Selain job order costing, ada satu metode lagi yang dapat digunakan dalam proses bisnis manufaktur yaitu process costing. Ada perbedaan job order costing dan process costing yang keduanya berbeda tergantung pada jenis produksi, volume, dan karakteristik produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Di sini kita akan bahas konsepnya serta perbedaan job costing dan process costing secara lengkap dan sesuai. Dengan begitu, Anda bisa memahaminya dan memilih kedua metode ini yang akan memberikan Anda transparansi dan efisiensi operasional dalam proses manufaktur. Ini pembahasan lengkapnya!
1. Process Costing Adalah
Setelah memahami job order costing di artikel sebelumnya, di sini kita akan membahas apa itu process costing dalam proses bisnis manufaktur. Perlu dipahami, process costing adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi produk yang sama atau seragam, yang diproduksi dalam proses produksi berkelanjutan.
Metode ini cocok untuk proses bisnis manufaktur yang menghasilkan produk dengan produksi massal, dan tanpa diferensiasi yang signifikan antar unit produksi. Metode ini akan mengakumulasikan seluruh biaya produksi, kemudian akan dibagi rata di seluruh unit yang dihasilkan sehingga dapat memberikan biaya rata rata per unit yang akurat.
Process costing menjadi metode akuntansi yang cocok untuk perusahaan manufaktur industri kimia, tekstil, dan makanan, di mana produk yang dihasilkan melalui proses esensial yang serupa dari satu batch ke batch berikutnya. Metode ini akan memfasilitasi evaluasi kinerja dan efisiensi operasional dengan menyediakan data mengenai biaya produksi secara terperinci.
Dengan data tersebut, perusahaan manufaktur dapat menggunakannya dengan mudah untuk mengidentifikasi potensi perbaikan, menilai kelayakan ekonomis dari berbagai proses produksi, serta membuat keputusan sistematis jangka panjang. Dengan memahami biaya yang terlibat dalam setiap tahap produksi melalui metode process costing, perusahaan dapat lebih baik dalam mengelola sumber daya, merencanakan anggaran, dan meningkatkan margin keuntungan.
2. Perbedaan Job Costing dan Process Costing
Dalam dunia manufaktur, pemilihan metode penentuan biaya yang tepat adalah krusial untuk mengelola efisiensi dan keakuratan dalam pelaporan keuangan. Dua metode utama, job order costing dan process costing, menawarkan pendekatan yang berbeda tergantung pada jenis produksi dan produk yang dihasilkan.
Memahami perbedaan antara kedua metode ini membantu perusahaan menyesuaikan strategi akuntansi biayanya untuk mencapai transparansi dan kontrol biaya yang optimal. Berikut adalah penjelasan mendetail tentang perbedaan antara job order costing dan process costing di lima aspek krusial dalam proses bisnis manufaktur.
a. Fokus Produksi
Perbedaan job order costing dan process costing yang pertama dilihat dari fokusnya dalam proses produksi di perusahaan manufaktur. Job order costing digunakan dalam proses bisnis manufaktur yang produknya disesuaikan atau diproduksi sesuai dengan pesanan spesifik dari pelanggan.
Sedangkan process costing, digunakan di pabrik manufaktur dengan produksi yang seragam dan berkelanjutan, di mana produk melewati beberapa proses atau tahapan yang masing-masing memiliki biaya yang diakumulasikan dan diatribusikan dalam jumlah besar produk yang homogen.
b. Karakteristik Biaya
Karakteristik biaya menjadi perbedaan job order costing dan process costing yang selanjutnya, di mana dalam job order costing biaya dikumpulkan per job yang mengakomodasikan keunikan dan variabilitas produk. Biaya produksi metode ini ditentukan berdasarkan spesifikasi job tersebut, dan biaya bisa sangat berbeda antar job.
Di sisi lain, process costing mengumpulkan biaya untuk setiap proses atau tahapan, di mana biaya tersebut akan diatribusikan secara merata ke semua unit yang dihasilkan, sehingga dapat menunjukkan biaya rata rata per unit yang konstan. Maka dari itu, process costing ini cocok untuk proses produksi massal tanpa adanya perbedaan besar antar unit.
c. Perhitungan Biaya
Selanjutnya ada perhitungan biaya yang menjadi perbedaan job costing dan process costing lainnya. Job order costing membutuhkan pencatatan yang rinci dengan setiap pelacakan job secara terpisah, sehingga akan mengakumulasikan biaya yang terkait secara langsung dengan job tersebut. Proses tersebut melibatkan perhitungan yang teliti dari setiap biaya produksi untuk setiap pesanan.
