Dalam bisnis logistik, arti last mile delivery cukup penting karena secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan serta efisiensi biaya logistik. Seiring berkembangnya era digital dan meningkatnya harapan konsumen terhadap kecepatan dan fleksibilitas pengiriman, pengiriman jenis ini menjadi lebih kompleks dan penuh tantangan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, perusahaan harus pintar mengatur rencana dan secara rutin mengevaluasi strategi yang telah diterapkan. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas secara mendalam tentang last mile delivery, mulai dari definisi dan cara kerjanya, hingga tantangan yang dihadapi dan strategi untuk mengoptimalkannya.
1. Last Mile Delivery Adalah
Last mile delivery adalah tahap akhir dari proses distribusi, ketika barang-barang diantar dari pusat distribusi atau fasilitas penyimpanan ke lokasi akhir penerima. Tahap ini punya pengaruh besar terhadap kepuasan pelanggan dan biaya operasional. Namun, proses pengiriman ini juga sering kali dihadapkan pada tantangan seperti lalu lintas yang padat, kesulitan dalam mencari alamat, dan ekspektasi pelanggan untuk pengiriman yang cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas dalam last mile delivery menjadi fokus utama bagi banyak bisnis logistik.
Dalam era digital saat ini, teknologi seperti drone, robot pengantar otomatis, dan software ERP logistik mulai dimanfaatkan bisnis logistik untuk mengoptimalkan proses last mile delivery. Perusahaan juga kerap menggunakan data analitik untuk merencanakan rute pengiriman yang paling efisien dan menghindari area yang sering terjadi kemacetan. Selain itu, strategi seperti scheduled delivery oleh pelanggan semakin populer untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Arti last mile delivery memang cukup luas, tidak hanya berfokus pada pengantaran yang cepat, tetapi juga bisa beradaptasi terhadap kebutuhan dan preferensi pelanggan.
2. Cara Kerja Last Mile Delivery
Untuk memahami cara kerja last mile delivery, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan sebuah perusahaan frozen food menyediakan berbagai produk makanan beku seperti sayuran dan daging ke jaringan supermarket di Indonesia. Produksi ini dilakukan di pabrik Jakarta dan kemudian disimpan di gudang berpendingin untuk mempertahankan kualitasnya sebelum didistribusikan.
Produk makanan beku tersebut selanjutnya diangkut menggunakan truk berpendingin ke pusat distribusi regional, yang berlokasi di berbagai kota besar. Dari sini, makanan beku harus diantar ke supermarket lokal dengan cepat dan efisien, agar suhunya tetap terjaga. Pada tahap ini, last mile delivery adalah proses dengan melibatkan strategi logistik yang kompleks, termasuk pemilihan rute yang efisien dan menghindari area lalu lintas tinggi untuk meminimalkan waktu perjalanan.
Setibanya di supermarket, makanan beku langsung ditransfer ke freezer atau area penyimpanan yang telah disiapkan. Kesuksesan pengiriman ini sangat berdampak langsung pada kualitas produk yang diterima oleh supermarket, dan tentunya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Dari skenario di atas, bisa kita simpulkan bahwa cara kerja last mile delivery sangat bergantung pada efisiensi dan ketepatan dalam setiap tahapan pengirimannya. Mulai dari penyimpanan yang tepat di gudang pusat, transportasi logistik yang terkontrol suhunya, hingga penanganan yang cekatan di titik akhir, setiap langkah harus dikelola dengan ketat untuk memastikan produk sampai dalam kondisi terbaik.
Selain itu, penggunaan teknologi seperti software logistik dan alat pelacak GPS menjadi sangat krusial untuk merancang rute pengiriman yang optimal dan memantau secara real-time status pengiriman. Kombinasi antara manajemen logistik yang handal dan pemanfaatan teknologi terkini adalah kunci untuk mengoptimalkan last mile delivery.
3. Tantangan dalam Last Mile Delivery
Bagi bisnis logistik, arti last mile delivery tidak hanya sebatas pada pengiriman barang ke pelanggan saja, tapi juga layanan yang perlu sejumlah strategi logistik untuk memastikan pelanggan puas. Metode pengiriman satu ini kerap dihadapkan pada sejumlah tantangan, di antaranya:
a. Biaya Operasional Tinggi
Pengiriman jenis ini dikenal dengan biaya operasionalnya yang tinggi. Biaya tersebut mencakup penggunaan kendaraan, bahan bakar, perawatan, dan upah staff logistik yang terlibat dalam pengiriman dari pusat distribusi ke lokasi pelanggan. Selain itu, fluktuasi harga bahan bakar dan kebutuhan untuk menggunakan teknologi canggih agar pelacakan dan pengiriman berjalan efisien juga menambah beban biaya. Perusahaan sering berusaha menemukan jalan tengah antara efisiensi pengiriman dan pengendalian biaya operasional yang terus meningkat.
b. Manajemen Waktu Pengiriman
Mengatur waktu pengiriman dengan efisien merupakan salah satu tantangan lainnya. Perusahaan harus mampu mengatur jadwal pengiriman agar sesuai dengan ketersediaan pelanggan dan mengoptimalkan rute untuk menghindari kemacetan lalu lintas yang dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman. Dalam hal ini, perusahaan perlu menggunakan sistem manajemen rute yang canggih untuk memastikan semua pengiriman dapat dilakukan dalam estimasi waktu telah ditetapkan.
c. Kondisi Geografis dan Infrastruktur
Kondisi geografis dan infrastruktur di berbagai daerah juga menjadi tantangan tersendiri. Misalnya, pengiriman ke area pedesaan atau lokasi yang sulit dijangkau sering kali perlu waktu dan biaya lebih banyak, serta kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalan. Sementara itu, di area perkotaan, zona bebas kendaraan atau jalan yang sempit bisa menghambat kecepatan dan efisiensi pengiriman. Perusahaan harus adaptif dan mungkin berinvestasi lebih pada infrastruktur lokal atau bekerja sama dengan penyedia layanan logistik lokal.
d. Memenuhi Ekspektasi Pelanggan
Dalam era digital saat ini, ekspektasi pelanggan terhadap layanan pengiriman sangat tinggi. Pelanggan tidak hanya mengharapkan pengiriman yang cepat dan tepat waktu tetapi juga fleksibilitas dalam pengaturan waktu dan metode pengiriman. Misalnya, opsi untuk pengiriman di hari yang sama atau dengan jadwal yang bisa dipilih oleh pelanggan. Tantangan ini menuntut perusahaan untuk terus-menerus meningkatkan layanan dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan melakukan inovasi dalam strategi pengiriman.
Untuk mengatasi berbagai masalah dan hambatan ini, Anda bisa menggunakan last mile software terbaik ScaleOcean. Software ini mampu untuk membantu Anda dalam melacak rute secara real-time, menjadwalkan pengiriman otomatis, dan mengoptimasi rute. Software ini juga membantu perusahaan logistik mengatasi hambatan di tahap akhir pengiriman.
4. Tips Optimalkan Last Mile Delivery
Untuk bisa mengatasi masalah-masalah di atas, ada beberapa langkah yang bisa bisnis logistik terapkan. Tujuannya agar proses pengiriman berjalan efisien sehingga tercapai kepuasan pelanggan. Beberapa tips tersebut yaitu:
a. Penggunaan Teknologi Logistik
Penerapan teknologi canggih dalam sistem logistik dapat membantu perusahaan mengelola proses pengiriman menjadi lebih efektif. Misalnya sistem manajemen transportasi (TMS), aplikasi pelacak GPS, dan software perencanaan rute dapat meminimalkan waktu perjalanan dan memaksimalkan efisiensi pengiriman. Dengan ini, Anda bisa mengoptimalkan rute secara real-time, mengurangi biaya bahan bakar, dan memberikan transparansi kepada pelanggan tentang status pengiriman mereka, yang meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
b. Kerja Sama dengan Mitra Lokal
Bekerja sama dengan mitra lokal dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan geografis dan infrastruktur. Mitra lokal yang memiliki pengetahuan mendalam tentang wilayah mereka dapat membantu memilihkan rute yang lebih efisien dan mengatasi masalah logistik lokal. Kerja sama ini tidak hanya mempercepat proses pengiriman tetapi juga mengurangi biaya operasional.
c. Penggunaan Kendaraan yang Tepat
Memilih jenis kendaraan yang sesuai untuk jenis pengiriman tertentu sangat penting untuk memaksimalkan efisiensi last mile delivery. Hal ini dapat berarti menggunakan truk berpendingin untuk produk yang memerlukan kontrol suhu, atau sepeda dan skuter listrik di area perkotaan yang padat untuk menghindari keterlambatan pengiriman. Penggunaan kendaraan listrik atau hybrid juga dapat mengurangi biaya bahan bakar dan dampak lingkungan, serta memperbaiki reputasi perusahaan sebagai bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
d. Analisis Feedback Pelanggan
Mengumpulkan dan menganalisis feedback dari pelanggan dapat memberikan insight penting tentang area bisnis logistik yang bisa ditingkatkan. Ini bisa meliputi aspek waktu pengiriman, kondisi paket saat diterima, dan kepuasan pelanggan terhadap proses pengiriman secara keseluruhan. Dengan menggunakan data ini, perusahaan dapat membuat strategi yang lebih baik, seperti menyesuaikan jadwal pengiriman atau metode komunikasi dengan pelanggan.
5. Kesimpulan
Last mile delivery adalah proses penting dalam bisnis logistik yang membawa produk dari pusat distribusi ke pelanggan akhir. Sayangnya, metode pengiriman ini seringkali dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti lalu lintas yang padat, kesulitan dalam pencarian alamat, dan ekspektasi pelanggan terhadap pengiriman yang cepat. Untuk itu, penggunaan teknologi seperti drone, robot otomatis, dan software ERP diperlukan agar masalah-masalah tersebut dapat teratasi.