ROE (Return on Equity) adalah ukuran penting dalam manajemen sales yang mengevaluasi seberapa efektif sebuah perusahaan menggunakan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan laba. Indikator ini sangat vital karena memberikan gambaran jelas tentang kinerja finansial perusahaan dari perspektif pemegang saham.
Dengan memahami dan mengoptimalkan ROE, perusahaan dapat menarik perhatian investor dengan menunjukkan kemampuan mereka untuk menghasilkan laba secara efisien dari modal yang telah dipercayakan. Lalu, bagaimana cara menghitung rumus ROE? Temukan jawabannya hanya di artikel untuk memaksimalkan penggunaan modal bisnis Anda!

- ROE adalah metrik keuangan yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan kemampuan manajemen.
- ROE bermanfaat sebagai alat ukur kinerja, membantu perbandingan dengan kompetitor, meningkatkan kepercayaan investor, dan menarik investasi baru.
- Rumus ROE adalah membagi laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas pemegang saham dan dikalikan 100% untuk mengukur profitabilitas perusahaan.
- Software Accounting ScaleOcean dapat membantu mengelola data keuangan secara akurat dan menyajikan laporan penting seperti ROE untuk analisis yang lebih mendalam.

1. Return on Equity (ROE) Adalah
Return on equity (ROE) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham. ROE dinyatakan dalam persentase, yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan mengelola dana yang diberikan oleh investor untuk menghasilkan laba.
Semakin tinggi angka ROE, maka semakin efisien perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan. Untuk menghitung ROE, laba bersih perusahaan dibagi dengan rata-rata ekuitas pemegang saham, memberikan gambaran tentang efektivitas penggunaan modal dalam operasional bisnis.
Bagi manajer sales, memahami ROE membantu dalam mengevaluasi strategi penjualan, mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, dan membuat keputusan yang lebih baik terkait alokasi sumber daya. Dengan memantau ROE secara berkala, manajemen dapat menilai efektivitas promosi penjualan dan menyesuaikan pendekatan untuk memastikan hasil yang optimal.
2. Faktor yang Mempengaruhi Return on Equity (ROE)
ROE (Return on Equity) adalah metrik penting yang membantu mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham. Berbagai faktor dapat mempengaruhi ROE, yang masing-masing memainkan peran krusial dalam menentukan kinerja finansial perusahaan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi ROE:
a. Laba Bersih
Laba bersih menunjukkan profitabilitas perusahaan setelah biaya dan pajak dikurangkan. Peningkatan net profit margin juga dapat dicapai dengan meningkatkan strategi penjualan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi tim sales. Laba yang lebih tinggi berkontribusi langsung pada ROE yang lebih baik.
b. Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham mencakup modal disetor dan laba ditahan. Manajemen ekuitas yang efisien mendukung strategi untuk memaksimalkan ROI. Mengelola ekuitas dengan baik, termasuk reinvestasi laba untuk pertumbuhan bisnis, menjadi kunci utama dalam meningkatkan ROE secara konsisten.
c. Rasio Utang
Rasio utang mengukur proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan. Jika rasio utang terlalu tinggi, perusahaan mungkin menghadapi risiko bunga yang lebih tinggi dan menurunnya fleksibilitas finansial.
Perhitungan rasio cost of debt yang optimal membantu perusahaan menjaga kestabilan dan pertumbuhan keuangan, berpengaruh pada peningkatan ROE.
d. Rasio Likuiditas
Selain itu, rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio yang sehat mencerminkan perusahaan telah memperhitungkan anggaran penjualan untuk operasional sehari-hari dengan teratur, mengurangi risiko likuiditas. Likuiditas yang baik berkontribusi pada kestabilan keuangan dan mempengaruhi ROE yang positif.
e. Rasio Aktivitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Pengelolaan aset yang efisien dan optimal dalam operasional meningkatkan laba, yang mendukung ROE. Semakin baik perusahaan dalam menggunakan aset, semakin tinggi potensi peningkatan hasil finansial atau rasio biaya operasional dan ROE.

3. Manfaat Return on Equity (ROE)
Return on equity memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, khususnya dalam hal analisis kinerja finansial dan pengambilan keputusan investasi. Dengan memahami manfaat ROE, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan modal dan menarik lebih banyak investor:
a. Alat Pengukur Kinerja dan Keuntungan Perusahaan
ROE yang menjadi salah satu jenis rasio profitabilitas biasanya sering digunakan oleh investor untuk menganalisa apakah sebuah perusahaan layak diinvestasi. Hal ini merupakan salah satu metrik paling umum dalam analisis fundamental saham, sehingga penting bagi bisnis untuk memastikan adanya return on equity yang tinggi dalam lapkeu-nya.
b. Membantu Perbandingan dengan Kompetitor
Berhubungan dengan poin sebelumnya, masing-masing hasil perhitungan pengembalian ekuitas akan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Semua nominal tersebut kemudian akan ditambahkan dan dibagi dengan jumlah perusahaan untuk menentukan rata-rata ROE industri tertentu, yang membantu dalam menganalisa bisnis yang bagus.
c. Meningkatkan Kepercayaan Investor
Apabila ROE, dan metrik-metrik lainnya dalam laporan keuangan periodik atau tahunan secara terus-menerus berkembang atau konsisten, maka hal tersebut akan berdampak kepada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan tidak beralihnya investasi mereka ke saham atau aset-aset lain.
d. Mendapatkan Aliran Kas Tambahan dari Investasi
Dengan menjamin kepercayaan investor, perusahaan dapat menjamin keberlangsungan sumber modal ini. Tidak hanya itu, apabila kinerja perusahaan terus meningkat dan biaya utang berkurang, maka hal itu dapat menjadi daya tarik bagi calon investor untuk melakukan investasi pada bisnis.
Untuk menilai seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap utang, Anda dapat menggunakan debt to asset ratio, yang mengukur proporsi utang perusahaan dibandingkan dengan total aset yang dimilikinya.
4. Cara Menghitung dan Rumus Return on Equity
Fungsi rumus ROE adalah untuk menilai seberapa baik perusahaan memanfaatkan investasi yang diterima dari pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan. Dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas pemegang saham dan mengalikannya dengan 100%, kita dapat memperoleh persentase yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi tersebut. Untuk lebih detail, rumus ROE adalah sebagai berikut:
ROE = (Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham) × 100%
Laba bersih (net income) adalah keuntungan yang dihasilkan perusahaan setelah semua biaya dan pajak dibayar. Sedangkan, ekuitas pemegang saham yang digunakan dalam perhitungan adalah jumlah total modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham yang tercatat dalam laporan keuangan.
Untuk mendapatkan angka yang lebih akurat, rata-rata ekuitas pemegang saham bisa dihitung dengan menambahkan ekuitas di awal periode dan akhir periode, lalu dibagi dua. ROE yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan kemampuan manajemen dalam mengoptimalkan penggunaan modal.
Selain itu, ROE juga membantu dalam pengambilan keputusan strategis terkait ekspansi, investasi, dan pengelolaan sumber daya. Dengan mengaplikasikan rumus ROE dalam laporan keuangan, pebisnis dapat lebih efektif dalam mengelola keuangan perusahaan, salah satunya dengan cara analisis rasio keuangan yang tepat.
5. Contoh Perhitungan Return on Equity (ROE)
Untuk lebih tergambarkan, simak contoh perhitungan rumus ROE dalam laporan keuangan berikut ini. Misalkan sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp150.000.000 dan ekuitas pemegang saham sebesar Rp500.000.000.
Dengan menerapkan rumus ROE, kita mendapatkan nilai 30%, yang mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan. Berikut contoh perhitungannya:
ROE = (150.000.000 / 500.000.000) × 100%
ROE = 30 %
Dalam contoh ini, hasil perhitungan rumus ROE adalah 30%, yang menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menghasilkan laba sebesar 30% dari total ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham. ROE sebesar 30% bisa dianggap tinggi, tergantung pada industri dan kondisi pasar. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan menggunakan modalnya secara efisien untuk menghasilkan keuntungan.
6. Cara Menafsirkan Return on Equity (ROE)
Menafsirkan ROE akan memberikan wawasan mendalam tentang profitabilitas dan efisiensi, namun untuk mendapatkan analisis yang lebih komprehensif, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa cara dalam menafsirkan ROE perusahaan:
a. Bandingkan dengan Rekan Industri
ROE yang ideal bervariasi antar industri, dengan rentang 15%-20% sering dianggap baik secara umum. Namun, untuk menilai kinerja secara tepat, penting untuk membandingkan ROE perusahaan dengan pesaing langsung dalam industri yang sama. Perbedaan struktur industri dapat mempengaruhi angka ROE yang dianggap wajar.
Perbandingan dengan rekan industri memberi gambaran lebih objektif tentang apakah perusahaan Anda berada di jalur yang benar atau jika ada area yang perlu ditingkatkan. Misalnya, perusahaan teknologi mungkin menunjukkan ROE lebih tinggi daripada perusahaan ritel, karena model bisnis dan margin keuntungan yang berbeda.
Dilansir dari Forbes, perusahaan-perusahaan seperti Apple, Microsoft, dan Amazon telah menunjukkan ROE yang tinggi, yang menjadi indikator positif bagi investor dalam menilai potensi keuntungan dan stabilitas perusahaan tersebut. Namun, penting untuk mempertimbangkan ROE dalam konteks industri dan dibandingkan dengan perusahaan sejenis untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
b. Analisis Tren
Memantau perubahan ROE perusahaan dari waktu ke waktu memberikan wawasan mengenai profitabilitas dan efisiensi jangka panjang. Tren yang meningkat menunjukkan perusahaan mampu mengelola modal dengan lebih efektif, yang berarti peningkatan kinerja finansial dan daya tarik bagi investor.
Sebaliknya, penurunan ROE yang konsisten mungkin mengindikasikan masalah dalam pengelolaan biaya, efisiensi operasional, atau strategi investasi yang perlu dievaluasi. Analisis tren membantu manajemen untuk mengidentifikasi faktor penyebab penurunan dan mengambil langkah korektif lebih awal.
c. Pertimbangkan Konteksnya
ROE yang tinggi umumnya dianggap baik, namun penting untuk memahami konteks pencapaiannya. ROE yang sangat tinggi mungkin disebabkan oleh leverage yang besar, di mana perusahaan meminjam uang untuk meningkatkan pengembalian. Meskipun ini bisa meningkatkan laba, itu juga menambah risiko.
Perusahaan dengan ROE tinggi yang didorong oleh utang berisiko lebih besar, terutama jika kinerja bisnis menurun. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan struktur utang dan strategi pengelolaan risiko saat menilai keberlanjutan dan kualitas dari angka ROE yang tinggi, agar tidak mengorbankan kestabilan finansial perusahaan.
7. Keterbatasan Return on Equity (ROE)
Meskipun ROE merupakan indikator yang berguna untuk menilai kinerja keuangan, terdapat beberapa keterbatasan dalam penggunaannya yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor seperti kondisi perusahaan dan karakteristik industri dapat mempengaruhi relevansi dan akurasi dari metrik ini dalam memberikan gambaran yang tepat tentang kinerja perusahaan:
a. ROE Negatif
ROE yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki, yang bisa menjadi indikasi kerugian. Meskipun ini dapat terjadi pada perusahaan baru atau dalam masa transisi, ROE negatif jangka panjang menunjukkan masalah serius dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
b. Tidak dapat Digunakan pada semua Industri
ROE tidak selalu relevan untuk semua jenis industri, terutama di sektor yang memiliki struktur modal yang berbeda, seperti perusahaan perbankan dengan banyak utang atau perusahaan berbasis aset berat. Beberapa sektor mungkin lebih cocok menggunakan metrik lain, seperti return on assets (ROA), untuk menilai kinerja keuangan mereka.
c. Bisa Menyesatkan
ROE dapat menyesatkan jika investasi ekuitas yang menurun meningkatkan angka ROE secara artifisial. Meskipun angka ROE tinggi, hal ini tidak selalu mencerminkan perbaikan dalam profitabilitas perusahaan, karena perhitungan ini bisa dipengaruhi oleh penurunan ekuitas yang tidak mencerminkan kinerja operasional yang sesungguhnya.
d. Dampak Laba Bersih Negatif
Jika perusahaan mengalami laba bersih negatif atau ekuitas negatif, maka hasil perhitungan ROE bisa menjadi menyesatkan. ROE negatif dalam kondisi ini dapat sulit ditafsirkan dan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sebaiknya, digunakan metrik lain untuk analisis lebih mendalam.
Baca juga: Debt to Equity Ratio (DER): Rumus, Cara, dan Contoh Perhitungannya
8. Perbedaan ROE dan ROIC
Meskipun ROE dan ROIC sama-sama digunakan untuk mengukur kinerja finansial perusahaan, keduanya memiliki fokus yang berbeda dalam menghitung efisiensi penggunaan modal. Masing-masing metrik ini memberikan perspektif yang berbeda dalam menilai pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan.
ROE (Return on equity) mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham. Metrik ini fokus pada pengembalian yang diterima pemegang saham atas modal yang mereka investasikan, memberikan gambaran tentang efektivitas pengelolaan ekuitas perusahaan.
ROIC (Return on invested capital) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari seluruh modal yang diinvestasikan, baik ekuitas maupun utang. ROIC memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana perusahaan memanfaatkan semua sumber daya finansial untuk menghasilkan keuntungan.
Keduanya memiliki keunggulan masing-masing, namun jenis ROI Return on Invesment ini sering dianggap lebih menyeluruh karena memperhitungkan semua modal yang digunakan. Sementara, ROE lebih spesifik menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan dan mengelola ekuitas pemegang saham.
Dikutip dari Investopedia, perbedaan utama antara ROE dan Return on Assets (ROA) terletak pada komponen yang digunakan dalam perhitungannya. ROE hanya memperhitungkan ekuitas pemegang saham, sedangkan ROA mencakup total aset perusahaan, termasuk utang.
9. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, ROE (Return on equity) menjadi indikator kunci dalam manajemen sales yang berfungsi untuk mengevaluasi kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dengan mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham, ROE memberikan wawasan mendalam tentang efisiensi operasional dan strategi bisnis.
Sebagai alat analisis, ROE membantu manajer sales dalam merancang strategi yang lebih baik, mengoptimalkan penggunaan modal, dan akhirnya, memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Dengan demikian, akan tercipta pondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan dan keberhasilan jangka panjang.
FAQ:
1. Apa itu Return on Equity (ROE)?
Return on Equity (ROE), atau pengembalian ekuitas, adalah rasio profitabilitas yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan modal yang diinvestasikan oleh para pemegang saham untuk menghasilkan laba bersih. Rasio ini sering dianggap sebagai salah satu indikator terpenting untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. ROE menunjukkan berapa banyak laba bersih yang dihasilkan untuk setiap satu rupiah dari ekuitas pemegang saham.
2. Bagaimana cara menghitung Return on Equity?
Untuk menghitung ROE, Anda membagi laba bersih perusahaan dengan total ekuitas pemegang saham. Kedua angka ini dapat ditemukan di laporan keuangan perusahaan, yaitu laporan laba rugi dan neraca.
ROE = Total Ekuitas Pemegang Saham / Laba Bersih
Contoh: Jika sebuah perusahaan memiliki laba bersih Rp 200.000.000 dan total ekuitas Rp 1.000.000.000, maka ROE-nya adalah:
ROE = Rp 1.000.000.000 / Rp 200.000.000 = 20 atau 20%
Ini berarti perusahaan menghasilkan Rp 0,20 laba bersih untuk setiap Rp 1 ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
3. Mengapa ROE penting bagi investor?
ROE sangat krusial bagi investor karena:
1. Mengukur Efisiensi: ROE adalah indikator langsung dari seberapa efektif manajemen dalam menggunakan uang investor untuk menghasilkan keuntungan.
2. Dasar Perbandingan: Investor dapat menggunakan ROE untuk membandingkan kinerja antara perusahaan di industri yang sama. Perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi biasanya dianggap lebih menarik.
3. Penentu Kualitas Manajemen: ROE yang konsisten tinggi dari waktu ke waktu sering kali menunjukkan bahwa perusahaan memiliki manajemen yang cakap dan efisien dalam mengambil keputusan.