Dalam proses produksi, finished goods atau barang jadi memegang peran penting sebagai hasil akhir dari seluruh tahapan produksi. maka, bagi banyak bisnis, terutama di sektor manufaktur, mengelola finished goods dengan baik merupakan kunci untuk memastikan kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan.
Namun, tidak jarang perusahaan yang masih menghadapi tantangan dalam penyimpanan, pengelolaan stok, dan pengiriman barang jadi. Jika tidak dikelola dengan efektif, finished goods yang menumpuk dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan peningkatan biaya. Mari pahami bersama di sini konsep finish good secara mendalam untuk memudahkan pengelolannnya di bisnis.

- Finished goods adalah segala produk akhir yang telah dihasilkan dalam sebuah operasi produksi.
- Komponen utama finished goods: Bahan baku, barang setengah jadi, MRO.
- Cara menghitung finished goods adalah dengan identifikasi modal awal, menentukan biaya produksi suatu periode, menghitung saldo akhir, menghitung total finished goods.
- Terapkanlah sebuah sistem manajemen inventaris seperti ScaleOcean untuk membantu dalam perhitungan finished goods.

Pengertian Finished Goods
Finished good adalah produk akhir yang telah melalui berbagai tahapan produksi dan siap dijual ke konsumen atau di distribusikan. Sering disebut juga sebagai barang jadi, barang ini merupakan hasil dari produksi yang mengubah bahan baku menjadi produk bernilai lebih tinggi, dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Di sebuah perusahaan, finish good menjadi bagian terakhir dari inventory, di mana produk ini sudah tidak memerlukan proses tambahan seperti perakitan, pengujian, pengemasan karena sudah selesai dilalui dan siap dijual dan didistribusikan ke pasaran. Maka dari itu, finish good ini harus dikelola dengan baik untuk menjaga alur rantai pasok yang efisien.
Finished good juga harus dicatat ke dalam akuntansi perusahaan sebagai aset, karena memiliki nilai komersial yang diap diubah menjadi pendapatan. Pengelolaannya penting untuk memastikan perusahaan Anda tidak kelebihan dan kekurangan stok, dan bisa berdampak pada arus kas dan profitabilitas bisnis secara menyeluruh.
Ketersediaan dan jumlah finished goods ini sangat ditentukan oleh ketepatan software perencanaan produksi yang digunakan untuk mengoptimalkan alur kerja dan pemanfaatan sumber daya di pabrik.
Contoh Finished Goods
Finished goods dapat bervariasi tergantung pada industri tempat produk tersebut diproduksi, dengan setiap sektor memiliki karakteristik dan jenis produk akhir yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh finished goods di berbagai industri:
1. Manufaktur
Di sektor manufaktur, finished goods mencakup produk seperti pakaian jadi, makanan olahan, dan perangkat elektronik yang telah selesai diproduksi. Produk-produk ini siap dipasarkan setelah diproduksi oleh perusahaan, untuk kemudian dijual kepada konsumen tanpa memerlukan proses tambahan.
2. Konstruksi
Dalam industri konstruksi, barang jadi meliputi material seperti bahan atap, ubin lantai, material pembatas ruangan, countertop dapur, dan kaleng cat. Produk-produk ini sudah siap digunakan dalam proyek-proyek pembangunan dan renovasi, bisa dipastikan bahwa setiap material memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan.
3. Otomotif
Di industri otomotif, finished goods mencakup kendaraan seperti mobil, truk, dan sepeda motor yang telah selesai diproduksi. Kendaraan biasanya memerlukan waktu produksi yang lebih lama, karena perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku dan melakukan pengujian untuk memastikan kualitas dan keselamatan sebelum siap dipasarkan.
Baca juga: Contoh Barang Setengah Jadi, Manfaat, dan
Karakteristiknya
Peran Penting Finished Goods
Finished goods dalam perusahaan harus dikelola dengan baik, karena dapat berdampak pada berbagai aspek operasional dan strategi bisnis perusahaan. Inventory persediaan barang jadi ini memiliki beberapan peran penting untuk tetap menjaga efisiensi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Sumber Pendapatan Utama
Finished goods inventory adalah barang jadi yang siap dijual ke pelanggan, sehingga perannya menjadi sumber pendapatan utama perusahaan, terutama pada perusahaan manufaktur dan juga retail. Tanpa adanya barang jadi, perusahaan tidak bisa menghasilkan penjualan yang akhirnya dapat berpengaruh pada arus kas dan keberlanjutan bisnis.
2. Penentu Efisiensi Produksi
Peran berikutnya finished good adalah sebagai indikator utama efisiensi proses produksi dalam perusahaan. Jika barang jadi yang dihasilkan tepat waktu dan jumlah yang sesuai, serta kualitas sesuai standar, maka dapat menunjukkan bahwa proses produksi berjalan dengan optimal.
3. Inventory dan Manajemen Stok
Finish good juga menjadi peran utama dalam manajemen inventory perusahaan. Pengelolaan manajemen barang jadi yang efisien, akan memastikan perusahaan memiliki stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar tanpa adanya penumpukan barang berlebihan. Hal tersebut akan meminimalisir biaya penyimpanan, dan memaksimalkan rotasi produk.
4. Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Ketersediaan barang jadi yang telah siap dikirim juga berperan penting dalam memastikan pelanggan dapat menerima produk sesuai dengan jadwal yang tepat. Hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dan membangun reputasi baik bagi perusahaan.
5. Keseimbangan Antara Penawaran dan Permintaan
Peran terakhir finished good adalah sebagai penyeimbang antara penawaran dan permintaan pasar perusahaan. Pemantauan stok barang jadi akan membuat Anda dapat menyesuaikan produksi berdasarkan tren pasar, dan memastikan produk selalu tersedia saat permintaan meningkat.
Komponen Utama Finished Goods
Inventory finish goods memiliki komponen utama yang berkontribusi dalam serangkaian proses produksi mencakup bahan baku, bahan dalam proses, dan barang MRO. Komponen-komponen ini penting untuk dipahami agar perusahaan dapat menjaga efisiensi produksi dan pengelolaan inventory management.
1. Raw Material
Raw material menjadi komponen paling utama yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi. Sehingga pengelolaannya penting untuk menjaga kelancaran produksi, dan menghasilkan finished goods yang optimal. Tanpa adanya bahan baku yang cukup, produksi akan terhambat, dan hasil finish good juga bisa tidak mencapai jumlah yang ditetapkan.
2. Work in Progress
Selanjutnya ada work in progress atau barang setengah jadi, di mana produk masih berada di tahap produksi dan belum 100% selesai. WIP ini penting karena dapat menggambarkan status aliran produksi di perusahaan. Jadi, jika WIP terlalu banyak, maka terindikasi adanya masalah dalam produksi, sementara WIP yang sedikit juga menunjukkan adanya potensi kekurangan finish good yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan.
3. Barang MRO
MRO (Maintenance, Repair, and Operations) menjadi komponen terakhir, di mana semua barang digunakan untuk memelihara, memperbaiki, dan mengoperasikan fasilitas produksi tapi tidak secara langsung menjadi bagian dari finished goods. Contohnya alat, mesin, perlengkapan kebersihan, dan keamanan. Peran MRO ini untuk mencegah downtime, dan menjaga kualitas serta efisiensi produksi untuk optimalkan finish goods yang dihasilkan.
Untuk memudahkan pengelolaan semua komponen finish good, Anda bisa menggunakan software inventory terintegrasi dari vendor terbaik ScaleOcean. Sistem dapat menghubungkan berbagai tahapan dengan mudah seperti pengelolaan, penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman agar Anda bisa memantau persediaan tiga komponen finish good tersebut secara real-time.
Manfaat Pengelolaan Finished Goods
Pengelolaan persediaan barang jadi (finished goods inventory) merupakan aspek penting dalam strategi manajemen bisnis manufaktur. Dengan mengelola persediaan produk akhir dengan baik, perusahaan dapat memperoleh manfaat yang mendukung kelangsungan bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya:
1. Memenuhi Permintaan Pelanggan
Menjaga persediaan barang jadi yang cukup memastikan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat, yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan reputasi dan posisi perusahaan di pasar.
Dengan persediaan barang jadi yang tepat, perusahaan dapat mengirimkan barang secara tepat waktu, yang memperkuat hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan loyalitas. Ini juga mempengaruhi daya saing perusahaan dalam pasar yang semakin kompetitif.
2. Mengurangi Biaya Penyimpanan
Pengelolaan yang efektif membantu mengoptimalkan ruang penyimpanan, yang pada akhirnya mengurangi biaya inventaris, seperti biaya sewa gudang, asuransi, dan keamanan. Dengan menggunakan sistem seperti just-in-time (JIT), perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan ruang.
Pengelolaan persediaan yang baik dapat mencegah overstocking atau understocking, sehingga mengurangi pemborosan dan meningkatkan pengelolaan ruang gudang. Ini akan berdampak langsung pada pengurangan biaya operasional jangka panjang.
3. Mengurangi Kehilangan Penjualan
Dengan persediaan barang jadi yang dikelola dengan baik, risiko kehilangan penjualan dapat dikurangi. Hal ini membantu bisnis untuk melancarkan aliran pendapatan yang stabil dan memaksimalkan keuntungan. Ketersediaan produk yang tepat waktu memastikan bahwa pelanggan tidak kecewa karena produk yang mereka inginkan tidak tersedia, yang pada gilirannya meningkatkan peluang penjualan dan mengurangi pembatalan pesanan.
4. Menjaga Stabilitas Keuangan
Manajemen persediaan yang efisien mengurangi biaya dan risiko, yang berdampak pada stabilitas keuangan perusahaan. Keuntungan ini juga mendukung perencanaan dan proyeksi keuangan yang lebih akurat untuk masa depan. Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat menjaga cash flow yang lebih stabil. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan investasi dan ekspansi lebih efektif di masa depan.
Dalam konteks pengelolaan persediaan secara keseluruhan, penting untuk memahami bahwa finished goods hanyalah salah satu dari bermacam jenis persediaan yang harus dikelola oleh perusahaan manufaktur
Tips Mengontrol Finished Goods yang Tepat
Inventory finish good harus dikelola dengan baik agar dapat menjaga efisiensi operasional, mengurangi biaya penyimpanan, dan memastikan produk selalu tersedia agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. Anda bisa melakukan cara-cara berikut untuk bisa mengontrol finished goods, yaitu:
1. Implementasi Software Inventory
Perusahaan bisa menggunakan sistem inventory canggih yang dapat teintegrasi dalam memantau stok finish good secara real-time. Implementasi yang maksimal dengan vendor ERP.
Sistem dengan kemampuan analitik dan otomasi canggihnya, akan mengidentifikasi dengan cepat kebutuhan restock finish goods, mencegah kelebihan dan kekurangan stok, serta dapat mengoptimalkan penggunaan ruang penyimpanan.
2. Forecasting Permintaan
Cara berikutnya Anda juga bisa memprediksi permintaan berdasarkan data penjualan sebelumnya, dan tren pasar saat ini. Penggunaan software inventory juga dapat memberikan forecast real-time yang Anda butuhkan untuk melihat pola permintaan secara akurat. Dengan begitu, Anda dapat mengatur produksi finished goods yang lebih efisien.
3. Quality Control
Terapkan juga prosedur quality control yang efektif agar bisa memastikan setiap persediaan barang jadi yang dihasilkan telah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan. Hal tersebut akan meminimalkan produk cacat, dan perusahan dapat menghindari pengeluaran tambahan produksi ulang.
4. Rotasi Stok
Perusahaan Anda juga bisa menggunakan metode rotasi stok seperti FIFO, yang dapat memastikan barang jadi lebih lama dan lebih dulu disimpan di gudang, dapat dijual lebih awal. Metode ini akan mencegah penumpukan stok usang, dan kadaluarsa yang bisa merugikan perusahaan.
5. Pengelolaan Penyimpanan
Penting juga untuk mengoptimalkan pengaturan gudang dengan sistem penyimpanan yang efisien. Buat layout gudang yang memudahkan akses finish goods, sehingga dapat memproses penyimpanan, penerimaan, dan pengiriman untuk mempercepat siklus perputaran barang, dan meminimalkan biaya penyimpanan.
Rumus Hitung Finish Good
Persediaan barang jadi harus dihitung perusahaan sebagai bagian dari manajemen inventory, dan dilakukan untuk mengetahui nilai barang siap dijual pada akhir periode. Rumus ini melibatkan tiga komponen: saldo awal barang jadi, biaya produksi selama periode, dan saldo akhir barang jadi.
Finished Goods = Saldo Awal Barang Jadi + Biaya Produksi – Saldo Akhir Barang Jadi
Dari rumus perhitungan inventory finish good yang tepat ini, perusahaan dapat mengetahui total nilai barang jadi yang siap untuk dijual pada periode tertentu. Perhitungan ini juga dapat Anda gunakan untuk mengelola inventory, menentukan harga jual, dan menyusun laporan keuangan.
Cara Menghitung Finished Goods
Menghitung finished goods inventory penting dilakukan dengan akurat, yang melibatkan beberapa langkah penentuan nilai total dari barang jadi yang diap dijual pada akhir periode tertentu. Dengan rumus yang telah diuraikan, Anda bisa melakukan cara berikut untuk menghitungnya dengan akurat.
1. Mengidentifikasi Saldo Awal Finished Goods
Pertama-tama Anda bisa mengidentifikasi dan mencari tahu nilai persediaan barang jadi aktual di awal periode, misalnya awal bulan atau awal tahun. Biasanya perusahaan bisa menemukannya dalam laporan inventaris sebelumnya, atau di dalam laporan keuangan.
2. Menentukan Biaya Produksi Selama Periode
Berikutnya, Anda bisa menentukan dan menghitung seluruh biaya produksi selama periode tersebut. Anda bisa menjumlahkan nilai bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk menghasilkan total biaya produksi dalam perusahaan.
3. Menghitung Saldo Akhir Finish Good
Cara berikutnya menghitung finished good adalah mencari tahu jumlah persediaan barang jadi yang tersisa di akhir periode, setelah penjualan dan distribusi dilakukan perusahan. Anda bisa mencari tahu nilai barang jadi yang belum dijual, dan masih berada di inventory perusahaan.
4. Menghitung Total Finish Good
Setelah data inventory awal, biaya produksi, dan inventory akhir terlah terkumpul, Anda bisa memulai perhitungan nilai total finish goods dengan rumus yang telah diuraikan sebelumnya. Perhitungan harus akurat, sehingga dapat Anda gunakan untuk penetapan harga, pengelolaan inventory, dan penyusunan laporan keuangan yang tepat.
Perhitungan finish good yang membutuhkan ketelitian dan detail data yang akurat, membuat perhitungan manual bisa menyebabkan kesalahan input data atau ketidaksesuaian dengan barang fisiknya. Anda bisa beralih ke software inventory ScaleOcean yang bisa menghitung finished goods inventory dengan otomatis.
Sistem yang dapat terintegrasi ke berbagai modul bisnis secara end-to-end, dapat pencatatan finish goods stok secara di setiap produksi yang dilakukan, dan memperbarui stoknya secara real-time dan aktual. Data stok di setiap periode dapat Anda akses dengan mudah, dan dapat memberikan Anda jumlah finish goods real-time yang akurat dan sesuai. Sistem juga akan memantau stok barang jadi selalu tersedia sesuai permintaan pasar.
Contoh Perhitungan Finished Goods
Untuk memudahkan, di sini akan diuraikan bagaimana contoh finished goods di sebuah perusahaan F&B Indonesia yang mengolah berbagai makanan ringan. Mereka ingin mengevaluasi nilai finish good pada akhir bulan Januari, di mana pada awal bulan mereka memiliki saldo finish goods sebesar Rp300 juta.
Selama Januari, biaya produksi telah mencapai Rp800 juta, dan setelah penjualan dilakukan saldo akhir finish goods perusahaan ini adalah Rp400 juta. Dengan rumus perhitungan, mereka menghitungnya dengan akurat, seperti ini:
Finished Goods = Rp300.000.000 + Rp800.000.000 – Rp400.000.000 = Rp700.000.000
Perhitungan yang telah dilakukan, menghasilkan jumlah nilai barang inventaris barang jadi pada akhir bulan Januari yaitu sebesar Rp700 juta. Dari sini, nilai tersebut bisa perusahaan gunakan sebagai dasar merencanakan strategi penjualan, pengendalian inventory lebih baik demi menjaga keseimbangan biaya produksi dengan pendapatan.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan, finished good adalah produk di perusahaan yang harus dipastikan pengelolaannya dengan strategi tepat, untuk menjaga ketersediaan produk tepat waktu, mengoptimalkan biaya penyimpanan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Maka dari itu, perhitungan aspek ini diperlukan untuk melihat bagaimana efisiensinya secara tepat.
Anda bisa menghitungnya dengan otomatis menggunakan software inventory ScaleOcean, yang menjadi solusi tepat bagi perusahaan Anda. Tidak hanya perhitungannya yang otomatis, sistem juga akan memantau stok barang jadi, dan membantu mengurangi risiko kesalahan yang dapat mengakibatkan kerugian finansial bisnis.
Anda bisa melakukan demo gratis terlebih dulu dengan ScaleOcean, untuk konsultasikan berbagai problem dan kebutuhan bisnis yang tepat. Hubungi tim kami untuk informasi selanjutnya!
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan finished goods?
Finished goods adalah produk yang telah selesai melalui seluruh tahap produksi, siap untuk dijual ke pasar atau pelanggan akhir. Produk ini telah melewati pemeriksaan kualitas dan verifikasi kelayakan sebelum diluncurkan ke pasar.
2. Apa itu operator warehouse finished goods?
Operator warehouse finished goods bertanggung jawab menerima produk jadi dari lini produksi, memastikan jumlah dan kondisi barang sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan melalui pemeriksaan fisik yang teliti.
3. Definisi semi finished goods?
Semi finished goods (SFG) adalah produk yang telah diproses sebagian namun belum lengkap. Dalam industri makanan, misalnya adonan roti, atau dalam otomotif, seperti bagian mobil yang sudah dirakit sebagian.