Contoh Kasus Kalkulasi Stok Barang dengan LIFO Akuntansi
3 Min Read Posted on 27 Apr 2023
Daftar Isi
Dalam mengelola persediaan, salah satu metode yang populer digunakan adalah LIFO (Last In, First Out). Metode LIFO akuntansi ini memungkinkan perusahaan untuk memahami biaya persediaan dengan lebih akurat, terutama di tengah fluktuasi harga dan inflasi. Maka dari itu, tidak heran jika metode ini sering diaplikasikan dalam berbagai jenis bisnis karena memiliki kelebihan tersendiri.
Artikel ini akan membahas mengenai contoh kasus menghitung persediaan dengan LIFO akuntansi, dengan memperkenalkan rumusnya, menjelaskan cara menggunakannya, dan memberikan contoh kasus yang menggambarkan secara rinci perhitungan persediaan menggunakan teknik LIFO.
Baca juga: Apa itu Metode FIFO dan LIFO di Gudang?
1. Rumus Perhitungan LIFO Akuntansi
Untuk menghitung biaya persediaan dengan metode LIFO, Anda harus melacak biaya setiap unit barang yang masuk ke dalam gudang secara terperinci. Saat penjualan terjadi, barang terakhir yang masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu. Proses ini akan terus berlanjut hingga seluruh produk telah terjual, lalu Anda pun bisa menghitung biaya persediaannya. Ketika beberapa barang memiliki cost yang berbeda, Anda harus menggunakan biaya dari unit terbaru.
Untuk mengaplikasikan metode LIFO dalam akuntansi barang, Anda perlu mengikuti beberapa langkah perhitungan yang melibatkan rumus-rumus berikut:
- Pertama, tentukan jumlah unit yang dijual dan biaya per barang, untuk setiap pengiriman yang diterima. Aktivitas Ini akan membantu Anda dalam melacak stok barang yang tersedia beserta biayanya.
- Kedua, ketika penjualan terjadi, gunakan rumus perhitungan persediaan LIFO berikut untuk menghitung biaya yang dikeluarkan:
(Jumlah Unit Terakhir x Biaya Per Unit Terakhir) + (Jumlah Unit Sebelumnya x Biaya Per Unit Sebelumnya) + dan seterusnya
Lakukan perhitungan ini mulai dari pengiriman terakhir yang diterima, lalu lanjutkan ke pengiriman sebelumnya hingga seluruh produk yang hendak dijual telah dikeluarkan dari gudang. - Jangan lupa untuk mencatat sisa unit yang tidak dijual dalam pengiriman sebelumnya. Setelah mengetahui biaya persediaan yang dijual, Anda dapat menghitung nilai persediaan akhir dengan rumus berikut:
Nilai Persediaan Akhir = Biaya Persediaan Awal - Biaya Persediaan yang Dijual
Dalam rumus ini, biaya persediaan awal adalah total biaya persediaan sebelum penjualan terjadi, dan biaya persediaan yang dijual adalah hasil perhitungan pada langkah kedua. Dengan menghitungnya, Anda akan memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai posisi inventory perusahaan setelah penjualan.
Dengan memahami rumus perhitungan LIFO akuntansi dalam persediaan, Anda akan lebih siap untuk mengelola gudang secara efektif dan membuat keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan laporan manajemen pergudangan yang akurat.
2. Langkah-Langkah Hitung Persediaan dengan LIFO
Untuk menghitung persediaan dengan metode LIFO, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
- Menyusun data pembelian dan penjualan barang dalam periode yang akan dianalisis.
- Mengidentifikasi harga pokok per unit untuk setiap transaksi pembelian.
- Menghitung jumlah unit yang terjual dan yang masih tersisa di gudang.
- Mengalokasikan unit yang terjual dan yang masih tersisa sesuai dengan metode LIFO.
- Menghitung harga pokok penjualan (HPP) dan nilai persediaan akhir berdasarkan alokasi unit yang telah ditentukan.
3. Contoh Kasus Perhitungan LIFO Akuntansi
Mari kita telaah contoh kasus perhitungan LIFO untuk lebih memahami penerapan metode ini dalam mengelola persediaan. Agar Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai teknik manajemen gudang satu ini.
a. Contoh 1
Bayangkan Anda memiliki sebuah perusahaan yang menjual produk elektronik. Dalam satu bulan, Anda menerima tiga pengiriman barang dengan jumlah dan biaya sebagai berikut:
- Pengiriman pertama, 150 unit dengan biaya per unit Rp 4.000.000.
- Pengiriman kedua 200 unit dengan biaya per unit Rp 4.200.000.
- Terakhir ada pengiriman ketiga 100 unit dengan biaya per unit Rp 4.500.000.
- Selama bulan tersebut, Anda menjual 220 unit produk elektronik.
Untuk menghitung biaya persediaan yang dijual menggunakan metode LIFO, Anda akan mengeluarkan unit terakhir yang diterima terlebih dahulu. Dalam kasus ini, Anda akan mengeluarkan 100 unit dari pengiriman ketiga dengan biaya Rp 4.500.000 per unit dan 120 unit dari pengiriman kedua dengan biaya Rp 4.200.000 per unit.
(100 x Rp 4.500.000) + (120 x Rp 4.200.000)
= Rp 450.000.000 + Rp 504.000.000
= Rp 954.000.000.
Setelah menghitung biaya barang yang dijual, Anda perlu menghitung nilai persediaan akhir dengan cara berikut:
(150 x Rp 4.000.000) + (200 x Rp 4.200.000) + (100 x Rp 4.500.000)
= Rp 600.000.000 + Rp 840.000.000 + Rp 450.000.000
= Rp 1.890.000.000
Maka nilai persediaan akhir adalah Rp 1.890.000.000 - Rp 954.000.000 = Rp 936.000.000.
b. Contoh 2
Misalkan sebuah perusahaan menjual produk A dan memiliki catatan transaksi pembelian dan penjualan sebagai berikut:
Tanggal | Pembelian | Harga Pokok | Penjualan |
1 Januari | 100 Unit | Rp 50.000 | - |
15 Januari | 200 Unit | Rp 55.000 | - |
31 Januari | - | - | 250 Unit |
Identifikasi harga pokok per unit.
Dari tabel, harga pokok per unit untuk pembelian 1 Januari adalah Rp 50.000, dan harga pokok per unit untuk pembelian 15 Januari adalah Rp 55.000.- Hitung jumlah barang yang terjual dan yang masih tersisa di gudang.
Dari tabel, total unit yang terjual pada 31 Januari adalah 250 unit. Total unit yang masih tersisa di gudang adalah (100 + 200) - 250 = 50 unit. - Alokasikan unit yang masih tersedia dengan metode LIFO.
Dengan metode LIFO, 200 unit yang terjual berasal dari pembelian 15 Januari (harga pokok Rp 55.000), dan 50 unit sisanya berasal dari pembelian 1 Januari (harga pokok Rp 50.000). Untuk unit yang masih tersisa di gudang, semua 50 unit berasal dari pembelian 1 Januari (harga pokok Rp 50.000). - Hitung harga pokok penjualan (HPP)
(200 x Rp 55.000) + (50 x Rp 50.000)
= Rp 11.000.000 + Rp 2.500.000
= Rp 13.500.000 - Lalu perhitungkan nilai persediaan akhir
50 x Rp 50.000 = Rp 2.500.000
Dengan mengaplikasikan metode LIFO dalam kedua contoh kasus ini, Anda dapat melihat bagaimana perhitungan biaya produk yang dijual dan nilai persediaan akhir tergantung pada urutan pengiriman barang dan biaya per unit. Ini akan membantu Anda dalam mengelola persediaan secara efektif, mempengaruhi keputusan harga jual, dan memperoleh informasi lebih akurat tentang kinerja keuangan perusahaan Anda.
4. Keuntungan dan Keterbatasan LIFO
Metode LIFO akuntansi menawarkan beberapa keuntungan bagi perusahaan, terutama dalam menghadapi inflasi. Pertama, teknik ini bisa mengurangi beban pajak dengan mencatat laba kotor yang lebih rendah saat harga naik. Kedua, Last In First Out juga memberikan perlindungan terhadap inflasi dengan mencerminkan biaya barang yang lebih tinggi dalam perhitungan laba kotor. Ketiga, LIFO memungkinkan pemisahan antara biaya dan laba, dimana akan memudahkan Anda dalam menganalisis kinerja perusahaan.
Namun, teknik pengelolaan gudang ini juga memiliki keterbatasan dan tantangan. Pertama, LIFO dapat menyebabkan distorsi dalam laporan keuangan karena biaya persediaan yang lebih tua mungkin tidak mencerminkan nilai pasar saat ini. Kedua, perusahaan mungkin menghadapi LIFO liquidation, di mana penjualan barang lebih cepat daripada penggantian persediaan. Sehingga, mengakibatkan distorsi laba dan dampak pajak yang tidak diinginkan. Ketiga, kesulitan dalam penerapan internasional karena LIFO tidak diizinkan oleh beberapa standar akuntansi internasional, seperti IFRS.
5. Tips Praktis Aplikasikan LIFO
Agar dapat mengaplikasikan metode LIFO akuntansi dengan sukses, penting untuk mempertimbangkan beberapa tips praktis berikut:
- Pastikan Anda memiliki sistem WMS yang akurat dan terperinci, termasuk tanggal masuk dan biaya per unit.
- Lakukan evaluasi metode persediaan yang Anda gunakan secara berkala untuk memastikan apakah LIFO masih relevan dan menguntungkan bagi perusahaan.
- Selalu konsultasikan dengan tim profesional akuntansi atau auditor sebelum mengadopsi metode LIFO, terutama jika Anda beroperasi di tingkat internasional.
- Perhatikan peraturan pajak dan pelaporan keuangan yang berlaku di negara Anda, karena hal ini akan mempengaruhi penerapan LIFO.
- Pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi stok barang terbaik di Indonesia yang mendukung metode LIFO untuk mempermudah proses penghitungan biaya persediaan.
6. Kesimpulan
Pemahaman yang baik tentang rumus LIFO akuntansi untuk persediaan dapat membantu Anda dalam menentukan apakah metode ini cocok untuk diterapkan di perusahaan. Dalam prakteknya, penting bagi bisnis untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan metode LIFO serta kondisi bisnis yang dihadapi. Dalam situasi tertentu, teknik ini mungkin lebih sesuai, sementara dalam situasi lain, metode lain seperti FIFO (First In, First Out) atau average mungkin lebih cocok.
Dalam mengaplikasikan metode LIFO akuntansi, pastikan untuk mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan dalam artikel ini. Selalu ingat untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku dan mempertimbangkan dampak metode ini ke laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, Anda akan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis dalam mengelola gudang.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 08, 2024 3 Min Read
Apa itu Order to Cash: Pengertian, Proses, dan Contohnya
Nov 08, 2024 3 Min Read
Breakdown Maintenance: Fungsi dan Proses Optimalkannya
Nov 07, 2024 3 Min Read
20 Rekomendasi Aplikasi Kontraktor Terbaik di Tahun 2024
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
REKOMENDASI