Secara umum, bisnis manufaktur melakukan proses produksi untuk mengubah raw material menjadi produk jadi yang siap dipasarkan atau digunakan konsumen. Untuk bisa menghasilkan item yang disebut produk jadi, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan.
Lalu, apa saja syarat-syarat tersebut? Artikel kali ini akan menjelaskan lebih lanjut syarat produk jadi, proses membuatnya, serta contoh dari berbagai sektor industri manufaktur seperti otomotif, elektronik, furnitur, dan garmen.
Dengan contoh ini, Anda bisa lebih paham perbedaan penting antara produk setengah jadi dan produk jadi dalam skenario yang lebih konkrit.

- Syarat produk jadi adalah memenuhi standar kualitas, proses produksi yang telah selesai, dan siap digunakan atau dijual.
- Proses membuat produk jadi adalah perancangan produk, pengadaan bahan baku dan komponen, proses produksi, kemudian tahapan pengujian dan inspeksi final.
- Contoh produk jadi ada pada sektor otomotif, sektor elektronik, dan sektor furnitur.
1. Apa itu Produk Jadi?
Produk jadi atau finished product adalah output final dari sebuah proses produksi yang telah selesai sepenuhnya dan melewati semua tahapan yang diperlukan, termasuk inspeksi kualitas akhir.
Produk ini telah melalui pengecekan standar dan sepenuhnya siap untuk didistribusikan, dijual, atau digunakan langsung oleh konsumen akhir. Status ini menandakan produk siap meninggalkan area manufaktur dan memasuki rantai pasok menuju pasar.
Selain itu, penting untuk memahami perbedaan barang dan jasa. Barang jadi adalah produk fisik yang dapat langsung digunakan oleh konsumen, sementara jasa, sebagai layanan, tidak memiliki bentuk fisik dan cenderung berfokus pada manfaat yang dirasakan konsumen.
2. Apa Perbedaan Produk Jadi dan Setengah Jadi?
Produk jadi dan setengah jadi adalah dua bagian penting dalam siklus produksi di bisnis manufaktur. Perbedaan keduanya terletak pada tingkat kesiapan untuk dijual atau digunakan oleh konsumen.
Produk jadi adalah item yang telah melalui seluruh proses produksi, mulai dari desain, pengolahan, dan pengujian kualitas. Dengan ini, barang siap untuk dijual tanpa perlu pengolahan lebih lanjut. Contoh produk jadi adalah peralatan elektronik, kendaraan, pakaian, dan perabotan rumah.
Di sisi lain, produk setengah jadi adalah item yang belum selesai dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum menjadi produk jadi. Misalnya bahan baku seperti logam yang perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi komponen mesin, atau komponen yang perlu dirakit menjadi produk akhir.
Pemahaman tentang perbedaan kedua produk ini dibutuhkan untuk mengoptimalkan manajemen rantai pasok di bisnis manufaktur.
2. Apa Saja Syarat atau Kriteria Produk Jadi?
Selain pada tingkat kesiapan, ada juga beberapa syarat fundamental yang perlu diperhatikan untuk mengatakan suatu item telah menjadi produk jadi (finished product). Syarat ketika suatu produk telah mencapai status produk jadi yang siap untuk tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi Standar Kualitas
Syarat pertama dan krusial adalah produk jadi harus berhasil melewati seluruh proses quality control yang ketat. Produk ini harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, baik oleh perusahaan manufaktur itu sendiri maupun regulasi pemerintah yang berlaku.
Standar ini bisa meliputi aspek keamanan, efisiensi, keandalan produk, daya tahan, dan performa. Memenuhi standar kualitas ini secara fundamental memastikan bahwa produk tersebut fungsional dan dapat memenuhi ekspektasi serta kebutuhan pasar.
b. Proses Produksi Telah Selesai
Sebelum dapat melalui proses quality control akhir sebagai produk jadi, barang tersebut harus melewati dan menyelesaikan seluruh tahapan proses produksi yang diperlukan. Hal ini mencakup semua langkah, mulai dari perancangan awal, pengolahan raw material, assembly (perakitan), hingga pengujian akhir fungsionalitas atau performa.
Setelah melewati semua tahapan produksi, produk yang telah selesai dapat diuji sesuai dengan spesifikasi. Pada tahap ini, contoh prototype produk yang sebelumnya diuji akan memberikan gambaran tentang apakah hasil akhir memenuhi standar yang diharapkan.
c. Siap Dijual atau Digunakan
Syarat penting lainnya adalah bahwa produk tersebut sudah sepenuhnya siap untuk dipasarkan atau digunakan langsung oleh konsumen tanpa memerlukan modifikasi, penyelesaian tambahan, atau penyesuaian lebih lanjut.
Dengan kata lain, produk tersebut telah mencapai bentuk dan kondisi akhir yang mampu memberikan nilai penuh kepada konsumen.
Kesiapan produk untuk dijual atau digunakan ini sekaligus sebagai penanda kalau produk tersebut secara operasional telah mencapai tahap akhir dalam siklus produksi internal dan kini berpotensi menghasilkan marginal revenue bagi bisnis Anda ketika setiap unitnya berhasil terjual di pasar.
d. Memiliki Kemasan yang Fungsional dan Estetik
Contoh barang produksi yang sudah jadi terutama yang ditujukan untuk pasar ritel, umumnya dilengkapi dengan kemasan yang fungsional dan label yang informatif serta menarik secara visual.
Kemasan tidak hanya berfungsi melindungi produk dari kerusakan selama transportasi dan penyimpanan, tetapi juga menyediakan informasi penting seperti nama produk, merek, instruksi penggunaan, komposisi, atau tanggal kedaluwarsa.
Selain fungsi proteksi dan informasi, kemasan dan label juga berperan penting sebagai instrumen pemasaran visual untuk menarik perhatian konsumen di rak toko dan membedakan produk dari kompetitor, terutama di tengah keberadaan barang substitusi yang beragam di pasar.
3. Bagaimana Proses Membuat Produk Jadi?
Proses pembuatan produk jadi termasuk dalam bagian siklus produksi yang mencakup berbagai tahapan penting yang harus dipenuhi sesuai dengan standar yang ada.
Tahap pertama dalam proses membuat produk jadi adalah perancangan produk, di mana perusahaan perlu mengembangkan konsep produk dan membuat rencana rinci untuk produksinya. Ini untuk menghindari jumlah barang reject yang terlalu banyak dan merugikan perusahaan.
Perancangan ini bisa meliputi penentuan spesifikasi, pemilihan material, dan pembuatan rencana untuk produksi, pengujian, dan perakitan. Tahapan ini menjadi dasar bagi langkah-langkah selanjutnya dalam proses manufaktur.
Tahapan selanjutnya adalah pengadaan bahan baku dan komponen yang dibutuhkan untuk membuat produk. Langkah ini termasuk identifikasi dan evaluasi pemasok, pembelian material, dan pengaturan transportasi serta raw material inventory.
Penggunaan teknologi seperti sistem manajemen pabrik makanan, jika berkaitan dengan manufaktur makanan, dapat membantu identifikasi pemasok, pembelian, pengelolaan inventori bahan baku secara real-time (termasuk tanggal kadaluarsa), dan memastikan ketertelusuran dari sumber untuk efisiensi rantai pasokan.
Selain bahan baku utama, penting juga untuk memastikan ketersediaan dan kualitas contoh bahan penolong yang berperan penting dalam menciptakan kelancaran proses produksi.
Tahap berikutnya adalah proses produksi. Di tahap ini, bahan baku dan komponen lainnya diolah atau dirakit sesuai dengan desain dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Ada banyak teknik yang bisa diterapkan seperti pemotongan, pembentukan, pengelasan, perakitan, serta penggunaan teknologi seperti otomasi dan robotik untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas. Jangan lupa untuk melakukan kontrol kualitas berkelanjutan supaya produk akhir memenuhi standar yang ditetapkan.
Terakhir dilakukan tahapan pengujian dan inspeksi final. Produk yang lulus pengujian dan inspeksi kemudian akan dikemas dan dilabeli sesuai dengan kesepakatan, sebelum akhirnya didistribusikan ke retailer atau konsumen akhir.
Dalam banyak kasus, feedback dari pasar dan konsumen juga akan digunakan untuk membuat perbaikan pada desain produk dan proses produksi di masa mendatang. Termasuk juga data terkait elastisitas permintaan produk, agar bisa perusahaan menentukan harga yang tepat untuk produk jadi mereka.
4. Contoh Produk Jadi di Manufaktur
Untuk bisa memahami contoh produk jadi di bisnis manufaktur, berikut akan dijelaskan lebih detail dari masing-masing sektor. Diberikan juga pembeda produk jadi dengan setengah jadi supaya Anda lebih mudah mengenali perbedaannya.
a. Sektor Otomotif
Dalam sektor otomotif, produk setengah jadi biasanya berupa komponen-komponen kendaraan yang belum dirakit. Contohnya blok mesin, transmisi, rangka kendaraan, atau sistem suspensi. Sementara contoh produk jadi adalah kendaraan yang telah sepenuhnya dirakit dan siap untuk dijual.
Sebagai ilustrasi, saat Toyota memproduksi model Corolla, blok mesin dan transmisi yang belum dipasang ke dalam kerangka mobil merupakan produk setengah jadi. Ketika semua komponen tersebut telah terintegrasi dan mobil tersebut telah melalui tahap inspeksi akhir serta siap untuk dikirim ke dealer, maka Toyota Corolla tersebut dianggap sebagai produk jadi.
b. Sektor Elektronik
Mari kita perhatikan contoh dari sektor lain seperti elektronik. Produk setengah jadi bisa berupa komponen chip mikroprosesor, modul kamera, atau layar sentuh yang belum terintegrasi ke dalam sebuah perangkat. Sedangkan contoh produk jadi adalah perangkat yang siap untuk digunakan oleh konsumen.
Misalnya, ketika Apple memproduksi iPhone, chip mikroprosesor A15 yang diproduksi oleh TSMC dan belum terpasang ke dalam ponsel merupakan produk setengah jadi. Namun, saat semua komponen tersebut telah terhubung, sistem operasi diinstal, dan iPhone tersebut sudah siap dijual di toko, maka iPhone tersebut dianggap sebagai produk jadi.
c. Sektor Furnitur
Begitu juga dengan bisnis manufaktur furnitur, produk setengah jadi bisa berupa kayu yang sudah dipotong sesuai ukuran tetapi belum dirakit, atau kaki kursi yang telah dipoles tetapi belum dipasang. Kalau contoh produk jadi, yaitu perabotan yang telah selesai dirakit dan siap untuk digunakan.
Sebagai contoh IKEA yang memproduksi set meja dan kursi, potongan kayu yang telah diukir namun belum dirakit menjadi meja merupakan produk setengah jadi. Tetapi ketika semua komponen meja dan kursi tersebut telah dirakit dan dikemas untuk dijual, maka set meja dan kursi tersebut adalah produk jadi.
d. Sektor Garmen
Contoh lainnya juga bisa ditemukan di sektor garmen. Di sini, produk setengah jadi berupa kain yang telah dipotong tetapi belum dijahit, atau sepotong baju yang belum memiliki aksesoris seperti kancing atau resleting. Sedangkan contoh produk jadi adalah pakaian yang siap untuk dikenakan.
Seperti pada H&M yang memproduksi jaket, potongan kain yang sudah dipotong sesuai pola namun belum dijahit merupakan produk setengah jadi. Ketika semua bagian telah dijahit, kancing dan resleting telah dipasang, dan jaket tersebut siap dijual di toko, maka jaket tersebut dianggap sebagai produk jadi.
Selain itu, sebagai contoh make to stock, H&M juga dapat memproduksi jaket dalam jumlah besar berdasarkan prediksi permintaan musiman. Produksi dilakukan sebelum ada pesanan konkret, sehingga stok dapat langsung tersedia di toko saat pelanggan membutuhkannya.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Bisnis Indonesia 2025
5. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan kalau produk jadi adalah item yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual atau digunakan oleh konsumen. Produk ini pun juga perlu memenuhi sejumlah syarat.
Syarat ketika suatu produk menjadi produk jadi adalah telah melewati seluruh proses produksi, memenuhi standar kualitas yang ditetapkan perusahaan, memiliki kemasan atau label, serta informasi produk yang lengkap.
Dari beberapa contoh produk jadi yang diberikan di pembahasan, tentunya Anda jadi lebih paham perbedaan produk jadi dan setengah jadi. Seperti pada bisnis manufaktur yang secara khusus memproduksi barang elektronik, komponen seperti chip, modul kamera, dan layar sentuh merupakan produk setengah jadi.
Sedangkan smartphone yang telah selesai dirakit dan siap dijual adalah produk jadi. Dengan memiliki pemahaman seperti ini, Anda jadi lebih mudah memenuhi standar kualitas, fungsi, dan aspek lain yang diinginkan oleh konsumen.
FAQ:
Apa itu persyaratan produk?
Persyaratan produk adalah deskripsi rinci mengenai fitur, fungsi, dan karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu produk agar berhasil. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan bagi tim pengembang untuk memastikan produk akhir memenuhi kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis yang telah ditetapkan.
Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengujian produk?
Pengujian produk mensyaratkan adanya tujuan pengujian yang jelas serta kasus uji (test cases) yang terstruktur untuk mengevaluasi fungsionalitas secara sistematis. Selain itu, lingkungan pengujian yang sesuai dan kriteria yang terukur untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan pengujian juga mutlak diperlukan.
Apa saja kriteria produk yang baik?
Produk yang baik secara efektif mampu memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan target penggunanya serta menawarkan kemudahan dalam penggunaan. Lebih lanjut, produk tersebut harus dapat diandalkan, menunjukkan kinerja yang memuaskan, dan memberikan nilai yang jelas bagi para penggunanya.