Dalam industri manufaktur, distribusi melibatkan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memastikan bahwa barang yang dihasilkan sampai kepada konsumen dengan efektif dan efisien. Selain itu, keputusan distribusi yang tepat juga akan berdampak bagi peningkatan reputasi perusahaan, kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya, keuntungan bisnis. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang baik untuk menjalankan proses tersebut.
Nah, pada artikel berikut akan dijelaskan lebih detail dan spesifik konsep distribusi, alur kerjanya di manufaktur, pihak-pihak yang terlibat, serta saluran distribusi yang digunakan. Bahkan diberikan pula contoh distribusi dalam berbagai situasi supaya Anda memiliki gambaran yang lebih luas berkaitan dengan aktivitas bisnis satu ini. Yuk segera simak pembahasannya!
1. Hubungan Distribusi dan Proses SCM
Supply chain management (SCM) adalah proses koordinasi dan integrasi antara pemasok, produsen, grosir, pengecer, dan konsumen. Sementara distribusi adalah langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan barang dari pemasok atau produsen ke konsumen. Dengan demikian, distribusi merupakan salah satu komponen kunci dalam SCM. Tanpa distribusi yang efisien, seluruh proses SCM dapat terhambat dan mengakibatkan keterlambatan pengiriman serta ketidakpuasan pelanggan.
Bahkan distribusi sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis di pangsa pasar. Misalnya, jika Anda memiliki sistem distribusi yang cepat dan dapat memenuhi permintaan pasar dalam waktu singkat, maka perusahaan Anda akan lebih unggul dibandingkan kompetitor. Mengapa demikian? Karena konsumen cenderung memilih produsen dengan kemampuan memberikan layanan pengiriman yang lebih cepat. Strategi manajemen distribusi yang efektif dianggap sebagai bentuk kemampuan perusahaan menjaga kepuasan pelanggan.
Apalagi dalam era globalisasi saat ini, tantangan distribusi juga semakin kompleks dengan adanya pasar global dan variasi produk yang semakin luas. Untuk itu, perusahaan perlu terus meningkatkan teknologi dan strategi distribusinya. Penerapan teknologi seperti software SCM dapat membantu perusahaan memprediksi permintaan, mengoptimalkan rute pengiriman, dan mengurangi biaya. Selain itu, kolaborasi erat antara semua pihak dalam proses SCM, termasuk pemasok, produsen, dan distributor dibutuhkan untuk memastikan proses penyaluran produk yang lancar dan efisien.
2. Pihak yang Terlibat Distribusi di Manufaktur
Dalam industri manufaktur, distribusi produk melibatkan beberapa pihak yang berperan penting dalam memastikan produk sampai ke konsumen dengan efisien dan efektif. Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
a. Produsen
Produsen adalah pihak yang bertanggung jawab dengan pembuatan produk. Pihak ini memproduksi barang berdasarkan bahan baku yang telah diperoleh dan melalui serangkaian proses produksi. Produsen umumnya fokus pada peningkatan efisiensi produksi, kontrol kualitas, dan inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu, produsen juga yang memutuskan cara terbaik untuk mendistribusikan produk. Apakah langsung ke konsumen, melalui distributor, grosir, atau pengecer.
b. Distributor
Distributor bertugas sebagai perantara antara produsen dan grosir atau pengecer. Pihak ini membeli produk dalam jumlah besar dari produsen, sering kali dengan penetapan minimum order quantity (MOQ) yang telah disepakati, lalu mendistribusikannya ke berbagai entitas dalam rantai distribusi. Penetapan MOQ ini membantu distributor dalam mengelola stok dan memastikan efisiensi operasional. Selain itu, distributor berperan penting dalam mengoptimalkan logistik dan memastikan produk tersedia di wilayah geografis yang beragam.
Dalam proses ini, penggunaan software distributor terbaik sangat membantu dalam mengoptimalkan logistik dan memastikan produk tersedia di berbagai wilayah geografis.
c. Agen Grosir
Agen grosir membeli produk dalam jumlah besar, biasanya dari distributor, dan menjualnya kembali dalam volume yang lebih kecil kepada pengecer atau juga langsung ke konsumen. Keunggulan utama dari grosir adalah kemampuannya untuk mengagregasi permintaan dari berbagai pengecer dan membeli dalam volume besar, sehingga memungkinkan agen mendapatkan harga yang lebih murah dan mengurangi biaya per unitnya.
d. Pengecer
Pengecer adalah pihak yang menjual produk langsung ke konsumen. Mereka bisa beroperasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari toko fisik hingga platform e-commerce. Pengecer memiliki hubungan langsung dengan konsumen. Dengan demikian, pihak ini memainkan peran kunci dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan menjamin ketersediaan produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan.
e. Konsumen
Konsumen adalah pihak akhir dalam rantai distribusi. Mereka adalah individu atau organisasi yang menggunakan produk untuk keperluan pribadi atau bisnis. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada berbagai faktor seperti kualitas, harga, kebutuhan, dan preferensi. Feedback dari konsumen sangat penting bagi semua pihak dalam rantai distribusi karena membantu dalam pengembangan produk, strategi pemasaran, dan peningkatan layanan.
3. Saluran Distribusi pada Manufaktur
Saluran distribusi merupakan jalur yang dipilih oleh produsen untuk mengirimkan produknya kepada konsumen. Berikut adalah penjelasan dari berbagai jenis saluran distribusi yang umumnya digunakan dalam industri manufaktur.
a. Saluran Langsung
Dalam saluran langsung, produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen tanpa melibatkan perantara. Contoh penerapan dari saluran ini meliputi penjualan melalui toko milik sendiri, website perusahaan, atau pameran. Keuntungan dari saluran ini adalah produsen memiliki kontrol penuh atas pemasaran, harga, dan layanan pelanggan. Selain itu, interaksi langsung dengan konsumen juga membantu produsen untuk mendapatkan feedback secara cepat terkait produksi dan memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
b. Saluran Semi Langsung
Saluran distribusi semi langsung melibatkan sedikit perantara dalam proses pengiriman barang. Sebagai contoh, produsen bekerja sama dengan agen atau broker untuk membantu memasarkan produk. Tetapi tetap bertanggung jawab atas pengiriman dan pelayanan pelanggan. Agen atau broker ini biasanya mendapatkan komisi dari penjualan tanpa memiliki stok produk. Saluran ini memberikan produsen kesempatan untuk mencapai pasar yang lebih luas tanpa harus menangani semua aspek distribusi.
c. Saluran Tidak Langsung
Dalam saluran distribusi tidak langsung, produsen memanfaatkan jaringan distributor, grosir, dan/atau pengecer untuk mendistribusikan produk ke konsumen. Produsen menjual produknya kepada distributor, kemudian menjualnya lagi ke grosir atau langsung ke pengecer. Pengecer menjual produk ke konsumen akhir. Saluran ini memungkinkan produsen untuk mewujudkan global supply chain dengan cepat dan efisien, namun mengurangi kontrol langsung produsen atas pemasaran dan interaksi pelanggan.
4. Contoh Kegiatan Distribusi Manufaktur
Distribusi pada sektor manufaktur melibatkan serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk memastikan produk sampai ke konsumen dengan efektif dan efisien. Salah satu elemen penting yang mendukung kelancaran distribusi adalah adanya surat perjanjian jual beli, yang menjabarkan syarat dan ketentuan transaksi, seperti jumlah barang, harga, dan jadwal pengiriman, sehingga kedua pihak memiliki kepastian dan transparansi.
Melalui beberapa studi kasus sederhana berikut, Anda akan dapat memahami bagaimana kegiatan distribusi ini berjalan dalam praktiknya di dunia nyata.
Sebagai contoh kegiatan distribusi pertama, kita bisa melihat prosesnya di sebuah pabrik manufaktur sepatu. Setelah produksi, sepatu-sepatu ini disimpan dalam gudang dengan sistem rak berdasarkan prinsip first in first out (FIFO). Suatu hari, terjadi permintaan besar dari sebuah toko ritel di Eropa. Tim logistik harus berkoordinasi dengan agen pengiriman dan memutuskan untuk menggunakan kombinasi transportasi udara dan laut untuk mengoptimalkan biaya dan waktu. Dalam proses ini, pengemasan jadi kunci agar sepatu sampai dalam kondisi baik.
Contoh distribusi kedua misalnya pada perusahaan manufaktur mainan anak. Ketika perusahaan ini merilis edisi khusus, mereka bekerja sama dengan perusahaan kurir lokal untuk mendistribusikannya secara langsung ke rumah pelanggan. Karena mainan tersebut memiliki komponen elektronik, tim distribusi memastikan bahwa paket dilengkapi dengan instruksi khusus bagi kurir agar menghindari paparan panas atau air. Di sini, komunikasi antara produsen, tim distribusi, dan kurir sangat dibutuhkan untuk memastikan mainan sampai dengan selamat.
Contoh distribusi ketiga berasal dari pabrik manufaktur yang memproduksi kain berkualitas tinggi. Mereka mendistribusikan produknya ke berbagai pengecer di seluruh dunia. Namun suatu saat, perusahaan mengalami lead time berkepanjangan karena masalah logistik. Sebagai solusi, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan teknologi pelacakan yang memungkinkan perusahaan dan pengecer untuk melacak posisi pengiriman secara real-time. Dengan ini transparansi dan kepercayaan antara pabrik dan kliennya lebih terjaga.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan kalau distribusi dalam sektor manufaktur merupakan elemen penting yang menentukan bagaimana produk dapat sampai ke konsumen dalam kondisi terbaik, tepat waktu, dan dengan biaya yang seefisien mungkin. Melalui berbagai saluran, mulai dari saluran langsung hingga tidak langsung, produsen memiliki opsi untuk mengoptimalkan proses ini berdasarkan kebutuhan spesifik dan sasaran pasar.
Contoh distribusi yang telah disajikan juga menggambarkan bagaimana kegiatan ini di dunia nyata juga sering dihadapkan pada tantangan sehingga memerlukan solusi inovatif. Baik itu dalam hal manajemen gudang, transportasi, ataupun komunikasi dengan pelanggan. Setiap aspek dari proses tersebut membutuhkan perhatian khusus dan koordinasi yang baik.