Metode LIFO (Last In, First Out) merupakan salah satu cara yang banyak digunakan perusahaan dalam menghitung persediaan. Prinsip utama metode ini adalah mengeluarkan barang yang terakhir masuk terlebih dahulu saat terjadi penjualan. Penting untuk memahami cara menghitung LIFO untuk mengoptimalkan persediaan secara mudah.
Dengan perhitungan yang tepat, LIFO membantu perusahaan mencatat harga pokok penjualan (HPP) secara akurat, terutama saat harga bahan baku mengalami perubahan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah menghitung LIFO secara jelas dan sistematis.
Di artikel ini akan dibahas secara lengkap, mulai dari mengapa penting menghitungnya, rumus LIFO dan cara menghitungnya, contohnya, serta bagaimana perhitungannya dapat mempengaruhi analisis keuangan. Pahami selengkapnya di sini!
- Metode LIFO Perpetual adalah sistem yang mencatat stok secara real-time, dengan asumsi biaya barang yang dijual berasal dari pembelian terakhir yang masuk ke inventaris.
- Rumus LIFO adalah Persediaan Akhir = (Jumlah Unit Persediaan Akhir) x (Harga Beli Terakhir)
- Langkah menghitung metode LIFO: mengidentifikasi barang masuk terakhir, tentukan biaya barang yang terjual, hitung persediaan akhir, catat dengan teliti, lakukan perhitungan secara berkala
- Kelola persediaan lebih efisien dengan aplikasi warehouse ScaleOcean yang otomatis memantau stok, pergerakan barang, dan laporan real-time.
Apa itu Metode LIFO Perpetual?
Metode LIFO Perpetual adalah sistem akuntansi persediaan yang mencatat perubahan stok secara terus-menerus (real-time), di mana biaya barang yang terjual diasumsikan berasal dari pembelian terakhir (Last-In, First-Out) yang baru masuk ke inventaris.
Sistem ini memperbarui catatan persediaan setiap kali terjadi transaksi pembelian atau penjualan, sehingga memberikan informasi stok yang selalu diperbarui tanpa perlu menunggu perhitungan fisik di akhir periode.
Perhitungan LIFO penting karena mempengaruhi secara langsung nilai harga pokok penjualan (HPP) dan laporan keuangan perusahaan. Dengan metode ini, biaya barang yang paling baru dibeli akan dicatat lebih dulu saat penjualan terjadi.
Metode LIFO perpetual paling tepat digunakan oleh bisnis yang menyimpan persediaan dalam jumlah besar dan tahan lama, seperti perusahaan garmen, elektronik, atau toko buku, karena barang yang terakhir masuk dapat dijual terlebih dahulu untuk menghindari keusangan atau model yang ketinggalan zaman.
Untuk memudahkan penerapan metode dan perhitungannya, perusahaan dapat menggunakan format dan cara menghitung stok barang masuk dan keluar yang jelas dan terstruktur. Format ini akan membantu manajemen persediaan, melacak pergerakan barang secara real-time dan memastikan akurasi dalam pencatatan.
Bagaimana Rumus Perhitungan Persediaan Barang LIFO?
Rumus dasar LIFO (Last-In, First-Out) adalah dengan mengidentifikasi stok akhir dan menghitung nilainya menggunakan harga per unit dari pembelian terakhir, diikuti dengan pembelian sebelumnya, dan terakhir stok awal.
Secara singkat, nilai persediaan akhir dihitung dimulai dari biaya barang yang paling baru dibeli, dan dilanjutkan dengan pembelian yang lebih lama hingga jumlah unit persediaan akhir tercapai.
Berikut penjelasan sederhana mengenai rumus LIFO yang bisa Anda gunakan dengan mudah, yaitu:
Persediaan Akhir = (Jumlah Unit Persediaan Akhir) x (Harga Beli Terakhir)
Penting bagi perusahaan untuk memahami rumus LIFO agar memudahkan perusahaan dalam menghitung harga pokok penjualan dan nilai persediaan akhir dengan akurat. Rumus ini membantu memastikan pencatatan stok sesuai urutan dan sistem inventaris gudang yang benar, yaitu barang terakhir masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
Langkah-Langkah Perhitungan LIFO
Dilansir dari RECTmedia, dikutip bahwa SBA (Small Business Administration) menyatakan bahwa salah satu penyebab bisnis tidak berkembang dan merugi yaitu manajemen stok barang yang tidak efisien.
Dengan langkah perhitungan LIFO yang akurat dan sesuai, hal ini dapat diatasi dan memastikan akurasi dalam pencatatan persediaan dan membantu perusahaan dalam mengelola stok dengan lebih baik.
Menghitung persediaan akhir dengan metode LIFO memerlukan ketelitian agar hasilnya akurat dan sesuai prinsip pencatatan. Berikut penjelasan lebih detail mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan saat menghitung persediaan akhir dengan metode LIFO.
1. Identifikasi Barang yang Masuk Terakhir
Langkah pertama yaitu mencatat semua transaksi pembelian secara rinci, meliputi tanggal masuk, jumlah unit, dan harga satuan. Data ini akan menjadi dasar untuk menentukan urutan pengeluaran stok.
Dalam metode penilaian persediaan LIFO, stok yang terakhir masuk akan menjadi prioritas pertama untuk dikeluarkan. Oleh karena itu, pencatatan yang rapi sangat mempengaruhi keakuratan perhitungan.
2. Tentukan Biaya Barang yang Terjual
Setelah pencatatan dilakukan, tentukan biaya barang yang terjual dengan menggunakan data dari stok terakhir yang masuk. Metode LIFO menghitung HPP berdasarkan barang yang paling baru diterima di gudang.
Barang dengan harga terbaru dikeluarkan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke batch sebelumnya jika diperlukan. Proses ini memastikan HPP mengikuti urutan stok terbaru.
Untuk mempermudah proses pencatatan dan pengelolaan stok secara efisien, perusahaan dapat menggunakan aplikasi stok barang yang memungkinkan pelacakan dan perhitungan persediaan secara real-time.
3. Hitung Persediaan Akhir
Selanjutnya, hitung jumlah barang yang masih tersedia setelah penjualan dilakukan. Jumlah stok akhir akan diambil dari barang yang belum dikeluarkan, yaitu inventory stock yang lebih lama masuk.
Perhitungan nilai persediaan akhir menggunakan harga dari barang lama, karena barang terbaru telah lebih dulu digunakan. Proses ini penting untuk mencerminkan nilai aset secara akurat.
4. Catat dengan Teliti
Semua proses pencatatan jumlah barang, harga per unit, dan tanggal masuk perlu dilakukan secara akurat dan terstruktur. Ketelitian sangat diperlukan karena kesalahan kecil dapat memengaruhi seluruh hasil perhitungan stok. Data yang akurat memudahkan proses identifikasi stok, pengeluaran barang, serta pencatatan laporan keuangan sesuai prinsip LIFO.
Anda juga bisa menggunakan metode perpetual untuk memastikan keakuratan dan pengelolaan persediaan yang lebih baik, serta memungkinkan pencatatan stok secara real-time setiap kali terjadi transaksi.
5. Lakukan Perhitungan Secara Berkala
Perusahaan perlu melakukan pembaruan data stok secara berkala, terutama setiap kali ada transaksi pembelian atau penjualan. Perhitungan berkala membantu memantau pergerakan stok secara real-time.
Salah satu cara untuk mengelola stok dengan lebih efisien adalah dengan menerapkan metode periodik dan perpetual, yang memungkinkan perusahaan memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan operasional mereka.
Hal ini juga memudahkan proses audit, penyusunan laporan keuangan, dan pengambilan keputusan bisnis karena data yang tersedia selalu akurat dan up to date.
Untuk meningkatkan akurasi pengelolaan persediaan, perusahaan juga dapat memanfaatkan average inventory untuk menghitung stok rata-rata yang tersedia selama periode tertentu, sehingga dapat merencanakan pembelian dan distribusi dengan lebih efektif.
Baca juga: 7 Dampak Manajemen Gudang yang Buruk bagi Bisnis
Contoh Hitung Persediaan Metode LIFO
Untuk memahami lebih lanjut mengenai cara menghitung metode LIFO, mari kita pelajari contoh kasus sederhana. Bayangkan sebuah perusahaan menjual produk A dengan data persediaan sebagai berikut:
- 1 April: 10 unit @ Rp10.000 per unit
- 10 April: 15 unit @ Rp11.000 per unit
- 20 April: 20 unit @ Rp12.000 per unit
- Perusahaan tersebut berhasil menjual 32 unit produk A selama bulan April. Kita akan menghitung biaya barang yang terjual (COGS) dan nilai persediaan akhir dengan metode LIFO.
Pertama, kita akan menghitung COGS. Berdasarkan cara ini, kita akan mengurangi stok barang dari yang paling baru. Oleh karena itu, kita ambil 20 unit dari pembelian tanggal 20 April (20 x Rp12.000 = Rp240.000) dan 12 unit dari pembelian tanggal 10 April (12 x Rp11.000 = Rp132.000). Total COGS selama bulan April adalah Rp240.000 + Rp132.000 = Rp372.000.
Selanjutnya, kita akan menghitung nilai persediaan akhir. Ada 3 unit yang tersisa dari pembelian tanggal 10 April (3 x Rp11.000 = Rp33.000) dan 10 unit dari pembelian tanggal 1 April (10 x Rp10.000 = Rp100.000). Jadi, nilai persediaan akhir adalah Rp33.000 + Rp100.000 = Rp133.000.
Dalam contoh ini, kita telah berhasil menghitung biaya barang yang terjual dan nilai persediaan akhir dengan menggunakan cara Last In First Out. Dengan pemahaman yang baik tentang konsep dan langkah-langkah yang terlibat dalam cara menghitung metode LIFO, Anda akan dapat mengelola persediaan secara lebih efektif dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk bisnis.
Selain menggunakan metode ini, Anda juga bisa menggunakan metode pengendalian lain seperti FIFO, FEFO, LIFO, Average yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan bisnis dan pengelolaan barang di gudang.
Untuk mendukung proses ini, penggunaan software inventory dapat membantu mempercepat penghitungan persediaan, mengotomatiskan pencatatan transaksi, dan memastikan akurasi data secara real-time, sehingga pengelolaan stok dan keputusan bisnis dapat dilakukan dengan lebih efisien dan akurat.
Pengaruh LIFO pada Analisis Keuangan

Penggunaan metode LIFO dalam penghitungan persediaan dapat mempengaruhi beberapa rasio keuangan yang penting, seperti rasio laba kotor dan rasio perputaran persediaan. Dalam situasi di mana harga barang meningkat, cara ini akan mencatat biaya barang yang terjual lebih tinggi, menghasilkan laba kotor yang lebih rendah.
Oleh karena itu, analis keuangan dan investor perlu mempertimbangkan dampak LIFO pada rasio finansial ketika membandingkan perusahaan yang menggunakan metode persediaan yang berbeda, agar mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih terinformasi.
Selain itu, penggunaan aplikasi inventory ScaleOcean juga dapat membantu dalam mengelola persediaan secara efisien dan memberikan data yang lebih akurat, sehingga analis dan investor dapat melakukan evaluasi yang lebih komprehensif terhadap performa perusahaan.
ScaleOcean juga menyediakan layanan pelanggan menyeluruh, mulai dari demo gratis dan konsultasi dengan tim profesional, serta layanan after sales yang dapat membantu Anda mengoptimalkan penerapan sistem di perusahaan Anda.
Kesimpulan
Metode LIFO (Last-In, First-Out) perpetual adalah sistem pencatatan persediaan yang menganggap barang yang terakhir masuk (dibeli) sebagai barang yang pertama kali keluar (dijual). Berbeda dengan metode periodik yang menghitung persediaan di akhir periode, metode perpetual mencatat setiap transaksi keluar-masuk barang secara langsung dan berkesinambungan.
Penting untuk memahami cara menghitung metode LIFO untuk persediaan, serta membantu perusahaan menyiapkan data stok barang yang akurat, mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, dan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan metode ini sehubungan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Anda dapat menggunakan aplikasi inventory ScaleOcean, yang dapat menyediakan solusi yang terintegrasi, sehingga memungkinkan perusahaan mengelola stok secara real-time dan menghitung persediaan dengan presisi tinggi. Lakukan demo gratis dan konsultasi sekarang untuk dapatkan solusi terkonfigurasi dan sesuai kebutuhan spesifik bisnis Anda!
FAQ:
1. Bagaimana metode LIFO?
Metode LIFO adalah pendekatan yang digunakan perusahaan untuk menghitung biaya barang yang dijual atau digunakan dalam produksi. Prinsip dari metode ini adalah barang atau bahan yang terakhir diterima atau dibeli akan dianggap sebagai barang pertama yang digunakan atau dikeluarkan.
2. Bagaimana cara menghitung LIFO?
Rumus cara menghitung LIFO untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Nilai Persediaan Akhir: HPP LIFO = Stok Awal (Harga Satuan Awal) + Pembelian Terkini (Harga Satuan Terkini) – Stok Akhir (Harga Satuan Awal)
3. Kapan LIFO lebih cocok digunakan?
Metode LIFO lebih sesuai digunakan untuk produk yang tidak memiliki masa kedaluwarsa, karena tidak perlu khawatir mengatur barang berdasarkan tanggal kedaluwarsa untuk menjaga kualitas produk.


