Contoh dan Cara Membuat KPI Produksi Manufaktur
3 Min Read Posted on 29 Jul 2024
Daftar Isi
Untuk mencapai bisnis manufaktur yang kompetitif, efektif, juga maksimal, perusahaan harus memiliki panduan yang tepat untuk mengukur dan memantau kinerja proses produksi dalam menghasilkan barang berkualitas. Disebut sebagai KPI atau Key Performance Indicators yang menjadi alat yang dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan di proses produksi.
KPI menjadi peran penting yang harus diterapkan secara optimal di perusahaan manufaktur, sehingga Anda dapat memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai rencana. Di sini kita akan memahami bagaimana konsep utuhnya, serta bagaimana cara membuat KPI produksi dan contohnya di manufaktur. Simak penjelasan lengkapnya bersama di sini!
1. Apa itu KPI Produksi
KPI atau Key Performance Indicators adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan manufaktur dapat mencapai tujuan bisnisnya. KPI menjadi metrik spesifik yang dirancang untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan kualitas dari proses produksi.
Untuk itu, penerapannya berfungsi untuk dapat membantu manajemen manufaktur untuk memantau kinerja, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
KPI ini menjadi aspek yang melibatkan berbagai aspek dari proses produksi, dan dapat memberikan wawasan yang berbeda mengenai kinerja produksi. Sebagai contoh sederhana, sebuah KPI yang mengukur tingkat cacat produk harus didukung dengan data yang akurat dan dapat diandalkan, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan korektif yang tepat.
2. Contoh KPI Produksi
KPI menjadi peran penting yang akan mengukur, memantau, dan meningkatkan kinerja operasional. Hal tersebut penting untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan memastikan proses produksi berjalan sesuai target yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa contoh KPI produksi di pabrik produksi manufaktur, yaitu:
a. Output Produksi
Contoh KPI produksi yang pertama ada KPI untuk output produksi, untuk mengukur jumlah total barang yang diproduksi dalam periode waktu tertentu. KPI ini penting untuk mengetahui kapasitas produksi, dan memastikan target produksi tercapai. Pemantauan output produksi dengan KPI akan membantu mengidentifikasi hambatan dalam proses produksi dan mengambil tindakan untuk meningkatkan efisiensi.
b. Waktu Siklus Produksi
Selanjutnya ada KPI untuk waktu siklus produksi, untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus produksi, dari awal proses hingga akhir. Adanya KPI ini akan membantu perusahaan manufaktur untuk mengidentifikasi efisiensi dalam proses produksi. Semakin pendek waktu siklus, maka semakin tinggi efisiensi produksi. Penting untuk mengurangi waktu siklus, agar dapat meningkatkan throughput dan mengurangi biaya produksi.
c. Defect Rate
Contoh KPI produksi selanjutnya ada KPI defect rate, yang berguna untuk mengukur persentase produk yang tidak memenuhi standar kualitas, atau produk cacat. KPI defect rate ini penting untuk mengukur kualitas produksi dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Pemantauan produk cacat dengan KPI akan mengurangi tingkat kegagalan, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.
d. Overall Equipment Effectiveness
OEE atau Overall Equipment Effectiveness juga memiliki KPI yang berguna untuk mengukur efektivitas keseluruhan peralatan produksi dengan memperhitungkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas. Contoh KPI produksi ini akan membantu mengidentifikasi dan mengurangi downtime mesin meningkatkan kecepatan produksi, dan mengurangi tingkat cacat. Tingkat OEE yang tinggi menunjukkan bahwa mesin dan peralatan beroperasi dengan efisien.
e. Efisiensi Penggunaan Bahan Baku
KPI berikutnya ada untuk efisiensi penggunaan bahan baku, yang menjadi rasio antara jumlah bahan baku yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan. KPI akan mengukur seberapa efisiensi bahan baku digunakan dalam proses produksi, dan membantu dalam mengurangi pemborosan. Jika rasio KPI tinggi, berarti bahan baku dimanfaatkan secara optimal, mengurangi biaya produksi.
f. Downtime Mesin
Contoh KPI produksi berikutnya yaitu KPI untuk downtime mesin, yang akan mengukur total waktu di mana mesin tidak beroperasi karena pemeliharaan, perbaikan, dan masalah lainnya yang terjadi. KPI ini penting untuk mengurangi waktu henti dan meningkatkan efisiensi produksi. Downtime yang terukur dengan akurat juga akan membantu dalam meningkatkan kapasitas produksi dan mengoptimalkan penggunaan mesin.
g. Lead Time Produksi
Selanjutnya ada lead time produksi, di mana KPI akan mengukur efisiensi dan kecepatan waktu yang dibutuhkan dari penerimaan pesanan hingga penyelesaian produk. Jika lead time yang diukur pendek, maka menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan dengan cepat, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
h. Kapasitas Produksi
KPI untuk kapasitas produksi juga penting untuk mengukur jumlah maksimum produk yang dapat diproduksi dalam periode waktu tertentu. KPI ini akan membantu perusahaan manufaktur dalam menentukan batas produksi, dan juga merencanakan penambahan kapasitas jika diperlukan.
i. First Pass Yield
FPY atau First Pass Yield juga menjadi contoh KPI produksi yang mengukur persentase produk yang lolos pemeriksaan kualitas pada percobaan pertama, tanpa memerlukan rework atau perbaikan. Pengukuran KPI untuk aspek ini penting untuk melihat kualitas produk pada percobaan pertama, Jika rasio FPY tinggi, maka menunjukkan proses produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
j. Inventory Turnover
Contoh yang berikutnya ada KPI untuk inventory turnover, yang menjadi pengukuran frekuensi perputaran persediaan bahan baku dan barang jadi dalam periode waktu tertentu. KPI produksi ini penting untuk mengukur efisiensi manajemen persediaan, dan mengoptimalkan tingkat persediaan, sehingga hasil pengukuran ini akan menunjukkan apakah persediaan dikelola dengan baik atau tidak dilihat dari penumpukkan barang yang tidak terjual.
k. Cost Per Unit
KPI cost per unit juga penting untuk mengukur biaya rata rata yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit barang. KPI akan mengukur efisiensi biaya produksi, dan mencari cara untuk mengurangi biaya per unit dengan memantau biaya tersebut. Dengan begitu, perusahaan bisa mengidentifikasi area yang memerlukan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
l. Safety Incidents
Contoh terakhir dalam KPI produksi adalah KPI safety incidents, yang berguna untuk mengukur jumlah kecelakaan kerja atau insiden keselamatan di pabrik produksi dalam periode waktu tertentu. Pengukuran KPI ini penting untuk memastikan lingkungan kerja yang aman, dan untuk mengurangi risiko kecelakaan di pabrik manufaktur.
3 Cara Membuat KPI Produksi
Untuk mengukur KPI manufaktur di setiap aspek proses produksi, Anda harus membuatnya dengan maksimal agar bisa mengukur dan memantau kinerja kegiatan produksi dengan maksimal. Berikut ini beberapa langkah dan cara membuat KPI produksi yang tepat di perusahaan manufaktur, yaitu:
a. Menentukan Tujuan KPI
Cara membuat KPI produksi yang pertama adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan teknik SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Bound. Misalnya, tujuan yang ingin dicapai berupa meningkatkan output produksi sebesar 10% dalam enam bulan atau mengurangi tingkat kegagalan produk hingga 2% dalam satu tahun. Tujuan yang jelas akan memastikan bahwa KPI yang dibuat benar-benar relevan dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bisnis.
b. Mengidentifikasi Indikator Utama
Setelah menentukan tujuannya, cara membuat KPI produksi berikutnya adalah mengidentifikasi indikator utama atau contoh KPI produksi yang akan digunakan untuk mengukur kinerja. Pilihlah indikator produksi yang paling relevan dengan tujuan produksi Anda. Setiap contoh harus dapat diukur dengan data yang tersedia, dan dapat memberikan gambaran jelas mengenai kinerja produksi manufaktur.
c. Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan
Kumpulkan juga data yang relevan dan akurat sebagai cara membuat KPI produksi yang tepat, data dapat berasal dari berbagai sumber seperti sistem produksi yang Anda terapkan, laporan harian, dan catatan kualitas. Pastikan juga data yang dikumpulkan telah konsisten dan dapat diandalkan.
d. Menetapkan Target dan Batasan
Cara membuat KPI produksi berikutnya adalah menentukan target yang ingin dicapai untuk setiap KPI yang dibuat. Target harus realistis dan sesuai dengan kapasitas produksi perusahaan manufaktur. Tetapkan juga batasan yang menunjukkan kinerja yang tidak dapat diterima. Sebagai contoh, target output produksi bisa ditetapkan sebesar 1.000 unit per hari dengan batasan minimal 900 unit. Penetapan target harus sesuai agar bisa memantau kinerja dan mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
e. Memonitor dan Mengevaluasi KPI
Selanjutnya lakukan pemantauan secara berkala terhadap kinerja pengukuran KPI, dan pastikan tujuan produksi yang Anda tetapkan bisa tercapai. Anda bisa menggunakan software ERP manufaktur yang memiliki dashboard pelaporan kinerja yang akan memudahkan Anda memantau secara real-time. Evaluasi juga hasil KPI secara rutin, dan analisis penyebab dari setiap penyimpangan dari target KPI.
f. Melakukan Tindakan Perbaikan
Cara membuat KPI produksi yang terakhir adalah lakukan tindakan perbaikan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang rutin Anda lakukan. Penting untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan setiap tindakan perbaikan, serta lakukan pemantauan untuk melihat efektivitasnya. Contohnya, jika tingkat kegagalan produk melebihi target, analisis penyebabnya dan implementasikan langkah-langkah untuk memperbaiki masalah tersebut.
4. Kesimpulan
Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan kinerja operasional dan mencapai tujuan bisnis, perusahaan manufaktur bisa membuat KPI yang tepat. Dibuatnya key performance indicators ini penting untuk mengukur optimalisasi berbagai aspek produksi, sehingga kegiatan dan proses manufaktur dapat berjalan lancar dan tetap produktif.
Dengan dilakukannya pemantauan dan kinerja produksi dengan KPI produksi yang maksimal, perusahaan manufaktur akan mudah untuk meningkatkan efisiensi, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan, sekaligus menciptakan budaya kerja yang transparan dan optimal agar dapat mencapai keunggulan operasional dan keberhasilan jangka panjang.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI