Pendekatan Full Costing dan Tantangan Penerapannya
3 Min Read Posted on 19 Feb 2024
Daftar Isi
Pengelolaan biaya dalam perusahaan manufaktur adalah hal yang penting serta harus diawasi dan diperhatikan dengan baik, karena berpengaruh pada penentuan dan keberhasilan operasional bisnis secara menyeluruh. Untuk itu, Anda dapat menerapkan pendekatan full costing untuk membantu mengelola biaya manufaktur dengan lebih baik.
Metode full costing adalah konsep yang memberikan gambaran lengkap mengenai total biaya selama proses produksi, dan aspek kunci dalam menetapkan harga jual produk perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan mengetahui berbagai hal, mulai dari pentingnya pendekatan ini, serta apa saja metode full costing dan bagaimana tantangan penerapannya di perusahaan manufaktur.
1. Pentingnya Metode Full Costing
Metode full costing adalah konsep dalam pengelolaan biaya manufaktur, yang memiliki peranan penting dalam menentukan harga jual produk dan pengelolaan finansial perusahaan secara lebih efektif. Penerapan metode ini memberikan manfaat signifikan, yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung total biaya produksi dengan mengalokasikan semua biaya langsung dan tidak langsung selama proses pembuatan produk.
Pemahaman mengenai biaya total produksi melalui pendekatan ini juga dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya dengan lebih efisien, bahkan dapat mengidentifikasi area mana yang membutuhkan peningkatan efisiensi, seperti mengurangi pemborosan bahan baku atau meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Penerapan pendekatan full costing ini menjadi salah satu strategi pengelolaan biaya, dengan kemampuannya dalam memberikan informasi biaya komprehensif dan akurat, serta memberikan dasar kuat untuk analisis break-even, perencanaan laba, dan perencanaan keputusan strategis jangka panjang.
Selain itu, penerapan ini juga akan membantu perusahaan dalam menentukan volume penjualan minimum yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau profitabilitas tertentu. Hal ini juga dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan perencanaan strategi produksi, dan pemasaran secara efektif.
2. Jenis Metode Full Costing
Pemaham mengenai metode full costing adalah strategi penting yang harus dilakukan perusahaan manufaktur untuk melakukan pengelolaan biaya produksi, juga memudahkan dalam menetapkan harga jual produk dengan lebih efisien. Ada beberapa jenis metode full costing yang dapat Anda gunakan, sebagai berikut:
a. Job Order Costing
Jenis pertama metode full costing adalah job order costing atau biaya berdasarkan pesanan, yang merupakan metode yang digunakan untuk produksi berdasarkan pesanan khusus atau batch yang berbeda. Dalam metode ini, biaya produksi dihitung secara terpisah untuk setiap pesanan, sehingga memudahkan perusahaan untuk menentukan biaya spesifik dari setiap pekerjaan.
Dalam implementasinya, metode ini memerlukan pencatatan yang teliti terhadap biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dialokasikan ke setiap pekerjaan. Perusahaan dapat menilai profitabilitas setiap pekerjaan secara individu melalui penerapan metode ini, dan membantu dalam menetapkan harga yang akurat, juga memastikan bahwa setiap proyek memberikan margin keuntungan yang diharapkan.
b. Biaya Berdasarkan Proses (Process Costing)
Process costing atau biaya berdasarkan proses menjadi jenis metode selanjutnya yang dapat digunakan perusahaan yang melakukan proses produksi secara terus menerus, dan produk akhirnya bersifat homogen, seperti industri kimia atau F&B. Biaya produksi dalam metode ini akan diakumulasikan untuk setiap proses atau departemen, kemudian dibagi rata ke semua unit yang diproduksi.
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan biaya rata rata per-unit, dan membantu dalam mengatur produksi massal dalam manufaktur. Metode ini memberikan kemudahannya dalam mengalokasikan biaya pada volume produksi yang besar, di mana mengidentifikasi biaya individu per produk tidak praktis. Metode ini juga mengasumsikan bahwa semua unit produk secara esensial identik dan melalui proses yang sama, sehingga menyederhanakan proses penghitungan biaya dan analisis efisiensi produksi.
c. Standard Costing
Jenis selanjutnya dari metode full costing adalah biaya standar, yang dapat digunakan perusahaan yang menetapkan biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan estimasi atau standar industri. Metode ini akan membandingkan biaya standar tersebut dengan biaya aktual yang dikeluarkan selama produksi.
Penerapan metode ini akan memudahkan Anda dalam melakukan perencanaan anggaran dan kontrol biaya secara lebih efisien, juga membantu perusahaan dalam mengidentifikasi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan. Metode ini juga akan membantu dalam meningkatkan akuntabilitas dan mendorong efisiensi operasional perusahaan manufaktur.
d. Activity-Based Costing
Jenis lainnya dalam metode full costing adalah activity-based costing atau pendekatan full costing yang lebih rinci dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk. Metode ini memiliki fokus pada kegiatan yang memicu terjadinya biaya dan mengalokasikan biaya berdasarkan penggunaan aktivitas tersebut oleh produk.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih akurat mengenai biaya yang terlibat dalam produksi, dan dimana nilai ditambahkan. Metode ini memberikan kemudahan melalui kemampuannya untuk mengidentifikasi produk atau layanan yang tidak efisien dan subsidi silang antar produk.
e. Absorption Costing
Jenis terakhir dari metode full costing adalah metode absorption costing, atau metode tradisional yang akan mengalokasikan semua biaya produksi langsung dan tidak langsung, termasuk biaya overhead variabel dan tetap, ke unit produk. Penerapan metode ini dapat memastikan bahwa semua biaya yang terkait dengan pembuatan produk akan sepenuhnya digunakan oleh produk tersebut.
Metode ini sering digunakan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal karena memenuhi persyaratan standar akuntansi. Pendekatan full costing ini juga memiliki kemampuan dalam memberikan gambaran menyeluruh mengenai biaya produksi, dan juga dalam mendukung penilaian persediaan dan penetapan harga jual kepada konsumen.
3. Tantangan Penerapan Metode Full Costing
Dalam menerapkan pendekatan full costing, perusahaan manufaktur tidak lepas dari berbagai tantangan yang membutuhkan strategi efektif dan solusi untuk mengatasinya. Ada beberapa tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan dalam menerapkan pendekatan full costing, sebagai berikut:
a. Alokasi Biaya Overhead yang Kompleks
Tantangan pertama dalam menerapkan metode full costing adalah melakukan alokasi biaya overhead pabrik yang kompleks, mencakup biaya tidak langsung seperti utilitas, sewa, dan gaji staff administrasi yang harus dialokasikan ke produk secara adil dan akurat. Tetapi, karena biaya ini tidak berkaitan langsung dengan produksi secara spesifik pada suatu produk, proses alokasinya dapat menjadi sangat kompleks.
Anda dapat mengatasi tantangan ini dengan melakukan pemantauan yang konstan dan analisis terperinci terhadap aktivitas produksi, yang bisa memakan waktu dan sumber daya. Kesulitan dalam menentukan cara yang paling efektif untuk mengalokasikan biaya overhead dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang salah tentang harga produk dan analisis profitabilitas.
b. Perubahan Volume Produksi
Perubahan volume produksi menjadi tantangan pendekatan full costing, yang dapat menyebabkan fluktuasi signifikan dalam biaya per-unit, dimana volume produksi dapat menurun, sementara biaya overhead yang harus dialokasikan ke jumlah unit yang lebih sedikit dapat meningkatkan biaya per-unit secara signifikan.
Tantangan ini akan membuat perusahaan kesulitan dalam menetapkan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan. Dalam mengatasi tantangan ini, perusahaan harus mengelola keseimbangan antara kapasitas produksi dan permintaan pasar, dan tetap waspada terhadap potensi overproduksi atau investasi berlebihan dalam kapasitas produksi.
c. Kebutuhan Data yang Komprehensif
Pendekatan full costing dalam perusahaan manufaktur membutuhkan pengumpulan, pengelolaan, dan analisis data yang komprehensif dan akurat, tidak hanya data mengenai biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja, tetapi juga data kompleks terkait biaya overhead dan aktivitas produksi. Proses ini akan memakan waktu banyak, sehingga perusahaan harus memiliki sistem informasi manajemen yang canggih dan SDM yang terlatih.
Penerapan pendekatan full costing juga mengharuskan perusahaan memastikan integritas data untuk menghasilkan perhitungan biaya yang akurat. Jika data salah di input, maka akan menyebabkan kesalahan dalam perhitungan biaya produksi, dan dapat mempengaruhi keputusan harga jual dan strategi bisnis jangka panjang.
d. Perubahan Harga Bahan Baku
Terjadinya perubahan dan fluktuasi bahan baku menjadi tantangan dalam penerapan pendekatan full costing, yang dapat mengakibatkan perubahan biaya produksi yang tidak terduga, dan juga mempengaruhi kalkulasi biaya dan margin keuntungan. Untuk itu, perusahaan harus melakukan monitor pasar dan menyesuaikan perhitungan biaya agar dapat menggambarkan perubahan harga bahan baku.
Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan kontrak pembelian jangka panjang atau strategi hedging untuk mengunci harga bahan baku yang memerlukan analisis pasar yang cermat. Ketergantungan pada prediksi yang akurat dan manajemen risiko menjadi penting untuk meminimalkan dampak fluktuasi harga bahan baku pada biaya produksi dan profitabilitas.
4. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode full costing adalah konsep yang memegang peran penting dalam pengelolaan perusahaan manufaktur, yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai biaya produksi. Penerapannya sangat penting karena dapat membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual yang akurat, dan pengelolaan keuangan bisnis dengan lebih efektif.
Anda dapat menggunakan berbagai jenis metode full costing yang menawarkan berbagai pendekatan unik, sehingga Anda dapat memanfaatkannya berdasarkan kebutuhan spesifik perusahaan Anda. Meskipun ada beberapa tantangan dalam implementasinya, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat dari pendekatan full costing ini untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, dan juga meningkatkan daya saing serta profitabilitas di pasar yang kompetitif.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI