Dalam industri manufaktur air minum dalam kemasan (AMDK), cara kelola biaya produksi air minum yang efisien sangat penting untuk memastikan harga jual yang kompetitif. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, total biaya produksi AMDK pada tahun 2019 mencapai Rp15,83 triliun, dengan biaya bahan baku menyumbang sekitar 74% dari total biaya tersebut.
Untuk mencegah masalah seperti tingginya biaya produksi yang dapat mempengaruhi harga jual, perusahaan perlu menerapkan strategi pengelolaan biaya yang efektif. Namun, dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi biaya produksi, bagaimana perusahaan dapat menentukan langkah yang paling tepat untuk mengelola biaya tersebut?
Artikel ini akan membahas secara mendalam cara mengelola biaya produksi AMDK, termasuk analisis biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Dengan informasi ini, diharapkan perusahaan manufaktur dapat membuat keputusan yang tepat dalam mengelola biaya produksi dan meningkatkan daya saing di pasar.
 Key Takeaways
Key Takeaways- Komponen biaya produksi utama air minum kemasan meliputi bahan baku (air, botol), tenaga kerja, utilitas (energi), overhead pabrik, dan biaya distribusi.
- Strategi efektif mengelola biaya ini meliputi analisis biaya, optimalisasi proses produksi, pengelolaan bahan baku, efisiensi energi, dan pengelolaan distribusi.
- Software manufaktur ScaleOcean dapat membantu mengelola data biaya, memantau komponen biaya, dan mendukung strategi pengelolaan biaya produksi secara terintegrasi.
 
	1. Peran Biaya Produksi di Pabrik Air Minum
Biaya produksi air minum dalam kemasan di pabrik manufaktur, merupakan aspek penting yang membutuhkan pengelolaan dan strategi efektif agar Anda bisa memaksimalkan kegiatan operasional dalam pabrik air minum.
Penting mengelola biaya produksi air minum dalam kemasan ini penting dilakukan perusahaan manufaktur agar memudahkan identifikasi area yang memerlukan perbaikan dan pengoptimalan secara efektif. Identifikasi dan analisis area perbaikan ini sangat bergantung pada data akurat yang tersaji dalam laporan biaya produksi manufaktur.
Dilakukannya pengelolaan dan penentuan cara kelola biaya produksi air minum ini penting dilakukan perusahaan manufaktur agar memudahkan identifikasi area yang memerlukan perbaikan dan pengoptimalan secara efektif. Sebagai contoh, dari pengelolaan biaya produksi diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung sangat tinggi, sedangkan efisiensi dalam produksi masih membutuhkan peningkatan.
Dari analisis tersebut, perusahaan bisa menerapkan teknologi otomasi dalam proses produksi agar dapat mengurangi biaya tenaga kerja, juga meningkatkan produktivitas dalam pabrik air minum. Dengan biaya produksi yang terkontrol, Anda dapat mengelola risiko dan ketidakpastian seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan tarif listrik, ataupun biaya distribusi yang dapat mempengaruhi total biaya produksi.
Dari sini kita bisa memahami, bahwa manajemen biaya produksi air minum dalam kemasan di perusahaan manufaktur ini merupakan peran penting. Hal tersebut dikarenakan dapat memudahkan Anda dalam menyesuaikan strategi keuangan dengan cepat terhadap perubahan pasar, serta untuk menjaga stabilitas biaya produksi yang digunakan.
2. Komponen Biaya Produksi Air Minum

Biaya produksi air minum dalam kemasan ini terdiri dari beberapa komponen yang penting untuk dikelola dengan cermat, sehingga Anda bisa memastikan efisiensi dan profitabilitas perusahaan manufaktur dengan tepat. Berikut ini komponen-komponen biaya produksi yang harus Anda ketahui, yaitu:
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi air minum ini terdiri dari beberapa aspek seperti biaya air sumber botol, tutup botol, label, dan bahan kimia yang digunakan untuk proses pengolahan air. Semua biaya bahan baku yang diperlukan ini perlu diperhatikan untuk memastikannya selalu tersedia untuk proses produksi. Pengelolaan biaya ini harus dilakukan dengan baik untuk membantu perusahaan mengoptimalkan total biaya produksi yang digunakan.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung juga menjadi komponen yang penting, meliputi gaji dan tunjangan untuk karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi, mulai dari operator mesin hingga staff pengemasan serta quality control. Biaya tenaga kerja ini juga mencakup pelatihan dan pengembangan untuk memastikan karyawan tetap up-to-date dengan teknologi dan prosedur baru. Pastikan biaya ini digunakan dengan efisien agar bisa membantu Anda mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas.
c. Utilitas
Biaya utilitas seperti biaya listrik, air, dan bahan baku dalam pabrik air minum biasanya lebih tinggi karena banyak proses yang membutuhkan tenaga listrik besar. Proses tersebut mencakup mesin produksi yang digunakan, sistem filtrasi, dan sistem pemurnian air minum dalam kemasan.
Biaya listrik dan air yang digunakan dapat signifikan meningkat, terutama jika pabrik beroperasi selama 24 jam sehari. Mengelola biaya utilitas harus dilakukan dengan efisien, seperti melakukan pengadopsian teknologi hemat energi atau mencari sumber energi alternatif. Hal tersebut dapat membantu mengurangi total biaya produksi.
d. Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik ini menjadi biaya yang tidak berkaitan langsung dengan biaya produksi air minum dalam kemasan, tetapi menjadi bagian penting dari biaya operasional. Seperti biaya sewa atau amortisasi fasilitas produksi, biaya perbaikan dan perawatan mesin produksi air kemasan gelas, asuransi, dan pajak.
Seperti biaya sewa atau amortisasi fasilitas produksi, biaya perbaikan dan perawatan mesin, asuransi, dan pajak. Kelola biaya ini penting untuk menjaga biaya produksi Anda tetap rendah, dan memastikan operasional berjalan dengan lancar tanpa gangguan.
e. Biaya Distribusi
Biaya distribusi untuk produksi air minum ini merupakan semua pengeluaran terkait dengan pengiriman produk jadi dari pabrik ke distributor, atau pasar akhir konsumen. Biaya ini mencakup biaya transportasi seperti bahan bakar, penyewaan kendaraan, dan biaya logistik seperti penyimpanan dan manajemen inventory. Anda bisa mengoptimalkan rute pengiriman dan bekerja sama dengan perusahaan logistik untuk membantu mengurangi total biaya produksi, juga memastikan produk sampai ke konsumen dengan baik dan tepat waktu.
3. Contoh Perhitungan Biaya Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Untuk menghitung biaya produksi air minum kemasan, kita bisa mulai dengan perhitungan bahan baku berdasarkan cara kelola biaya produksi air minum di bawah ini. Berikut adalah contoh perhitungannya:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang diperlukan untuk membeli semua material yang digunakan dalam proses produksi. Dalam kasus ini, bahan baku yang digunakan untuk membuat kemasan air minum meliputi gelas plastik, sedotan, lid cup (tutup gelas), dan kardus untuk pengemasan.
Semua biaya tersebut akan dihitung dalam Harga Pokok Produksi (HPP), yang mencakup semua biaya langsung yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Dari gambar yang Anda lampirkan, harga bahan baku per unit adalah sebagai berikut:
- Gelass 240ml: Rp 90,- per unit
- Sedotan: Rp 15,- per unit
- Lid Cup: Rp 32,- per unit
- Kardus: Rp 2800,- per unit (untuk pengemasan sekian unit)
b. Perhitungan Biaya Bahan Baku per Unit
Untuk menghitung total biaya bahan baku per unit produk (yaitu untuk satu kemasan air minum), kita cukup menjumlahkan biaya masing-masing bahan baku yang digunakan untuk setiap unit. Dalam hal ini, perhitungan biaya bahan baku untuk satu kemasan air minum adalah sebagai berikut:
Total Biaya Bahan Baku per Unit = Gelas + Sedotan + Lid Cup + Kardus
Hasilnya, biaya bahan baku per unit kemasan air minum adalah Rp 2937,-. Biaya ini mencakup seluruh bahan yang digunakan untuk memproduksi satu kemasan air minum.
3. Biaya Tenaga Kerja
Untuk menghitung biaya tenaga kerja, misalnya biaya per orang per jam kerja. Asumsikan pekerja yang mengemas air minum kemasan ini memerlukan waktu sekitar 10 menit per unit untuk pengemasan, dan upah per jam pekerja adalah Rp 10.000,-.
Waktu Pengemasan per Unit = 10 menit = 1/6 jam
Biaya Tenaga Kerja per Unit = 1/6 × 10.000=1.667
4. Biaya Overhead Pabrik
Misalkan biaya overhead pabrik adalah Rp 5000,- untuk 1000 unit yang diproduksi. Untuk menghitung biaya overhead per unit, kita bagi total biaya overhead dengan jumlah unit yang diproduksi:
Biaya Overhead Pabrik per Unit = 1000/5000 = 5
Jadi, biaya overhead pabrik per unit adalah Rp 5,-. Biaya ini adalah bagian kecil dari biaya total yang mencakup biaya fasilitas dan operasional lainnya.
5. Biaya Total per Unit
Setelah menghitung biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik, kita dapat menghitung biaya total produksi per unit kemasan air minum. Biaya total ini adalah jumlah dari semua biaya yang sudah dihitung sebelumnya:
Biaya Total per Unit = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead
Dengan penjumlahan ini, biaya total produksi per unit adalah Rp 4609,-. Ini adalah perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit kemasan air minum, mencakup semua biaya langsung dan tidak langsung.
6. Perkiraan Biaya Produksi untuk 1000 Unit
Jika kita ingin menghitung biaya produksi untuk 1000 unit, kita cukup mengalikan biaya total per unit dengan jumlah unit yang diproduksi. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Total Biaya Produksi untuk 1000 Unit = 4609 × 1000 = Rp 4.609.000
Jadi, biaya total produksi untuk 1000 unit kemasan air minum adalah Rp 4.609.000,-. Ini adalah perkiraan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1000 unit kemasan air minum.
Selain itu, penting untuk memperhitungkan biaya manufaktur secara keseluruhan, yang mencakup biaya tenaga kerja, energi, dan overhead pabrik, agar mendapatkan estimasi biaya yang lebih akurat dan menyeluruh.
Penggunaan software manufaktur, seperti ScaleOcean, dapat membantu dalam memonitor dan mengelola biaya produksi secara real-time, meningkatkan akurasi data, dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan untuk meningkatkan profitabilitas.
 
	4. Strategi Kelola Biaya Produksi Air Minum
Dalam mengelola biaya produksi air minum dalam kemasan, perusahaan manufaktur perlu melakukan beberapa strategi pengelolaan yang dapat memastikan efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan. Berikut ini beberapa strategi dan cara mengelola biaya produksi di pabrik air minum dengan maksimal, yaitu:
a. Analisis dan Pemantauan Biaya
Hal penting yang harus dilakukan adalah dengan menganalisis dan memantau biaya secara berkala, agar bisa mengidentifikasi area mana yang harus dikurangi. Anda bisa melakukan audit biaya secara teratur untuk menemukan aspek tersebut dalam proses produksi. Untuk memudahkan, Anda bisa menerapkan software ERP manufaktur untuk memantau biaya produksi secara real-time, dan melacak pengeluaran secara terus-menerus, bahkan dapat mendeteksi penyimpangan dengan cepat.
b. Optimalisasi Proses Produksi
Selanjutnya Anda bisa melakukan optimalisasi proses produksi seperti mengadopsi sistem produksi dengan otomasi tinggi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja langsung dan meningkatkan konsistensi serta kecepatan produksi. Anda juga bisa menggunakan metode lean manufacturing untuk mengurangi pemborosan, juga meningkatkan efisiensi di setiap tahapan produksi.
c. Pengelolaan Bahan Baku
Pengelolaan bahan baku juga penting dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan biaya produksi air minum dalam kemasan. Anda harus mencari supplier yang menawarkan harga kompetitif tanpa mengurangi kualitas bahannya. Pembelian bahan baku dalam jumlah besar juga dapat Anda lakukan untuk mendapatkan diskon, sehingga dapat mengurangi biaya produksi per-unit dalam perusahaan manufaktur.
d. Efisiensi Energi dan Utilitas
Strategi berikutnya Anda harus melakukan efisiensi energi dan utilitas seperti menggunakan peralatan hemat energi, serta mengoptimalkan penggunaan listrik dan air. Anda bisa mempertimbangkan penggunaan sumber energi alternatif seperti panel surya untuk mengurangi ketergantungan pada listrik di jaringan umum. Pengelolaan konsumsi air dan bahan baku juga penting untuk mengurangi biaya utilitas.
d. Pengelolaan Transportasi dan Distribusi
Penting juga untuk mengelola biaya produksi dengan mengoptimalkan proses dalam transportasi dan distribusi, seperti menggunakan rute pengiriman tepat dan maksimal untuk mengurangi biaya bahan bakar dan waktu pengiriman. Anda juga dapat mempertimbangan kerjasama dengan perusahaan logistik yang memiliki keunggulan dalam manajemen distribusi.
5. Manfaat Kelola Biaya Produksi Air Minum
Kita memahami bahwa penting bagi perusahaan manufaktur untuk mengetahui cara kelola biaya produksi air minum, sehingga selain penting untuk mempertahankan daya saing juga bermanfaat signifikan untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang. Berikut ini beberapa keunggulan dan manfaat pengelolaan biaya produksi di pabrik air minum di perusahaan manufaktur, yaitu:
a. Pengendalian Biaya
Pengelolaan biaya produksi pada pabrik air minum ini akan membuat pengendalian biaya di perusahaan Anda lebih efektif. Dengan memahami biaya produksi jangka pendek dan panjang, Anda dapat lebih mudah mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan serta biaya yang tidak perlu. Hal ini juga akan membantu dalam meningkatkan profitabilitas.
b. Kualitas Produk yang Lebih Baik
Pemahaman biaya produksi yang baik dalam setiap tahapan produksi air minum dapat membuat perusahaan lebih mudah untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif untuk memastikan kualitas produk untuk tetap tinggi. Pengelolaan biaya yang baik akan membuat perusahaan mengidentifikasi area produksi yang akan ditingkatkan tanpa harus meningkatkan biaya secara signifikan.
c. Perencanaan dan Anggaran yang Lebih Akurat
Pengelolaan biaya produksi ini akan memudahkan perusahaan membuat perencanaan dan anggaran produksi yang lebih realistis, sehingga akan membantu dalam mengatur akun kas perusahaan dan mengurangi risiko keuangan. Kelola biaya produksi air minum dalam kemasan akan memberikan gambaran jelas mengenai biaya yang terlibat dalam produksi, dan memudahkan Anda menyusun anggaran yang lebih tepat.
d. Identifikasi Peluang Peningkatan
Dengan memahami dan menganalisis biaya produksi dengan tepat, perusahaan dapat menemukan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam produksi air minum dengan lebih baik. Contoh sederhananya, Anda bisa melakukan investasi teknologi baru yang lebih efisien atau otomasi proses produksi dari analisis biaya produksi air minum dalam kemasan di perusahaan.
Baca juga: Apa itu Product Cost Management, Manfaat serta Komponennya
6. Kesimpulan
Artikel ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam pengelolaan pabrik air minum, penting untuk memperhatikan biaya produksinya dengan baik. Perusahaan manufaktur harus bisa mengelola biaya tersebut dengan strategi pengelolaan yang efektif agar bisa meningkatkan produktivitas pabrik secara maksimal.
Dengan mengelola dan memahami biaya produksi, perusahaan manufaktur bisa memastikan keberlanjutan bisnis agar tetap kompetitif di pasar dinamis. Serta yang paling penting dapat membantu Anda mencapai tujuan bisnis perusahaan manufaktur dengan maksimal dan efisien.
FAQ:
1. Apa itu industri air minum?
Industri air minum dan air mineral mencakup kegiatan produksi air minum dalam kemasan, air mineral alami, air demineral, serta industri pengisian ulang air. Semua sektor ini berfokus pada penyediaan air yang aman dan terstandarisasi untuk konsumen.
2. Bagaimana proses pembuatan air minum?
Tahapan pengolahan air bersih meliputi beberapa proses, yaitu:
1. Penambahan tawas (koagulasi)
2. Pengendapan
3. Penyaringan
4. Pemberian disinfektan
5. Pengeringan lumpur
6. Fluoridasi
7. Koreksi pH, Proses-proses ini bertujuan untuk menyediakan air yang layak konsumsi bagi masyarakat.
3. Air minum dalam kemasan apa saja?
Jenis-jenis air minum dalam kemasan yang perlu diketahui antara lain:
1. Air mineral, yang paling sering ditemukan di pasaran.
2. Air demineral.
3. Air oksigen.
4. Air embun.
5. Air alkali.
6. Air sulingan (distilasi).
7. Air soda.
8. Air yang dimurnikan (purified water).
4. Bagaimana cara menghitung biaya pokok produksi air minum per unit?
Untuk menghitung biaya pokok produksi air minum per unit, tambahkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, kemudian bagi total biaya tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi.
5. Apakah investasi teknologi baru dapat mengurangi biaya produksi air minum dalam jangka panjang?
Ya, investasi teknologi baru dapat mengurangi biaya produksi air minum dalam jangka panjang dengan meningkatkan efisiensi proses, mengurangi pemborosan, dan mempercepat produksi, meskipun memerlukan biaya awal yang lebih tinggi.



 
				 
			.png) 
			 
         
             
             
             
             
             
             
             PTE LTD..png) 
            .png) 
             
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
             
            .png) 
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                