Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Hello 👋

Discover how our expert consultants can elevate your company's performance. Contact us today to schedule a demo and explore tailored solutions for your business needs.
Akuntansi Informasi Bisnis Solusi Bisnis

Mengenal Break Even Point (BEP) dan Cara Menghitungnya

3 Min Read     Posted on 09 Sep 2024

Share Artikel

Sebagai pebisnis, proses pengambilan keputusan seperti harga jual produk, pembelian bahan baku, dan bahkan strategi pemasaran tentunya tidak diambil secara sembarangan. Ini diperlukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Untuk mendukung keputusan tersebut, Anda bisa menggunakan acuan break even point.

Dengan analisis BEP, Anda dapat lebih strategis dalam mengurangi risiko bisnis dan meningkatkan profitabilitas. Artikel berikut ini akan membantu Anda untuk tahu lebih lanjut definisinya, cara menghitung BEP, dan bagaimana strategi yang tepat agar bisnis Anda mencapai titik impas lebih cepat.

1. Apa yang Dimaksud Break Even Point?

Break even point atau BEP adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan ketika pendapatan perusahaan sama dengan modal yang dikeluarkan. Artinya, Anda tidak mengalami kerugian atau keuntungan. BEP dihitung dengan membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.

Memahami BEP diperlukan agar Anda mengetahui jumlah minimum penjualan yang diperlukan agar tidak merugi. Analisis nilai ini juga membantu Anda untuk menilai apakah operasional saat ini telah efisien. Tidak hanya itu, dengan menggunakan acuan angka pada BEP, Anda bisa menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja keuangan.

2. Manfaat Analisis BEP di Bisnis

Memahami BEP ternyata memberikan manfaat yang dapat membantu bisnis Anda membuat keputusan finansial yang lebih baik hingga perencanaan strategi pemasaran yang lebih menguntungkan. Berikut dijelaskan lebih detail manfaat tersebut.

a. Membantu Pengambilan Keputusan Finansial

Break even point BEP adalah hasil analisis yang dapat memberikan gambaran lebih detail terkait waktu yang tepat untuk mengurangi pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. Contoh, ketika penjualan Anda mendekati titik impas tetapi belum mencapai profit, artinya diperlukan evaluasi pada biaya tetap atau variabel.

Kondisi lain, jika penjualan jauh di bawah BEP, Anda perlu fokus pada strategi untuk meningkatkan pendapatan, seperti melakukan promosi, menawarkan diskon, atau memperluas jangkauan pasar. Dengan cara ini, BEP membantu Anda untuk mengetahui langkah apa yang harus diambil untuk keberlangsungan bisnis.

b. Menentukan Harga Jual yang Tepat

BEP juga membantu bisnis dalam menetapkan harga jual produk atau layanan. Dengan memahami total biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang tidak hanya menutup semua biaya produksi tetapi juga memberikan margin keuntungan. 

c. Membantu Mengukur Tingkat Risiko Bisnis

Dengan menganalisis nilai ini, Anda juga dapat memahami risiko yang ada ketika mengambil keputusan. Jika BEP tinggi, maka Anda harus mencapai volume penjualan yang besar untuk mencapainya. Artinya, bisnis lebih rentan terhadap fluktuasi pasar atau penurunan permintaan.

Sebaliknya, ketika nilai break even point rendah maka lebih mudah untuk mencapainya, sehingga risiko yang dihadapi juga relatif lebih kecil. Dengan demikian, Anda lebih hati-hati untuk mengambil keputusan.

d. Membantu Perencanaan Produksi

Untuk aspek perencanaan produksi, nilai ini diperlukan untuk mengetahui jumlah unit yang harus diproduksi. Dari sini perusahaan juga dapat merencanakan kapasitas produksi dan alokasi sumber daya agar sesuai dengan anggaran penjualan. Secara langsung, analisis ini juga membantu menghindari produksi berlebih yang dapat menimbulkan biaya tambahan.

e. Merencanakan Strategi Pemasaran yang Lebih Baik

Dengan mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dicapai, perusahaan dapat menyusun marketing campaign yang lebih efektif. Dengan ini, perusahaan mampu mendorong volume penjualan yang cukup untuk menutupi biaya produksi, sehingga bisnis lebih cepat mencapai profitabilitas.

3. Komponen dalam Perhitungan BEP

Sebelum memahami lebih lanjut cara menghitung BEP, Anda perlu tahu terlebih dahulu beberapa komponen utama yang mempengaruhinya. Di antaranya adalah biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual.

a. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah meskipun terdapat perubahan volume produksi atau penjualan. Sebagai contoh, sewa bangunan, gaji untuk karyawan tetap, dan biaya listrik atau air.

Biaya tetap harus bisa ditutup oleh pendapatan sebelum bisnis dapat mencapai break even point. Oleh karena itu, semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi pula titik impas yang harus dicapai oleh bisnis.

b. Biaya Variabel

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan meningkatnya volume produksi atau penjualan. Contohnya biaya bahan baku, biaya pengemasan, atau komisi penjualan. Dengan mengelola biaya variabel secara efisien, Anda dapat menurunkan titik impas dan meningkatkan margin keuntungan.

c. Harga Jual

Penentuan harga jual sangat mempengaruhi perhitungan BEP karena semakin tinggi harga jual, semakin sedikit unit yang perlu dijual. Namun, harga jual juga harus disesuaikan dengan permintaan pasar agar tetap kompetitif.

Oleh karena itu, penting mendapatkan keseimbangan antara harga jual, biaya produksi, dan target penjualan untuk mencapai break even point dan mendapatkan keuntungan berdasarkan rumus ROE.

4. Rumus dan Contoh Hitung BEP

Dalam akuntansi bisnis, rumus BEP bisa dihitung dengan berbagai metode atau cara. Tapi, secara umum perhitungannya adalah sebagai berikut.

Rumus BEP

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini. Misalkan sebuah perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp100.000.000 per bulan. Setiap produk dijual seharga Rp50.000 per unit, dan biaya variabel per unit adalah Rp30.000. Dengan menggunakan rumus BEP di atas, maka diperoleh:

Contoh perhitungan BEP

Artinya, perusahaan harus menjual setidaknya 5.000 unit produk untuk mencapai titik impas, sehingga semua biaya tertutupi dan perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dalam praktiknya, cara menghitung BEP dan memastikan data yang diinput akurat bukanlah hal yang mudah. Ada banyak aspek keuangan yang harus Anda perhatikan dan rentan human error jika dilakukan secara manual. Di sinilah software akuntansi berperan penting.

Software akuntansi ScaleOcean

Dengan menggunakan software akuntansi ScaleOcean, proses penghitungan BEP menjadi jauh lebih efisien dan akurat. Software ini mampu menghitung biaya tetap, biaya variabel, dan mengelola laporan keuangan secara otomatis. Pelajari lebih lanjut cara kerja sistem ini dengan demo gratis yang ditawarkan.

Bahkan dengan macam software akuntansi ini, Anda juga dapat memantau kinerja keuangan bisnis secara real-time sehingga memudahkan pengambilan keputusan strategis. Tidak hanya dapat menghitung titik impas, software akuntansi juga efektif untuk mengelola aspek keuangan lain seperti arus kas, penggajian, dan pajak.

5. Strategi Optimalkan Break Event Point

Untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan mencapai profit lebih cepat, Anda bisa menerapkan berbagai strategi. Langkah-langkah ini dilakukan agar ada pengurangan biaya dan peningkatan pendapatan sehingga titik impas dapat dicapai dengan lebih sedikit penjualan atau biaya lebih rendah.

a. Menurunkan Biaya Tetap

Pertama, Anda bisa melakukan pengurangan pada biaya tetap seperti sewa gedung, gaji karyawan tetap, atau biaya utilitas seperti air dan listrik. Strateginya dengan renegosiasi kontrak, atau mencari alternatif yang lebih murah. Dengan menurunkan biaya tetap, titik impas dapat dicapai dengan volume penjualan yang lebih rendah.

b. Mengurangi Biaya Variabel

Strategi berikutnya dengan mengurangi biaya variabel. Tapi, bagaimana caranya untuk tahu mana biaya yang perlu dihemat? Software akuntansi ScaleOcean bisa membantu Anda untuk analisis biaya variabel secara akurat.

Sistem ini secara detail dapat melacak komponen biaya variabel yang paling mempengaruhi pengeluaran bisnis. Jadi, Anda tidak harus melihat satu per satu dari transaksi keuangan yang pernah dilakukan perusahaan. Sehingga memudahkan identifikasi area yang bisa dioptimalkan.

Pertimbangkan juga untuk menggunakan teknologi canggih yang mampu mengurangi penggunaan bahan atau energi, sehingga biaya produksi per unit menjadi lebih rendah. Dengan demikian, titik impas secara langsung juga menjadi lebih optimal.

c. Meningkatkan Harga Jual

Strategi peningkatan harga jual juga mempercepat tercapainya BEP, apalagi diikuti dengan rendahnya biaya produksi. Namun, pastikan kenaikan harga ini telah dipertimbangkan secara matang.

Jika pelanggan masih melihat nilai yang tinggi dalam produk atau layanan Anda meskipun harga meningkat, perusahaan akan mendapatkan peningkatan margin keuntungan per unit. Tapi jika sebaliknya, justru Anda akan kehilangan peluang bisnis.

d. Meningkatkan Volume Penjualan

Strategi lain yang efektif adalah meningkatkan volume penjualan. Dengan menjual lebih banyak produk atau layanan, bisnis dapat menutup biaya tetap lebih cepat dan mencapai break even point dalam waktu yang lebih singkat.

Peningkatan volume penjualan dapat dicapai melalui promosi pemasaran yang lebih agresif, perluasan ke pasar baru, atau memperluas distribusi produk melalui saluran penjualan online atau offline.

e. Manajemen Persediaan yang Baik

Manajemen persediaan yang efisien juga bisa diaplikasikan untuk menjaga biaya variabel agar tetap rendah dan menghindari kerugian karena kelebihan atau kekurangan stok. Implementasikan software manajemen persediaan untuk memantau stok secara real-time serta memastikan bahan baku atau produk tersedia tepat waktu.

f. Pengembangan Produk dengan Margin Tinggi

Anda juga bisa memberikan fokus lebih pada produk yang memiliki margin tinggi. Lakukan pengembangan pada produk tersebut. Dengan fokus pada produk yang memberikan margin tinggi, Anda dapat lebih cepat mencapai titik impas dan meningkatkan laba bersih tanpa harus meningkatkan volume penjualan secara signifikan.

g. Diversifikasi Pendapatan

Diversifikasi pendapatan melalui pengembangan produk atau layanan baru dapat membantu bisnis mencapai break even point lebih cepat. Dengan memiliki berbagai sumber pendapatan, maka Anda tidak hanya bergantung pada satu produk atau layanan untuk menutup biaya tetap.

Diversifikasi juga sangat berguna untuk mengurangi risiko bisnis saat permintaan pada produk tertentu menurun. Hal ini dikarenakan bisnis memiliki aliran pendapatan dari berbagai lini produk yang berpotensi mendukung pemasukan perusahaan.

6. Kesimpulan

Break even point BEP adalah nilai penting dalam akuntansi perusahaan karena sebagai acuan menentukan harga jual, perencanaan produksi, hingga keputusan finansial lainnya. Dengan mengetahui niali ini, Anda dapat memahami jumlah minimum penjualan yang diperlukan agar semua biaya, baik tetap maupun variabel dapat terpenuhi.

Namun, cara menghitung BEP dan aspek-aspek keuangan lainnya bisa menjadi rumit jika dilakukan secara manual. Software akuntansi ScaleOcean hadir untuk mengotomatisasi perhitungan BEP secara akurat, mengelola biaya tetap dan variabel, serta menghasilkan laporan keuangan real-time. Jangan ragu untuk mencoba demo gratisnya sekarang juga!

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

CMMS Software: Definisi, Manfaat, dan Mekanisme Kerjanya

  Sep 19, 2024        3 Min Read

CMMS Software: Definisi, Manfaat, dan Mekanisme Kerjanya

20 Rekomendasi Software Payroll Terbaik untuk Bisnis

  Sep 18, 2024        3 Min Read

20 Rekomendasi Software Payroll Terbaik untuk Bisnis

Memahami Manajemen Distribusi dan Perannya di Bisnis

  Sep 18, 2024        3 Min Read

Memahami Manajemen Distribusi dan Perannya di Bisnis