Jenis Sistem ERP: On-Premise, Cloud, Hybrid & Open-Source

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam mengelola bisnis, penggunaan sistem ERP menjadi solusi terbaik yang harus dilakukan perusahaan. Namun, karena kebutuhan dan skala bisnis yang berbeda, bagaimana sistem ERP menawarkan solusi untuk hal tersebut? Anda bisa memilih jenis jenis software ERP yang sesuai dengan spesifikasi bisnis secara menyeluruh.

Memilih jenis software ERP yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena keputusan ini berdampak langsung pada efisiensi operasional, biaya, dan keberhasilan jangka panjang. Terutama bagi perusahaan yang cenderung mengalami inefisiensi dalam proses bisnis, seta biaya operasional yang meningkat, dan kesulitan menyesuaikan sistem saat bisnis berkembang.

Maka dari itu, pemahaman mengenai macam-macam ERP adalah hal penting bagi perusahaan, karena Anda dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap jenisnya, serta menyesuaikannya dengan bisnis. Berikut ini akan diuraikan secara menyeluruh macam-macam software ERP berdasarkan metode hosting, skala bisnis, dan jenis penyedianya. Pahami selengkapnya di sini!

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis

requestDemo

Jenis ERP Software Berdasarkan Metode Hosting

Software ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan jenis perangkat lunak yang dibuat untuk menyatukan dan mengelola beragam proses bisnis dalam perusahaan. Untuk mengelolanya, sistem ini memiliki berbagai jenis yang diklasifikasikan berdasarkan cara hosting, ukuran bisnis, serta fitur yang disediakan.

Berikut macam macam sistem ERP Indonesia berdasarkan metode hosting, diantaranya:

1. On-premise ERP

On-premise ERP adalah sistem yang diinstal dan dijalankan langsung pada server perusahaan sendiri. Sistem ini mayoritas tidak bisa diaplikasikan di perangkat seluler karena servernya berbentuk fisik di tempat.

Contohnya, penerapan ERP di bisnis B2B seperti bisnis manufaktur yang dapat membantu perusahaan mengelola jumlah pesanan yang besar secacara sekaligus dan efisien.

Kelebihan On-Premise ERP:

  • Kontrol penuh atas data dan sistem: Sistem yang diinstal dan dikelola di server lokal perusahaan, membuat perusahaan memiliki akses menyeluruh dan serta dapat mengatur kebijakan keamanan tanpa campur tangan pihak luar. Ini fleksibel untuk penyesuaian aturan dengan kebutuhan dan regulasi internal yang ketat.
  • Keamanan lebih baik: Karena data tidak bergantung pada pihak ketiga, di mana penyimpanan data di server lokal dapat mengurangi ketergantungan pada penyedia layanan cloud. On-premise ERP memberikan kontrol penh atas kebijakan keamanan dan pencegahan akses tidak sah, serta memastikan data sensitif tidak dipindah atau disalin ke pihak ketiga.
  • Tidak tergantung pada koneksi internet: Sistem dapat beroperasi sepenuhnya tanpa internet, sehingga menguntungkan di area dengan konektivitas yang buruk atau situasi ketika jaringan internet terganggu.

Kekurangan On-Premise ERP:

  • Biaya awal tinggi: Biaya untuk perangkat keras seperti server dan perangkat lunak, biaya instalasi dan konfigurasi sistem ERP juga tinggi. Selain itu, sistem ini memiliki lisensi software yang membuat solusi ini kurang terjangkau untuk perusahaan dengan anggaran terbatas atau yang baru berkembang.
  • Pemeliharaan dan pembaruan sistem: Perusahaan bertanggung jawab penuh untuk proses ini, termasuk pengelolaan hardware, backup data, dan memastikan software tetap terbarukan. Jika ada masalah teknis atau update ERP, perusahaan juga harus menangani semuanya secara internal.
  • Skalabilitas terbatas tanpa tambahan investasi: Sistem mungkin memerlukan peningkatan kapasitas server atau perangkat keras seiring pertumbuhan perusahaan, sehingga membutuhkan investasi tambahan. Untuk itu, perusahaan harus merencanakan anggaran lebih optimal untuk implementasi jenis sistem ini.

2. Cloud-Based ERP

Cloud-Based ERP adalah sistem yang diakses melalui internet dengan data dan aplikasi yang disimpan di server penyedia layanan cloud. Penerapan jenis ini membuat ERP workflow dalam bisnis dapat optimal, serta memastikan operasional tetap berjalan lancar tanpa hambatan teknis yang mengganggu produktivitas.

Kelebihan Cloud-Based ERP:

  • Biaya awal lebih rendah: Jenis ini dapat mengurangi kebutuhan investasi pada hardware dan infrastruktur, di mana pengguna hanya perlu membayar biaya langgan sesuai dengan penggunaan. Jenis ini lebih terjangkau di awal dibandingkan dengan sistem on-premise.
  • Aksesibilitas dari mana saja: Akses ke data dan aplikasi perusahaan bisa dilakukan dari berbagai perangkat dan lokasi dan memiliki koneksi internat. Ini fleksibel dan memungkinkan karyawan untuk bekerja jarak jauh atau memudahkan akses untuk informasi penting dari lapangan.
  • Pembaruan otomatis: Cloud ERP dapat melakukan update software secara otomatis oleh penyedia layanan. Ini mengurangi beban pemeliharaan sistem internal, dan memastikan perusahaan selalu menggunakan versi terbaru dari sistem ERP tanpa harus khawatir tentang perawatan manual.

Kekurangan Cloud-Based ERP:

  • Keamanan dan privasi data: Data di sistem ini disimpan di server penyedia pihak ketiga. Meskipun penyedia cloud berusaha memberikan keamanan yang tinggi, ada kekhawatiran tentang potensi kebocoran data atau serangan siber.
  • Ketergantungan pada koneksi internet: Sistem yang bergantung pada koneksi internet stabil, terkadang membuat akses ke sistem ERP bisa terhambat dan mengganggu operasional bisnis.
  • Biaya langganan yang terus meningkat: Meskipun memiliki biaya awal yang rendah, biaya langgan jenis sistem ini bisa meningkat seiring waktu, terutama jika pengguna dan volume data perusahaan meningkat.

3. Hybrid ERP

Hybrid ERP adalah sistem yang menggabungkan seluruh elemen dari sistem on-premise dan cloud-based ERP. Sistem ini bisa diakses secara online melalui cloud, dan memiliki komponen on-premise untuk kebutuhan keamanan dan kontrol data yang lebih tinggi.

Kelebihan Hybrid ERP:

  • Fleksibilitas dalam pemilihan solusi: Perusahaan dapat memiih solusi terbaik antara on-premise dan cloud sesuai kebutuhan bisnis. Anda bisa menyimpan data sensitif dan regulasi ketat di on-premise (server lokal), dan data atau aplikasi umum dapat disimpan di cloud untuk efisiensi biaya dan akses mudah.
  • Pengelolaan risiko yang lebih baik: Dengan memisahkan data sensitif dan tidak terlalu penting, membuat perusahaan dapat mengontrol secara penuh data penting. Ini membuat perusahaan dapat memastikan data tersebut memiliki perlindungan lebih tinggi dan tidak bergantung pada pihak ketiga.
  • Akses yang lebih fleksibel: Perusahaan dapat mengakses aplikasi dan data dari kedua platform, sehingga dapat beroperasi dalam situasi yang berbeda. Hal ini membuat fleksibilitas lebih tinggi dalam mendukung mobilitas dan kerja jarak jauh.

Kekurangan Hybrid ERP:

  • Kompleksitas implementasi dan pemeliharaan: Integrasi antara dua sistem memerlukan lebih banyak sumber daya untuk memastikan aliran data lancar, sehingga perusahaan harus terus memastikan kedua sistem saling terhubung dan bekerja secara efisien.
  • Biaya lebih tinggi: Implementasi jenis ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi karena menggunakan dua jenis sistem. Perusahaan perlu menginvestasikan dalam infrastruktur untuk sistem on-premise dan juga membayar langganan untuk layanan cloud.
  • Kesulitan dalam pengelolaan: Mengelola dua sistem bisa membebani tim IT dan penggunaannya oleh staf perusahaan. Untuk itu, diperlukan keterampilan dan pengetahuan lebih mendalam dalam menggunakan hybrid ERP agar biaya operasional tidak meningkat karena sistem yang tidak dikelola dengan baik.

4. Open-Source ERP

Open-source ERP adalah sistem yang memiliki kode sumber terbuka, sehingga penggunan dapat memodifikasi dan menyesuaikan perangkat lunak dengan kebutuhan spesifik perusahaan.

Kelebihan Open-Source ERP:

  • Biaya lisensi rendah atau gratis: Perusahaan tidak perlu membayar biaya lisensi yang tinggi seperti jenis sistem ERP lainnya. Banyak solusi ERP open-source yang tersedia secara gratis, membuatnya sangat menarik untuk perusahaan dengan anggaran terbatas.
  • Kustomisasi yang sangat fleksibel: Perusahaan dapat menyesuaikan kode sumber sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnis. Hal ini memberikan fleksibilitas tinggi dalam mengubah sistem untuk menyesuaikan dengan alur kerja, proses bisnis, dan kebutuhan khusus perusahaan.
  • Komunitas pengguna aktif: Pengguna open-source ERP yang banyak membuat perusahaan dapat memanfaatkan komunitas pengguna untuk mendapatkan dukungan bagaimana pengelolaan ERP life cycle jenis ini, berbagi solusi masalah, dan mengembangkan fitur baru.

Kekurangan Open-Source ERP:

  • Keterampilan teknis diperlukan: Jenis ini memerlukan keterampilan yang tinggi, sehingga perusahaan harus memiliki tim developer atau bekerja dengan pihak ketiga untuk menyesuaikan dan mengelola sistem.
  • Tidak ada dukungan resmi: Jenis ini tidak bisa mengandalkan dukungan dari vendor sistem ERP seperti jenis lainnya. Untuk itu, perusahaan harus mengandalkan dokumentasi atau komunitas untuk menyelesaikan masalah.
  • Masalah keamanan dan pembaruan: Sistem ini lebih rentan terhadap masalah keamanan karena perusahaan bertanggung jawab penuh atas pembaruan dan patch keamanan. Tanpa pengelolaan yang tepat, ada kemungkinan celah keamanan dapat dibiarkan tidak tertangani.

Masing-masing sistem ERP memiliki fitur yang berbeda-beda. Setiap sistemnya dirancang sedemikian rupa untuk bisa memfasilitasi dan mengakomodasi berbagai persyaratan dan kebutuhan perusahaan. Selain itu, keempat jenis ERP ini berbeda dalam penetapan biaya, ketersediaan penyimpanan, tingkat keamanan, kontrol, hingga otoritas.

Jenis Software ERP Berdasarkan Skala Bisnis

Jenis Software ERP Berdasarkan Skala Bisnis

Pemilihan sistem ERP yang tepat sangat dipengaruhi oleh skala bisnis perusahaan. Setiap jenis ERP dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional yang berbeda-beda, tergantung pada ukuran dan kompleksitas proses bisnis yang dijalankan. Demikian, silahkan perhatikan 3 tipe ERP berikut berdasarkan skala bisnis :

1. Small Business ERP

Perangkat lunak ERP untuk bisnis kecil dirancang dengan fitur yang lebih sederhana, efisien, dan terjangkau. Sistem ini sangat cocok bagi perusahaan dengan anggaran terbatas dan proses bisnis yang tidak terlalu kompleks. Dengan ERP ini, perusahaan kecil dapat membantu perusahaan kecil mengotomatisasi proses bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Kelebihan Small Business ERP:

  • Biaya terjangkau untuk perusahaan kecil: Jenis ini memiliki biaya implementasi lebih rendah dibandingkan dengan ERP lainnya. Sistem ini memiliki modul ERP dasar seperti manajemen inventaris, keuangan, dan penjualan yang ideal untuk bisnis kecil.
  • Antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan: UI yang intuitif dalam mengurangi kebutuhan pelatihan ekstensif. Pengguna dapat cepat beradaptasi dengan sistem tanpa harus memiliki keterampilan teknis yang mendalam.
  • Dapat disesuaikan untuk bisnis kecil: Fleksibilitas dengan penyesuaian kebutuhan spesifik perusahaan kecil. Meskipun fitur terbatas dibandingkan dengan sistem perusahaan besar, ERP ini dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bisnis, seperti pengelolaan inventaris dan laporan keuangan.

Kekurangan Small Business ERP:

  • Fitur terbatas: Solusi terbatas untuk perusahaan besar, sehingga dapat menghalangi perusahaan kecil yang berkembang pesat untuk mendapatkan manfaat penuh dari sistem tersebut.
  • Kurangnya skalabilitas: Sistem tidak dirancang untuk akomodasi pertumbuhan yang cepat. Meskipun efektif untuk perusahaan kecil dengan kebutuhan sederhana, mereka mungkin kesulitan untuk berkembang seiring waktu.

2. Mid-Market ERP

Sistem ERP untuk perusahaan menengah menawarkan fleksibilitas lebih tinggi dan fitur yang lebih lengkap. ERP jenis ini mendukung bisnis yang memiliki kebutuhan operasional lebih kompleks, seperti pengelolaan data yang lebih besar dan lebih banyak departemen.

Kelebihan Mid-Market ERP:

  • Fungsionalitas lebih lengkap dan kompleks: Fitur yang ditawarkan lebih banyak dan dapat mengelola lebih banyak proses bisnis, mulai dari keuangan, inventaris, produksi, hingga manajemen pelanggan.
  • Skalabilitas lebih baik: Sistem ini dapat membantu perusahaan menambah kapasitas dan fitur seiring pertumbuhan bisnis, sehinggan skalabilitas ini dapat meningkatkan fungsionalitas sesuai dengan kebutuhan, tanpa perlu mengganti sistem ERP mereka.
  • Integrasi yang lebih baik antar departemen: Jenis ini dapat diintegrasikan dengan berbagai departemen dan proses bisnis dalam satu sistem terpusat. Ini akan membantu memastikan data tetap konsisten dan akurat di seluruh perusahaan.

Kekurangan Mid-Market ERP:

  • Biaya implementasi yang tinggi: Biaya lebih tinggi, sehingga perusahaan harus menyiapkan anggaran untuk pembelian perangkat keras, lisensi perangkat lunak, serta pelatihan staf untuk menggunakan sistem ini.
  • Waktu implementasi yang panjang: Proses penerapan membutuhkan waktu lebih lama karena melalui proses kustomisasi sistem, integrasi dengan sistem lain, serta pelatihan staf yang memerlukan koordinasi intensif antar departemen.
  • Kurangnya fleksibilitas untuk kebutuhan sangat kompleks: Mid-Market ERP mungkin tidak cukup canggih untuk menangani kebutuhan yang sangat kompleks atau perusahaan dengan operasi yang sangat besar.

3. Enterprise ERP

Enterprise ERP untuk perusahaan besar dirancang untuk menangani proses bisnis yang sangat rumit dan skalabilitas tinggi. Sistem ERP ini cocok untuk perusahaan besar dengan banyak cabang atau divisi.

Kelebihan Enterprises ERP:

  • Fungsi lengkap untuk operasi kompleks: Jenis ini menawarkan fungsionalitas sistem lengkap, sehingga perusahaan dapat mengelola berbagai proses bisnis yang sangat kompleks dan terintegrasi dalam satu sistem terpusat.
  • Skalabilitas sangat tinggi: Sistem mampu menangani volume data yang besar dan dapat mendukung pertumbuhan perusahaan secara signifikan. Anda bisa mengimplementasikan ERP dari perusahaan software yang menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi untuk mengelola big data bisnis Anda.
  • Fitur pelaporan dan analitik canggih: Penggunaannya dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan berbasis data real-time, serta analisis yang lebih akurat. Ini membuat perusahaan dapat memantau kinerja bisnis di berbagai departemen dan lokasi, serta mengidentifikasi peluang perbaikan atau efisiensi.

Kekurangan Enterprise ERP:

  • Biaya tinggi untuk implementasi dan pemeliharaan: Dengan proses implementasi yang lama dan kompleks, membuat biaya tambahan meningkat untuk pelatihan staf, penyesuaian sistem, dukungan teknis, serta pemeliharaan sistem menyeluruh
  • Waktu implementasi yang sangat lama: Proses ini membuat perusahaan harus menyiapkan perencanaan yang matang dan sumber daya yang cukup untuk mengelola setiap tahap implementasi.
  • Kompleksitas dalam pengelolaan: Karena skalabilitas dan fungsionalitasnya yang sangat tinggi, Enterprise ERP bisa sangat kompleks untuk dikelola. Dengan ini, sistem harus dikelola dengan keterampilan teknis mendalam dan staf yang terlatih.

Jenis Software ERP Berdasarkan Jenis Penyedia

Jenis penyedia ERP yang dipilih dapat menentukan bagaimana sistem akan diterapkan dan dikelola di perusahaan. Ada berbagai pilihan penyedia ERP, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah pilihan ERP berdasarkan jenis penyedia :

1. SaaS ERP

SaaS (Software as a Service) ERP adalah solusi berbasis web yang dapat diakses dari mana saja melalui internet dengan model berlangganan. Jenis SaaS ERP ini sangat populer di kalangan perusahaan yang membutuhkan sistem fleksibel dengan biaya awal yang lebih rendah.

Kelebihan SaaS ERP:

  • Biaya awal lebih rendah: Tidak memerlukan biaya perangkat keras dan investasi yang besar untuk instalasi. Perusahaan hanya perlu membayar sesuai dengan langganan bulanan atau tahunan. Ini memungkinkan bisnis kecil hingga menengah untuk mengakses ERP dengan biaya yang lebih terjangkau.
  • Pembaharuan otomatis dan tanpa gangguan: Ini akan memastikan perusahaan selalu menggunakan versi terbaru software tanpa harus mengelola pembaruan manual.
  • Fleksibilitas dalam akses: SaaS ERP juga dapat memudahkan akses aplikasi dan data dari berbagai lokasi dan perangkat, asalkan terhubung dengan internet. Dengan akses sistem ERP berbasis web, membuat perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada perangkat keras tertentu atau lokasi fisik kantor.

Kekurangan SaaS ERP:

  • Keamanan data yang bergantung pada penyedia layanan: Data yang disimpan di server pihak ketiga membuat perusahaan hanya dapat mengandalkan pihak ketiga untuk menjaga integritas dan kerahasiaan data. Ini meningkatkan risiko potensi pelanggaran data atau serangan siber yang dapat mempengaruhi informasi sensitif perusahaan.
  • Ketergantungan pada koneksi internet:  Ini dapat membuat akses ke sistem ERP terhambat karena internet yang tidak stabil, sehingga dapat mengganggu operasional bisnis. Perusahaan harus memastikan koneksi internet yang stabil dan berkualitas untuk memastikan sistem ERP dapat diakses tanpa masalah.
  • Kustomisasi terbatas: Penyedia SaaS biasanya menawarkan fitur standar yang cocok untuk berbagai bisnis, tetapi tidak dapat sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan.

2. Custom ERP

Custom ERP software  adalah solusi yang dikembangkan khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik sebuah perusahaan. Ini biasanya digunakan oleh perusahaan dengan proses bisnis yang sangat unik dan kompleks.

Kelebihan Custom ERP:

  • Fleksibilitas penuh dalam penyesuaian: Sistem dapat disesuaikan dalam hal desain, fungsionalitas, dan alur kerja. Perusahaan juga dapat menambahkan atau menghapus fitur sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis.
  • Kontrol penuh terhadap pengelolaan sistem: Perusahaan dapat mengontrol penuh proses pengembangan, pembaruan, dan pemeliharaan sistem. Ini membuat sistem dapat disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam bisnis mereka dan memiliki kebebasan untuk mengelola segala aspek teknis.
  • Integrasi yang lebih baik dengan sistem lain: Integrasi mudah dengan sistem lain yang digunakan perusahaan, sehingga mudah bagi perusahaan dalam memastikan seluruh infrastruktur IT tetap terhubung dengan lancar. Adanya custom development dapat memperluas atau menyesuaikan ERP mereka lebih jauh.

Kekurangan Custom ERP:

  • Biaya pengembangan yang sangat tinggi: Investasi tinggi dalam hal pengembangan perangkat lunak, pengujian, dan implementasi. Ini membuat perusahaan harus mengalokasikan anggaran cukup besar untuk sistem ini, serta im pengembang internal atau mengontrak penyedia pengembangan eksternal.
  • Waktu implementasi yang lama: Proses implementasi lama terutama jika melibatkan kustomisasi mendalam dan integrasi dengan sistem lain. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan tahun untuk diselesaikan.
  • Tantangan dalam pemeliharaan: Setelah proses implementasi, jenis sistem ERP ini juga memerlukan pemeliharaan dan pembaruan terus menerus untuk memastikan sistem tetap efektif dan aman.
ERP

Cara Memilih Jenis Sistem ERP untuk Bisnis

Dalam menggunakan sistem ini, penting untuk memahami konsep dasar ERP dan macam-macam sistemnya sehingga dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan skala bisnis Anda. Hal tersebut penting karena dapat mempengaruhi efisiensi operasional, pertumbuhan, dan daya saing bisnis.

Berikut ini tips memilih macam-macam sistem ERP, diantaranya:

1. Pertimbangkan Ukuran dan Skala Bisnis

Penting untuk memilih jenis ERP yang sesuai dengan ukuran dan skala bisnis. Seperti perusahaan kecil dengan operasi sederhana mungkin lebih memilih ERP berbasis cloud atau Small Business ERP yang lebih terjangkau dan lebih mudah digunakan.

Sementara perusahaan besar yang membutuhkan integrasi lebih kompleks dan skalabilitas yang tinggi dapat memilih Enterprise ERP atau solusi kustom yang menawarkan fungsionalitas lengkap untuk menangani operasi besar yang terintegrasi.

2. Tentukan Kebutuhan Fungsionalitas

Macam-macam ERP memiliki tingkat fungsionalitas yang berbeda, sehinga penting untuk menentukan terlebih dahulu kebutuhan spesifik bisnis Anda. Pastikan ERP yang Anda pilih mencakup modul yang relevan dengan operasi inti bisnis Anda.

Untuk fleksibilitas lebih lanjut, banyak bisnis juga mengadopsi ERP modular dan terintegrasi untuk mengoptimalkan sistem mereka sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.

3. Evaluasi Biaya dan Anggaran

Biaya investasi sistem ERP menjadi faktor penting sebelum memilih jenis sistem yang akan diterapkan. Penting juga untuk mempertimbangkan biaya lainnya, seperti implementasi, pemeliharaan, dan potensi biaya tersembunyi sebelum membuat keputusan.

4. Pertimbangkan Kebutuhan Keamanan dan Kepatuhan

Penting untuk menjaga keamannan data, terutama bagi perusahaan yang menangani informasi sensitif dan beroperasi di industri dengan regulasi yang ketat. Pastikan jenis ERP yang dipilih dapat memenuhi standar keamanan yang diperlukan dan mematuhi peraturan yang berlaku.

5. Pilih Sistem yang Mudah Disesuaikan dan Skalabel

Tips berikutnya adalah penting untuk memilih macam macam sistem ERP yang dapat berkembang seiring pertumbuhan perusahaan. Beberapa ERP menawarkan kustomisasi yang sangat fleksibel, sementara yang lainnya memiliki fitur terbatas.

Jika bisnis Anda berencana untuk berkembang pesat, penting untuk memastikan jenis ERP yang dipilih dapat dengan mudah disesuaikan dan skalabel. Pilih solusi yang memungkinkan penambahan modul baru atau integrasi dengan sistem lain saat dibutuhkan.

6. Evaluasi Kemudahan Penggunaan dan Dukungan Pengguna

Macam macam software ERP yang akan dipilih juga harus mudah digunakan oleh seluruh tim, sehingga Anda bisa memilih jenis dengan user interface yang intuitif dan mudah dipahami. Ini akan membuat proses pelatihan lebih cepat dilakukan.

Selain itu, pastikan penyedia ERP menawarkan dukungan teknis yang memadai, baik melalui layanan pelanggan atau komunitas pengguna, untuk membantu jika terjadi masalah selama penggunaan.

ScaleOcean: Rekomendasi Sistem ERP dengan Berbagai Jenis yang Bisa Disesuaikan

ScaleOcean Rekomendasi Sistem ERP dengan Berbagai Jenis yang Bisa Disesuaikan

Untuk memaksimalkan penggunaan macam-macam sistem ERP di perusahaan, penting untuk menggunakan vendor ERP terbaik, seperti ScaleOcean ERP software. ScaleOcean menjadi solusi bagi perusahaan dengan menawarkan berbagai jenis ERP dengan fleksibilitas dan keunggulannya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.

Dengan banyaknya modul yang dapat disesuaikan, ScaleOcean dapat diimplemenatasikan untuk berbagai sektor dengan skala bisnis yang berbeda. Apalagi dengan kemudahan kustomisasinya, mmebuat perusahaan dapat memilih jenis sistem ERP yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis, serta dashboard dan konfigurasi sistem yang juga bisa disesuaikan.

Selain itu, adanya integrasi seam-less, serta unlimited user dengan harga flat tanpa biaya tambahan membuat ScaleOcean cocok untuk perusahaan berkembang dalam eningkatkan efisiensi dan mempercepat ROI. Anda bisa melakukan konsultasi dan demo gratis dengan tim ScaleOcean untuk memaksimalkan penerapan sistem di perusahaan Anda.

Kesimpulan

Penjelasan tiga jenis software ERP diatas dapat Anda jadikan patokan dalam mempertimbangkan tipe mana yang paling sesuai untuk perusahaan. Tidak diragukan lagi, beralih ke sistem ERP dapat membawa perubahan signifikan bagi bisnis terutama dalam hal produktivitas.

Dengan software ERP, Anda dapat merencanakan, mengelola, hingga memantau seluruh operasional bisnis secara efektif dan efisien. Namun, untuk memastikan keberhasilan implementasi, memilih vendor ERP yang tepat juga sangat krusial. Pilih perusahaan software yang memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan bisnis Anda dan dapat memberikan solusi yang fleksibel serta dukungan teknis yang handal.

Tentukan solusi ERP apa saja yang dibutuhkan perusahaan Anda dan pilih tipe sistem yang paling sesuai. Nah, percayakan seluruh sistem operasi bisnis Anda ke software ERP ScaleOcean yang cocok untuk semua perusahaan di berbagai industri. Lakukan demo gratisnya sekarang dengan hubungi tim ScaleOcean kapan saja!

FAQ:

1. Apa dasar pembagian jenis software ERP?

Dasar pembagian jenis software ERP umumnya ada dua: model deployment (cara instalasi dan hosting) dan model lisensi. Model deployment meliputi cloud atau on-premise, sementara model lisensi mencakup perpetual atau langganan (subscription).

2. Apa saja jenis software ERP berdasarkan model deployment?

Berdasarkan model deployment, ada dua jenis utama:
1. On-Premise ERP: Diinstal dan dijalankan di server fisik milik perusahaan. Memberikan kontrol penuh, namun dengan biaya awal dan tanggung jawab pemeliharaan yang lebih tinggi.
2. Cloud ERP (SaaS ERP): Di-hosting dan dikelola oleh vendor di cloud. Diakses melalui internet. Menawarkan biaya awal lebih rendah, skalabilitas, dan pembaruan otomatis, namun ketergantungan pada koneksi internet.

3. Apa saja jenis software ERP berdasarkan model lisensi?

Berdasarkan model lisensi, jenisnya meliputi:
1. Lisensi Perpetual: Pembayaran sekali di muka untuk hak pakai permanen. Mirip membeli aset. Biaya pemeliharaan dan upgrade biasanya terpisah.
2. Lisensi Langganan (Subscription): Pembayaran berkala (bulanan/tahunan) untuk akses software. Biaya pembaruan dan dukungan sering termasuk. Mirip menyewa layanan.
3. Open-Source ERP: Kode sumber dapat diakses dan dimodifikasi. Seringkali gratis untuk penggunaan dasar, tapi butuh keahlian untuk implementasi dan kustomisasi.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap