Bagi bisnis manufaktur, pemahaman tentang elastisitas permintaan adalah hal yang akan mempengaruhi strategi penetapan harga, keputusan produksi, pemasaran, dan distribusi.
Secara sederhana, konsep ini mengukur bagaimana respon jumlah permintaan terhadap perubahan harga yang ada. Jika manufaktur mengabaikan elastisitas ini, bisa jadi keuntungan yang diperoleh tidak sesuai ekspektasi.
Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang definisi, faktor yang mempengaruhi elasticity of demand, serta contoh konkret aplikasinya dalam bisnis manufaktur. Dengan memahami konsep tersebut, keputusan Anda berkaitan dengan produksi dan pemasaran akan jauh lebih strategis.

- Elastisitas permintaan adalah indikator yang menunjukkan sejauh mana perubahan harga pasar mempengaruhi perubahan jumlah permintaan barang.
- Jenis-jenis elastisitas permintaan meliputi elastis, tidak elastis, unitary, elastis sempurna, dan tidak elastis sempurna,
- Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan meliputi ketersediaan barang pengganti, pendapatan, tingkat kebutuhan, jangka waktu, loyalitas merek, dan jenis barang.
Apa itu Elastisitas Permintaan?
Elastisitas permintaan adalah konsep dalam ekonomi yang menunjukkan bagaimana respon jumlah permintaan suatu barang atau jasa terhadap perubahan harga. Secara umum, jika suatu barang memiliki elasticity of demand yang tinggi, maka ketika ada perubahan harga meski tidak signifikan, jumlah permintaan agar berubah drastis.
Sebaliknya, barang dengan elasticity of demand yang rendah akan menunjukkan perubahan kecil dalam jumlah permintaan meskipun ada perubahan harga yang signifikan.
Bagi bisnis manufaktur, memahami elastisitas permintaan diperlukan untuk menyusun rencana produksi dan strategi pemasaran. Dengan mengetahui seberapa sensitif permintaan terhadap perubahan harga, perusahaan dapat menyesuaikan output produksi untuk menghindari surplus atau kekurangan stok.
Selain itu, informasi tentang elasticity of demand dapat membantu bisnis manufaktur dalam menentukan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur yang optimal agar memaksimalkan pendapatan dan keuntungan.
Misalnya, untuk produk dengan permintaan yang sangat elastis, kenaikan harga kecil menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan, sehingga strategi penetapan harga yang lebih rendah akan lebih menguntungkan.
Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Mengetahui jenis-jenis elastisitas permintaan membantu dalam memahami bagaimana perubahan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut adalah penjelasan tentang berbagai jenis elastisitas permintaan.
1. Permintaan Elastis (E > 1)
Permintaan dikatakan elastis ketika perubahan harga sedikit saja dapat menyebabkan perubahan besar pada jumlah permintaan. Misalnya, barang mewah seperti mobil sport atau elektronik, di mana konsumen sangat sensitif terhadap kenaikan harga, cenderung mengurangi pembelian mereka secara drastis.
2. Permintaan Tidak Elastis (E < 1)
Sebaliknya, permintaan tidak elastis berarti perubahan harga tidak banyak mempengaruhi permintaan. Barang-barang seperti garam atau obat-obatan tertentu, yang dianggap sebagai kebutuhan esensial, tetap dibeli meskipun harga naik karena konsumen tetap memerlukannya.
3. Permintaan Elastis Unitary (E = 1)
Permintaan elastis unitary terjadi ketika perubahan harga menghasilkan perubahan permintaan yang sebanding. Sebagai contoh elastisitas permintaan, barang elektronik yang bukan barang pokok, di mana kenaikan harga mempengaruhi permintaan secara proporsional dengan perubahan harga tersebut.
4. Permintaan Elastis Sempurna (E = ∞)
Permintaan elastis sempurna terjadi ketika konsumen bersedia membeli barang dalam jumlah tak terbatas pada harga tertentu. Hal ini terjadi pada beberapa komoditas di menganalisa pangsa pasar, seperti barang yang sangat spesifik dengan harga tetap yang tidak akan mempengaruhi permintaan, karena konsumen memiliki banyak pilihan.
5. Permintaan Tidak Elastis Sempurna (E = 0)
Pada kasus permintaan tidak elastis sempurna, permintaan tetap tidak terpengaruh meskipun harga berubah. Barang yang memenuhi kategori ini umumnya sangat esensial, seperti obat-obatan vital, di mana konsumen tidak memiliki pilihan lain meskipun harga naik atau turun.
Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti ketersediaan barang pengganti, proporsi pendapatan yang dibelanjakan, tingkat kebutuhan, jangka waktu, dan loyalitas merek. Faktor-faktor ini menentukan seberapa besar perubahan permintaan terhadap perubahan harga.
Untuk penjelasan lebih lanjut, faktor-faktor yang memengaruhi elasticity of demand adalah sebagai berikut:
1.Ketersediaan Barang Pengganti (Substitusi)
Pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah ketersediaan barang. Semakin banyak pilihan pengganti yang tersedia, semakin tinggi elastisitas permintaan. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan lebih cenderung beralih ke alternatif yang lebih murah, meningkatkan elastisitas permintaan terhadap produk manufaktur akhir tersebut.
2. Persentase Pendapatan yang Dibelanjakan
Faktor yang mempengaruhi permintaan lainnya adalah persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu barang. Jika pengeluaran untuk barang tersebut merupakan bagian besar dari pendapatan, perubahan harga akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap permintaan. Sebaliknya, barang yang hanya memakan sedikit pendapatan tidak akan mempengaruhi permintaan secara signifikan.
3. Tingkat Kebutuhan
Barang yang sangat dibutuhkan, seperti makanan pokok, cenderung memiliki elastisitas permintaan yang rendah. Meskipun harga barang-barang ini naik, konsumen cenderung tetap membeli karena kebutuhan yang tinggi. Oleh karena itu, tingkat kebutuhan yang tinggi menurunkan elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.
4. Jangka Waktu
Elastisitas permintaan sering kali lebih tinggi dalam jangka panjang. Pada awalnya, konsumen mungkin tidak segera merespon perubahan harga. Namun, seiring waktu, mereka dapat menyesuaikan pola konsumsi mereka, beralih ke alternatif yang lebih murah atau mengubah kebiasaan mereka, meningkatkan elastisitas permintaan.
5. Loyalitas Merek
Loyalitas terhadap merek dapat mengurangi elastisitas permintaan. Loyalitas konsumen terhadap merek tertentu mungkin tetap membeli meskipun harga produk tersebut naik, karena mereka lebih menghargai kualitas merek tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ini akan menurunkan respons permintaan terhadap perubahan harga.
6. Jenis Barang
Berikutnya, faktor elastisitas permintaan seperti jenis barang mewah cenderung memiliki elastisitas permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang kebutuhan pokok. Konsumen lebih sensitif terhadap perubahan harga barang mewah, karena mereka lebih mudah mengurangi pengeluaran untuk barang-barang tersebut, beralih ke alternatif yang lebih murah.
7. Jumlah Pengguna
Jumlah pengguna suatu barang atau jasa juga menjadi salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan. Semakin banyak pengguna suatu produk, semakin besar elastisitas permintaannya. Hal ini karena produk yang lebih populer lebih sensitif terhadap perubahan harga, dengan banyaknya konsumen yang mungkin mencari alternatif saat harga naik.
8. Karakteristik Masyarakat
Selera dan preferensi masyarakat turut menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan. Misalnya, jika tren atau preferensi masyarakat berubah, konsumen mungkin lebih atau kurang peka terhadap perubahan harga barang tertentu. Karakteristik masyarakat yang terus berkembang dapat meningkatkan atau menurunkan elastisitas permintaan.
9. Pendapatan Konsumen
Pendapatan konsumen memiliki dampak signifikan terhadap elasticity of demand. Konsumen dengan pendapatan lebih tinggi cenderung kurang sensitif terhadap perubahan harga, karena mereka memiliki lebih banyak daya beli. Sebaliknya, konsumen dengan pendapatan lebih rendah lebih peka terhadap kenaikan harga, yang meningkatkan elastisitas permintaan.
10. Usaha Produsen
Usaha produsen dalam promosi dan pemasaran juga dapat mempengaruhi elasticity of demand. Iklan yang efektif dan promosi yang menarik dapat meningkatkan kesadaran konsumen mempengaruhi permintaan, sehingga elastisitasnya dapat meningkat. Pendekatan pemasaran yang baik dapat membuat konsumen lebih terikat dengan produk, meskipun harga naik.
11. Kondisi di Masa Depan
Jika konsumen mengantisipasi kenaikan harga di masa depan, mereka mungkin akan membeli lebih banyak barang saat ini, meningkatkan elastisitas permintaan saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi terhadap harga di masa depan dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran di masa sekarang.

Contoh Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan dapat dikendalikan dengan baik jika proses demand management serta demand planning yang diterapkan sesuai dan optimal. Permintaan dikatakan elastis ketika perubahan harga menyebabkan perubahan yang lebih besar pada jumlah permintaan.
Dalam hal ini, elastisitas harga permintaan (Ep) lebih besar dari 1, yang berarti konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga. Jika harga suatu produk turun, misalnya, dan permintaan meningkat dengan proporsi yang lebih besar, maka permintaan tersebut dianggap elastis.
Sebagai contoh, jika harga suatu produk turun 10% dan permintaan meningkat 20%, maka elastisitas harga permintaan dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah permintaan dengan persentase perubahan harga, yaitu 20% dibagi 10%.
Hasilnya adalah 2, yang menunjukkan bahwa permintaan berubah dua kali lipat lebih besar dari perubahan harga. Artinya, konsumen sangat sensitif terhadap harga produk tersebut, dan penurunan harga yang kecil dapat meningkatkan permintaan secara signifikan.
Jenis barang yang memiliki elastisitas harga permintaan lebih besar dari 1 biasanya adalah barang-barang non-esensial atau barang mewah, di mana preferensi konsumen lebih cenderung mengurangi pembelian jika harga naik dan membeli lebih banyak ketika harga turun.
Baca juga: Mengenal Sistem Produksi, Jenis, Tujuan, serta Contohnya
Rumus Elastisitas Permintaan
Rumus untuk menghitung elasticity of demand mengukur seberapa responsif jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harganya. Secara matematis, bunyi rumus elastisitas permintaan adalah sebagai berikut:
Elastisitas Permintaan = (% Perubahan Jumlah Barang yang Diminta) / (% Perubahan Harga)
Elemen pertama dalam rumus elastisitas permintaan adalah perubahan persentase jumlah barang yang diminta. Ini menunjukkan seberapa besar perubahan jumlah barang yang ingin dibeli konsumen akibat adanya perubahan harga.
Perhitungan persentase perubahan jumlah barang yang diminta dilakukan dengan cara mengurangi jumlah permintaan baru dengan jumlah permintaan awal, dibagi dengan jumlah permintaan awal, lalu dikalikan seratus persen.
Elemen kedua dalam rumus elasticity of demand adalah perubahan persentase harga. Ini menunjukkan seberapa besar perubahan harga suatu barang. Perhitungan persentase perubahan harga dilakukan dengan cara mengurangi harga baru dengan harga awal, dibagi dengan harga awal, lalu dikalikan seratus persen.
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan yang Tepat
Mari kita ilustrasikan cara menghitung elastisitas permintaan dengan sebuah contoh:
Anggaplah harga awal suatu produk adalah Rp10.000 per unit, dan jumlah permintaan awal adalah 100 unit. Kemudian, harga produk tersebut naik menjadi Rp12.000 per unit, dan jumlah permintaan menurun menjadi 80 unit. Kita akan menghitung elasticity of demand untuk perubahan ini.
Langkah pertama adalah menghitung persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Jumlah permintaan berubah dari 100 unit menjadi 80 unit, sehingga perubahannya adalah -20 unit. Persentase perubahannya adalah (-20 / 100) x 100% = -20%.
Selanjutnya, kita hitung persentase perubahan harga. Harga berubah dari Rp10.000 menjadi Rp12.000, sehingga perubahannya adalah Rp2.000. Persentase perubahannya adalah (2.000 / 10.000) x 100% = 20%.
Terakhir, kita hitung elastisitas permintaan dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dalam kasus ini, elasticity of demand adalah -20% / 20% = -1.
Hasil perhitungan elasticity of demand sebesar -1 menunjukkan bahwa permintaan untuk produk ini adalah elastis uniter. Ini berarti bahwa persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Dengan kata lain, kenaikan harga sebesar 1% akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 1%, dan sebaliknya.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
Kesimpulan
Elastisitas permintaan adalah konsep ekonomi yang menunjukkan bagaimana respons jumlah permintaan suatu barang atau jasa terhadap perubahan harga. Ada banyak faktor yang mempengaruhi elasticity of demand.
Mulai dari ketersediaan barang substitusi, pendapatan konsumen, hingga loyalitas konsumen pada suatu merek. Dengan memahami ini, bisnis manufaktur akan lebih strategis dalam mengambil keputusan terkait alur produksi dan penetapan harga.
Anda juga bisa menemukan beragam contoh elastisitas permintaan. Misalnya pada industri smartphone, pakaian, atau makanan dan minuman. Smartphone dari merek terkenal mungkin mengalami penurunan permintaan yang tidak signifikan saat harganya naik.
Berbeda dengan pakaian tanpa merek khusus yang mungkin mengalami penurunan permintaan yang lebih besar. Demikian pula, minuman ringan dari merek terkenal juga memiliki elasticity of demand yang lebih rendah dibandingkan dengan produk yang memiliki banyak alternatif substitusi.
FAQ:
1. Apa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan?
Faktor yang memengaruhi elastisitas harga permintaan adalah:
1. Ketersediaan Barang Pengganti
2. Luasnya Keberadaan Produk
3. Persentase Pendapatan Masyarakat
4. Kebutuhan Masyarakat
5. Perubahan Harga
6. Loyalitas Terhadap Suatu Merek
7. Siapa yang Membeli Barang
2. Apa sajakah 5 titik elastisitas permintaan?
Elastisitas dibagi menjadi lima kategori utama: elastis sempurna, elastis, tidak elastis sempurna, tidak elastis, dan uniter. Permintaan atau penawaran elastis memiliki elastisitas lebih besar dari satu, yang menunjukkan bahwa permintaan atau penawaran sangat responsif terhadap perubahan harga.
3. Apa contoh elastisitas permintaan?
Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Sebagai contoh, jika harga tiket pesawat naik, konsumen cenderung menunda perjalanan atau mencari alternatif transportasi, yang menunjukkan elastisitas permintaan yang tinggi.