Proses pengendalian produksi adalah tahapan penting dalam manufaktur untuk memastikan pembuatan produk, mulai dari perencanaan hingga pengiriman, berjalan lancar. Tanpa pengendalian yang efektif, Anda berisiko menghadapi berbagai masalah yang bisa berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Apakah Anda pernah mengalami masalah dengan keterlambatan pengiriman atau kualitas produk yang tidak sesuai standar? Atau mungkin kapasitas produksi tidak digunakan secara optimal sehingga pemborosan terus terjadi?
Semua ini menunjukkan bahwa pengendalian produksi yang kurang efektif dapat merugikan bisnis. Inilah mengapa sangat penting untuk memahami dan menerapkan tahapan pengendalian produksi yang tepat. Pelajari tahapan dan tips efektifnya pada artikel berikut.

- Pengendalian produksi adalah aktivitas yang memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana dengan cara yang efektif dan efisien, guna mencapai hasil yang optimal.
- Tujuan pengendalian proses produksi meliputi memastikan kualitas produk, meminimalkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi idle time.
- Software Manufaktur ScaleOcean, solusi All-in-One yang cepat dan tepat untuk menjaga kelancaran proses produksi perusahaan.
Apa itu Pengendalian Produksi?
Pengendalian produksi adalah serangkaian aktivitas untuk memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana, efektif, dan efisien. Tujuannya adalah mencapai target produksi, mempertahankan kualitas produk, serta mengelola biaya dan waktu produksi dengan baik.
Pengendalian ini melibatkan berbagai teknik yang digunakan pada penjadwalan, pemantauan, serta evaluasi kinerja produksi secara berkala. Misalnya, Anda menjalankan produksi air mineral. Aktivitas seperti pengadaan bahan baku berkualitas, pengaturan jadwal produksi, dan pengawasan proses pengemasan merupakan rangkaian dari pengendalian produksi.
Baca juga: 6 Modul Wajib Sistem Manufaktur untuk Proses Bisnis Anda
Aspek Utama Pengendalian Proses Produksi
Pengendalian produksi menjadi elemen penting dalam memastikan kelancaran operasional bisnis manufaktur. Proses ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan sumber daya, tetapi juga memastikan bahwa produksi berjalan tepat waktu, efisien, dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Berikut beberapa aspek kunci dalam pengendalian produksi:
1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah langkah awal dalam proses pengendalian produksi, yang mencakup penentuan kebutuhan produksi, pengalokasian sumber daya yang diperlukan, serta penetapan jadwal produksi. Dengan perencanaan yang matang, proses produksi dapat berlangsung lebih efisien dan terorganisir dengan baik.
2. Pemantauan Produksi
Pemantauan produksi melibatkan pengawasan terus-menerus terhadap seluruh proses produksi untuk memastikan semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Aktivitas ini penting untuk mendeteksi dan menangani masalah sedini mungkin, seperti keterlambatan dalam alur produksi atau ketidaksesuaian dengan standar kualitas.
3. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan aspek kritis dalam pengendalian produksi untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas. Proses ini melibatkan pengecekan kualitas mulai dari bahan baku yang masuk, barang setengah jadi, hingga produk jadi.
4. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan berfungsi untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan barang jadi tetap terjaga. Dengan cara ini, perusahaan dapat menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang dapat mengganggu kelancaran produksi. Selain itu, pengelolaan yang tepat akan meningkatkan efisiensi biaya.
Tugas material control sangat penting dalam proses ini. Dengan memantau dan mengelola stok secara tepat, material control memastikan bahan baku digunakan sesuai kebutuhan, menghindari pemborosan, dan menjaga kelancaran produksi secara keseluruhan.
5. Pengaturan Jadwal Produksi
Pengaturan jadwal produksi bertujuan untuk memastikan semua kegiatan produksi dilaksanakan secara efisien dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dengan jadwal yang baik, perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku.
6. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya berfokus pada pengelolaan pengeluaran produksi agar tetap efisien dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap biaya, perusahaan dapat mencegah pemborosan dan menjaga profitabilitas. Selain itu, hal ini juga membantu dalam pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik.
7. Manajemen Tenaga Kerja
Manajemen tenaga kerja mencakup pengelolaan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi. Ini termasuk penjadwalan jam kerja, pembagian tugas, serta pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
8. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja dilakukan untuk menilai seberapa efektif dan efisien proses produksi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini mencakup analisis berbagai aspek produksi, seperti penggunaan waktu, biaya, dan kualitas produk.
9. Pengelolaan Risiko Produksi
Pengelolaan risiko produksi merupakan aspek penting yang berfokus pada identifikasi, analisis, dan mitigasi risiko yang dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Risiko bisa muncul dari berbagai sumber, seperti gangguan pasokan bahan baku, kerusakan mesin, atau tenaga kerja yang kurang.
Untuk mengurangi risiko ini, menggunakan software manufaktur terbaik sangat penting. Software tersebut dapat mengoptimalkan manajemen proses produksi, memantau kondisi mesin, dan mengatur pasokan bahan baku secara efisien, memastikan operasi berjalan lancar.
Tujuan Pengendalian Proses Produksi
Tujuan utama pengendalian produksi adalah memastikan proses produksi berjalan dengan efisien dan efektif, sesuai dengan standar kualitas dan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, pengendalian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya hingga meminimalkan biaya produksi.
Berikut adalah beberapa tujuan pengendalian produksi yang lebih rinci:
1. Memastikan Kualitas Produk
Salah satu tujuan utama pengendalian proses produksi adalah memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Pengendalian kualitas yang baik akan menjaga konsistensi produk, mengurangi produk cacat, dan memastikan kepuasan pelanggan.
2. Meminimalkan Biaya Produksi
Tujuan berikutnya untuk menekan biaya produksi. Hal ini dilakukan melalui optimalisasi penggunaan bahan baku, waktu kerja, dan sumber daya lainnya. Dengan mengurangi pemborosan bahan, energi, dan waktu, perusahaan dapat memproduksi lebih banyak dengan biaya yang lebih rendah.
3. Memenuhi Target Produksi
Proses produksi yang dikendalikan dengan baik memungkinkan perusahaan untuk mencapai target kuantitas sesuai dengan jadwal. Hal ini penting untuk memenuhi permintaan pasar atau pesanan. Jika produksi tidak diawasi dengan baik, perusahaan akan kehilangan peluang pasar atau kerugian reputasi.
4. Meningkatkan Efisiensi Produksi
Efisiensi adalah salah satu faktor penting dalam mencapai profitabilitas jangka panjang. Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan atau bottleneck dalam proses produksi, perusahaan dapat meningkatkan kecepatan dan kelancaran produksi, serta mengurangi downtime atau waktu henti mesin yang tidak perlu.
5. Mengurangi Pemborosan
Pemborosan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti waktu tunggu yang terlalu lama, penggunaan bahan baku berlebih, atau energi yang tidak efisien. Pengendalian produksi yang baik bertujuan untuk mengidentifikasi area yang menghasilkan pemborosan dan mengambil tindakan untuk menguranginya.
6. Meningkatkan Kualitas Produk
Perencanaan produksi memungkinkan pengawasan dan pengendalian kualitas produk yang lebih efisien. Proses ini juga memastikan setiap tahap produksi berjalan sesuai prosedur secara konsisten dan sistematis. Hal ini tidak hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga mendukung peningkatan produktivitas.
7. Mengurangi Idle Time
Proses ini memainkan peran utama dalam mengurangi idle time atau waktu tunggu yang terjadi selama proses produksi. Dengan berkurangnya idle time, produktivitas meningkat, yang pada gilirannya berdampak positif pada keuntungan perusahaan.
Selain itu, penggunaan Production Planning Control (PPC) dapat membantu mengoptimalkan jadwal produksi. Dengan mengatur aliran kerja secara tepat, PPC memastikan bahan baku dan tenaga kerja digunakan secara efisien, mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi operasional.
8. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Perencanaan faktor produksi yang matang berkontribusi pada peningkatan efisiensi di seluruh proses, mulai dari penjadwalan hingga pelaksanaan. Dengan alur kerja yang lebih terorganisir, perusahaan dapat meminimalkan pemborosan waktu dan sumber daya, sehingga proses produksi berjalan lebih lancar dan efisien.
9. Mengoptimalkan Kapasitas Produksi
Setiap perusahaan memiliki kapasitas produksi yang terbatas, baik dari segi tenaga kerja, mesin, maupun fasilitas fisik. Pengendalian produksi bertujuan untuk memanfaatkan kapasitas ini secara optimal. Dengan pengaturan yang tepat, Anda dapat menghindari underutilization dan overutilization.
10. Menjaga Ketersediaan Stok
Manajemen persediaan yang buruk dapat mengakibatkan gangguan produksi karena kekurangan bahan, atau sebaliknya, menimbulkan biaya penyimpanan berlebih akibat kelebihan stok. Pengendalian yang baik diperlukan agar perusahaan selalu memiliki stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi, tanpa menimbulkan pemborosan.
11. Mengurangi Risiko Kesalahan Produksi
Kesalahan produksi dapat berakibat fatal, seperti produk cacat yang tidak sesuai dengan standar atau spesifikasi. Dengan pengendalian yang baik, setiap tahap produksi dapat diawasi untuk mengurangi risiko kesalahan. Ini diperlukan tidak hanya membantu perusahaan menghemat biaya, tetapi juga menjaga kepuasan pelanggan.
12. Mendukung Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Pengendalian produksi yang efektif juga memungkinkan perusahaan untuk terus berinovasi dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala membantu Anda menemukan aspek bisnis yang bisa ditingkatkan, baik proses, teknologi, maupun metode produksi.
Fungsi Pengendalian Produksi
Fungsi pengendalian produksi bertujuan untuk memastikan penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dalam memenuhi permintaan pasar yang telah diprediksi, dengan cara menentukan jumlah dan waktu produksi yang optimal, mengelola persediaan bahan baku dan produk jadi, menjaga kualitas produk, serta mengendalikan biaya produksi.
Berikut adalah rincian fungsi perencanaan produksi:
1. Memastikan Produksi Sesuai Permintaan
Perencanaan yang efektif menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Hal ini menghindari kelebihan atau kekurangan stok, membuat proses produksi lebih efisien, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan serta strategi operasional yang tepat.
Dengan implementasi demand management, perusahaan dapat lebih tepat dalam memprediksi kebutuhan pelanggan dan menyesuaikan produksi sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini memastikan ketersediaan barang tanpa terjadinya pemborosan atau kekurangan stok.
2. Memonitor Hasil Produksi
Perencanaan produksi memungkinkan pemantauan rutin terhadap hasil produksi. Dengan cara ini, perusahaan dapat menjaga kualitas produk dan memastikan target produksi tercapai sesuai standar yang ditetapkan, sambil melakukan perbaikan bila diperlukan.
3. Menentukan Waktu Penjualan
Proses production planning berperan penting dalam menentukan waktu yang tepat untuk menjual produk ke pasar. Dengan penjadwalan yang terencana, perusahaan dapat memaksimalkan peluang pasar dan mengoptimalkan pendapatan sesuai dengan siklus permintaan konsumen.
4. Mengoptimalkan Sumber Daya
Perencanaan produksi membantu perusahaan memaksimalkan penggunaan sumber daya, seperti tenaga kerja, mesin, dan fasilitas produksi. Dengan cara ini, efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan, dan sumber daya yang ada dimanfaatkan secara optimal.
5. Menentukan Biaya Produksi
Perencanaan produksi juga bertujuan untuk memperkirakan biaya produksi secara akurat. Estimasi biaya ini penting untuk pengelolaan anggaran dan pengambilan keputusan, agar produksi berjalan sesuai kapasitas dan target keuangan yang ditetapkan.
6. Menentukan Jadwal Produksi
Dengan perencanaan yang matang, penjadwalan produksi dapat dilakukan secara realistis dan efisien. Hal ini memastikan kelancaran produksi, menghindari keterlambatan, dan memastikan pemenuhan permintaan pasar tepat waktu.
7. Mengendalikan Persediaan
Perencanaan produksi juga membantu dalam mengontrol persediaan bahan baku dan produk jadi. Pengendalian persediaan yang baik menghindari kelebihan atau kekurangan stok, serta memastikan kelancaran produksi dan distribusi tanpa risiko kerugian.
8. Mengukur Kinerja Perencanaan
Proses perencanaan memungkinkan evaluasi efektivitas strategi yang diterapkan. Dengan membandingkan hasil aktual dengan target yang ditetapkan, perusahaan dapat menilai keberhasilan perencanaan dan melakukan perbaikan di masa depan.
9. Menentukan Waktu Pemasaran Produk
Perencanaan produksi memastikan perusahaan dapat meluncurkan produk pada waktu yang tepat. Dengan penentuan waktu yang akurat, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cepat, mengurangi risiko keterlambatan, dan meningkatkan peluang penjualan.
10. Menciptakan Produk Sesuai Kebutuhan Pasar
Perencanaan produksi yang matang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Hal ini membantu perusahaan mempertahankan daya saing dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas yang relevan.
Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Dalam pengendalian produksi, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengelola berbagai aspek produksi agar dapat berjalan secara efisien dan efektif. Berikut beberapa jenis pengendalian produksi yang umum digunakan.
1. Order Control
Order control berfokus pada pengendalian urutan atau antrian pesanan yang masuk ke dalam proses produksi. Dengan ini, setiap pesanan diproses sesuai dengan prioritas dan jadwal yang sudah ditetapkan.
Ketika Anda menerima pesanan dari beberapa pelanggan dengan jadwal pengiriman yang berbeda, maka dalam kondisi ini pesanan yang memiliki tenggat waktu lebih dekat diproses terlebih dahulu. Sedangkan pesanan dengan waktu pengiriman yang lebih lama akan dijadwalkan untuk produksi berikutnya.
2. Follow Control
Berikutnya flow control adalah metode pengendalian yang fokus pada pengaturan dan pemantauan aliran produksi dari satu tahap ke tahap lainnya. Tujuannya untuk memastikan setiap proses berjalan dengan lancar.
Misalkan di sebuah pabrik perakitan mobil, flow control digunakan untuk mengatur aliran suku cadang dari satu departemen ke departemen lainnya. Dimulai dari komponen mesin yang dirakit di tahap pertama, dilanjutkan ke tahap pemasangan bodi mobil, pengecatan, hingga perakitan interior.
3. Load Control
Ada juga load control yang bertujuan untuk mengatur distribusi beban kerja pada fasilitas produksi, termasuk mesin dan tenaga kerja. Melalui metode ini, beban produksi dapat disebarkan secara merata ke berbagai mesin atau pekerja sehingga tidak terjadi kelebihan beban pada satu titik produksi.
Pengendalian beban yang baik akan membantu memaksimalkan penggunaan kapasitas produksi dan menghindari kerusakan mesin akibat kelebihan beban, serta menjaga keseimbangan dalam produksi.
4. Block Control
Block control merupakan metode pengendalian produksi berdasarkan pengelompokan produk atau batch. Metode ini sangat efektif dalam produksi massal di mana produk diproduksi dalam jumlah besar dan dibagi dalam blok atau batch tertentu.
Dengan block control, setiap batch diproses secara bersamaan sehingga mempermudah pengawasan kualitas dan efisiensi. Selain itu, metode ini juga meminimalkan risiko kesalahan produksi karena setiap batch dapat diawasi dengan lebih mudah dan terorganisir.
Tahapan Pengendalian Proses Produksi
Implementasi tahapan pengendalian proses produksi menjadi hal yang harus diperhatikan untuk kelangsungan manufaktur jangka panjang. Berikut adalah tahapan pengendalian dalam proses produksi yang harus dilakukan:
1. Perencanaan Produksi
Tahapan pertama dalam pengendalian produksi adalah merencanakan dan merumuskan rencana strategis proses produksi yang akan dilakukan, seperti penetapan tujuan produksi, menentukan jenis produksi yang akan dihasilkan, serta merencanakan jumlah dan waktu produksi yang dibutuhkan.
2. Penentuan Kebutuhan Material
Tahapan pengendalian produksi selanjutnya adalah menentukan kebutuhan mateial, mencakup identifikasi bahan baku dan komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi barang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Ini diperlukan untuk memastikan bahan tersedia saat diperlukan, dan menghindari keterlambatan dalam proses produksi.
3. Penjadwalan Produksi
Setelah menentukan kebutuhan material, berikutnya adalah membuat penjadwalan produksi dengan merancang jadwal dan memadukan waktu, mesin, dan tenaga kerja. Penjadwalan ini juga dapat dibuat dengan memperhitungkan kapasitas produksi, prioritas, dan ketersediaan sumber daya.
4. Eksekusi Produksi
Tahapan pengendalian proses produksi selanjutnya adalah eksekusi produksi, yang menjadi proses dimana rencana dan jadwal produksi diimplementasikan dengan baik untuk menghasilkan produk jadi berkualitas tinggi. Proses eksekusi produksi ini membutuhkan pemantauan yang cermat pada setiap langkah produksi yang dilaksanakan.
5. Pengendalian Persediaan
Selanjutnya adalah pengendalian persediaan yang penting dilakukan untuk memastikan stok bahan baku dan produk jadi berjumlah sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengendalian yang baik akan membantu dalam menghindari risiko kelebihan dan kekurangan stok.
6. Perawatan Mesin dan Peralatan
Perawatan mesin dan peralatan menjadi tahapan pengendalian produksi selanjutnya. Pemeliharaan yang tepat waktu dan konsisten, dapat membantu memperpanjang umur pakai peralatan, mengurangi downtime, dan meminimalkan biaya perbaikan yang tidak terduga.
7. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Tahapan terakhir adalah adanya evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, yang dilakukan dengan identifikasi potensi perbaikan, evaluasi strategi produksi, dan respons perubahan lingkungan di bisnis manufaktur. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan pasar.
Baca juga: 15 Quality Management Software (QMS) Terbaik bagi Bisnis
Contoh Pengendalian Proses Produksi
Berikut contoh pengendalian proses produksi yang bisa membantu Anda tahu lebih dalam tahapan dan jenisnya. Misalkan Anda menerima pesanan besar dari beberapa klien dengan batas waktu pengiriman yang berbeda-beda. Anda perlu memastikan setiap pesanan diproduksi dengan tepat waktu, kualitas terjamin, dan biaya produksi tetap efisien.
Pertama, Anda akan menerapkan urutan produksi berdasarkan prioritas pengiriman. Misalnya, pesanan pertama dari klien A memiliki tenggat waktu satu minggu, sedangkan pesanan dari klien B memiliki tenggat waktu dua minggu.
Anda menempatkan pesanan klien A pada urutan teratas agar pesanan ini selesai tepat waktu. Selanjutnya, Anda menerapkan tahapan flow control untuk memastikan aliran proses produksi berjalan dengan baik. Dimulai dari pemotongan bahan, perakitan sol dan bagian atas, lalu penjahitan dan pengecekan kualitas.
Jika ada keterlambatan di bagian pemotongan bahan, Anda segera melakukan penyesuaian. Misalnya dengan menambah tenaga kerja sementara di bagian tersebut untuk menjaga aliran produksi tetap lancar.
Contoh pengendalian proses produksi di atas tentunya masih dalam tahapan yang sederhana. Ini bisa jadi berbeda jika produksi yang Anda terapkan lebih kompleks dengan variasi produk yang juga banyak.

Tips Tingkatkan Efisiensi Pengendalian Produksi
Efisiensi pengendalian produksi adalah kunci untuk memastikan seluruh proses produksi berjalan lancar. Untuk mencapai hal ini, diperlukan langkah strategis yang mengintegrasikan teknologi, sumber daya manusia, serta pengawasan yang ketat. Ini tips yang bisa Anda terapkan untuk tingkatkan efisiensi produksi.
1. Gunakan Sistem Perencanaan dan Penjadwalan
Sistem seperti enterprise resource planning (ERP) atau manufacturing resource planning (MRP) membantu perusahaan untuk mengatur jadwal produksi, mengelola pesanan, memantau persediaan, dan merencanakan kebutuhan sumber daya dengan lebih efisien.
Dengan bantuan teknologi ini, keputusan bisnis yang dibuat menjadi lebih strategis karena berbasis data yang lebih akurat, potensi penundaan dapat diminimalisir, dan dipastikan produksi berjalan sesuai dengan permintaan pasar.
2. Menerapkan Pengendalian Kualitas yang Ketat
Anda juga bisa menerapkan standar kualitas yang konsisten di setiap tahap produksi, sehingga produk cacat dapat diminimalisir dan sekaligus berdampak pada berkurangnya biaya produksi ulang.
Selain itu, melakukan pengujian dan inspeksi secara berkala juga membantu mengidentifikasi masalah lebih awal, sehingga dapat segera diatasi sebelum memengaruhi aliran produksi secara keseluruhan.
3. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil dan terlatih punya peran penting dalam menjaga efisiensi produksi. Dengan memberikan pelatihan yang tepat, terutama terkait operasional mesin, pemeliharaan peralatan, dan pengendalian kualitas, perusahaan dapat mengurangi risiko human error dalam produksi.
4. Pantau Kinerja Produksi secara Berkala
Menggunakan contoh KPI produksi seperti tingkat output, tingkat cacat, pemanfaatan kapasitas, dan waktu siklus produksi sangat membantu dalam mengukur efisiensi. Dengan memantau data secara real-time, Anda dapat mengidentifikasi hambatan, mengoptimalkan proses, dan melakukan penyesuaian untuk meningkatkan kinerja produksi.
5. Komunikasi yang Baik di Seluruh Tim
Komunikasi yang efektif antara tim produksi, perencanaan, pengadaan, dan logistik adalah kunci untuk menjaga kelancaran proses produksi. Komunikasi yang jelas dan terbuka diperlukan agar setiap departemen tahu tanggung jawab mereka dalam memenuhi target produksi. Lakukan rapat berkala dan sistem komunikasi yang terstruktur untuk menghindari miskomunikasi.
Permudah Production Control dengan ScaleOcean Software Manufaktur
Bagi Anda yang masih kesulitan untuk melakukan tahapan pengendalian produksi dengan efektif, ScaleOcean Software Manufaktur hadir untuk membantu Anda mengatasi semua tantangan dan memastikan proses produksi Anda berjalan lebih efektif dan efisien.
Telah dipercaya ratusan klien di Indonesia, ScaleOcean membantu Anda memantau seluruh proses produksi secara real-time dari awal hingga akhir. Apabila ada kendala, seperti gangguan mesin atau keterlambatan bahan, sistem akan memberi tahu Anda segera untuk pencegahan.
ScaleOcean juga menawarkan layanan konsultasi dan demo gratis yang bisa membantu Anda untuk tahu lebih lanjut bagaimana sistem ini dapat meningkatkan efisiensi tahapan pengendalian produksi.
Beberapa fitur unggulan yang dimiliki sistem ini mencakup:
- Advanced Production Scheduling: Membantu Anda mengatur pesanan produksi berdasarkan prioritas dan tenggat waktu, memastikan semua proses produksi dapat dioptimalkan.
- Quality Control Management: Pengendalian kualitas yang otomatis di setiap tahap produksi, dari bahan baku hingga produk jadi, sehingga setiap produk yang keluar memiliki kualitas tinggi.
- Resource Allocation Optimization: Memastikan setiap sumber daya, baik itu tenaga kerja atau mesin, digunakan secara efisien, meminimalkan waktu idle dan memastikan jalur produksi berjalan dengan lancar.
-
Real-time Monitoring & Analytics: Pantau kinerja produksi secara langsung dan dapatkan data terperinci mengenai kecepatan produksi, waktu siklus, dan tingkat penggunaan mesin untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan implementasi ScaleOcean Software Manufaktur, Anda mendapatkan solusi menyeluruh untuk meningkatkan efektivitas pengendalian produksi.
9. Kesimpulan
Pengendalian produksi adalah proses penting dalam mengawasi, mengelola, dan memastikan kelancaran produksi. Dengan kontrol yang baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, menjaga kualitas produk, dan mengurangi biaya produksi.
Untuk mendukung pengendalian produksi yang lebih efektif, ScaleOcean hadir sebagai solusi software manufaktur yang membantu Anda mengoptimalkan proses produksi dengan real-time monitoring, pengaturan jadwal produksi yang cerdas, dan pengendalian kualitas otomatis. Coba demo gratisnya sekarang juga!
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian produksi?
Pengendalian produksi adalah aktivitas yang mengatur pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi rencana, memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana, dan melakukan perbaikan pada rencana yang ada.
2. 4 Langkah Proses Produksi?
Berikut beberapa tahapan perencanaan produksi yang penting untuk dipahami:
1. Routing: Tahapan pertama dalam perencanaan produksi adalah routing, yang menentukan jalur proses produksi.
2. Scheduling: Selanjutnya, tahapan perencanaan produksi adalah scheduling, yang mengatur waktu pelaksanaan setiap tahap produksi.
3. Dispatching: Tahapan berikutnya adalah dispatching, yang mengarahkan pengalokasian tugas sesuai jadwal produksi.
4. Follow Up: Tahapan terakhir adalah follow up, yang memastikan setiap tahap produksi terlaksana sesuai rencana dan memantau kemajuan proses.
3. Apa saja teknik pengendalian produksi?
Langkah-langkah pengendalian produksi umumnya mencakup perencanaan produksi, perutean, penjadwalan, pengiriman, tindak lanjut dan pemantauan, inspeksi serta pengendalian kualitas, tindakan perbaikan, dan umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan.