Fungsi Estimasi Biaya Konstruksi dan Contohnya
3 Min Read Posted on 20 Feb 2024
Daftar Isi
Mengestimasi jumlah biaya untuk sebuah proyek adalah sebuah kegiatan yang dilakukan perusahaan konstruksi yang dapat menentukan kesuksesan hasil akhir dari rencana pembangunan. Estimasi biaya konstruksi membantu perusahaan untuk merencanakan, mengalokasikan sumber daya, dan mengevaluasi kelayakan proyek dengan lebih akurat.
Jika tidak ada estimasi yang sesuai, proyek konstruksi berpeluang untuk mengalami penundaan pengerjaan, kerugian yang signifikan, atau bahkan gagal dalam mewujudkan proyeknya. Dengan demikian, pemahaman tentang estimasi biaya dan fungsi-fungsinya menjadi penting untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan pengerjaan proyek. Artikel ini akan memaparkan fungsi estimasi biaya konstruksi serta contoh estimasi biaya proyek konstruksi.
1. Fungsi Estimasi Biaya Konstruksi
Dalam setiap tahapan proyek konstruksi, dari perencanaan awal hingga penyelesaian, estimasi biaya konstruksi memiliki fungsi penting sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan. Beberapa fungsi utamanya adalah:
a. Pembuatan Anggaran
Anggaran sebagai fungsi estimasi biaya konstruksi merupakan proses perencanaan yang membutuhkan ketelitian dalam proyek konstruksi. Langkah-langkah dalam pembuatan anggaran estimasi biaya konstruksi adalah mengidentifikasi lingkup proyek, menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan, mengumpulkan informasi tentang harga bahan bagunan, menghitung biaya, penyesuaian, dan membuat kesimpulan dan ringkasan.
Dengan melakukan estimasi biaya yang akurat, perusahaan dapat membantu memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
b. Membantu Pengambilan Keputusan
Membantu pengambilan keputusan dalam estimasi biaya konstruksi penting karena dapat membantu pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat. Selain itu, ini juga dapat membantu menunjang
kesuksesan proyek konstruksi secara keseluruhan. Langkah-langkah estimasi biaya konstruksi yang dapat membantu mengambil keputusan adalah merencanakan anggaran, memilih jenis material dan metode konstruksi, analisis risiko dan alternatif, negosiasi kontrak, dan manajemen biaya selama tahap pelaksanaan proyek.
c. Menentukan Harga Penawaran
Menentukan harga penawaran sebagai fungsi estimasi biaya konstruksi melibatkan beberapa langkah. Pertama, perusahaan perlu mengumpulkan semua informasi yang diperlukan tentang proyek konstruksi, termasuk gambar desain, spesifikasi material, dan lingkup pekerjaan yang diinginkan oleh klien. Kemudian, perusahaan konstruksi mengestimasi biaya yang terkait dengan proyek tersebut.
Setelah mengumpulkan semua informasi dan mengestimasi biaya, perusahaan dapat menentukan harga penawaran dengan menambahkan margin keuntungan yang diinginkan ke estimasi biaya konstruksi. Margin keuntungan biasanya merupakan persentase tertentu dari total biaya konstruksi, yang dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti risiko kegagalan proyek, persaingan pasar, dan kebutuhan perusahaan untuk mencapai target keuntungan.
d. Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumber daya dalam estimasi biaya konstruksi adalah proses penentuan dan penjadwalan penggunaan semua sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi. Ini termasuk bahan bangunan, tenaga kerja, peralatan, waktu, dan uang. Proses alokasi sumber daya dimulai dengan identifikasi semua item yang akan digunakan dalam konstruksi, seperti batu bata, semen, kayu, dll. Selanjutnya, estimasi biaya untuk setiap barang tersebut dihitung berdasarkan harga pasar dan kuantitas yang diperlukan.
Selain itu, alokasi tenaga kerja juga berguna dalam memprakirakan biaya yang diperlukan. Ini melibatkan penentuan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk setiap tahap konstruksi, serta durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas. Pada akhirnya, alokasi sumber daya ini digunakan untuk menghitung total biaya konstruksi proyek. Ini membantu pemilik proyek, pengembang, atau kontraktor untuk membuat anggaran yang realistis dan mengelola sumber daya dengan efisien selama seluruh tahap konstruksi.
e. Manajemen Biaya
Manajemen biaya dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah proses perencanaan, pengawasan, dan pengendalian semua biaya yang terkait dengan proyek konstruksi. Fungsi estimasi biaya konstruksi bertujuan untuk mengidentifikasi, menghitung, dan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan selama seluruh siklus proyek konstruksi, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian. Langkah-langkah dalam manajemen biaya dalam mengestimasi biaya konstruksi meliputi menentukan sumber daya yang diperlukan, memperkirakan jumlah biaya, penyusunan anggaran, pengendalian biaya, dan pelaporan dan analisis.
f. Manajemen Risiko
Manajemen risiko dalam konteks estimasi biaya konstruksi melibatkan identifikasi, evaluasi, dan mengelola potensi risiko yang dapat mempengaruhi biaya proyek konstruksi. Ini melibatkan langkah-langkah seperti mengidentifikasi risiko yang dapat mempengaruhi biaya proyek konstruksi, evaluasi risiko, perencanaan penanganan risiko, pelaksanaan dan pemantauan, dan evaluasi pasca-proyek.
2. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi
Jenis estimasi biaya konstruksi dapat dikategorikan berdasarkan tingkat detail, tujuan, dan waktu pembuatannya dalam siklus proyek. Berikut adalah beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang umum digunakan dalam industri.
a. Estimasi Tingkat Kasar
Estimasi tingkat kasar (atau rough order of magnitude estimation) adalah metode perkiraan biaya yang digunakan pada tahap awal perencanaan proyek konstruksi untuk memberikan perkiraan kasar tentang biaya keseluruhan proyek. Metode ini sering digunakan ketika detail proyek masih sedikit atau ketika proyek berada pada tahap awal pengembangan.
Estimasi tingkat kasar biasanya dilakukan dengan menggunakan data historis dari proyek-proyek serupa atau berdasarkan pengalaman dan pengetahuan ahli dalam industri konstruksi. Metode ini menghasilkan perkiraan biaya yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi karena ketidakpastian tentang lingkup proyek, spesifikasi teknis, dan kondisi proyek.
Estimasi tingkat kasar seringkali dinyatakan dalam kisaran, misalnya ± 30% hingga ± 50% dari nilai tengah. Ini membantu memperhitungkan ketidakpastian dan variasi yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan proyek.
b. Estimasi Skematik
Estimasi skematik adalah proses perkiraan biaya yang dilakukan pada tahap awal desain sebuah proyek konstruksi. Ini dilakukan ketika desain masih dalam tahap konseptual atau skematik, dimana detail-detail teknis belum sepenuhnya ditentukan. Estimasi skematik memberikan perkiraan biaya yang cukup kasar berdasarkan informasi yang terbatas yang tersedia pada tahap awal proyek.
Biasanya, estimasi skematik dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan biaya yang cepat dan berbasis pada informasi yang tersedia pada saat itu, seperti ukuran dan jenis bangunan, jenis material yang mungkin digunakan, dan biaya konstruksi umum di daerah tersebut. Estimasi ini dapat memberikan gambaran awal kepada pemilik proyek tentang biaya keseluruhan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan pada tahap awal perencanaan.
c. Estimasi Rinci
Estimasi rinci dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah proses menyusun perkiraan biaya untuk proyek konstruksi dengan tingkat detail yang tinggi. Ini melibatkan penelitian menyeluruh tentang semua aspek proyek, termasuk bahan, tenaga kerja, peralatan, waktu, dan biaya lainnya yang terkait dengan pembangunan suatu struktur.
Dalam estimasi rinci, setiap aspek dari proyek dikaji secara terperinci. Ini mencakup spesifikasi material yang akan digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan, jumlah jam kerja yang dibutuhkan, harga per unit untuk setiap item, dan biaya-biaya lainnya seperti biaya overhead dan keuntungan. Semua faktor ini dianalisis dan dihitung dengan teliti untuk mencapai estimasi biaya yang seakurat mungkin.
d. Estimasi Berdasarkan Unit
Estimasi berdasarkan unit adalah metode estimasi biaya konstruksi yang menghitung biaya suatu proyek dengan mengalikan jumlah unit yang akan dibangun dengan biaya per unit. Metode ini umumnya digunakan untuk proyek konstruksi yang melibatkan item-item standar atau serupa, seperti dinding, lantai, atap, dan sebagainya.
Prosesnya dimulai dengan mengidentifikasi unit-unit yang akan dibangun dalam proyek konstruksi, kemudian menentukan biaya per unit untuk setiap item tersebut. Biaya per unit ini dapat diperkirakan dari pengalaman sebelumnya, harga pasar saat ini, atau analisis data biaya konstruksi yang tersedia. Setelah itu, biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit yang dibutuhkan dalam proyek untuk mendapatkan total estimasi biaya.
e. Estimasi Biaya Operasional
Estimasi biaya operasional dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjalankan dan memelihara proyek konstruksi setelah selesai dibangun. Biaya operasional ini mencakup segala hal yang diperlukan untuk menjaga proyek tetap berfungsi dengan baik setelah selesai dibangun, seperti biaya listrik, air, perawatan rutin, perbaikan, dan pengelolaan properti.
Dalam menentukan estimasi biaya operasional, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan meliputi biaya energi, biaya perawatan, biaya manajemen, biaya asuransi, biaya pengelolaan limbah, dan biaya administratif. Estimasi biaya operasional penting dalam merencanakan dan mengelola keuangan proyek konstruksi jangka panjang karena membantu memperhitungkan total biaya kepemilikan properti, termasuk biaya konstruksi awal dan biaya operasional selama siklus hidup properti tersebut.
Baca juga: 5 Jenis Konstruksi Bangunan dan Kelebihannya
3. Contoh Estimasi Biaya Proyek
Berikut ini adalah contoh estimasi biaya proyek yang menunjukkan betapa pentingnya estimasi untuk pengambilan keputusan dan manajemen proyek. Sebuah pusat perbelanjaan baru yang sedang dibangun di kota besar adalah subjek studi kasus ini. Pengembang properti besar berencana membangun pusat perbelanjaan baru dengan luas total 50.000 meter persegi. Proyek ini meliputi perencanaan pembuatan fasilitas, termasuk toko ritel, area makan, bioskop, dan ruang parkir yang luas. Karena skala dan kompleksitas proyek yang cukup besar, pengembang memerlukan estimasi biaya yang akurat agar proyek tidak tersebut tidak mengalami kerugian.
Pada awal proyek, tim proyek melakukan estimasi kasar yang menunjukkan biaya proyek berkisar antara 100 milyar rupiah hingga 150 milyar rupiah. Estimasi ini membantu pengembang dalam pengambilan keputusan awal tentang kelayakan finansial proyek. Setelah desain awal selesai, estimasi skematik dilakukan. Estimasi tersebut menghasilkan angka yang lebih akurat, yaitu 120 milyar rupiah dengan margin kesalahan ±20%. Estimasi ini juga digunakan untuk pengajuan pinjaman dan awal pembuatan anggaran. Setelah desain final dan spesifikasi teknis ditetapkan, tim proyek mengembangkan estimasi rinci yang menunjukkan biaya konstruksi bangunan sebesar 135 milyar rupiah dengan margin kesalahan kurang dari ±10%. Estimasi ini mencakup biaya material, tenaga kerja, peralatan, dan biaya tidak terduga.
Walaupun ada beberapa masalah yang dapat muncul secara tidak terduga, seperti kenaikan harga material dan penundaan karena cuaca buruk, estimasi kontinjensi yang disiapkan dapat membantu tim untuk menyesuaikan tanpa melebihi anggaran secara berlebihan. Proyek ini akhirnya selesai dengan biaya total 138 milyar rupiah, hanya 2.2% di atas estimasi rinci, sebuah hasil yang dianggap sukses besar dalam industri konstruksi.
Baca juga: 6 Fungsi Perusahaan Konstruksi di Indonesia
4. Kesimpulan
Estimasi biaya konstruksi merupakan aspek penting yang dapat menentukan keberhasilan proyek dalam industri konstruksi. Dengan estimasi yang akurat, perusahaan konstruksi dapat merencanakan, mengalokasikan sumber daya, dan mengeksekusi proyek dengan efisiensi yang tinggi. Fungsi estimasi biaya tidak hanya terbatas pada penentuan anggaran, tetapi juga dalam optimasi penggunaan sumber daya dan mitigasi risiko.
Proses ini membutuhkan keahlian, pengalaman, dan perhatian terhadap detail untuk memastikan keakuratan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan konstruksi untuk terus meningkatkan kemampuan dalam melakukan estimasi biaya seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi baru dalam industri konstruksi. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan kelancaran proyek dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI