Accounts payable (AP) berkaitan erat dengan operasional perusahaan, terutama dalam hal pengelolaan utang dan akuntansi manajemen. Oleh karena itu memahami pengertian, contoh, cara penghitungan turnover, dan strategi peningkatan efisiensi AP merupakan aspek-aspek penting yang perlu dipahami perusahaan untuk memastikan kestabilan dan kelangsungan operasional bisnis.
Melalui pemahaman yang baik tentang AP, perusahaan dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengambil keputusan strategis, baik dalam negosiasi dengan pemasok maupun dalam pengelolaan internal keuangan. Dalam artikel ini, akan dijelaskan lebih detail mengenai definisi AP, contoh account payable, serta tips untuk meningkatkan rasio turnover, yang semuanya penting untuk memastikan kondisi finansial perusahaan.
1. Pengertian Accounts Payable
Accounts payable (AP) adalah istilah akuntansi manajemen yang digunakan untuk menunjukkan kewajiban atau utang perusahaan yang perlu dibayarkan dalam jatuh tempo tertentu. Adanya utang ini karena perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit. Artinya, pembayaran belum dilakukan pada saat barang atau jasa diterima.
Dalam laporan keuangan, accounts payable diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar karena umumnya diharapkan dapat dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasional perusahaan. Pengelolaan AP yang efektif sangat penting bagi kelangsungan akuntansi manajemen perusahaan. Mengapa demikian? Agar pengelolaan cash flow berjalan efisien.
Pengelolaan dan pemantauan accounts payable yang cermat, membantu perusahaan untuk memastikan mereka memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi kewajiban. Selain itu, analisis yang teliti pada AP dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi peluang untuk negosiasi kondisi pembayaran yang lebih menguntungkan, seperti diskon untuk pembayaran awal atau syarat kredit yang lebih baik.
Baca juga: Cukup Mudah! Ini Cara Membuat Neraca Saldo
2. Contoh Account Payable
Contoh account payable yang umum terjadi adalah pembelian bahan baku. Misalnya, perusahaan manufaktur yang membeli bahan baku dengan cara kredit, di mana perusahaan menerima bahan baku terlebih dahulu dan membayar di kemudian hari. Contoh lain adalah biaya layanan. Misalnya jasa konsultan, pembersihan, atau perbaikan yang memungkinkan pembayaran dilakukan setelah jasa diberikan. Utang ini dicatat dalam AP sampai pembayaran penuh dilakukan kepada penyedia jasa.
Contoh account payable berikutnya adalah biaya operasional. Termasuk biaya utilitas seperti listrik, air, dan gas, yang biasanya dipakai terlebih dahulu sebelum pembayarannya jatuh tempo. Perusahaan juga mungkin memiliki utang untuk pajak yang belum dibayar, seperti pajak penjualan atau pajak penghasilan. Akumulasinya tercatat sebagai bagian dari AP sampai dilakukan pembayaran ke otoritas pajak.
Contoh account payable berikutnya yaitu pembelian aset tetap seperti peralatan atau kendaraan pada kredit. Misalnya, perusahaan yang membeli komputer baru untuk kantor atau mesin untuk pabrik dan membayar dengan cara cicilan. Sementara aset tersebut langsung digunakan, pembayarannya dibagi menjadi beberapa periode. Jadi, perusahaan punya kewajiban yang dicatat dalam accounts payable. Pembayaran cicilan ini akan terus menjadi bagian dari AP sampai lunas.
3. Cara Hitung Accounts Payable Turnover
Dalam akuntansi manajemen, Anda bisa menggunakan rumus khusus untuk menghitung account payable turnover. AP turnover adalah rasio yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam membayar kreditornya. Untuk menghitung rasio ini, formula yang digunakan adalah total pembelian kredit dibagi oleh rata-rata AP selama periode tertentu. Bentuk matematisnya yaitu:
Total pembelian kredit dapat diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan, sedangkan rata-rata AP dihitung dengan menjumlahkan accounts payable di awal dan akhir periode, lalu dibagi dua. Rasio ini menjelaskan seberapa cepat perusahaan mampu melunasi utangnya kepada para pihak yang bekerja sama dengan mereka.
Rasio accounts payable turnover yang tinggi biasanya menunjukkan kalau perusahaan cukup cepat membayar utang. Artinya, perusahaan bisa melakukan manajemen kas dengan baik. Di sisi lain, rasio yang rendah dapat diartikan kalau perusahaan cukup lambat dalam membayar utang. Ini bisa menjadi indikasi adanya masalah likuiditas atau strategi manajemen kas yang memang sengaja memperpanjang jangka waktu pembayaran untuk menjaga likuiditas. Namun, interpretasi rasio ini tetap perlu disesuaikan kondisi keuangan perusahaan.
Untuk memahami lebih lanjut cara hitung accounts payable turnover, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan Anda memiliki bisnis yang bergerak di sektor manufaktur. Selama tahun 2023, Anda melakukan pembelian bahan baku secara kredit dengan total nilai Rp500.000.000. Di awal tahun 2023, saldo AP perusahaan adalah Rp60.000.000 dan di akhir tahun 2023, saldo ini meningkat menjadi Rp80.000.000.
Pertama, kita hitung rata-rata utang usaha dengan menjumlahkan saldo di awal dan di akhir kemudian dibagi dua.
Kemudian, hitung accounts payable turnover dengan membagi total pembelian secara kredit dengan rata-rata AP. Berikut rincian perhitungannya.
Artinya, selama tahun 2023 perusahaan mampu membayar kembali utangnya kepada pemasok sebanyak 7.14 kali. Angka ini memberikan gambaran mengenai seberapa sering perusahaan melunasi kreditornya dalam satu tahun dan merupakan indikator efisiensi dalam manajemen utang perusahaan tersebut.
4. Tips Tingkatkan Accounts Payable Turnover
Untuk meningkatkan accounts payable turnover, perusahaan dapat mengimplementasikan beberapa strategi yang efektif. Pertama, harus mengoptimalkan proses pembayaran. Penggunaan software akuntansi yang tepat dapat membantu mempercepat proses verifikasi faktur, persetujuan pembayaran, dan proses pembayaran itu sendiri. Dengan adanya otomatisasi, waktu yang dibutuhkan untuk mengolah faktur jadi lebih singkat sekaligus human error dapat diminimalisir.
Kedua, perusahaan harus mempertimbangkan untuk membangun hubungan yang baik dengan pemasok. Ini bisa melibatkan negosiasi syarat kredit yang lebih menguntungkan atau diskon untuk pembayaran lebih awal. Dengan mendapatkan benefit tersebut, perusahaan bisa mengelola aliran kas lebih baik dan membayar utang lebih cepat tanpa mengganggu operasional sehari-hari. Pembayaran tepat waktu atau lebih awal juga menunjukkan kredibilitas perusahaan.
Akuntansi manajemen yang efisien adalah kunci untuk meningkatkan accounts payable turnover. Perusahaan perlu memastikan mereka memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi kewajiban tanpa mengorbankan kebutuhan operasional lainnya. Jadi, diperlukan perencanaan keuangan yang teliti, termasuk membuat anggaran yang realistis dan memantau arus kas secara berkala.
Terakhir, evaluasi dan penyesuaian proses akuntansi manajemen secara berkala. Hal ini dapat mencakup pelatihan karyawan, identifikasi penyebab keterlambatan pembayaran, dan menyesuaikan kebijakan akuntansi keuangan jika diperlukan. Dengan evaluasi secara rutin dan penyesuaian strategi keuangan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan pembayaran, yang secara langsung berkontribusi pada accounts payable turnover.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan AP adalah utang jangka pendek perusahaan karena pembelian barang atau jasa secara kredit. Utang ini harus dibayar dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun atau satu siklus operasional. Pengelolaan AP yang efektif penting untuk menjaga efisiensi cash flow dan memastikan likuiditas perusahaan. Analisis terhadap AP bisa membantu perusahaan mendapatkan kondisi pembayaran yang lebih menguntungkan.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan perusahaan untuk meningkatkan accounts payable turnover. Misalnya mengoptimalkan proses pembayaran melalui otomatisasi, membangun hubungan yang baik dengan pemasok, melakukan manajemen kas yang efisien, dan secara berkala menyesuaikan proses pembayaran. Langkah ini membantu perusahaan membayar utangnya lebih cepat dan meningkatkan efisiensi operasional.