Pengertian, Contoh, serta Rumus Elastisitas Permintaan

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Bagi bisnis manufaktur, pemahaman tentang elastisitas permintaan adalah hal yang akan mempengaruhi strategi penetapan harga, keputusan produksi, pemasaran, dan distribusi.

Secara sederhana, konsep ini mengukur bagaimana respon jumlah permintaan terhadap perubahan harga yang ada. Jika manufaktur mengabaikan elastisitas ini, bisa jadi keuntungan yang diperoleh tidak sesuai ekspektasi.

Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang definisi, faktor yang mempengaruhi elasticity of demand, serta contoh konkret aplikasinya dalam bisnis manufaktur.  Dengan memahami konsep tersebut, keputusan Anda berkaitan dengan produksi dan pemasaran akan jauh lebih strategis.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Elastisitas Permintaan?

Elastisitas permintaan adalah ukuran seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta ketika harga barang tersebut berubah.

Jika respons konsumen terhadap perubahan harga besar, maka barang tersebut dikatakan elastis. Sebaliknya, jika permintaan tidak terlalu terpengaruh meskipun harga berubah, maka barang tersebut dianggap inelastis.

Konsep elastisitas permintaan sangat penting dalam strategi pemasaran, rencana produksi, dan penetapan harga. Perusahaan dapat menentukan apakah mereka bisa menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan atau harus menurunkan harga untuk meningkatkan permintaan.

Secara matematis, elastisitas permintaan dihitung dengan membandingkan persentase perubahan dalam jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. Hasil dari perhitungan ini memberikan indikasi apakah barang tersebut elastis atau inelastis.

Di industri manufaktur, pemahaman terhadap elastisitas permintaan dapat membantu dalam menetapkan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur yang lebih efisien dan memprediksi dampaknya terhadap permintaan produk.

Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Mengetahui jenis-jenis elastisitas permintaan membantu dalam memahami bagaimana perubahan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut adalah penjelasan tentang berbagai jenis elastisitas permintaan.

1. Permintaan Elastis (E > 1)

Permintaan dikatakan elastis ketika perubahan harga sedikit saja dapat menyebabkan perubahan besar pada jumlah permintaan. Misalnya, barang mewah seperti mobil sport atau elektronik, di mana konsumen sangat sensitif terhadap kenaikan harga, cenderung mengurangi pembelian mereka secara drastis.

2. Permintaan Tidak Elastis (E < 1)

Sebaliknya, permintaan tidak elastis berarti perubahan harga tidak banyak mempengaruhi permintaan. Barang-barang seperti garam atau obat-obatan tertentu, yang dianggap sebagai kebutuhan esensial, tetap dibeli meskipun harga naik karena konsumen tetap memerlukannya.

3. Permintaan Elastis Unitary (E = 1)

Permintaan elastis unitary terjadi ketika perubahan harga menghasilkan perubahan permintaan yang sebanding. Sebagai contoh elastisitas permintaan, barang elektronik yang bukan barang pokok, di mana kenaikan harga mempengaruhi permintaan secara proporsional dengan perubahan harga tersebut.

4. Permintaan Elastis Sempurna (E = ∞)

Permintaan elastis sempurna terjadi ketika konsumen bersedia membeli barang dalam jumlah tak terbatas pada harga tertentu. Hal ini terjadi pada beberapa komoditas di menganalisa pangsa pasar, seperti barang yang sangat spesifik dengan harga tetap yang tidak akan mempengaruhi permintaan, karena konsumen memiliki banyak pilihan.

5. Permintaan Tidak Elastis Sempurna (E = 0)

Pada kasus permintaan tidak elastis sempurna, permintaan tetap tidak terpengaruh meskipun harga berubah. Barang yang memenuhi kategori ini umumnya sangat esensial, seperti obat-obatan vital, di mana konsumen tidak memiliki pilihan lain meskipun harga naik atau turun.

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti ketersediaan barang pengganti, proporsi pendapatan yang dibelanjakan, tingkat kebutuhan, jangka waktu, dan loyalitas merek. Faktor-faktor ini menentukan seberapa besar perubahan permintaan terhadap perubahan harga.

Untuk penjelasan lebih lanjut, faktor-faktor yang memengaruhi elasticity of demand adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan Barang Pengganti (Substitusi)

Semakin banyak pilihan barang pengganti di pasar, semakin tinggi elastisitas permintaan suatu barang. Begitu harga naik sedikit, konsumen dapat dengan mudah beralih ke alternatif yang lebih terjangkau. Sebaliknya, jika suatu barang hampir tidak memiliki substitusi dekat, seperti obat paten tertentu, permintaannya cenderung inelastis karena konsumen tidak punya banyak pilihan produk jadi.

2. Sifat Dasar dan Tingkat Kebutuhan Barang

Karakteristik barang sangat memengaruhi seberapa sensitif permintaan terhadap harga. Barang kebutuhan pokok seperti beras, garam, atau air minum biasanya memiliki permintaan inelastis karena tetap dibutuhkan meskipun harga naik. Di sisi lain, barang mewah seperti liburan eksklusif atau mobil sport lebih elastis, karena konsumen dapat menunda atau membatalkan pembelian ketika harga meningkat.

3. Tingkat Pendapatan dan Proporsi Pengeluaran

Pendapatan konsumen dan porsi biaya suatu barang dalam anggaran juga menentukan elastisitas. Konsumen berpendapatan tinggi umumnya kurang sensitif terhadap perubahan harga untuk barang tertentu, sehingga permintaan cenderung inelastis.

Jika pengeluaran untuk suatu barang hanya mengambil bagian kecil dari pendapatan, misalnya permen, permintaannya juga relatif tidak peka. Namun, untuk barang yang menyerap porsi besar anggaran seperti sewa rumah atau cicilan mobil, permintaan biasanya lebih elastis.

4. Jangka Waktu Analisis

Dalam jangka pendek, konsumen sering kali belum sempat menyesuaikan perilaku atau mencari alternatif, sehingga permintaan cenderung lebih inelastis. Seiring berjalannya waktu, mereka dapat menemukan pengganti, mengubah pola konsumsi, atau menyesuaikan anggaran. Oleh karena itu, dalam jangka panjang permintaan umumnya menjadi lebih elastis terhadap perubahan harga.

5. Loyalitas Merek dan Upaya Produsen

Loyalitas terhadap merek dapat menurunkan sensitivitas harga. Melalui kualitas yang konsisten, promosi, dan komunikasi yang efektif, produsen dapat membangun ikatan emosional dengan konsumen. Ketika hubungan ini terbentuk, konsumen cenderung tetap membeli meski harga naik karena mereka menilai nilai tambah merek lebih dari sekadar harga.

6. Ekspektasi dan Kondisi di Masa Depan

Harapan konsumen terhadap pergerakan harga ke depan juga memengaruhi permintaan saat ini. Jika mereka memperkirakan harga akan segera naik, pembelian bisa dipercepat sehingga permintaan saat ini meningkat. Sebaliknya, jika diperkirakan akan ada penurunan harga, konsumen cenderung menunda pembelian dan membuat permintaan saat ini lebih sensitif terhadap informasi tersebut.

Contoh Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan dapat dikendalikan dengan baik jika proses demand management serta demand planning yang diterapkan sesuai dan optimal. Permintaan dikatakan elastis ketika perubahan harga menyebabkan perubahan yang lebih besar pada jumlah permintaan.

Dalam hal ini, elastisitas harga permintaan (Ep) lebih besar dari 1, yang berarti konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga. Jika harga suatu produk turun, misalnya, dan permintaan meningkat dengan proporsi yang lebih besar, maka permintaan tersebut dianggap elastis.

Sebagai contoh, jika harga suatu produk turun 10% dan permintaan meningkat 20%, maka elastisitas harga permintaan dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah permintaan dengan persentase perubahan harga, yaitu 20% dibagi 10%.

Hasilnya adalah 2, yang menunjukkan bahwa permintaan berubah dua kali lipat lebih besar dari perubahan harga. Artinya, konsumen sangat sensitif terhadap harga produk tersebut, dan penurunan harga yang kecil dapat meningkatkan permintaan secara signifikan.

Jenis barang yang memiliki elastisitas harga permintaan lebih besar dari 1 biasanya adalah barang-barang non-esensial atau barang mewah, di mana preferensi konsumen lebih cenderung mengurangi pembelian jika harga naik dan membeli lebih banyak ketika harga turun.

Dalam industri manufaktur yang dinamis, memahami elastisitas permintaan sangat penting untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko. ScaleOcean ERP Manufaktur bisa membantu perusahaan menyesuaikan strategi harga dengan fitur seperti pelacakan inventaris real-time, penjadwalan produksi, dan peramalan permintaan.

Dengan kemampuan ini, sistem ERP memungkinkan respons cepat terhadap fluktuasi harga, meningkatkan volume penjualan, serta efisiensi produksi, bahkan di pasar yang sensitif terhadap harga.

Manufaktur

Rumus Elastisitas Permintaan

Rumus untuk menghitung elasticity of demand mengukur seberapa responsif jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga. Misalnya, anggap harga awal suatu produk adalah Rp10.000 per unit, dan jumlah permintaan awalnya 100 unit. Ketika harga naik menjadi Rp12.000 per unit, jumlah permintaan menurun menjadi 80 unit. Kita dapat menghitung elasticity of demand untuk perubahan harga ini.

Langkah pertama adalah menghitung persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Jumlah permintaan berkurang dari 100 unit menjadi 80 unit, sehingga perubahan jumlahnya adalah -20 unit. Persentase perubahannya adalah (-20 / 100) x 100% = -20%.

Selanjutnya, kita hitung persentase perubahan harga. Harga berubah dari Rp10.000 menjadi Rp12.000, yang berarti perubahan harga sebesar Rp2.000. Persentase perubahannya adalah (2.000 / 10.000) x 100% = 20%.

Setelah itu, elastisitas permintaan dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dalam kasus ini, elasticity of demand adalah -20% / 20% = -1.

Hasil perhitungan elasticity of demand sebesar -1 menunjukkan bahwa permintaan untuk produk ini bersifat elastis uniter. Artinya, persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Dengan kata lain, kenaikan harga sebesar 1% akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 1%, dan sebaliknya.

Secara matematis, bunyi rumus elastisitas permintaan adalah sebagai berikut:

Elastisitas Permintaan = (% Perubahan Jumlah Barang yang Diminta) / (% Perubahan Harga)

Elemen pertama dalam rumus elastisitas permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, yang mengukur seberapa besar perubahan permintaan akibat perubahan harga. Ini dihitung dengan mengurangi permintaan baru dengan permintaan awal, dibagi permintaan awal, lalu dikalikan 100%.

Elemen kedua adalah persentase perubahan harga, yang menunjukkan seberapa besar perubahan harga barang. Perhitungannya dilakukan dengan mengurangi harga baru dengan harga awal, dibagi harga awal, lalu dikalikan 100%.

Kesimpulan

Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta sebagai respons terhadap perubahan harga. Konsep ini menggambarkan persentase perubahan permintaan akibat perubahan harga, yang dipengaruhi oleh faktor seperti ketersediaan barang substitusi, pendapatan konsumen, dan loyalitas merek. Pemahaman tentang elastisitas permintaan dapat membantu bisnis manufaktur dalam mengoptimalkan alur produksi dan strategi penetapan harga.

Untuk mempermudah perusahaan dalam memahami dan mengelola elastisitas permintaan, ScaleOcean menawarkan solusi ERP lengkap yang dapat membantu merencanakan dan mengelola demand secara efisien. Anda bisa mencoba langsung fitur-fitur ScaleOcean melalui demo gratis yang kami tawarkan, untuk melihat bagaimana sistem ini dapat meningkatkan responsivitas bisnis Anda terhadap fluktuasi pasar.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan elastisitas permintaan?

Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana jumlah barang yang diminta berubah akibat fluktuasi harga. Jika elastisitas permintaan tinggi, permintaan sangat responsif dan akan menurun signifikan meskipun harga hanya sedikit naik. Sebaliknya, jika elastisitas rendah (inelastis), permintaan cenderung tidak terpengaruh banyak oleh perubahan harga.

2. Apa saja 4 sifat elastisitas?

Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi empat kategori utama berdasarkan nilai koefisien elastisitas: elastis, inelastis, elastis uniter, dan inelastis sempurna. Selain itu, ada juga kategori yang disebut elastis sempurna, di mana perubahan harga langsung mempengaruhi permintaan tanpa batas.

3. Apa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan?

Faktor yang memengaruhi elastisitas harga permintaan adalah:
1. Ketersediaan Barang Pengganti
2. Luasnya Keberadaan Produk
3. Persentase Pendapatan Masyarakat
4. Kebutuhan Masyarakat
5. Perubahan Harga
6. Loyalitas Terhadap Suatu Merek
7. Siapa yang Membeli Barang

4. Apa contoh elastisitas permintaan?

Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Sebagai contoh, jika harga tiket pesawat naik, konsumen cenderung menunda perjalanan atau mencari alternatif transportasi, yang menunjukkan elastisitas permintaan yang tinggi.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap