Apa itu Dropshipping? Cara Kerja, Keuntungan dan Kekurangan

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Mengelola bisnis distribusi memang tidak mudah. Tuntutan pasar yang terus berkembang, kebutuhan untuk mempercepat waktu pengiriman, dan biaya operasional yang meningkat dapat menjadi tantangan besar. Dalam situasi ini, dropshipping muncul sebagai solusi yang menarik bagi distributor untuk mengurangi biaya dan memaksimalkan efisiensi.

Dengan sistem ini, Anda tidak perlu membuat sistem gudang sendiri, sehingga operasional bisnis bisa menjadi lebih ringan dan fleksibel. Meskipun dropshipping terlihat menguntungkan, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, misalnya pengaturan alur logistik, pemilihan pemasok, dan pelayanan pelanggan.

Supaya Anda memiliki gambaran, artikel ini akan mengulas pengertian, cara kerja, keuntungan, kekurangan, hingga tips menjalankan bisnis dropshipping yang sukses dalam bisnis distribusi.

starsKey Takeaways
  • Dropshipping adalah model distribusi tanpa stok yang memanfaatkan pemasok untuk pengiriman langsung, sehingga proses distribusi menjadi lebih efisien dan fleksibel.
  • Sistem kerja dropshipping memungkinkan penjual fokus pada pemasaran dan pelayanan, sementara pemasok menangani pengemasan dan pengiriman produk ke pelanggan.
  • Keuntungan utama dropshipping terletak pada modal minim, operasional sederhana, dan fleksibilitas lokasi yang memungkinkan siapa pun memulai bisnis tanpa investasi besar.
  • ScaleOcean sebagai software distribusi membantu mengotomatisasi pengelolaan pesanan, inventaris, dan pengiriman sehingga operasional dropshipping menjadi lebih efisien.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Dropshipping?

Dropshipping adalah model bisnis di mana penjual menjual produk tanpa perlu menyimpan stok barang. Ketika pelanggan melakukan pemesanan, penjual hanya meneruskan detail pesanan tersebut kepada supplier.

Supplier kemudian mengemas dan mengirimkan produk langsung ke pembeli atas nama penjual. Keuntungan penjual diperoleh dari selisih antara harga jual kepada pelanggan dan harga beli dari pemasok.

Dropshipping merupakan bentuk distribusi tidak langsung yang memanfaatkan peran pihak ketiga, yaitu pemasok, dalam pengiriman produk ke konsumen akhir. Sistem ini mempersingkat rantai distribusi karena barang dikirim langsung dari pemasok ke pembeli tanpa melalui gudang penjual. Dropshipping membuat proses distribusi menjadi lebih efisien dan fleksibel.

2. Bagaimana Cara Kerja Dropshipping?

apa itu dropship

Dropshipping bekerja dengan sistem di mana penjual memasarkan produk milik supplier tanpa perlu menyimpan stok. Ketika ada pesanan, penjual meneruskan detail pembelian ke pemasok. Barulah kemudian suplier mengirimkan produk langsung ke pelanggan atas nama penjual. Berikut dijelaskan lebih lanjut cara kerja dropshipper:

a. Dropshipper Memasarkan Produk

Pada tahap awal, dropshipper memilih produk dari supplier dan mempromosikannya melalui toko online, media sosial, atau platform e-commerce. Harga produk biasanya dinaikkan dari harga pemasok untuk mendapatkan margin keuntungan.

b. Pelanggan Melakukan Pemesanan

Ketika pelanggan tertarik dengan produk yang ditawarkan, mereka akan melakukan pembelian melalui toko online dropshipper. Transaksi dilakukan dengan membayar sesuai harga jual yang sudah ditetapkan oleh dropshipper. Setelah pembayaran diterima, dropshipper siap memproses pesanan tersebut ke tahap berikutnya.

c. Dropshipper Meneruskan Pesanan

Setelah menerima pembayaran dari pelanggan, dropshipper memesan produk yang sama dari supplier dengan harga grosir. Pada tahap ini, dropshipper juga mengirimkan informasi detail pengiriman pelanggan. Tujuannya agar produk akan dikirim langsung ke pelanggan tanpa perlu melalui dropshipper terlebih dahulu.

d. Supplier Mengirimkan Produk

Supplier bertanggung jawab atas proses pengemasan dan pengiriman barang ke alamat pelanggan. Pengiriman dilakukan atas nama dropshipper agar pelanggan tetap melihat dropshipper sebagai penjual utama. Dengan sistem ini, pemasok menangani logistik, sedangkan dropshipper berfokus pada marketing dan layanan pelanggan.

e. Dropshipper Memperoleh Keuntungan

Setelah pesanan dikirim, dropshipper memperoleh keuntungan dari selisih antara harga jual dan harga beli dari pemasok. Dengan model tersebut, penjual mendapatkan profit tanpa harus menanggung biaya gudang atau logistik. Dengan risiko yang relatif rendah, dropshipping menjadi pilihan yang cukup menarik bagi pelaku bisnis online pemula.

3. Keuntungan Menjadi Dropshipper

Menjadi dropshipper pilihan yang tepat bagi yang ingin memulai bisnis dengan risiko rendah. Model bisnis ini tidak memerlukan modal besar karena tidak perlu menyetok barang. Selain itu, prosesnya yang sederhana dan fleksibel membuat dropshipping cocok dijalankan oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja.

Berikut beberapa keuntungan menjadi dropshipper:

a. Modal yang Minim

Salah satu keunggulan dropshipping adalah kebutuhan modal yang sangat rendah, bahkan biaya distribusi sekalipun. Dropshipper tidak perlu membeli stok barang di awal, sehingga tidak ada risiko kerugian akibat barang tidak terjual. Dengan demikian, bisnis ini bisa dimulai dengan biaya kecil dan tetap berpotensi menghasilkan keuntungan yang stabil.

b. Proses Operasional Sederhana

Dalam sistem dropshipping, supplier bertanggung jawab atas pengemasan dan pengiriman barang kepada pelanggan. Dropshipper dapat fokus sepenuhnya pada pemasaran, pelayanan, dan peningkatan penjualan. Dengan proses operasional yang sederhana, bisnis menjadi lebih efisien dan mudah dijalankan, bahkan oleh pemula.

c. Fleksibilitas Lokasi

Dropshipping bebas dilakukan dari mana saja selama terhubung dengan internet. Baik dari rumah, kafe, maupun saat bepergian, semua aktivitas bisnis tetap dapat dilakukan secara online. Fleksibilitas ini membuat dropshipping sangat cocok untuk masyarakat yang menginginkan bisnis tanpa keterikatan tempat.

d. Variasi Produk yang Beragam

Sebagai dropshipper, Anda memiliki kesempatan untuk menjual berbagai jenis produk dari banyak supplier sekaligus. Hal ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan penawaran dengan tren pasar tanpa perlu mengelola stok fisik. Dengan variasi produk yang luas, peluang untuk menarik lebih banyak pelanggan pun semakin besar.

4. Kekurangan Bisnis Dropshipping

Meskipun menawarkan kemudahan dan risiko rendah, dropshipping juga memiliki sejumlah kelemahan. Keterbatasan dalam kendali operasional dan ketergantungan pada pemasok menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, penting bagi dropshipper untuk memahami risikonya agar dapat mengelola bisnis dengan lebih bijak dan profesional.

a. Margin Keuntungan Rendah

Persaingan yang ketat dalam bisnis dropshipping membuat banyak penjual menawarkan harga yang hampir sama. Kondisi ini sering kali menyebabkan margin keuntungan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan menjual produk sendiri. Untuk tetap kompetitif, dropshipper perlu fokus pada strategi pemasaran dan pelayanan yang membedakan mereka dari pesaing.

b. Tidak Bisa Mengontrol Stok Sendiri

Dropshipper tidak memiliki kendali langsung atas ketersediaan barang karena seluruh stok dipegang oleh pemasok. Akibatnya, bisa jadi produk yang dipesan pelanggan ternyata sudah habis. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan mengganggu reputasi toko jika tidak dikelola dengan baik.

c. Kualitas Pengiriman di Luar Kendali

Kecepatan dan keakuratan pengiriman sepenuhnya bergantung pada kinerja pemasok. Jika mereka mengalami keterlambatan atau kesalahan dalam pengiriman, dropshipper yang akan menerima keluhan dari pelanggan. Hal ini menjadi tantangan karena dropshipper tidak memiliki kontrol langsung terhadap strategi distribusi.

5. Tips Optimalkan Bisnis Dropshipping

Untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis dropshipping, ada beberapa tips penting yang dapat membantu Anda membangun bisnis yang stabil. Berikut adalah beberapa langkah dan strategi yang bisa Anda lakukan:

a. Pilih Pemasok Terpercaya

Supplier yang andal membantu Anda memastikan produk selalu tersedia, dikirim tepat waktu, dan memiliki kualitas sesuai standar. Untuk menilai kredibilitasnya, dropshipper dapat melihat ulasan pelanggan, kecepatan respons, serta konsistensi dalam pengiriman. Memiliki kerja sama yang baik dengan mereka, membantu Anda meminimalkan risiko kesalahan pengiriman dan menjaga kepuasan pelanggan.

b. Gunakan Platform yang Tepat

Memilih platform e-commerce yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda dapat membuat pengelolaan produk dan pesanan menjadi lebih efisien. Platform yang tepat memungkinkan Anda untuk mengatur inventaris, melakukan update produk, dan melacak pesanan dengan lebih mudah.

Hal ini juga membantu mengurangi potensi kesalahan yang bisa terjadi saat memproses pesanan dalam jumlah besar. Dengan platform yang mendukung integrasi, bisnis Anda akan lebih mudah diotomatisasi, dan Anda bisa fokus pada strategi pemasaran.

c. Lakukan Riset Pasar

Menurut Harvard Executive Development, menganalisis keuntungan dan kelemahan dari tren pasar dapat menjadi strategi untuk memilih produk yang menarik. Luangkan waktu untuk menganalisis permintaan pasar, melihat produk-produk yang sedang populer, dan mengidentifikasi tren baru yang mungkin menarik.

Ini juga akan membantu Anda dalam menargetkan audiens yang relevan. Strategi pemasaran Anda pun bisa lebih efektif dan mendatangkan hasil.

d. Tingkatkan Layanan Pelanggan

Layanan pelanggan yang responsif dan ramah sangat penting untuk mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang. Dalam dropshipping, pelanggan mungkin mengalami keterlambatan pengiriman atau masalah dengan produk, jadi pastikan Anda siap untuk memberikan respons cepat dan solusi yang memuaskan.

Ini akan menjadi pekerjaan yang menantang, karena seringkali tanggapan konsumen berbeda dengan ekspetasi Anda sebagai penjual. Dengan menangani keluhan atau pertanyaan pelanggan dengan baik, Anda bisa meningkatkan loyalitas pelanggan sekaligus membangun reputasi positif bagi bisnis Anda.

e. Kelola Branding dengan Baik

Branding yang kuat dan konsisten akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan Anda. Buatlah branding yang sesuai dengan audiens target Anda, baik dari segi desain, suara merek, maupun slogan yang ingin disampaikan.

Tidak hanya tampilan saja yang menarik, Anda perlu menekankan nilai dari produk yang Anda jual. Branding yang baik membantu bisnis Anda menonjol di tengah persaingan dan membuat pelanggan merasa lebih terhubung dengan produk yang ditawarkan.

f. Pilih Niche yang Tepat

Memilih niche atau kategori produk yang spesifik dapat membantu Anda menargetkan audiens dengan lebih baik. Dengan fokus pada niche tertentu, Anda bisa menghindari persaingan yang sangat ketat dan menawarkan produk yang benar-benar relevan untuk audiens.

Ini juga memungkinkan Anda untuk memahami kebutuhan pasar lebih mendalam dan memberikan layanan yang lebih unggul dibandingkan bisnis lain. Seringkali, karena terlalu fokus pada margin penjualan, bisnis tidak memerhatikan niche yang mereka fokuskan. Jangan sampai Anda lengah dengan poin ini.

g. Optimalkan Marketing

Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, manfaatkan teknik pemasaran digital seperti SEO, iklan berbayar, dan pemasaran media sosial. Setiap strategi pemasaran harus dirancang dengan mempertimbangkan audiens target dan tujuan bisnis Anda.

Memang tidak mudah, karena Anda perlu bersaing menampilkan kreativitas dengan bisnis lainnya. Namun, dengan pendekatan pemasaran yang tepat, Anda dapat meningkatkan visibilitas toko online, menjangkau lebih banyak pelanggan potensial, dan meningkatkan konversi penjualan.

h. Evaluasi Pemasok Secara Berkala

Kualitas pemasok bisa berubah seiring waktu, jadi pastikan Anda selalu mengevaluasi pemasok secara berkala. Penting untuk memahami cara mencari supplier yang tepat, serta melakukan pengecekan rutin kualitas produk, kecepatan pengiriman, dan pelayanan pemasok dapat membantu Anda menjaga standar bisnis.

Jika ditemukan penurunan kualitas, Anda bisa mempertimbangkan opsi pemasok lain untuk menjaga reputasi bisnis. Buatlah daftar alternatif berisi nama pemasok yang memungkinkan dapat mengisi kekosongan maupun kekurangan kualitas dari produsen terdahulu.

i. Opsi Pengembalian Barang

Menyediakan layanan pengembalian barang akan memberikan kepercayaan lebih kepada konsumen. Walaupun pengembalian memerlukan koordinasi dengan pemasok, menyediakan opsi ini akan membantu menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih aman bagi pelanggan.

Tidak banyak yang memerhatikan poin pengembalian ini sebagai bentuk tanggung jawab. Dengan mencantumkan ini dalam bisnis, dapat menunjukan bahwa Anda peduli terhadap kepuasan pelanggan dan siap membantu jika terjadi masalah dengan produk yang diterima.

j. Gunakan Layanan Otomatisasi

Teknologi otomatisasi dapat membantu Anda dalam mengelola berbagai aspek operasional, seperti pengelolaan pesanan, inventaris, hingga pemasaran. Dengan otomatisasi, Anda dapat menghemat waktu, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi risiko kesalahan.

Banyak layanan otomatisasi yang terintegrasi dengan platform e-commerce untuk memudahkan pengelolaan pesanan dan persediaan. Misalnya teknologi ERP (Enterprise Resource Planning) yang dapat menyatukan berbagai proses operasional bisnis Anda dalam satu platform terpusat. Dengan peranan sistem ini, proses bisnis distribusi akan lebih mudah dan efisien sehingga target produk Anda tercapai.

6. Contoh Format Dropshipping

Memiliki template pemesanan produk yang terstruktur sangat penting untuk memastikan komunikasi yang tepat antara Anda dan produsen. Template format ini akan membantu memperjelas rincian pesanan seperti jenis produk, jumlah, spesifikasi, dan alamat pengiriman, sehingga meminimalkan risiko kesalahan.

Template ini dapat digunakan untuk pesanan yang diinput secara manual maupun otomatis melalui sistem e-commerce yang terhubung dengan pemasok. Berikut contohnya:

contoh format dropship

Sesuai contoh format dropship di atas, Anda dapat mencantumkan informasi kontak pelanggan, deskripsi produk yang detail, nomor pesanan, serta catatan khusus bila ada.

Format ini tidak hanya membuat proses pesanan lebih rapi tetapi juga memastikan pemasok memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk menyiapkan dan mengirim pesanan dengan akurat.

Anda bisa membuat dokumen dropship secara mudah dengan menggunakan distribution management system, yang memungkinkan otomatisasi pembuatan dan pengelolaan dokumen seperti faktur, surat jalan, dan laporan pengiriman.

Selain itu, penggunaan sistem ini juga dapat mengintegrasikan data dari berbagai titik, memastikan bahwa informasi yang tercatat akurat dan terkini, serta mempercepat proses administrasi.

7. Kesimpulan

Dropshipping adalah model bisnis distribusi di mana penjual dapat menjual produk tanpa harus menyimpan stok barang. Sistem ini memungkinkan penjual untuk meneruskan pesanan pelanggan langsung ke pemasok, yang kemudian mengurus pengemasan dan pengiriman barang.

Dengan cara kerja yang efisien dan risiko rendah, dropshipping menjadi solusi menarik bagi pelaku bisnis yang ingin memperluas jangkauan pasar tanpa perlu investasi besar pada gudang atau logistik.

Meskipun menawarkan fleksibilitas dan kemudahan, dropshipping juga memiliki tantangan tersendiri seperti pengelolaan stok, koordinasi dengan pemasok, serta menjaga kualitas layanan pelanggan.

Untuk mengoptimalkan operasional dan memastikan alur distribusi berjalan lancar, bisnis dropshipping memerlukan sistem yang terintegrasi dan efisien. Di sinilah ScaleOcean hadir sebagai solusi software distribusi yang dapat membantu mengelola seluruh proses bisnis, mulai dari pemesanan, inventaris, hingga pelacakan pengiriman.

Dengan teknologi terpusat ini, Anda bisa memantau performa bisnis, menghemat waktu, serta meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan. Coba demo gratisnya untuk tahu lebih lanjut bagaimana cara mengelola distribusi dalam satu platform terpadu.

FAQ:

1. Apa bedanya reseller dan dropship?

Perbedaan utama antara reseller dan dropship adalah pengelolaan stok dan pengiriman. Reseller membeli dan menyimpan barang sebelum dijual ke pelanggan. edangkan dropshipper tidak menyimpan stok, melainkan meminta supplier mengirimkan produk langsung ke pelanggan atas nama mereka.

2. Apa kelemahan dropship?

Kelemahan dropship antara lain margin keuntungan kecil akibat persaingan tinggi, keterbatasan kendali atas stok dan kualitas produk, serta ketergantungan pada pemasok. Selain itu, dropshipper bisa menghadapi masalah seperti pengiriman lambat, stok tidak sesuai, dan proses retur yang rumit.

3. Langkah awal menjadi dropshipper?

Langkah awal menjadi dropshipper dimulai dengan memilih niche dan produk yang diminati, lalu mencari supplier tepercaya. Setelah itu, tentukan platform penjualan seperti e-commerce atau media sosial, bangun branding yang kuat, promosikan produk, dan berikan layanan pelanggan terbaik.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap