Bagi bisnis logistik, dokumen certificate of origin memiliki peran penting dalam menjamin transparansi dan efisiensi perdagangan antar negara. Dokumen tersebut tidak hanya berfungsi sebagai syarat administratif, tetapi juga sebagai bukti adanya verifikasi negara asal barang yang diimpor dan memastikan prosesnya telah sesuai terhadap regulasi perdagangan dan tarif yang disepakati.
Certificate of origin diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan dengan adanya syarat dan dokumen pendukung yang harus dipenuhi oleh eksportir. Oleh karena itu, penting bagi pihak yang terlibat dalam bisnis logistik untuk paham apa saja syarat, dokumen pendukung, serta contoh certificate of origin untuk memastikan semua ketentuan dapat dipenuhi sebelum barang dikirim. Cari tahu lebih lengkapnya pada pembahasan berikut ini!
1. Apa itu Certificate of Origin?
Certificate of origin adalah dokumen penting bisnis logistik yang digunakan untuk mengesahkan asal barang ekspor. Dokumen ini perlu disertakan dalam proses ekspor impor terutama saat menentukan tarif bea cukai, dan pengelolaan kuota impor. Isi dokumen ini mencakup detail produk, seperti keterangan, kelas, dan negara asal.
Penerapan surat keterangan asal ini dapat bervariasi tergantung pada perjanjian perdagangan antara negara eksportir dan importir. Misalnya, dalam kasus perjanjian perdagangan bebas, dokumen ini membantu pemerintah menentukan apakah barang tersebut memenuhi kriteria tarif preferensial, yang seringkali lebih rendah atau bahkan nol.
Proses mendapatkan dokumen ini melibatkan pengajuan beberapa dokumen pendukung, seperti packing list, bill of lading, dan bukti manufaktur lokal, serta membutuhkan verifikasi oleh otoritas yang bersangkutan. Jika ada kesalahan dalam penulisan dokumen ini, tentu dapat menyebabkan penolakan masuknya barang, denda, atau masalah lainnya selama pengiriman dan penerimaan barang.
2. Jenis Certificate of Origin
Dalam bisnis logistik dan perdagangan internasional, certificate of origin terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu preferensi dan non preferensi. Kedua jenis dokumen ini memiliki peranan masing-masing dalam menentukan tarif bea masuk. Berikut ini penjelasan dari setiap jenis SKA tersebut.
a. SKA Preferensi
SKA preferensi adalah dokumen untuk menandai bahwa barang telah memenuhi persyaratan asal dalam perjanjian perdagangan bebas atau preferensial antar negara. Dengan adanya SKA ini, produk yang diekspor dapat memperoleh manfaat tarif bea masuk yang lebih rendah atau nol. Hal ini tentu membantu perusahaan mengekspor produk dengan biaya pengiriman yang lebih murah. SKA preferensi harus secara akurat menyatakan bahwa produk benar-benar berasal dari negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan untuk memastikan tarif preferensial dapat diterapkan.
b. SKA Non Preferensi
Sementara itu, SKA non preferensi adalah dokumen yang membuktikan negara asal dari sebuah produk tanpa mengaitkannya dengan manfaat tarif bea masuk preferensial. SKA jenis ini umumnya diperlukan dalam perdagangan internasional untuk tujuan statistik, kuota, dan pengawasan impor. SKA ini menunjukkan walaupun produk tersebut dihasilkan di suatu negara, tapi tetap tidak ada tarif preferensial yang berlaku berdasarkan perjanjian perdagangan.
3. Dokumen Pendukung Certificate of Origin
Dalam proses pengajuan dokumen ini, diperlukan beberapa dokumen pendukung untuk memverifikasi asal usul dan legalitas barang yang akan diekspor. Berikut beberapa dokumen pendukung yang perlu bisnis logistik siapkan.
a. Invoice
Dokumen pendukung pertama certificate of origin adalah invoice. Dokumen ini menyatakan secara detail transaksi penjualan, termasuk deskripsi barang, jumlah, harga per unit, dan total nilai transaksi. Invoice penting dalam proses pengajuan SKA karena menyediakan bukti transaksi yang resmi. Informasi ini juga digunakan saat custom clearance untuk mengkonfirmasi nilai dan spesifikasi barang, serta memastikan barang yang diekspor sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam perjanjian perdagangan internasional.
b. Packing List
Selanjutnya, ada packing list yaitu dokumen yang menjelaskan secara detail isi dari pengiriman, termasuk jenis, kuantitas, dan pengemasan barang. Dokumen ini sangat penting dalam proses pengajuan SKA karena membantu otoritas bea cukai untuk memverifikasi fisik barang. Selain itu, juga mempermudah pemeriksaan dan pengeluaran barang di pelabuhan, yang memastikan semua barang tercatat dan tidak ada kesalahan pengiriman.
c. Bill of Lading
Dokumen pendukung berikutnya adalah bill of lading. Sebuah dokumen pengiriman yang dikeluarkan perusahaan transportasi kepada pengirim sebagai bukti kontrak pengangkutan dan penerimaan barang. B/L sangat penting dalam proses pengajuan COO karena menjadi bukti bahwa barang telah diangkut dan akan dikirim ke destinasi yang sesuai. Dokumen ini juga digunakan untuk mendukung klaim asuransi jika barang yang diterima tidak sesuai kondisi yang dijanjikan.
d. Surat PEB Ekspor
PEB adalah dokumen yang dikeluarkan oleh eksportir di Indonesia untuk melaporkan barang yang akan diekspor kepada pihak bea cukai. Surat ini berisi informasi nilai barang, destinasi pengiriman, dan penerima. Dalam konteks pengajuan certificate of origin, PEB digunakan untuk membuktikan bahwa semua prosedur ekspor telah diikuti sesuai dengan peraturan bea cukai dan barang bersifat legal dan telah dilaporkan kepada pemerintah.
4. Contoh Certificate of Origin
Untuk memahami lebih lanjut fungsi dokumen tersebut, perhatikan skenario berikut ini. PT. Maju Bersama adalah sebuah perusahaan yang berlokasi di Jakarta yang ingin mengirimkan kopi arabika ke distributornya di Milan, Italia. Perusahaan telah menegosiasikan penjualan 500 kg kopi kepada Società Importazione Caffè Italiana. Untuk memastikan kelancaran pengiriman dan memenuhi persyaratan bea cukai di Italia, perusahaan perlu menyertakan dokumen SKA. Berikut ini adalah contoh certificate of origin tersebut.
Dalam skenario ini, pihak yang bertanggung jawab atas ekspor di PT. Maju Bersama, perlu menandatangani dokumen setelah memeriksa dan memastikan semua data barang telah sesuai. Sementara itu, Kementerian Perdagangan sebagai otoritas yang menerbitkan dokumen juga harus melakukan verifikasi terhadap informasi yang diberikan, kemudian menandatangani serta memberikan cap resmi pada dokumen sebagai bukti keaslian dokumen.
Contoh certificate of origin di atas akan melengkapi pengiriman barang dan memastikan bahwa kopi yang diimpor oleh Società Importazione Caffè Italiana dapat masuk pasar Italia dengan manfaat tarif yang telah ditentukan dalam perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.
5. Kesimpulan
Certificate of origin diterbitkan oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebagai bukti validasi negara asal suatu produk ekspor. Tergantung pada jenis perjanjian perdagangan, dokumen ini nantinya juga akan mempengaruhi tarif yang dikenakan pada barang tersebut. Pastikan untuk mengisi dengan teliti, karena kesalahan sedikit saja dapat mengakibatkan adanya penolakan barang, denda, dan keterlambatan pengiriman.
Proses pengajuan dokumen ini juga melibatkan beberapa dokumen pendukung seperti invoice, packing list, atau bill of lading. Dokumen ini tidak hanya memenuhi persyaratan administratif, tetapi juga menjadi pendukung klaim asuransi ketika ada ketidaksesuaian barang yang diterima. Contoh certificate of origin yang diberikan di atas menunjukkan secara jelas bagaimana dokumen ini berperan untuk kelancaran perdagangan internasional.