Sedangkan perhitungan process costing, memudahkan pengalokasian biaya dengan menggunakan metode average. Di mana total biaya untuk suatu proses dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan, dan menghasilkan biaya per unit yang menunjukkan pengeluaran rata rata untuk produksi tersebut.
d. Penggunaan di Proses Bisnis Manufaktur
Perbedaan job order costing dan process costing juga dilihat dari bagaimana penggunaannya di proses bisnis manufaktur. Job order costing ini biasanya digunakan di industri dengan produk yang disesuaikan secara signifikan. Contohnya seperti pabrik manufaktur pembuat pesawat, konstruksi, atau perusahaan pembuat alat khusus dengan setiap item dapat sangat berbeda satu sama lain.
Berbeda dengan process costing, di mana penggunaannya lebih diaplikasikan dalam industri manufaktur dengan produksi berkelanjutan dan output yang sama. Contohnya seperti produksi tekstil, kimia, atau F&B yang penerapannya akan memudahkan pengelolaan biaya dalam skala besar.
e. Kemudahan Pelaporan
Laporan keuangan yang dihasilkan juga menjadi perbedaan job costing dan process costing. Job order costing ini cenderung lebih kompleks karena masing-masing job memerlukan pemantauan dan dokumentasi yang detail, serta harus adanya penerapan software akuntansi manufaktur yang mampu menangani berbagai informasi biaya secara terpisah untuk setiap pekerjaan.
Sedangkan pelaporan process costing ini lebih sederhana dan terstandarisasi, karena biaya per unit dihitung berdasarkan proses, dan tidak per job. Proses pelaporan dalam metode ini juga akan memudahkan agregasi data, dan analisis tren dalam skala yang lebih besar serta lebih seragam.
3. Proses Alokasi Job Costing dan Process Costing
Setelah memahami konsep process costing dan apa saja perbedaannya dengan job order costing, Anda juga harus memahami bagaimana proses kedua metode tersebut mengalokasikan biaya produksi secara efektif di proses bisnis manufaktur dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan jenis produksinya.
Seperti yang kita tahu, bahwa job order costing ini biasanya digunakan untuk pabrik manufaktur yang menghasilkan produk khusus atau pesanan yang disesuaikan. Prosesnya dimulai dengan biaya untuk setiap pesanan akan diidentifikasi dan dicatat secara terpisah, dengan biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja dialokasikan secara spesifik untuk setiap job, sementara biaya overhead diatribusikan berdasarkan basis relevan di setiap produksinya.
Hal tersebut memungkinkan keakuratan tinggi dalam menentukan biaya produksi setiap item secara individual. Berbeda dengan process costing yang biasa digunakan untuk produksi yang seragam dan berkelanjutan. Dalam metode ini, biaya tidak diidentifikasi ke setiap pesanan individu, melainkan ke seluruh proses produksi.
Semua biaya produksi akan diakumulasikan untuk seluruh proses bisnis manufaktur, kemudian akan dibagi rata untuk menentukan biaya per unit. Metode ini dilakukan dengan menyederhanakan penghitungan biaya pada situasi, di mana produk yang dihasilkan serupa, sehingga dapat mengurangi kompleksitas administratif dan meningkatkan efisiensi pengelolaan biaya.
Memilih metode job costing dan process costing bergantung pada jenis produk yang Anda hasilkan, dan struktur operasional perusahaan manufaktur Anda. Dengan memahami perbedaan job order costing dan process costing, Anda bisa memilih mana yang lebih cocok untuk proses bisnis manufaktur Anda, dan bisa memastikan metode yang dipilih dapat membantu memaksimalkan penetapan harga yang tepat, dan pengelolaan keuangan manufaktur yang lebih baik.
4. Kesimpulan
Dari penjelasan artikel kali ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dengan memahami perbedaan job costing dan process costing, Anda bisa memilih antara kedua metode yang ideal untuk memaksimalkan alokasi biaya produksi Anda di setiap proses bisnis manufaktur.
Memilih metode yang tepat tidak hanya akan mempengaruhi keakuratan laporan keuangan, tetapi juga berdampak besar pada pengambilan keputusan strategis dan efisiensi operasional dalam bisnis manufaktur. Dengan mengimplementasikan metode yang sesuai dengan kebutuhan produksi spesifik, Anda dapat memaksimalkan pengelolaan sumber daya dan meningkatkan keberhasilan operasional secara menyeluruh.