Net Profit Margin: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Memahami net profit margin (NPM) adalah kunci penting bagi setiap bisnis untuk mengevaluasi kesehatan keuangan secara menyeluruh. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola pengeluaran dan mengubah pendapatan menjadi laba bersih nyata.

Informasi ini sangat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat terkait efisiensi operasional dan pengelolaan biaya. Selain itu, menghitung NPM juga memungkinkan perusahaan memantau pencapaian laba jangka panjang.

Margin yang tinggi mencerminkan pengelolaan biaya yang baik, yang berkontribusi pada peningkatan keuntungan dan daya saing bisnis. Simak artikel ini untuk memahami lebih dalam cara menghitung dan menerapkan net profit margin dalam praktik bisnis.

starsKey Takeaways
  • Net profit margin (NPM) adalah rasio yang mengukur persentase laba bersih dari total pendapatan, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola pengeluaran.
  • Rumus NPM adalah membagi laba bersih dengan total pendapatan, lalu dikalikan 100%, yang menunjukkan persentase keuntungan dari setiap rupiah pendapatan.
  • Gross profit margin hanya memperhitungkan biaya produksi langsung, sementara NPM mencakup semua biaya operasional, bunga, dan pajak.
  • Software akuntansi ScaleOcean adalah solusi untuk mengelola dan menganalisis data keuangan secara efisien, membantu Anda memahami NPM untuk meningkatkan kinerja finansial.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Net Profit Margin (NPM)?

Net profit margin (NPM) adalah rasio keuangan yang digunakan oleh untuk mengukur rasio keuntungan bersih yang dihasilkan perusahaan dari pendapatan ketika semua biaya dan kewajiban telah dikurangi. Rasio ini mengukur kesehatan finansial dan efisiensi penjualan bisnis.

Hubungan antara biaya dan penjualan bersih dapat bervariasi. Misalnya, ketika Anda meningkatkan biaya produksi untuk menghasilkan produk berkualitas, bisa saja meningkatkan penjualan bersih. Namun, jika biaya yang dibebankan kepada pelanggan terlalu tinggi, peningkatan harga bisa berisiko menurunkan volume penjualan.

2. Menafsirkan Net Profit Margin pada Perusahaan

Seperti yang telah dinyatakan, rasio profitabilitas ini mengukur tingkat efisiensi bisnis dalam mengubah pendapatannya menjadi laba. Semakin tinggi angka rasio yang didapatkan, maka semakin baik juga kinerja finansial perusahaan.

Sebaliknya pula, rasio yang rendah menunjukkan kinerja yang buruh atau sub-optimal, yang tidak hanya laba perusahaan, tetapi juga keputusan investor terhadap kesehatan perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin berkurangnya laba perusahaan, maka semakin rendah juga keuntungan yang mereka dapatkan.

3. Mengapa Net Profit Margin Penting?

Fungsi Net Profit Margin

Net profit margin memiliki berbagai fungsi penting dalam menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dengan memahami fungsi-fungsinya, pemilik bisnis dan analis keuangan dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam mengenai profitabilitas, efisiensi operasional, dan stabilitas keuangan perusahaan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa perhitungan ini penting:

a. Mengukur Efisiensi Operasional

Rasio NPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola biaya operasional dengan efisien. Hal ini berarti perusahaan tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga mengendalikan pengeluaran operasional dengan baik untuk memaksimalkan laba bersih.

b. Indikator Kesehatan Finansial

Nilai perhitungan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mahir dalam menghasilkan laba dari pendapatannya. Sebaliknya pula, rasio yang rendah menunjukkan adanya kesulitan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu.

c. Pengambilan Keputusan Strategis

Terakhir, net profit margin (NPM) juga membantu dalam pengambilan keputusan strategis, seperti investasi dan alokasi sumber daya. Rasio ini memberikan wawasan tentang apakah pendapatan perusahaan cukup menguntungkan untuk mempertimbangkan ekspansi atau investasi lebih lanjut dalam pengembangan produk dan layanan.

4. Batasan Net Profit Margin

Margin laba bersih adalah indikator penting untuk menilai kesehatan finansial perusahaan, namun tidak selalu mencerminkan gambaran lengkap. Faktor eksternal, seperti pembiayaan hutang, dapat memengaruhi perhitungan margin ini.

Meski cost of debt dapat membantu percepatan pertumbuhan, biaya bunga yang timbul seringkali menekan laba bersih, sehingga margin terlihat lebih rendah. Namun, penggunaan utang bukanlah keputusan yang salah jika dilakukan secara bijak dan pada saat yang tepat.

Penting untuk mengevaluasi rasio utang terhadap aset perusahaan agar pemahaman tentang dampak utang terhadap profitabilitas menjadi lebih jelas. Bila utang digunakan untuk investasi yang menguntungkan jangka panjang, margin laba bersih tetap bisa positif meski ada biaya bunga tambahan.

Sebaliknya, jika utang tidak diiringi peningkatan pendapatan, margin laba bersih bisa menurun signifikan. Analisis margin juga harus mempertimbangkan perbandingan antarperiode, sebab perubahan strategi atau pengeluaran operasional dapat memengaruhi angka margin.

Oleh karena itu, pemahaman mendalam dengan memperhatikan faktor eksternal dan konteks periode sangat penting untuk menilai kualitas margin laba bersih secara komprehensif.

ERP

5. Cara Menghitung dan Rumus Net Profit Margin 

Untuk menghitung margin keuntungan bersih, langkah pertama adalah menemukan keuntungan bersih perusahaan, yang merupakan laba setelah semua biaya, pengeluaran, bunga, dan pajak dipotong dari total pendapatan perusahaan.

Keuntungan bersih ini menunjukkan seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan dari setiap pendapatan yang diterima. Selanjutnya, tentukan total pendapatan penjualan perusahaan, yang merupakan jumlah total uang yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa. Setelah itu, gunakan rumus margin laba bersih berikut:

Net Profit Margin = (Laba Bersih / Pendapatan Penjualan) x 100%

Hasil dari net profit margin formula ini akan memberikan persentase yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba. Persentase ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengonversi pendapatannya menjadi keuntungan bersih.

6. Contoh Perhitungan Net Profit Margin

Untuk lebih memahami cara kerja margin laba bersih, berikut ini beberapa contoh perhitungan yang menggambarkan bagaimana rasio ini digunakan dalam berbagai jenis perusahaan:

a. Contoh Kasus Perhitungan Net Profit Margin 1

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, misalkan sebuah perusahaan memiliki total pendapatan sebesar Rp1.000.000.000 dan laba bersih sebesar Rp200.000.000. Maka, perhitungannya menggunakan net profit margin formula seperti berikut:

Margin Laba Bersih = (Rp200.000.000 / Rp1.000.000.000) x 100% = 20%

Artinya, perusahaan memperoleh laba sebesar 20% dari setiap pendapatan yang dihasilkan. Dengan kata lain, untuk setiap Rp1 yang dihasilkan perusahaan, Rp0,20 merupakan laba bersih setelah dikurangi semua biaya, bunga, dan pajak.

b. Contoh Kasus Perhitungan Net Profit Margin 2

Selain contoh sebelumnya, berikut ini sebuah gambaran lain. Misalnya sebuah perusahaan ritel memiliki pendapatan tahunan sebesar Rp800.000.000 dan laba bersih sebesar Rp120.000.000. Dengan menggunakan rumus NPM:

Margin Laba Bersih = (Rp120.000.000 / Rp800.000.000) x 100% = 15%

Dalam hal ini, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar 15% dari total pendapatannya. Dengan kata lain, untuk setiap Rp1 yang dihasilkan, Rp0,15 merupakan laba bersih yang dapat disimpan setelah semua biaya dikeluarkan.

c. Contoh Kasus Perhitungan Net Profit Margin 3

Berikut ini contoh kasus perhitungan net profit margin dalam perusahaan lain. Dalam sebuah perusahaan teknologi mencatatkan pendapatan sebesar Rp5.000.000.000 dan laba bersih sebesar Rp400.000.000. Menggunakan rumus perhitungan margin laba bersih:

Margin Laba Bersih = (Rp400.000.000 / Rp5.000.000.000) x 100% = 8%

Perusahaan ini memperoleh laba bersih sebesar 8% dari setiap pendapatan yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa untuk setiap Rp1 yang dihasilkan, perusahaan hanya menyisakan Rp0,08 sebagai laba setelah mengurangi biaya operasional dan lainnya.

7. Berapa Nilai Net Profit Margin yang Baik?

Menilai net profit margin yang baik sangat bergantung pada industri dan kondisi pasar. Perlu dicatat, beda margin dan markup adalah pada dasar perhitungannya, di mana margin dihitung dari harga jual sedangkan markup dihitung dari biaya pokok.

Secara umum, margin laba bersih yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan yang sehat dari pendapatannya.

Namun, standar margin laba bersih bervariasi antar sektor. Perusahaan di bidang teknologi atau jasa biasanya memiliki margin lebih tinggi dibanding manufaktur atau ritel. Faktor seperti ukuran bisnis, target pasar, dan persaingan juga memengaruhi nilai ideal margin.

Oleh karena itu, penting untuk membandingkan margin perusahaan dengan rata-rata industri atau benchmark sebagai acuan. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan gambaran jelas tentang posisi dan kinerja finansialnya dibanding pesaing di pasar.

Dikutip dari artikel di Forbes, NPM adalah salah satu indikator keuangan yang paling krusial bagi pemilik bisnis. Faktanya, meskipun margin laba bersih yang lebih tinggi mengindikasikan profitabilitas yang lebih baik, angka ini bisa bervariasi secara signifikan antara industri yang berbeda.

Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk membandingkan net profit margin mereka dengan standar industri yang relevan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai performa mereka.

8. Bagaimana Jika Nilai Net Profit Margin Perusahaan Rendah?

Bagaimana Jika Nilai Net Profit Margin Perusahaan Rendah?

Jika nilai net profit margin perusahaan rendah, ini bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan menghadapi beberapa tantangan dalam menghasilkan laba bersih yang memadai relatif terhadap pendapatan totalnya. Untuk mengatasinya, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

a. Analisis Biaya

Tinjau struktur biaya perusahaan dan identifikasi area di mana biaya dapat dikurangi atau dioptimalkan tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan. Penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP) membantu memastikan pengelolaan biaya sesuai prinsip akuntansi yang berlaku, sehingga pengurangan biaya dapat dilakukan secara efisien.

b. Peningkatan Efisiensi Operasional

Identifikasi dan perbaiki proses internal yang tidak efisien. Meningkatkan produktivitas dalam operasi sehari-hari dapat mengurangi pemborosan dan memaksimalkan hasil, yang pada gilirannya meningkatkan margin keuntungan.

c. Pengembangan Strategi Harga

Evaluasi kembali strategi harga yang diterapkan pada produk atau layanan. Pastikan harga yang ditetapkan mencerminkan nilai yang diberikan dan pasar sasaran. Penyesuaian harga yang tepat dapat memperbaiki margin keuntungan. Pemantauan gross sales juga dapat memberikan wawasan tentang kontribusi strategi harga terhadap total pendapatan.

d. Pengembangan Produk/Layanan Baru

Diversifikasi produk atau layanan dengan memperkenalkan inovasi baru yang dapat meningkatkan pendapatan. Penawaran baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan bisa menciptakan peluang pendapatan tambahan yang lebih tinggi.

Untuk menilai sejauh mana inovasi tersebut berkontribusi terhadap kinerja keuangan, Anda juga bisa menggunakan return on equity, yang mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham.

e. Pengelolaan Utang

Tinjau kembali struktur utang perusahaan dan pastikan perjanjian pinjaman serta tingkat bunga lebih menguntungkan. Pengelolaan utang yang efisien dapat mengurangi pengeluaran bunga dan memperbaiki net profit margin.

Selain menggunakan rasio ini, Anda juga bisa menggunakan metode debt to asset ratio untuk mengevaluasi kestabilan keuangan perusahaan. Debt to asset ratio mengukur proporsi total utang terhadap total aset perusahaan, memberikan gambaran seberapa besar utang yang digunakan untuk mendanai aset.

f. Peningkatan Penjualan dan Pemasaran

Fokuskan upaya pada strategi penjualan dan pemasaran yang lebih efektif untuk meningkatkan pendapatan. Meningkatkan volume penjualan akan langsung berkontribusi pada peningkatan margin keuntungan.

g. Inovasi dan Diversifikasi

Lakukan inovasi dalam produk atau layanan dan pertimbangkan diversifikasi untuk membuka peluang baru. Keunggulan kompetitif dan variasi penawaran dapat meningkatkan daya tarik pasar dan memaksimalkan pendapatan.

9. Perbedaan Net Profit Margin dan Gross Profit Margin

Net profit margin (NPM) dan gross profit margin (GPM) adalah dua rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Meskipun keduanya mengukur profitabilitas, keduanya memiliki fokus dan penghitungan yang berbeda.

Gross profit margin dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan (HPP) dari total pendapatan, kemudian membagi hasilnya dengan pendapatan dan mengalikannya dengan 100%. Rasio ini menunjukkan laba yang tersisa setelah biaya produksi, yang dapat digunakan untuk menutup biaya operasional lainnya.

Sementara itu, NPM memberikan gambaran profitabilitas keseluruhan setelah memperhitungkan semua biaya, termasuk operasional, bunga, dan pajak. Margin ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total pendapatan, lalu mengalikannya dengan 100%.

Perbedaan utama terletak pada cakupan biaya yang dihitung, gross profit margin hanya memperhitungkan biaya langsung produksi, sedangkan NPM mencakup seluruh biaya perusahaan. Dengan kata lain, Gross profit margin menilai efisiensi produksi, sedangkan net profit margin menggambarkan kesehatan finansial perusahaan secara menyeluruh.

Dilansir dari Investopedia, NPM memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang profitabilitas perusahaan setelah mempertimbangkan semua pengeluaran.

Sebagai contoh, Apple Inc. melaporkan GPM sebesar 46,3% dan NPM sebesar 24,9% pada kuartal ketiga 2024, menunjukkan bahwa meskipun perusahaan memiliki margin kotor yang tinggi, sebagian besar pendapatan digunakan untuk menutupi biaya operasional dan kewajiban lainnya.

Perbedaan Net Profit Margin Gross Profit Margin
Fokus Biaya Memperhitungkan semua biaya Hanya memperhitungkan HPP
Indikator yang Diukur Mengukur kesehatan finansial Mengukur efisiensi produksi
Cakupan Mengukur laba bersih perusahaan Mengukur laba kotor perusahaan

10. Mudah dan Cepat Mengatur Net Profit Margin Bisnis dengan ScaleOcean

Banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola margin laba bersih secara efektif, terutama ketika harus memantau berbagai pengeluaran dan pendapatan yang terus berubah. Tanpa alat yang tepat, pengelolaan margin ini dapat menjadi rumit dan mempengaruhi kinerja keuangan jangka panjang.

Dengan menggunakan ScaleOcean, perusahaan dapat memantau dan mengatur NPM secara otomatis dan lebih efisien. Software ini memungkinkan pengelolaan biaya yang lebih baik, prediksi arus kas yang lebih akurat, dan analisis kinerja keuangan yang mendalam, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan tepat waktu.

Jika Anda tertarik untuk merasakan manfaat langsung dari ScaleOcean, kami menawarkan demo gratis untuk mencoba semua fitur utama yang relevan dengan kebutuhan bisnis Anda. Berikut ini merupakan fitur utama dari software ScaleOcean untuk mengelola net profit margin dalam bisnis Anda:

  • Cash Flow Forecasting: Mencatat transaksi keuangan dan memprediksi arus kas masa depan berdasarkan data historis.
  • Profit & Loss vs Budget & Forecast: Membandingkan keuntungan dan kerugian dengan anggaran dan perkiraan sebelumnya untuk mengelola margin keuntungan.
  • Budget Planning: Membantu merencanakan anggaran keuangan jangka pendek dan panjang untuk pengelolaan biaya yang lebih efisien.
  • Financial Ratio: Menyediakan laporan rasio keuangan penting, termasuk rasio profitabilitas untuk mengukur kesehatan keuangan dan efisiensi margin keuntungan.
  • Automatic Tax Calculation: Mengotomatiskan perhitungan pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, membantu memastikan bahwa biaya pajak tidak memengaruhi margin keuntungan.

Dengan fitur-fitur ini, ScaleOcean memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan memantau kinerja keuangan secara lebih efektif, sekaligus memastikan pengelolaan margin keuntungan yang optimal.

11. Kesimpulan

Memahami net profit margin (NPM) penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. NPM menunjukkan efisiensi pengelolaan biaya dan kemampuan menghasilkan laba bersih dari pendapatan. Menjaga NPM yang sehat dapat meningkatkan daya saing dan kepercayaan investor.

Ingin lebih memahami bagaimana analisis NPM dapat meningkatkan kinerja finansial perusahaan Anda? Cobalah demo gratis software akuntansi ScaleOcean, sistem yang dapat membantu Anda dalam mengelola dan menganalisis data keuangan secara lebih efisien.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan net profit margin?

Net profit margin adalah sebuah rasio yang mengukur persentase laba bersih perusahaan dari penghasilan setelah dikurangi dengan segala biaya dan kewajiban. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan finansial perusahaan.

2. Berapa net profit margin yang bagus?

Nilai NPM yang bagus bervariasi berdasarkan industri perusahaan, namun yang sering dijadikan sebagai patokan umum adalah 10% hingga 20%.

3. Apakah net profit margin bisa minus?

Iya, rasio laba bersih dapat menjadi negatif. Bila terjadi, hal ini menunjukkan bahwa total pengeluaran bisnis lebih besar daripada total pendapatan operasional, sehingga menghasilkan net loss.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap