendalian biaya dan pemeliharaan standar kualitas, termasuk mengelola biaya kualitas agar produk tetap memenuhi spesifikasi dan meminimalkan risiko cacat.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Selanjutnya contoh biaya variabel adalah upah tenaga kerja langsung yang terlibat dengan proses produksi. Semakin meningkat jumlah produk yang dibuat, maka semakin banyak membutuhkan jam kerja dan lebih banyak pekerja ketika produksi meningkat.

Untuk menghitung biaya terkait, perusahaan dapat memantau COGM (Cost of Goods Manufactured), yang mencakup biaya tenaga kerja langsung, bahan baku, dan overhead pabrik lainnya. Peningkatan efisiensi tenaga kerja tidak hanya akan mengurangi biaya variabel, tetapi juga akan meningkatkan kinerja karyawan dan kualitas produk yang dihasilkan.

3. Biaya Energi

Tahap yang termasuk biaya variabel adalah biaya produksi yang berkaitan dengan biaya energi yang diperlukan untuk menjalankan mesin dan peralatan. Peningkatan biaya energi ini akan meningkat secara proporsional dengan eskalasi aktivitas produksi dalam perusahaan manufaktur. Anda dapat mengurangi konsumsi energi untuk menghemat biaya variabel, dan juga mendukung inisiatif keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan.

4. Biaya Pengemasan

Berikutnya contoh biaya variabel adalah biaya pengemasan, mulai dari pembelian bahan kemasan hingga tenaga kerja untuk mengerjakan proses pengemasan tersebut. Biaya ini akan meningkat seiring dengan jumlah unit yang diproduksi dalam perusahaan manufaktur.

Penting bagi Anda untuk melakukan optimalisasi proses pengemasan agar dapat memastikan bahwa waktu dan sumber daya yang digunakan dapat diminimalisir tanpa mengurangi kualitas dan keamanan produk.

5. Biaya Pengiriman

Yang Terakhir, contoh biaya variabel adalah biaya pengiriman yang dapat berfluktuasi seiring volume produk yang dikirim, dan jarak tempuh pengiriman yang harus dituju. Anda dapat mengoptimalkan biaya pengiriman sehingga akan mengurangi biaya variabel dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengiriman yang lebih cepat dan efisien.

Secara keseluruhan, untuk mengelola biaya variabel perusahaan perlu memahami cara hitung full costing. Dengan menghitung seluruh biaya yang terlibat dalam produksi, termasuk biaya tetap dan variabel, perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif sekaligus memastikan profitabilitas tetap terjaga di setiap tahapan produksi.

Kelola Biaya Variabel Perusahaan Manufaktur

Kelola Biaya Variabel Perusahaan Manufaktur

Setelah mengetahui apa saja contoh biaya variabel, kini saatnya kita memahami bagaimana cara mengelola biaya-biaya tersebut dengan baik. Anda dapat mengoptimalkan strategi berikut ini untuk mengurangi biaya ini sekaligus mempertahankan kualitas output produksi dalam perusahaan manufaktur.

Salah satu metode yang sering digunakan adalah variable costing, yang memfokuskan pada biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit dan membantu pengambilan keputusan yang lebih efisien. Berikut cara mengelola biaya variabel di perusahaan manufaktur:

1. Optimasi Penggunaan Bahan Baku

Untuk mengelola biaya variabel secara efektif, terutama dalam contoh produksi jangka pendek, Anda harus mengoptimalkan penggunaan bahan baku dengan baik.  Pilihlah supplier tepat yang menawarkan harga terbaik dan bahan baku berkualitas.

Penting juga bagi Anda untuk melakukan negosiasi kontrak yang menguntungkan, termasuk diskon untuk pembelian jumlah besar dan jaminan ketersediaan bahan. Manajemen bahan baku yang efektif ini tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga meningkatkan keberlanjutan operasional.

2. Manajemen Tenaga Kerja

Manajemen tenaga kerja juga perlu dilakukan, seperti implementasi sistem kerja shift yang fleksibel untuk membantu menyesuaikan jumlah tenaga kerja dengan kebutuhan produksi. Anda juga dapat melakukan pelatihan karyawan berkala untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan dapat mengurangi kebutuhan jam kerja ekstra yang dapat membebani biaya variabel.

Anda juga dapat memanfaatkan teknologi dan sistem otomasi untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja fisik dan menghindari human error terkait. Manajemen tenaga kerja yang cerdas membantu memastikan bahwa setiap jam kerja dimanfaatkan seoptimal mungkin.

3. Efisiensi Energi

Pengelolaan selanjutnya Anda dapat melakukan efisiensi energi, seperti melakukan audit energi untuk mengidentifikasi area dimana penggunaan energi perlu dioptimalkan. Pemasangan peralatan energi yang lebih efisien seperti LED, dan mesin hemat energi dapat mengurangi biaya variabel dan biaya operasional jangka panjang.

Anda juga dapat mengatur layout gudang untuk meminimalisir jarak perpindahan bahan dan mengurangi biaya energi yang dibutuhkan untuk transportasi internal. Penting untuk melakukan kebijakan hemat energi, seperti mematikan mesin saat tidak digunakan untuk memberikan penghematan signifikan.

4. Pengelolaan Proses Produksi

Penting juga untuk melakukan optimalisasi alur proses produksi seperti penerapan metode lean manufacturing untuk mengurangi pemborosan produksi. Anda juga dapat menggunakan sistem produksi modern untuk membantu merencanakan dan mengontrol proses produksi dari awal hingga akhir secara lebih efektif, dan memastikan bahwa sumber daya digunakan sesuai kebutuhan.

pemeliharaan preventif pada peralatan secara rutin juga dapat Anda gunakan untuk menghindari kerusakan fatal dan downtime yang tidak terduga. Dengan demikian, pengelolaan proses produksi yang efisien meningkatkan output sambil mengontrol biaya variabel dalam perusahaan manufaktur.

5. Analisis Biaya dan Pendapatan

Strategi terakhir yang dapat Anda lakukan adalah dengan melakukan analisis biaya dan pendapatan secara teratur, seperti penggunaan sistem akuntansi manufaktur dan keuangan yang memungkinkan Anda untuk melacak biaya secara real-time dan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam perusahaan manufaktur.

Sebagai salah satu fungsi biaya marginal, analisis titik impas biaya variabel juga dapat membantu menentukan jumlah produksi minimum yang penting untuk menutupi biaya tersebut dengan baik. Anda juga dapat melakukan pengkajian ulang strategi penetapan harga secara periodik untuk menutupi biaya variabel dan biaya tetap, juga menghasilkan keuntungan yang memadai.

Kesimpulan

Dari pembahasan ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa biaya variabel adalah salah satu peran krusial dalam struktur biaya perusahaan manufaktur, yang dapat berfluktuasi sesuai dengan volume produksi. Tahap yang termasuk biaya variabel adalah berbagai alur proses produksi, sehingga biaya ini berkaitan erat dengan produksi, mulai dari bahan baku hingga pengiriman.

Penting untuk mengelola biaya variabel ini secara efektif, sehingga perusahaan manufaktur Anda tidak hanya akan mengurangi biaya operasional tetapi juga akan meningkatkan profitabilitas dan daya saing perusahaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang komprehensif adalah kunci untuk mencapai efisiensi maksimal dan menjaga keberlanjutan bisnis dalam lingkungan pasar yang kompetitif.

Untuk mempermudah pengelolaan biaya variabel dan laporan keuangan, ERP ScaleOcean menawarkan solusi yang efisien. Dengan fitur yang membantu memantau biaya secara real-time, ScaleOcean memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Anda dapat mencoba demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana software ini dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan biaya variabel dalam bisnis manufaktur Anda.

FAQ:

1. Apa saja yang termasuk dalam biaya variabel?

Contoh biaya variabel meliputi:
1. Upah tenaga kerja langsung tergolong biaya variabel karena berubah sesuai volume produksi, berbeda dengan gaji tetap bulanan.
2. Biaya bahan baku termasuk biaya variabel karena menyesuaikan jumlah bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi.
3. Biaya distribusi juga bersifat variabel karena nilainya bergantung pada jumlah produk yang dikirim ke pelanggan.

2. Apa saja ciri-ciri biaya variabel?

Berikut adalah karakteristik biaya variabel:
1. Biaya variabel akan berubah secara proporsional terhadap perubahan volume aktivitas dalam suatu periode tertentu.
2. Meskipun volume produksi berubah, biaya variabel per unit cenderung tetap selama masih dalam rentang operasional yang relevan.
3. Perusahaan dapat membebankan biaya variabel ke departemen operasional dengan cara yang efisien dan akurat.

3. Apa contoh penetapan harga biaya variabel?

Perusahaan menggunakan metode penetapan harga biaya variabel plus dengan menambahkan markup pada biaya produksi per unit. Sebagai contoh, jika total biaya bahan baku, tenaga kerja, dan pengiriman untuk satu botol Pepsi mencapai $1,00, maka perusahaan dapat menetapkan harga jualnya sebesar $1,20.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap