Biaya produksi jangka pendek sering kali menjadi tantangan besar bagi perusahaan manufaktur, terutama dalam mengelola cash flow dan mengatur operasional yang efisien. Tanpa pemahaman yang tepat, hal ini dapat menghambat kemampuan bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat.
Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara biaya jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang untuk merencanakan keuangan dan pertumbuhan bisnis dengan lebih baik. Kedua jenis biaya ini memiliki karakteristik yang berbeda dan memengaruhi keputusan operasional serta strategi jangka panjang perusahaan.
Dalam artikel ini, Anda akan mendapatkan penjelasan lengkap mengenai pengertian, komponen, serta contoh biaya produksi jangka pendek. Dengan pemahaman tersebut, perusahaan dapat melakukan perencanaan yang lebih tepat dan meningkatkan efisiensi operasional secara berkelanjutan.

- Biaya produksi jangka pendek adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu, di mana satu faktor produksi tetap dan tidak dapat diubah.
- Biaya produksi jangka panjang adalah total biaya produksi di mana semua faktor, seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku, dapat disesuaikan
- Biaya produksi jangka pendek berbeda berbeda dengan jangka panjang, karena pada jangka panjang semua faktor produksi dapat disesuaikan sepenuhnya oleh perusahaan.
- Software Manufaktur ScaleOcean, solusi yang efisien untuk mengoptimalkan alokasi berbagai macam production cost.

1. Apa itu Biaya Produksi Jangka Pendek?
Biaya produksi jangka pendek (short-run production costs) adalah biaya yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu oleh perusahaan, yang mana salah satu faktor produksi bersifat tetap. Pada periode ini, perusahaan bisa mengubah beberapa faktor seperti tenaga kerja untuk menyesuaikan produksi.
Pada biaya jangka pendek, terdapat faktor produksi tetap (seperti modal, mesin dan pabrik) dan faktor produksi yang bervariasi (seperti tenaga kerja dapat berubah sesuai kebutuhan). Untuk lebih detail, berikut penjelasannya:
- Faktor Produksi Tetap: Pada jangka pendek, faktor seperti gedung, mesin, dan peralatan bersifat konstan dan sulit diubah dalam waktu singkat.
- Faktor Produksi Variabel: Faktor lain seperti tenaga kerja, bahan baku, dan energi dapat disesuaikan mengikuti tingkat produksi.
Biaya produksi jangka pendek terbagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun produksi berubah, sementara biaya variabel adalah biaya yang berfluktuasi sesuai perubahan tingkatan produksi.
Contohnya, pada periode produksi jangka pendek, perusahaan dapat menyesuaikan volume output dengan cara menambah atau mengurangi tenaga kerja. Meskipun demikian, kapasitas pabrik tetap tidak berubah.
Hal tersebut disebabkan faktor produksi utama. Maka dari itu, akan memungkinkan fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk memenuhi permintaan pasar tanpa perlu investasi besar pada infrastruktur.
Baca juga: Apa itu Product Cost Management, Manfaat serta Komponennya
2. Komponen Penting dalam Biaya Produksi Jangka Pendek
Setelah memahami definisi production cost jangka pendek, mari kita telaah lebih lanjut elemen-elemen utama yang membentuk biaya produksi tersebut. Pemahaman mendalam mengenai setiap komponen akan membantu perusahaan dalam menganalisis dan mengelola production cost secara efektif dalam periode waktu singkat.
Berikut penjelasan tentang komponen biaya produksi jangka pendek:
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya material yang secara langsung digunakan dalam proses produksi suatu produk. Contoh biaya produksi jangka pendek, dalam produksi roti, biaya tepung, gula, dan telur termasuk dalam kategori ini.
Untuk mempermudah pemahaman proses produksi tersebut, contoh flowchart perusahaan manufaktur dapat menggambarkan alur penggunaan bahan baku secara sistematis. Terutama, biaya bahan baku akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah roti yang diproduksi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah atau gaji yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proses pembuatan produk. Sebagai contoh, upah karyawan yang merakit produk elektronik di pabrik merupakan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini juga cenderung meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi.
Biaya tenaga kerja langsung juga berlaku dalam industri air minum dalam kemasan, di mana biaya produksi air minum mencakup upah pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, seperti pengisian dan pengepakan botol. Seiring dengan peningkatan volume produksi, biaya ini dapat meningkat, mempengaruhi keseluruhan biaya produksi.
c. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead variabel adalah production cost untuk selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang berubah seiring dengan tingkat produksi. Contoh biaya produksi jangka pendek termasuk biaya listrik untuk menjalankan mesin produksi, biaya bahan bakar untuk transportasi bahan baku, dan biaya perlengkapan pabrik yang habis pakai.
Biaya-biaya ini akan naik turun tergantung pada seberapa banyak produk yang dihasilkan. Penting untuk diingat bahwa dalam biaya produksi jangka pendek, terdapat juga biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi. Namun, fokus utama dalam analisis biaya jangka pendek seringkali tertuju pada komponen-komponen biaya variabel yang telah disebutkan.
Pemahaman mendalam tentang setiap komponen ini digunakan untuk menghitung average variable cost per unit, yang merupakan metrik penting dalam mengukur efisiensi produksi per unit barang
3. Contoh Biaya Produksi Jangka Pendek
Berikut adalah contoh biaya produksi jangka pendek untuk periode bulan Maret. Tabel ini memberikan gambaran bagaimana berbagai komponen biaya diklasifikasikan dan dihitung. Tujuannya adalah untuk memahami struktur biaya dalam periode waktu singkat.
Tabel biaya produksi jangka pendek tersebut mengelompokkan biaya menjadi tiga kategori utama: biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi-variabel. Biaya tetap terdiri dari beberapa item seperti sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan depresiasi berjumlah Rp35.000.000.
Biaya variabel seperti bahan baku, upah pekerja produksi, dan biaya energi, dengan asumsi biaya per unit Rp50.000 untuk masing-masing, menghasilkan total Rp90.000.000. Selanjutnya, terdapat biaya semi-variabel seperti pemeliharaan dan perbaikan serta biaya pengiriman dan distribusi dengan total Rp5.000.000.
Dengan menjumlahkan seluruh kategori biaya ini, didapatkan total production cost jangka pendek untuk bulan Maret sebesar Rp130.000.000. Contoh biaya produksi jangka pendek ini membantu perusahaan dalam menganalisis pengeluaran mereka.
4. Apa yang Dimaksud dengan Biaya Produksi Jangka Panjang?
Biaya produksi jangka panjang (long-run cost) adalah perhitungan biaya di mana seluruh faktor produksi dapat disesuaikan. Tidak ada faktor tetap, sehingga perusahaan dapat mengatur biaya tenaga kerja, modal, dan bahan baku untuk mencapai produksi optimal.
Berbeda dengan biaya jangka pendek yang memiliki beberapa faktor produksi tetap, pada jangka panjang semua faktor produksi bersifat variabel dan dapat disesuaikan. Hal ini menyebabkan tidak adanya pembagian biaya tetap dan biaya variabel, karena seluruh biaya dapat berubah sesuai kebutuhan produksi.
Pada jangka panjang, perusahaan dapat meminimalkan biaya produksi dengan menentukan ukuran pabrik atau kapasitas yang paling efisien, yang terlihat pada titik terendah kurva amplop biaya produksi jangka panjang atau LRAC.
Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) atau dikenal dengan kurva amplop menunjukkan biaya rata-rata terendah yang dapat dicapai perusahaan pada berbagai tingkat produksi dengan mengubah skala produksi.
Pemahaman tentang LRAC sangat penting bagi perusahaan untuk mengatur kapasitas, production cost, dan strategi produksi agar tetap efisien dan kompetitif.
5. Komponen Penting dalam Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam konteks production cost jangka panjang, semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bersifat variabel. Ini dikarenakan perusahaan memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan semua faktor produksi sesuai dengan kebutuhan strategis mereka.
Berikut adalah beberapa komponen penting dalam biaya produksi jangka panjang:
a. Biaya Investasi Modal
Biaya investasi modal mencakup pengeluaran untuk aset jangka panjang seperti pembelian gedung baru, mesin produksi berkapasitas lebih besar, atau teknologi canggih.
Contoh biaya produksi jangka panjang, sebuah perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka panjangnya akan menginvestasikan modal dalam membeli lini produksi baru. Investasi ini akan mempengaruhi struktur biaya jangka panjang perusahaan.
b. Biaya Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Anggaran penelitian dan pengembangan merupakan pengeluaran untuk inovasi produk, pengembangan proses produksi yang lebih efisien, atau penemuan teknologi baru.
Sebagai contoh, perusahaan farmasi menginvestasikan sejumlah besar dana dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan baru. Biaya ini penting untuk keberlangsungan dan daya saing jangka panjang.
c. Biaya Pemasaran dan Distribusi Skala Besar
Dalam jangka panjang, perusahaan mungkin perlu meningkatkan anggaran pemasaran dan memperluas jaringan distribusi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Contoh biaya produksi jangka panjang, perusahaan ritel yang membuka cabang baru di berbagai kota akan mengeluarkan biaya pemasaran dan distribusi yang lebih besar dalam jangka panjang. Biaya ini mendukung pertumbuhan pendapatan jangka panjang.
d. Biaya Ekspansi dan Relokasi
Anggaran ekspansi dan relokasi timbul ketika perusahaan memutuskan untuk memperluas fasilitas produksi atau memindahkan lokasi operasional untuk alasan strategis.
Contohnya, perusahaan yang memindahkan pabrik ke lokasi dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah akan mengeluarkan biaya relokasi dalam jangka panjang. Keputusan ini mempengaruhi struktur biaya variabel jangka panjang.
Secara keseluruhan, dalam biaya produksi jangka panjang, semua komponen biaya pada dasarnya bersifat biaya variabel karena perusahaan memiliki fleksibilitas penuh untuk menyesuaikan skala dan ruang lingkup operasinya.
Untuk mendukung pengelolaan biaya yang efektif, penggunaan manufacturing system ScaleOcean, sangat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan proses produksi secara menyeluruh dan adaptif sesuai kebutuhan bisnis.
Dengan menggunakan ScaleOcean, perusahaan dapat memanfaatkan fitur-fitur terintegrasi yang memudahkan perencanaan bahan baku, pengendalian kualitas, serta pelaporan biaya produksi. Hal ini memungkinkan pengelolaan biaya yang lebih terstruktur dan efisien, sehingga meningkatkan produktivitas dan profitabilitas secara keseluruhan.

6. Contoh Biaya Produksi Jangka Panjang
Berikut adalah contoh biaya produksi jangka panjang untuk PT. XYZ Manufacture. Tabel ini mengilustrasikan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan dan menghitung biaya dalam perencanaan jangka panjang.
Contoh tabel biaya produksi jangka panjang ini mengelompokkan biaya ke dalam beberapa kategori, termasuk biaya tetap, biaya variabel, biaya semi-variabel, biaya investasi, dan biaya operasional.
Meskipun ada kategori “biaya tetap” dalam tabel ini, dalam konteks jangka panjang, biaya-biaya seperti sewa pabrik dan gaji manajemen dapat disesuaikan.
Total biaya yang tercantum dalam contoh biaya produksi jangka panjang ini adalah representasi perencanaan pengeluaran perusahaan untuk periode waktu yang lebih panjang.
Sebagai contoh, anggaran investasi seperti pembelian mesin dan peralatan baru serta anggaran penelitian dan pengembangan merupakan pengeluaran strategis jangka panjang. Demikian pula, anggaran operasional seperti kualitas dan pelatihan adalah investasi berkelanjutan untuk memastikan daya saing perusahaan dalam jangka panjang.
Contoh biaya produksi jangka panjang ini memberikan pandangan menyeluruh tentang alokasi sumber daya perusahaan untuk masa depan.
7. Apa Perbedaan Biaya Produksi Jangka Pendek dan Panjang?
Perbedaan utama antara biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang terletak pada fleksibilitas input yang digunakan. Dalam jangka pendek, setidaknya ada satu input produksi yang bersifat tetap (misalnya, bangunan atau mesin), sehingga perubahan output hanya dapat dicapai dengan menyesuaikan input variabel seperti tenaga kerja atau bahan baku.
Sebaliknya, dalam jangka panjang, semua input produksi dianggap variabel, memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala operasinya secara keseluruhan dan memilih kombinasi input yang paling efisien untuk tingkat output yang diinginkan.
Selain itu, salah satu faktor penting dalam memahami perbedaan biaya produksi jangka pendek dan panjang adalah mengenali berbagai komponen dalam proses produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, serta kapasitas mesin yang digunakan.
Berikut adalah beberapa aspek yang membedakan keduanya:
a. Fleksibilitas Faktor Produksi
Dalam biaya produksi jangka pendek, perusahaan memiliki keterbatasan dalam mengubah beberapa faktor produksi, seperti kapasitas pabrik atau peralatan utama.
Sebaliknya, dalam production cost jangka panjang, semua faktor produksi bersifat variabel dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Perusahaan memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan skala besar.
b. Jangka Waktu Perencanaan
Perencanaan yang terkait dengan production cost jangka pendek biasanya bersifat operasional dan taktis, dengan fokus pada periode waktu yang lebih singkat, seperti bulanan atau kuartalan.
Sementara itu, perencanaan biaya produksi jangka panjang bersifat strategis dan melibatkan horizon waktu yang lebih panjang, seringkali mencakup beberapa tahun ke depan. Perencanaan ini terkait dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
c. Jenis Biaya
Biaya produksi jangka pendek melibatkan baik pengeluaran tetap (yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi) maupun pengeluaran variabel (yang berubah seiring dengan tingkat produksi).
Di sisi lain, dalam produciton cost jangka panjang, semua biaya pada dasarnya adalah biaya variabel karena perusahaan memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan semua aspek operasinya.
d. Pengaruh pada Keputusan
Informasi mengenai production cost jangka pendek sangat penting untuk pengambilan keputusan operasional sehari-hari, seperti penentuan harga jual, tingkat produksi optimal, dan pengelolaan anggaran.
Sementara itu, biaya produksi jangka panjang lebih relevan untuk keputusan strategis seperti investasi modal, ekspansi pasar, dan pengembangan produk baru.
e. Relevansi dengan BEP
Analisis BEP (Break-Even Point) atau titik impas lebih sering dikaitkan dengan biaya produksi jangka pendek. Hal ini karena analisis BEP membantu perusahaan menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk menutupi semua biaya tetap dan mulai menghasilkan keuntungan dalam periode waktu yang relatif singkat.
8. Cara Mengoptimalkan Alokasi Biaya Produksi Jangka Pendek dan Panjang
Mengelola biaya produksi jangka panjang dan pendek secara efektif adalah kunci keberhasilan bisnis manufaktur. Perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi untuk mengoptimalkan production cost dan meningkatkan profitabilitas dalam kedua periode waktu tersebut. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diambil:
a. Analisis dan Efisiensi Alur Proses Produksi
Langkah pertama dalam mengoptimalkan production cost adalah dengan menganalisis secara mendalam alur proses produksi. Identifikasi potensi inefisiensi, kemacetan, atau pemborosan sumber daya di setiap tahap.
Perbaikan alur proses produksi yang berkelanjutan dapat mengurangi baik production cost jangka pendek maupun production cost jangka panjang.
b. Pengendalian Biaya Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Pengelolaan production cost jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pengendalian anggaran bahan baku dan tenaga kerja.
Negosiasi harga yang lebih baik dengan pemasok, pengelolaan inventaris yang efisien, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi jangka pendek. Pelatihan dan pengembangan karyawan juga penting untuk efisiensi jangka panjang.
c. Investasi Strategis dalam Teknologi
Untuk mengurangi biaya produksi jangka panjang, perusahaan perlu mempertimbangkan investasi strategis dalam teknologi dan otomatisasi.
Pembaruan peralatan dan implementasi teknologi baru dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, dan menurunkan production cost jangka panjang secara keseluruhan. Investasi ini harus selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
d. Penentuan Harga Jual yang Tepat
Pemahaman yang mendalam tentang production cost jangka panjang dan pendek sangat penting dalam menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.
Harga jual harus mampu menutupi seluruh anggaran produksi dan memberikan margin keuntungan yang sehat. Analisis anggaran yang akurat membantu perusahaan menetapkan harga yang optimal di pasar.
e. Pemanfaatan Software Manufaktur Terbaik
Implementasi software manufaktur dapat membantu pengelolaan biaya produksi jangka panjang dan pendek. Software ini menyediakan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh proses produksi, memungkinkan pelacakan expense secara akurat, optimalisasi penjadwalan, dan pengelolaan inventaris yang efisien.
Pengelolaan biaya ini dengan berbagai strategi sangat penting bagi peningkatan perusahaan manufaktur. Hal ini terlihat melalui Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia tercatat naik 0,7 poin menjadi 51,9 pada Januari 2025, level tertinggi sejak Mei 2024, menurut data S&P Global.
Kenaikan ini mencerminkan peningkatan aktivitas manufaktur yang dapat mempengaruhi biaya produksi, baik jangka pendek maupun panjang. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan strategi pengelolaan biaya yang tepat agar mampu mempertahankan efisiensi dan daya saing di tengah pertumbuhan produksi tersebut.
9. Kelola Alokasi Biaya Produksi dengan ScaleOcean Software Manufaktur
Agar Anda bisa mengkatkan efisiensi dalam setiap aspek operasional, perusahaan manufaktur membutuhkan sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh proses dengan baik. Dalam hal ini, ScaleOcean Software Manufaktur bisa membantu perusahaan manufaktur dalam mengelola dan mengoptimalkan proses produksi secara menyeluruh.
Dengan fitur-fitur terintegrasi, software ini mempermudah pengelolaan berbagai aspek operasional, mulai dari perencanaan bahan baku hingga pengendalian kualitas dan pelaporan. Hal ini memberikan visibilitas yang lebih jelas terhadap biaya produksi, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengelola biaya dengan lebih efisien dan efektif.
Beberapa fitur unggulan ScaleOcean yang mendukung pengelolaan biaya produksi adalah:
- Perencanaan Material (MRP): Membantu menghitung kebutuhan bahan baku secara otomatis berdasarkan jadwal produksi, sehingga menghindari kekurangan atau kelebihan stok yang dapat menambah biaya operasional.
- Manajemen Biaya Produksi: Mengotomatiskan perhitungan harga pokok produksi (HPP) dengan mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead lainnya, memastikan keakuratan dalam alokasi anggaran.
- Integrasi Modul Produksi: Memungkinkan pengelolaan alur kerja produksi yang lebih efisien dengan mengintegrasikan modul pengadaan bahan baku, penjadwalan mesin, dan tenaga kerja, sehingga meminimalkan pemborosan biaya.
- Pelaporan Real-Time: Menyediakan laporan biaya produksi yang dapat diakses kapan saja, memberikan wawasan langsung mengenai kinerja biaya dan area yang perlu dioptimalkan.
- Pengelolaan Persediaan Otomatis: Memastikan persediaan bahan baku dan produk jadi selalu dalam keadaan optimal, mengurangi biaya penyimpanan dan meminimalkan risiko kekurangan atau kelebihan stok.
Dengan solusi terintegrasi ini, ScaleOcean dapat memberikan kemudahan untuk perusahaan manufaktur dalam merencanakan, melacak, dan mengelola biaya produksi secara lebih efektif, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
10. Kesimpulan
Pemahaman mendalam tentang biaya produksi jangka pendek dan panjang sangat penting bagi setiap bisnis. Pengelolaan kedua jenis anggaran ini secara efektif akan membantu perusahaan dalam membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Hal ini juga mendukung operasional yang efisien dan perencanaan strategis yang matang, terutama dalam konteks produksi jangka panjang vs jangka pendek.
Dengan mengoptimalkan production cost, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saing. Penentuan harga jual yang tepat dan pengelolaan sumber daya yang efisien menjadi lebih mudah dengan pemahaman yang baik tentang struktur biaya. Ini akan berkontribusi pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Untuk membantu Anda mengelola dan mengoptimalkan biaya produksi, pertimbangkan penggunaan software manufaktur ScaleOcean. ScaleOcean menawarkan berbagai fitur untuk memantau dan menganalisis biaya secara komprehensif. Dapatkan manfaatnya sekarang dengan mendaftar untuk demo gratis!
FAQ:
1. Apa itu produksi dan biaya jangka pendek?
Biaya jangka pendek adalah biaya yang terkait dengan produksi dalam periode singkat, digunakan untuk menghasilkan sejumlah produk akhir terbatas. Biaya ini bersifat sekali bayar dan tidak dapat dikembalikan, seperti upah, bahan baku, dan tagihan listrik.
2. Apa saja contoh produksi jangka pendek?
Produksi jangka pendek melibatkan penyesuaian output dengan mengubah faktor produksi variabel, sementara faktor tetap tidak dapat diubah. Contohnya termasuk pembuatan gorengan, produksi tas kulit, dan pabrik makanan atau pakaian, yang dapat menyesuaikan kapasitas dalam batas tertentu.
3. Apa saja contoh biaya produksi jangka panjang?
Biaya produksi jangka panjang mencakup berbagai pengeluaran yang bersifat investasi, seperti pembelian teknologi baru, pembangunan atau ekspansi pabrik, serta biaya pelatihan dan pendidikan karyawan. Selain itu, biaya riset dan pengembangan serta penyusutan aset tetap, seperti gedung dan mesin, juga termasuk dalam kategori ini.
4. Bagaimana biaya produksi jangka panjang mempengaruhi keputusan bisnis strategis?
Biaya produksi jangka panjang penting dalam keputusan strategis perusahaan, seperti perencanaan investasi, ekspansi, adopsi teknologi, dan penetapan strategi harga. Analisis biaya ini memastikan keberlanjutan dan profitabilitas jangka panjang perusahaan.
5. Mengapa perusahaan perlu memahami production cost jangka pendek?
Memahami biaya produksi jangka pendek sangat penting untuk pengambilan keputusan operasional yang tepat. Informasi ini memungkinkan perusahaan menetapkan harga jual yang kompetitif, menentukan tingkat produksi yang efisien, serta mengelola anggaran dan profitabilitas dalam jangka pendek. Pengendalian biaya variabel pun sangat bergantung pada pemahaman tersebut.