Semua bangunan mengikuti proses tahapan proyek bangunan sebelum pembangunannya diselesaikan oleh perusahaan konstruksi. Setiap proyek konstruksi, berapa pun besarnya, membutuhkan rencana yang baik dan manajer proyek yang berpengalaman. Memahami proses konstruksi akan membantu pembuatan perencanaan proyek yang efektif.
Proses konstruksi adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek Anda. Proses ini memiliki lima tahapan proyek, yaitu perencanaan, pra-konstruksi, pengadaan, konstruksi, dan pasca-konstruksi. Setiap tahapan konstruksi memiliki hambatannya masing-masing tergantung pada ukuran dan ruang lingkup proyek. Proyek konstruksi bervariasi dalam hal ukuran, pemangku kepentingan, anggaran, dan waktu penyelesaian. Berikut ini adalah tahap konstruksi yang umum.
1. Inisiasi Proyek
Tahap pertama dari pelaksanaan proyek konstruksi adalah tahap inisiasi proyek. Selama tahap inisiasi, perusahaan konstruksi melakukan evaluasi persyaratan, tujuan, dan kelayakan proyek secara keseluruhan, dan kemudian membuat anggaran proyek untuk dikerjakan. Tahapan pertama ini sangat penting bagi proyek secara keseluruhan karena berkaitan dengan para pemangku kepentingan yang menilai apakah ide proyek sudah cukup memadai untuk dilakjutkan menjadi proyek.
Tahap ini juga meliputi penetapan standar yang ketat mengenai bagaimana melaksanakan semua aspek proyek jika proyek tersebut benar-benar dilanjutkan. Beberapa aktivitas yang dilakukan selama proses inisiasi proyek meliputi melakukan studi kelayakan untuk menilai manfaat proyek dan mengevaluasi tujuan proyek. Studi ini melihat hal-hal seperti biaya konstruksi, desain, lokasi, dan jadwal pembangunan yang diusulkan. Lalu, dokumen inisiasi proyek dibuat berdasarkan hasil studi kelayakan.
Dokumen ini berisi ruang lingkup proyek, menetapkan tonggak proyek yang harus dicapai oleh tim, dan menntukan kriteria yang menentukan keberhasilan proyek di mata para pemangku kepentingan. Selain dokumen inisiasi proyek, dokumen konstruksi juga dibuat untuk menjelaskan kontraktor, arsitek, dan anggota tim lainnya yang akan terlibat dalam proyek dan peran apa yang akan mereka lakukan setiap hari.
Inisiasi proyek juga dapat mengalami hambatan seperti miskomunikasi. Untuk mencegah terjadinya miskomunikasi, manajer proyek harus berkomunikasi secara efektif dengan desainer, arsitek, pemasok, dan teknisi untuk membuat desain yang tepat. Tujuan yang tidak jelas juga merupakan masalah pada tahap awal manajemen proyek konstruksi. Kadang-kadang, pemangku kepentingan proyek tidak tahu apa yang mereka inginkan atau tidak dapat mencapai kesepakatan yang sudah ditentukan.
2. Pra-Konstruksi
Tahap pra-konstruksi, adalah bagian kedua dari proyek konstruksi. Tahap ini adalah tahapan ketika semua persiapan yang diperlukan untuk memulai konstruksi sudah selesai, termasuk pembuatan rancangan untuk desain akhir struktur. Sebagai contoh, peta jalan proyek akan dibuat untuk menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Pengembangan desain yang dilakukan pada tahap ini sangat penting untuk menentukan peralatan dan bahan yang tepat untuk tahap selanjutnya, yakni tahap pengadaan.
Pada tahapan pra-konstruksi, manajer proyek memilih kontraktor mana yang akan bekerjasama berdasarkan desain struktural yang diajukan. Manajer proyek juga memperkirakan jumlah biaya yang dibutuhkan juga mendiskusikan kontrak terkait proyek. Untuk membuat struktur tim proyek dan memastikan semua pihak mengetahui peran mereka dalam proyek, manajer proyek harus mengadakan rapat pra-konstruksi.
Masalah pada tahap ini akan terjadi jika proyek tidak memiliki gambaran yang jelas seperti kapan proyek akan selesai, bagaimana hasil akhirnya, atau kemunculan faktor penghambat yang tidak terduga. Kurangnya perencanaan membuat masalah lebih mungkin terjadi dan membuatnya lebih sulit untuk mengendalikan risiko setelah proyek berjalan. Selain itu, akan ada banyak masalah hukum, perizinan, dan peraturan bangunan selama tahap pra-konstruksi. Penyimpanan dan kontrol dokumen dapat menjadi lebih sulit jika tidak ada manajemen dokumen yang efektif.
Dengan dukungan software manajemen konstruksi, penyimpanan dan kontrol dokumen dapat dilakukan dengan lebih efektif, memastikan bahwa semua informasi penting terkelola dengan baik dan mudah diakses.
