Apa itu ERP dan Contohnya di Berbagai Skala Bisnis?

Sistem ERP merupakan solusi teknologi yang memungkinkan integrasi berbagai fungsi dan proses bisnis ke dalam satu sistem terpusat. Implementasi sistem ini tidak hanya relevan bagi perusahaan besar dengan operasional yang kompleks, tetapi juga bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dan juga start-up yang memiliki alur kerja yang cepat dan sangat dinamis.

Dalam artikel ini kita akan ulas lebih lanjut apa itu ERP dan contohnya dari skala UMKM hingga perusahaan multinasional. Pembahasan ERP adalah dan contohnya ini diharapkan mampu membantu Anda memilih dan menerapkan sistem yang sesuai dengan kondisi dan skala bisnis Anda sendiri, sehingga dipastikan investasi teknologi memberikan nilai tambah yang maksimal.

1. Apa yang Dimaksud dengan ERP?

Enterprise resource planning (ERP) adalah sistem terintegrasi yang digunakan untuk mengelola sumber daya internal perusahaan. Dengan menggabungkan berbagai proses bisnis penting dalam satu sistem yang terpadu, software ERP memudahkan setiap departemen untuk mengakses informasi secara real-time.

Setelah memahami apa yang dimaksud dengan ERP, Anda juga perlu tahu komponen utama yang menyempurnakan fungsinya. Komponen ERP meliputi people atau pengguna sistem, process atau alur kerja sistem, hardware, software, dan database. Dengan mengintegrasikan semua komponen ini dalam satu platform, bisa dipastikan implementasi sistem tersebut akan membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis dengan lebih strategis dan berdasarkan data terkini.

Lalu apa manfaat dari implementasi sistem ERP bagi perusahaan? Peningkatan efisiensi operasional, pengurangan biaya, dan peningkatan produktivitas. Sistem ERP akan melakukan otomatisasi proses bisnis, sehingga meminimalisir adanya human error serta membantu karyawan untuk fokus pada tugas-tugas strategis.

Dengan menyediakan akses ke informasi real-time, software ERP juga memungkinkan proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. Dengan ini, perusahaan dapat lebih responsif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. Selain itu, sistem ini juga mendukung pertumbuhan dan skalabilitas bisnis melalui integrasi proses bisnis baru. Jadi, melalui implementasi software ERP, perusahaan dapat berkembang tanpa perlu mengorbankan operasional.

2. Contoh Penerapannya di Berbagai Skala Bisnis

Penerapan ERP menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitasnya di berbagai skala bisnis, mulai dari UMKM hingga perusahaan multinasional. Ini menunjukkan kalau software ERP tidak hanya mendukung operasional harian tapi juga strategi pertumbuhan jangka panjang. Berikut ini adalah contoh penerapannya di berbagai skala bisnis.

a. Bisnis UMKM

UMKM memiliki proses bisnis yang masih sederhana. Biasanya seputar pengelolaan inventaris, penjualan, pembelian, dan keuangan. Meski masih dalam lingkup yang kecil, ERP sudah bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas. Misalnya, Anda dapat mengotomatisasi entri data untuk transaksi penjualan dan pembelian. Bisa juga untuk memonitor stok barang secara real-time, sehingga Anda bisa memastikan inventaris selalu cukup tanpa perlu menimbun secara berlebih yang justru akan  menambah biaya.

Selain itu, sistem ERP untuk UMKM juga berfungsi mengelola keuangan agar lebih efektif. Caranya dengan mengintegrasikan semua informasi keuangan, dari pembukuan hingga laporan keuangan, sehingga Anda dapat mengakses informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan dengan cepat dan akurat.

ERP juga mendukung upaya UMKM dalam menjaga kepuasan pelanggan. Sistem dapat membantu mengelola informasi pelanggan, dan memantau status pesanan. Dengan ini, UMKM bisa merespons kebutuhan dan keluhan pelanggan dengan lebih cepat dan tepat, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas pelanggan.

b. Bisnis Start-Up

Bisnis start-up lebih berfokus pada perubahan yang cepat di setiap alur kerja. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang bersifat fleksibel dan scalable. Nah, software ERP adalah jawabannya. Sistem ini dengan mudah disesuaikan dan diperluas mengikuti perubahan kebutuhan bisnis, seperti diversifikasi produk atau ekspansi ke pasar baru. Dengan sistem ERP, bisnis start-up dapat mengintegrasikan semua aspek operasional, mulai dari manajemen keuangan, rantai pasokan, produksi, penjualan, hingga layanan pelanggan.

Selain itu, ERP mendukung kolaborasi antar tim yang lebih baik. Platform ini memastikan bahwa semua anggota tim bekerja dengan dataset yang sama, sehingga meningkatkan komunikasi baik anggota antar tim atau dengan divisi yang berbeda. Kemampuan ini tentunya diperlukan bagi start-up, di mana tim sering kali harus bergerak cepat dan efisien dalam proses mengembangkan produk, memasuki pasar, atau menyesuaikan strategi.

c. Perusahaan Multinasional

ERP untuk perusahaan multinasional memudahkan proses integrasi lintas negara dan unit bisnis yang beragam. Ini memungkinkan perusahaan multinasional untuk mengelola operasional yang kompleks dengan lebih efisien, menyediakan visibilitas global yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan operasional, serta memperkuat kolaborasi antar tim dan divisi yang tersebar di berbagai lokasi global.

d. Perusahaan Pemerintahan (BUMN)

ERP dibutuhkan perusahaan BUMN untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi operasional. Sistem ini bisa mengintegrasikan proses bisnis dari pengadaan hingga pengelolaan aset, keuangan, dan sumber daya manusia, sesuai dengan kepatuhan dan regulasi pemerintah. ERP juga memudahkan pelaporan keuangan yang tepat waktu dan akurat dan pengelolaan sumber daya manusia yang efisien, sekaligus memastikan adanya optimasi pada keamanan data.

3. Hal Penting Sebelum Implementasi ERP

Setelah memahami definisi ERP adalah dan contohnya, implementasi software ERP tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan agar memberikan solusi maksimal. Beberapa aspek tersebut yaitu:

a. Paham Kebutuhan Bisnis

Sebelum mengimplementasikan ERP, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan bisnis Anda. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap proses bisnis saat ini, identifikasi kelemahan atau inefisiensi, dan pemahaman bagaimana ERP dapat mengatasi tantangan tersebut.

Mendefinisikan tujuan spesifik dan hasil yang diharapkan akan sangat membantu menyesuaikan pilihan solusi dengan kebutuhan unik perusahaan Anda. Dengan ini, dapat dipastikan sistem yang dipilih mampu mendukung pertumbuhan jangka panjang dan adaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis.

b. Rencana Pelaksanaan & Anggaran

Menyusun rencana pelaksanaan yang terstruktur dan realistis menjadi langkah penting berikutnya. Hal ini mencakup penentuan timeline proyek, alokasi sumber daya yang diperlukan, dan pembuatan anggaran secara mendetail. Jangan lupa untuk mempertimbangkan potensi hambatan saat membuat rencana pelaksanaan. Anggaran juga harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan agar investasi awal dan biaya tambahan tidak membebani kelancaran operasional.

c. Rencana Migrasi Data

Tidak hanya memahami apa itu ERP dan contohnya, Anda juga perlu paham bagaimana rencana migrasi data ke depannya. Migrasi data yang efektif akan memudahkan proses peralihan sistem lama ke sistem yang baru. Mengembangkan strategi migrasi data yang efektif melibatkan penilaian data yang ada, pembersihan data untuk menghapus duplikasi dan kesalahan, serta pemetaan cara data akan dipindahkan ke sistem baru. Rencana ini juga harus mencakup tes migrasi untuk memastikan data dipindahkan dengan akurat.

d. Pemilihan Vendor ERP

Memilih vendor ERP yang tepat adalah kunci implementasi yang sukses. Evaluasi vendor harus berdasarkan reputasi, pengalaman industri yang relevan, kualitas layanan dukungan, dan kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan spesifik bisnis Anda. Penting juga untuk mempertimbangkan fleksibilitas solusi untuk pertumbuhan masa depan dan kemudahan integrasi dengan sistem lain.

e. Dukungan Aktif Para Stakeholder

Dukungan dari para stakeholder, termasuk top manajemen, pengguna sistem, dan tim IT juga diperlukan. Komunikasi terkait manfaat, harapan, dan perubahan yang akan dibawa oleh software ERP dapat membantu membangun komitmen terhadap implementasi sistem. Pelatihan yang memadai dan manajemen perubahan yang efektif juga perlu diperhatikan untuk memastikan adopsi sistem berjalan lancar oleh semua pengguna.

4. Kesimpulan

Dari pembahasan apa itu ERP dan contohnya di atas, dapat disimpulkan dengan mengintegrasikan proses bisnis seperti keuangan, rantai pasokan, produksi, dan sumber daya manusia dalam satu platform, sistem ERP membantu setiap departemen untuk akses informasi secara real-time, memperkuat pengambilan keputusan berdasarkan data, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya operasional.

Pengertian ERP adalah dan contohnya bisa dilihat dari berbagai skala bisnis. Sistem ini membantu bisnis UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memfasilitasi perubahan yang cepat dalam bisnis start-up, serta mampu mengintegrasikan operasional lintas negara pada perusahaan multinasional. Namun, sebelum implementasi ERP, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti pemahaman terhadap kebutuhan bisnis, rencana pelaksanaan dan anggaran yang matang.

Subscribe