Sebuah bisnis manufaktur pasti ingin memastikan bahwa setiap proses produksinya berlangsung dengan tanpa kendala. Akan tetapi, permasalahan terkadang dapat terjadi meskipun bisnis telah melakukan segala tindakan mencegah, terutama pada produksi massal yang berskala besar. Oleh karena itu, terdapat sebuah tindakan lanjutan yang dapat dilakukan, yakni rework.
Rework artinya segala aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki sebuah kesalahan yang terjadi dalam proses manufaktur. Simak lebih lanjut artikel berikut untuk mengetahui tentang peran istilah tersebut dalam operasi produksi bisnis Anda!

- Rework adalah aktivitas perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada proses produksi.
- Dampak rework: Biaya tambahan, penurunan produktivitas, kualitas produk menurun, kepuasan pelanggan berkurang, penggunaan sumber daya tidak efisien.
- Penerapan software manufaktur seperti ScaleOcean dapat membantu mencegah terjadinya kegiatan perbaikan pada produksi.

1. Pengertian Rework dalam Industri Manufaktur
Apa itu rework? Rework adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mencakup segala kegiatan perbaikan atau pengerjaan ulang kesalahan produksi, atau karena adanya perubahan permintaan dari pelanggan. Istilah berikut juga sering ditemukan dalam industri lain seperti konstruksi.
Berbeda dengan istilah reprocess, istilah yang menjadi topik pembahasan artikel berikut hanya meliputi tindakan perbaikan, sedangkan reprocess adalah pengulangan langkah dalam proses produksi yang sama. Hal tersebut berarti rework cenderung merupakan segala kegiatan yang dirancang khusus untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi, sedangkan reprocess termasuk pengerjaan ulang sebuah atau keseluruhan tahapan produksi.
Dikarenakan reprocess berpotensi memakan banyak waktu dan anggaran produksi, rework lebih sering digunakan. Hal tersebut penting terutama dalam produksi massal karena jumlah produksinya yang banyak, sehingga memungkinkan jumlah kesalahan yang lebih banyak dibandingkan dengan proses produksi biasa. Contoh penerapan istilah tersebut akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain artikel berikut.
Baca juga: Pengertian Produksi, Jenis, Tujuan, Faktor & Tahapannya
2. Penyebab Terjadinya Rework dalam Produksi
Terdapat beberapa hal yang umum menjadi permasalahan yang harus diatasi dengan tindakan perbaikan. Yang pertama adalah kualitas bahan baku yang buruk. Apabila barang yang diproduksi tidak sesuai dengan hasil kualitas yang diekspektasi, hal tersebut berarti ada kemungkinan bahwa proses pengadaan bahan baku dalam production planning belum disusun secara optimal.
Kesalahan dalam proses produksi juga dapat menjadi permasalahan untuk rework manufaktur. Yang dimaksud sebagai kesalahan di sini berupa hal seperti kendala pada mesin karena perawatan tidak rutin atau karena adanya penyusunan alur produksi yang tidak efisien pada rencana. Semua ini secara langsung memengaruhi biaya kualitas, karena setiap kesalahan yang terjadi menambah pengeluaran untuk perbaikan dan pengendalian mutu.
Jika pengawasan FMEA tidak dilakukan dengan cermat di setiap tahap produksi, ada kemungkinan kesalahan atau cacat pada produk akan terlewat. Seringkali, produk yang tidak memenuhi spesifikasi baru terdeteksi pada tahap akhir, yang kemudian memerlukan proses perbaikan untuk mengatasinya. Hal tersebut cenderung menjadi petanda kinerja yang tidak efisien pada divisi quality control pabrik.
Apabila segala hal di atas berjalan lancar dan barang diproduksi secara lancar dan berkualitas, hal tersebut tidak bermakna apabila barang yang diproduksi ternyata tidak sesuai dengan desain produk yang telah ditetapkan. Maka dari itu, perusahaan manufaktur cenderung melakukan test run produksi terlebih dahulu untuk memastikan kebenaran desain dengan barang jadi.
Ketidakterampilan tenaga kerja juga terkadang menjadi komponen yang perlu diperbaiki. Apabila terdapat tenaga kerja yang tidak mahir dalam menjalankan mesin produksi, menggunakan perangkat lunak produksi terbaik dan lain sebagainya, maka proses produksi akan mengalami hambatan dan berpotensi tidak dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati dengan klien.
3. Dampak Rework dalam Industri Manufaktur
Walaupun rework berfungsi untuk memperbaiki segala kesalahan yang muncul dalam proses produksi, keperluan akan hal tersebut juga menunjukkan bahwa proses pengerjaan suatu bisnis manufaktur belum matang. Sebaiknya perencanaan dan operasional produksi dirancang dengan optimal untuk meminimalisir terjadinya tindakan perbaikan. Selain itu, terdapat juga beberapa dampak negatif yang dapat muncul dari penerapan istilah tersebut:
- Biaya Tambahan: Perusahaan kemungkinan perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan perbaikan, seperti biaya pengadaan bahan baku baru, perawatan mesin dan lain sebagainya.
- Penurunan Produktivitas: Proses rework memperlambat aliran produksi karena waktu yang digunakan untuk memperbaiki produk yang cacat mengganggu kelancaran jalur produksi utama.
- Kualitas Produk yang Menurun: Ada kemungkinan bahwa kualitas produk yang dihasilkan setelah proses tersebut masih belum memenuhi standar karena dilakukan secara mendadak.
- Kepuasan Pelanggan Berkurang: Ketidakmampuan untuk memenuhi kualitas dan tenggat waktu dalam sebuah perjanjian dapat menurunkan tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
- Penggunaan Sumber Daya yang Tidak Efisien: Ketika diperlukan perbaikan pada produk, hal tersebut berarti penggunaan sumber daya berlebih yang seharusnya tidak perlu digunakan.
4. Contoh Kasus Rework dalam Industri Manufaktur
Beberapa gambaran kasus rework akan diberikan untuk memberikan sebuah visualisasi lebih jelas tentang prosedur tindakan perbaikan dalam bisnis-bisnis manufaktur. Yakni, contoh-contohnya adalah sebagai berikut:
a. Industri Otomotif
Di industri otomotif, proses perbaikan seringkali diperlukan ketika komponen mesin, seperti mesin kendaraan atau bagian lainnya, tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Contohnya, jika mesin yang dipasang pada mobil mengalami cacat selama proses pembuatan atau pengujian, mobil yang hampir selesai diproduksi tersebut akan diteruskan ke jalur rework untuk diperbaiki dengan bantuan sistem ERP otomotif.
b. Industri Elektronik
Rework dapat terjadi akibat kerusakan atau kegagalan pada komponen internal, seperti sirkuit atau kabel. Contohnya, dalam tahap perakitan televisi, jika terdapat kabel yang tidak terhubung dengan baik atau sirkuit yang tidak berfungsi, maka perangkat tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki. Proses perbaikan ini mungkin melibatkan penggantian komponen yang rusak atau pengujian ulang sirkuit.
c. Industri Pakaian
Hal ini terjadi ketika produk yang sudah selesai, seperti pakaian jadi, mengalami kesalahan pada jahitan, ukuran yang tidak tepat, atau cacat lainnya. Sebagai contoh, jika sebuah jaket memiliki ukuran lengan yang terlalu panjang atau jahitan yang kurang rapi, maka pakaian tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum siap dikirim ke toko atau pelanggan.
Baca juga: Apa itu Produksi Massal, Ciri, Jenis, serta Contohnya
5. Cara Mencegah Terjadinya Rework
Proses manufaktur yang tidak matang dapat membawa dampak negatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Strategi perbaikan harus dijadikan sebagai pilihan terakhir dalam proses produksi untuk menangani permasalahan. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya rework dalam bisnis manufaktur Anda:
a. Perencanaan Produksi yang Matang
Setelah mencapai sebuah persetujuan kontrak dengan pelanggan, sebuah rencana produksi bisa dilakukan. Segala tahapan yang terdapat dalam production planning perlu dirancang secara optimal untuk meminimalisir terjadinya kendala selama berlangsungnya perakitan produk. Contohnya, sebuah approved vendor list harus disusun terlebih dahulu untuk memastikan pasokan bahan baku berkualitas dari supplier yang handal.
b. Kontrol Kualitas yang Tepat
Kontrol kualitas merupakan sebuah aspek penting dalam proses produksi untuk menjamin hasil pengerjaan manufaktur yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Pemantauan tidak dilakukan hanya pada barang jadi, tetapi juga segala barang yang terlibat seperti bahan baku dan komponen produk akhir yang diperlukan untuk menyelesaikan produksi. Penerapan metode poka yoke dalam tahap ini membantu mencegah kesalahan sejak awal, sehingga kualitas produk dapat lebih terjaga.
c. Pelatihan Karyawan Secara Rutin
Pelatihan harus dilakukan secara rutin, terutama apabila terdapat anggota tenaga kerja baru, untuk memastikan bahwa karyawan karyawati dapat menjalankan prosedur dengan lancar. Perusahaan dapat melakukan audit kinerja secara periodik untuk mengetahui apakah diperlukannya pelatihan ulang atau tambahan.
d. Pemilihan Material yang Berkualitas
Seperti yang telah dinyatakan, perlu tersusunnya sebuah daftar pemasok yang dapat menjamin proses pengadaan bahan baku yang berkualitas. Bahan baku tersebut kemudian dapat diolah untuk memproduksi barang sesuai dengan keinginan pelanggan. Selain itu, dengan adanya pengetahuan tentang supplier–supplier yang handal, maka perusahaan dapat melakukan pengadaan ulang apabila terjadinya perbaikan.
e. Penerapan Teknologi
Apabila suatu bisnis ingin bersaing dalam era digital ini, mereka perlu mengikuti perkembangan teknologi dan mengimplementasikan teknologi terbaru untuk menjalankan tugasnya. Salah satu bentuk implementasi tersebut adalah penerapan perangkat lunak seperti software ERP manufaktur.

6. Strategi Mengatasi Rework dengan Perencanaan Produksi yang Efektif
Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses perencanaan produksi yang optimal, yakni:
a. Penggunaan Software Manufaktur
Salah satu bentuk teknologi yang sering digunakan oleh bisnis produksi adalah perangkat lunak manufaktur. Hal tersebut dikarenakan sebuah sistem manufaktur tidak hanya dapat membantu dalam merancang suatu rencana produksi, tetapi juga menjamin keberhasilan implementasi rencana tersebut.
Salah satu vendor terbaik sistem tersebut adalah ScaleOcean yang menyediakan hal unik seperti jumlah user yang tidak terbatas, sehingga segala data dapat diakses oleh setiap pihak yang berwenang tanpa memerlukan pembayaran lebih. Sistemnya juga dapat diintegrasi dengan sistem lain dalam perusahaan seperti software manajemen aset dan logistik yang dapat mempermudah proses pengadaan bahan baku dan pengiriman.
Vendor-vendor sistem tersebut cenderung memberikan demo gratis untuk melakukan uji coba software terlebih dahulu. Menggunakan ScaleOcean sebagai patokan, fitur-fitur yang seharusnya dimiliki oleh suatu aplikasi manufaktur adalah:
- Smart MRP (Material Requirement Planning): Mengotomatiskan perhitungan bahan baku sesuai dengan jadwal produksi dan waktu pengiriman dapat memastikan bahwa pemesanan bahan baku dilakukan secara tepat waktu dan dengan jumlah yang akurat.
- BOM Management: Menyederhanakan proses pembuatan daftar bahan baku, komponen, dan sub-komponen yang diperlukan untuk produksi melalui otomatisasi.
- Integrated SCM: Mengelola proses manufaktur dengan efisien, mulai dari penjadwalan hingga pemrosesan pesanan, semua dilakukan melalui satu platform terpusat.
- Cost Management: Mengotomatiskan perhitungan harga pokok produksi dengan tingkat akurasi yang tinggi, mencakup seluruh elemen biaya manufaktur.
- Order Management: Mengotomatiskan penerimaan, pemenuhan, dan pemrosesan pesanan untuk menjamin akurasi dan efisiensi yang lebih baik.
- Warehouse Management: Mengawasi tingkat inventaris dan mempercepat proses pemilihan barang demi meningkatkan efisiensi gudang.
b. Implementasi Lean Manufacturing
Lean manufacturing berfokus pada pengurangan pemborosan di dalam proses produksi, mencakup pemborosan waktu, bahan baku, dan tenaga kerja. Salah satu aspek pemborosan yang perlu diminimalkan adalah rework, yang seringkali terjadi akibat kesalahan selama proses produksi.
c. Automasi dan Monitoring Proses
Menggunakan alat otomatis dan sistem pemantauan berbasis data dapat membantu mengurangi variabilitas dalam proses produksi. Dengan mengotomatiskan beberapa aspek, seperti pengukuran, pengemasan, dan pengecekan kualitas, perusahaan dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia.
d. Pengawasan dan Peningkatan Proses secara Berkelanjutan
Metode Six Sigma dan Kaizen dapat digunakan untuk secara konsisten meningkatkan efisiensi serta mengurangi pekerjaan ulang. Six Sigma menekankan pengurangan variasi dan cacat dalam proses produksi dengan pendekatan yang sangat terstruktur dan berbasis data. Di sisi lain, Kaizen mengedepankan peningkatan berkelanjutan melalui perubahan kecil yang dilakukan secara terus-menerus di berbagai aspek operasional.
Baca juga: Manajemen Produksi: Pengertian, Ruang Lingkup & Contoh
7. Kesimpulan
Demikian isi dari artikel berikut mengenai rework dalam bisnis manufaktur. Walaupun istilah tersebut bersifat memperbaiki, hal tersebut juga dapat menjadi pertanda bahwa proses produksi dalam suatu perusahaan tidak optimal. Seharusnya tindakan perbaikan diminimalisir dengan perencanaan produksi yang efisien.
Anda dapat menggunakan teknologi software manufaktur seperti ScaleOcean untuk membantu dalam proses perancangan rencana, proses pemantauan dan penyelesaian produksi. Lakukanlah demo gratis Anda sekarang dan cegah terjadinya rework dalam bisnis manufaktur Anda!