Baca juga: 8 Jenis Proyek Konstruksi serta Contohnya
3. Pengadaan
Tahap pengadaan dalam tahap konstruksi meliput kegiatan pengadaan semua sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek. Pada tahapan ini, tim proyek memesan, membeli, atau menyewa semua bahan, alat, dan layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Tahap pengadaan pada umumnya melibatkan pencarian sumber bahan. Bahan-bahan ditemukan dan dibeli, dan anggota tim dikoordinasikan untuk memenuhi perkiraan biaya dan tenggat waktu penyelesaian proyek. Selain itu, semua anggota tim dan kontraktor yang dibutuhkan untuk proyek direkrut.
Permasalahan yang seringkali muncul pada tahap pengadaan meliputi pemilihan supplier dalam pembelian bahan. Bahan-bahan lokal mungkin diterima lebih cepat tetapi biasanya lebih mahal. Bahan-bahan yang bersumber dari pasar global relatif lebih murah namun rentan terhadap gangguan rantai pasokan. Selain itu, kondisi pasar dapat memengaruhi ketersediaan peralatan, bahan, dan bahkan sumber daya manusia.
4. Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahapan dimana eksekusi proyek sudah terlaksana. Sebelum konstruksi dimulai, tim manajemen proyek, desain, dan teknik bekerja keras untuk mencapai keberhasilan. Dalam konstruksi, kontraktor dan subkontraktor mengelola dan mengawasi kegiatan konstruksi. Sangat penting bagi tim untuk tetap bertanggung jawab terhadap keseluruhan rencana proyek dan parameternya.
Pada proyek yang melibatkan tahapan konstruksi jalan, peran manajer konstruksi dan kontraktor menjadi sangat penting sebagai penghubung utama dalam komunikasi proyek. Mereka memastikan bahwa setiap proses, mulai dari inspeksi kontrol kualitas, penanganan RFI (Request for Information), hingga persetujuan pengajuan teknis, dilakukan secara efisien. Tim yang terdiri dari arsitek, teknisi, dan manajer proyek bekerja sama untuk memastikan hasil konstruksi memenuhi standar yang ditetapkan, termasuk pada jenis jalan yang sedang dibangun.
Penjadwalan yang tidak memadai adalah salah satu masalah yang umum terjadi pada tahap ini. Karena sebagian besar kegiatan konstruksi dilaksanakan secara bersamaan, satu tim konstruksi dapat menunggu tim lain untuk menyelesaikan bagian proyek mereka. Setiap pekerja mungkin juga memiliki jadwal mereka sendiri. Tanpa penjadwalan yang tepat, anggota tim yang sibuk hanya bisa memprediksi kegiatan apa yang harus mereka lakukan untuk hari itu. Perencanaan dan penjadwalan yang buruk dapat menyebabkan penundaan dan penambahan anggaran.
5. Pasca-Konstruksi
Tahap pasca-konstruksi atau penutupan adalah langkah terakhir dalam proses konstruksi. Setelah konstruksi bangunan selesai, manajer proyek konstruksi mensurvei proyek sebelum menyerahkannya kepada klien atau pemilik.
Pada tahap ini, manajer proyek konstruksi mengevaluasi proyek tersebut bersama klien, dan membuat daftar pekerjaan konstruksi yang perlu diperbaiki. Kemudian, mereka bekerja sama dengan kontraktor dan subkontraktor untuk memperbaiki kesalahan sesuai kebutuhan. Lalu, dokumen penyelesaian proyek diselesaikan, termasuk pembayaran kontraktor, sertifikat inspeksi, dan sertifikat hunian. Selain itu, dokumentasi dikemas dan dikirimkan kepada klien yang bertujuan untuk memberi hak milik bangunan kepada klien.
Masalah yang dapat muncul pada tahap ini meliputi komentar dan kekhawatiran klien mulai dari kesalahan kecil hingga yang serius. Sebelum kontraktor dan subkontraktor dapat melanjutkan proyek, hal ini harus diselesaikan. Jika klien tidak puas atau proyek tidak memenuhi ekspektasi, masalah hukum dapat terjadi. Penyelesaian dokumentasi membutuhkan waktu.
Baca juga: 5 Jenis Konstruksi Bangunan dan Kelebihannya
6. Kesimpulan
Setiap tahapan konstruksi bangunan memiliki permasalahannya sendiri. Akan tetapi, melalui perencanaan yang matang, komunikasi yang efektif, dan kerjasama tim, perusahaan konstruksi dapat mengatasi hambatan tersebut. Dengan memahami secara mendalam tentang tahap konstruksi dan kegiatan di setiap tahapan proyek membantu perusahaan untuk lebih siap dalam menangani proyek konstruksi dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
Lebih dari itu, tahapan konstruksi dapat mengatur dan mengarahkan proses proyek konstruksi. Dengan demikian, kesuksesan dalam proyek konstruksi tidak hanya diukur dari penyelesaian fisik bangunan tetapi juga dari kemampuan untuk mengelola proses dan mengatasi masalah dengan efektif.