Bayangkan jika perusahaan Anda terus menghabiskan waktu, uang, dan tenaga, namun tidak pernah benar-benar mengetahui apakah semua itu sepadan dengan hasil yang diperoleh. Tanpa menghitung Return on Investment (ROI), ini bisa terjadi—atau mungkin Anda sudah mengalaminya!
ROI adalah salah satu indikator kunci yang bisa mengungkapkan seberapa efektif investasi Anda. Sayangnya, banyak bisnis di Indonesia yang belum memiliki sistem perhitungan ROI yang tepat, sehingga keputusan investasi mereka sering kali kurang akurat.
Di artikel ini, kami akan membantu Anda memahami apa itu ROI, mengapa penting bagi bisnis Anda, dan bagaimana Anda dapat meningkatkan nilai ROI tersebut. Kami juga akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi perhitungan ROI, panduan praktis untuk menghitungnya secara efektif, serta solusi digital seperti software ERP untuk membantu Anda.

- ROI adalah indikator akuntansi yang mengukur tingkat keuntungan investasi dengan membandingkan laba bersih dengan biaya investasi, dihitung rutin untuk efisiensi.
- Nilai ROI dipengaruhi oleh empat faktor utama: besarnya biaya investasi awal, pendapatan yang dihasilkan dari proyek, durasi waktu investasi, dan tingkat risiko yang menyertai proyek tersebut.
- Nilai ROI yang baik bersifat subjektif, harus di atas biaya modal dan rata-rata industri, seimbang antara keuntungan, durasi waktu, dan risiko yang ditanggung.
- Software ScaleOcean dapat membantu menghitung ROI secara akurat dan efisien, memaksimalkan produktivitas, mengurangi biaya operasional, dan memberikan transparansi investasi.
1. Apa itu Return on Investment (ROI)?
Return on investment (ROI) adalah sebuah indikator akuntansi yang mengukur tingkat keuntungan yang didapatkan dari proses investasi dengan membandingkan laba bersih dengan biaya investasi. Semakin tinggi nilai ROI, maka semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang didapatkan.
ROI sebaiknya dihitung setiap kali perusahaan melakukan investasi, entah itu untuk mengembangkan produk baru, memperluas pasar, atau meningkatkan teknologi. Penghitungan ROI juga sebaiknya dilakukan rutin setelah proyek berjalan untuk memastikan performa proyek dan pendapatan yang diterima sesuai rencana awal.
Apa yang terjadi jika ROI tidak dihitung? Tanpa perhitungan ROI yang jelas, perusahaan bisa saja terjebak dalam pengeluaran yang tidak efisien, atau lebih parah lagi, terus menginvestasikan dana dalam proyek yang sebenarnya merugi.
Ini seperti bermain tebak-tebakan di mana Anda tidak tahu apakah Anda sedang untung atau buntung. Jadi, menghitung ROI bukan sekadar langkah tambahan, tapi kunci untuk menjaga kesehatan finansial bisnis Anda.
2. Manfaat Menghitung ROI bagi Bisnis
Menghitung Return on Investment (ROI) memberikan manfaat besar bagi bisnis, terutama dalam aspek manajemen keuangan. ROI membantu perusahaan menilai efisiensi investasi mereka, memastikan apakah pengeluaran yang dilakukan memberikan keuntungan yang sebanding. Tidak hanya itu, ROI juga memberikan wawasan penting dalam membuat keputusan yang lebih bijak terkait investasi masa depan.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari menghitung ROI secara rutin:
a. Meningkatkan Efisiensi Alokasi Anggaran
Dengan mengetahui nilai ROI dari berbagai proyek atau investasi, perusahaan dapat mengalokasikan anggaran proyek ke area yang memberikan keuntungan terbesar.
Misalnya, jika perusahaan menemukan bahwa kampanye pemasaran digital menghasilkan ROI 40%, sementara pemasaran tradisional hanya 10%, perusahaan bisa memutuskan untuk lebih fokus pada strategi digital. Hasilnya, anggaran lebih optimal dan investasi lebih efisien.
b. Memantau Kinerja Proyek
ROI juga berfungsi sebagai alat untuk memantau kinerja proyek dari waktu ke waktu. Jika suatu proyek tidak menghasilkan ROI yang diharapkan, perusahaan bisa segera melakukan evaluasi dan perbaikan.
Dalam konteks ini, standar akuntansi pemerintah adalah pedoman penting untuk memastikan perhitungan ROI dan pelaporan keuangan proyek sesuai dengan prinsip yang berlaku. Misalnya, sebuah perusahaan yang berinvestasi dalam proyek konstruksi besar dengan ROI awal 15% mungkin akan menghentikan proyek tersebut jika ROI menurun hingga di bawah 5% setelah beberapa bulan berjalan.
c. Mengurangi Risiko Kerugian
Menghitung ROI secara teratur membantu perusahaan mengidentifikasi investasi yang merugikan sebelum menyebabkan kerugian besar. Misalnya, jika ROI dari pengembangan produk baru hanya 3% dan berada di bawah ekspektasi, manajemen bisa memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut lebih awal sehingga mengurangi risiko kerugian finansial yang lebih besar.
Untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan juga menghasilkan margin yang sehat, perusahaan harus mempertimbangkan metrik lain seperti gross profit margin. Metode ini dapat memberikan gambaran mengenai efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya produksi langsung terhadap pendapatan yang dihasilkan.
d. Mengukur Keberhasilan Investasi Jangka Panjang
ROI juga dapat digunakan untuk menilai investasi jangka panjang, seperti pembelian mesin baru atau investasi teknologi. Jika perusahaan membeli mesin dengan nilai Rp1 miliar dan menghitung ROI 25% setelah dua tahun penggunaan, maka perusahaan dapat yakin bahwa investasi tersebut berkontribusi signifikan terhadap keuntungan perusahaan.
Dengan menghitung ROI secara rutin, bisnis dapat memastikan investasi mereka selalu menghasilkan nilai tambah, menjaga keseimbangan finansial, dan mendukung ekuitas dalam akuntansi, serta membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Baca juga: Net Present Value (NPV): Arti, Rumus, dan Cara Hitungnya
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi ROI
Sebelum menghitung Return on Investment (ROI), Anda harus tahu bahwa ada banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil akhirnya. Nilai ROI tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya keuntungan, tetapi juga oleh berbagai variabel yang memengaruhi efisiensi investasi.
Selain ROI, perusahaan juga dapat melihat ROIC untuk menilai seberapa efisien modal yang diinvestasikan menghasilkan laba, sehingga memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang kinerja investasi.
Memahami faktor-faktor ini sangat penting agar bisnis dapat lebih akurat dalam memprediksi hasil investasi dan mengoptimalkan keuntungan. Ada empat faktor utama yang berpengaruh terhadap nilai ROI, yaitu:
a. Biaya Investasi Awal
Besarnya modal awal yang diinvestasikan sangat mempengaruhi ROI. Modal ventura sering kali menjadi salah satu sumber utama untuk membiayai investasi awal yang besar, terutama dalam proyek ekspansi atau inovasi. Semakin besar investasi awal, semakin tinggi target keuntungan yang harus dicapai untuk menghasilkan ROI yang positif.
Sebagai contoh, jika perusahaan menginvestasikan Rp500 juta dalam proyek renovasi gedung, perusahaan perlu memperoleh laba yang lebih besar untuk mencapai ROI yang signifikan dibandingkan jika mereka hanya menginvestasikan Rp100 juta.
b. Pendapatan yang Dihasilkan
Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari investasi merupakan faktor kunci yang memengaruhi ROI. Jika sebuah bisnis tidak mampu menghasilkan pendapatan yang cukup dari investasinya, maka nilai ROI akan rendah.
Misalnya, kampanye pemasaran dengan investasi Rp50 juta menghasilkan Rp75 juta, maka pendapatan yang lebih besar ini akan meningkatkan ROI secara signifikan. Anda bisa menghitung marginal revenue dalam analisis ROI membantu perusahaan mengukur efisiensi investasi yang dilakukan.
Perhitungan tersebut memastikan bahwa tambahan pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, dan dengan demikian, dapat meningkatkan profitabilitas dan strategi bisnis secara keseluruhan.
c. Durasi Investasi
Waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil dari investasi juga berpengaruh pada ROI. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal dan mendapatkan laba, semakin rendah ROI-nya. Sebagai contoh, investasi dalam teknologi baru mungkin memerlukan waktu beberapa tahun untuk benar-benar memberikan keuntungan yang diharapkan.
d. Risiko Investasi
Risiko selalu menjadi faktor yang harus diperhitungkan. Ketika Anda memutuskan untuk mengambil proyek investasi dengan risiko yang cukup besar, Anda membutuhkan potensi profit yang lebih besar supaya Anda bisa mendapatkan ROI yang sama ketika Anda memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah.
Semakin tinggi risiko, semakin sulit untuk memprediksi ROI dengan akurat. Return on Equity (ROE) Untuk menilai kinerja investasi secara menyeluruh, Anda juga bisa mempertimbangkan , yang mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham.
Dengan memahami faktor-faktor ini, perusahaan dapat merencanakan strategi investasi yang lebih efektif dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang potensi keuntungan yang bisa mereka capai.

4. Cara Menghitung ROI
Menghitung Return on Investment (ROI) adalah langkah penting untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan bisnis Anda menghasilkan keuntungan yang sesuai. Proses ini sebenarnya cukup sederhana, namun sangat krusial untuk memastikan Anda mengambil keputusan yang tepat terkait investasi.
Tentu saja, untuk memungkinkan perhitungan ROI, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu mengenai rumusnya, yakni adalah sebagai berikut:
ROI = ((Pendapatan – Biaya) / Biaya) x 100%
Return on investment formula ini akan memberikan Anda persentase ROI yang mencerminkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
5. Contoh Perhitungan Return on Investment (ROI)
Agar lebih terbayang, simak penjelasan contoh perhitungan ROI berikut ini: Misalnya, sebuah perusahaan menginvestasikan Rp100 juta dalam kampanye pemasaran, dan kampanye tersebut menghasilkan revenue tambahan sebesar Rp150 juta. Menggunakan rumus di atas:
ROI = ((150 juta – 100 juta) / 100 juta) x 100%
ROI = 50%
Ini berarti kampanye pemasaran tersebut memberikan ROI sebesar 50%, menunjukkan investasi tersebut cukup menguntungkan. Selain untuk perusahaan, contoh rasio profitabilitas ini juga sering digunakan oleh stockbroker untuk menilai kekuatan fundamental bisnis tertentu.
6. Keterbatasan ROI
Return on Investment (ROI) adalah alat yang sangat berguna dalam mengukur efisiensi investasi bisnis. Namun, seperti alat analisis lainnya, ROI memiliki kelebihan dan kelemahan. Memahami kedua sisi ini akan membantu Anda menggunakan ROI dengan lebih efektif dalam pengambilan keputusan bisnis.
Sebenarnya metrik ini tidak memiliki keterbatasan yang sangat kritis, namun terdapat satu hal yang perlu dipertimbangkan. Di dalam perhitungannya, return on investment terkadang dapat memberikan gambaran yang salah mengenai tingkat profitabilitas, seperti net profit margin perusahaan karena tidak mempertimbangkan durasi operasional atau investasi.
Contohnya, bayangkan Anda adalah seorang investor yang melakukan dua investasi, masing-masing bertotal Rp5.000.000,00 dalam bisnis A dan bisnis B. Pada tahun pertama, Anda memilih untuk menjual semua saham pada bisnis A bertotal Rp6.000.000,00 pada waktu itu, sehingga ROI tersebut adalah 20%.
Sebaliknya pula, Anda hanya menjual saham bisnis B pada tahun ke-empat bertotal Rp7.000.000,00, sehingga ROI yang berlaku adalah 40%. Secara sekilas, orang awam biasanya akan menyatakan bahwa investasi yang paling menguntungkan adalah bisnis B, namun hal itu tidak sepenuhnya benar.
Bila kita bagi sesuai dengan durasi waktu, keuntungan yang didapatkan per anum pada bisnis B berada pada level 10%, yakni lebih rendah dari performa investasi satu tahun di bisnis A. Jadi, apakah seharusnya pebisnis melakukan investasi lebih lanjut pada bisnis tersebut? Jawabannya, belum tentu juga.
Hal in terdapat potensi bahwa bisnis A adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada sektor komoditas seperti emas, batu bara, minyak bumi, dan lain sebagainya, yakni sektor yang cenderung mengalami fluktuasi. Maka dari itu, keuntungan tersebut kemungkinan besar hanya muncul dikarenakan adanya peningkatan demand pada saat itu.
Secara garis besar, ROI merupakan sebuah metrik yang handal dalam mengukur tingkat keuntungan perusahaan. Namun, perusahaan atau investor juga harus memperhatikan durasi waktu yang berlaku, beserta juga dengan industri di mana bisnis bergerak untuk mendapatkan visualisasi lebih baik dalam pengambilan keputusan investasi.
7. Apakah Nilai ROI yang Baik?
Menurut artikel Fool, nilai ROI dianggap baik itu buruk itu tergantung pada nilai investasi awal, jenis pengembalian yang Anda harapkan, dan bagaimana kinerja bisnis serupa di industri Anda. Namun, secara umum, ROI yang baik adalah yang mampu menghasilkan keuntungan di atas biaya modal dan memberikan nilai tambah bagi bisnis.
Perlu diingat bahwa tidak ada angka “ajaib” untuk semua situasi. Sebagai contoh, dalam industri teknologi, ROI sebesar 15% mungkin sangat baik karena potensi pertumbuhan jangka panjang. Sebaliknya, dalam industri dengan risiko rendah seperti real estate, ROI 10% mungkin sudah cukup menarik karena stabilitas yang lebih tinggi.
Selain angka, penting juga mempertimbangkan jangka waktu dan risiko. ROI yang tinggi dalam waktu singkat tentu lebih menarik, tetapi jika investasi tersebut sangat berisiko, Anda mungkin ingin berpikir dua kali. Jadi, intinya, ROI yang baik adalah yang seimbang antara keuntungan, waktu, dan risiko.
Secara singkat, tidak ada sebuah ROI yang “baik” karena hal tersebut bersifat subjektif tergantung dengan aspirasi masing-masing bisnis atau investor. Apabila perusahaan dapat secara terus-menerus menetapkan persentase pengembalian pada level yang sama dan berada di atas rata-rata industri, maka hal tersebut pun akan menjadi daya tarik untuk investasi.
8. Cara Meningkatkan Return on Investment
Meningkatkan Return on Investment (ROI) adalah salah satu prioritas utama bagi setiap bisnis. Semakin tinggi ROI, semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan investasinya untuk menghasilkan keuntungan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk meningkatkan ROI:
a. Optimalkan Penggunaan Sumber Daya
Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ROI adalah dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada. Ini bisa berupa tenaga kerja, waktu, dan peralatan. Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi, rasio biaya operasional bisa ditekan sehingga margin keuntungan meningkat.
b. Perbaiki Proses Operasional
Proses operasional yang lambat dan tidak efisien dapat menurunkan ROI. Evaluasi seluruh proses bisnis untuk mencari peluang perbaikan, seperti mengurangi langkah yang tidak diperlukan atau mengotomatiskan pekerjaan rutin. Hasilnya, bisnis akan lebih produktif dengan biaya lebih rendah.
c. Gunakan Solusi Digital seperti Sistem ERP
Salah satu solusi modern yang terbukti efektif untuk meningkatkan ROI adalah dengan menggunakan sistem ERP. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan mengintegrasikan berbagai departemen dalam satu platform, seperti keuangan, produksi, dan sumber daya manusia.
Implementasi ERP sangat erat kaitannya dengan peningkatan ROI karena ERP membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aspek operasional. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai manfaat ERP dalam meningkatkan ROI:
- Mengurangi kesalahan manual: Otomatisasi proses mengurangi risiko kesalahan manusia, yang seringkali dapat merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan ERP, perusahaan dapat menghindari biaya tambahan yang timbul dari kesalahan administratif.
- Meningkatkan produktivitas: ERP menyederhanakan proses bisnis, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efisien. Ini berarti lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
- Otomatisasi laporan keuangan: ERP memungkinkan laporan keuangan dibuat secara otomatis dan real-time, menghemat waktu dan tenaga. Dengan penghematan ini, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional yang berujung pada peningkatan ROI.
Dengan penerapan cloud ERP, perusahaan bisa lebih fokus pada mencapai target investasi mereka. Sistem berbasis cloud memungkinkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih besar, memungkinkan perusahaan untuk tumbuh tanpa harus terbebani dengan infrastruktur yang rumit.
Salah satu pilihan terbaik adalah software ERP ScaleOcean, yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan memaksimalkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional. Karena efektivitasnya dalam mengelola proses bisnis dan kemampuan integrasinya dengan modul-modul seperti akuntansi, procurement, dan inventory, ROI software ERP pun cukup menjanjikan.
Jika Anda ingin melihat bagaimana ScaleOcean dapat mengubah bisnis Anda, jangan ragu untuk konsultasi langsung dengan tim ahli kami atau akses demo gratis. Dengan ScaleOcean, Anda dapat menjamin tingkat transparansi yang paling tinggi, memberikan Anda informasi jelas mengenai segala kegiatan investasi yang sedang dilakukan oleh bisnis.
9. Kesimpulan
Menghitung ROI sebelum membuat keputusan investasi bisnis adalah langkah penting yang tidak bisa diabaikan. ROI membantu perusahaan memahami apakah investasi yang dilakukan menghasilkan keuntungan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Tanpa perhitungan yang tepat, perusahaan berisiko membuat keputusan yang merugikan.
Untuk memudahkan proses ini, solusi manajemen keuangan seperti software akuntansi ScaleOcean dapat menjadi alat yang sangat berguna. Dengan fitur-fitur otomatisasi dan analisis yang canggih, ScaleOcean membantu menghitung ROI dengan lebih akurat dan efisien.
Jadi, jika Anda ingin memastikan setiap rupiah yang diinvestasikan memberikan hasil maksimal, sudah saatnya menggunakan solusi keuangan yang tepat. Ingat, lebih baik menghitung ROI sekarang daripada menyesal di kemudian hari karena tidak ada yang suka “kejutan” dalam bisnis, kecuali keuntungan yang melonjak tinggi!
FAQ:
1. Apa itu Return on Investment (ROI)?
Return on Investment (ROI), atau Pengembalian Investasi, adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi suatu investasi atau untuk membandingkan efisiensi dari sejumlah investasi berbeda. ROI mengukur seberapa banyak keuntungan yang diperoleh sebagai persentase dari biaya yang diinvestasikan. Ini adalah metrik yang paling umum dan sederhana untuk menilai keberhasilan atau kegagalan suatu investasi.
2. Apa saja jenis-jenis Laporan Pajak Utama Perusahaan?
Rumus dasar untuk menghitung ROI adalah dengan membagi laba bersih (net profit) yang dihasilkan dari investasi dengan total biaya investasi, kemudian dikalikan 100% untuk mendapatkan persentase.
ROI = (Keuntungan dari Investasi − Biaya Investasi) / Biaya Investasi × 100%
Contoh Sederhana:
Jika Anda menginvestasikan Rp 10.000.000 dan menghasilkan laba sebesar Rp 12.000.000 (Rp 2.000.000 adalah keuntungan), maka:
ROI= (Rp 12.000.000 − Rp 10.000.000) / Rp 10.000.000 × 100% = 20%
3. Mengapa ROI penting dalam pengambilan keputusan bisnis?
ROI adalah metrik penting karena:
1. Evaluasi Kinerja: ROI memungkinkan manajer atau investor untuk menentukan investasi mana yang paling menguntungkan. Jika ROI positif, investasinya menguntungkan; jika negatif, investasinya merugi.
2. Perbandingan Investasi: Ini memberikan angka tunggal yang terstandarisasi, memungkinkan perusahaan membandingkan efisiensi antara berbagai jenis investasi, seperti membandingkan investasi mesin baru dengan kampanye pemasaran.
3. Alokasi Sumber Daya: Membantu dalam pengalokasian modal di masa depan dengan mengidentifikasi area bisnis atau proyek yang memiliki potensi pengembalian tertinggi.