Dalam mengelola pendapatan dan kinerja finansial bisnis, penting bagi setiap perusahaan melakukan berbagai strategi pengendalian dan perhitungan akurat untuk membuat keputusan keuangan bisnis yang lebih bijak. Untuk mengatasi berbagai masalah finansial terkait pendapatan bisnis, Anda bisa memahami cara menghitung revenue untuk hasil yang tepat dan efektif.
Perhitungan revenue menjadi proses penting karena menjadi dasar bagi perusahaan menilai kinerja dan pendapatan penjualanbisnis, serta membantu perusahaan dalam menilai kesehatan finansial, merencanakan strategi, menarik investor, dan menyusun laporan keuangan yang tepat.
Di artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengenai proses ini, mulai dari rumus dan cara perhitungan, hingga jenis dan strategi pengelolaannya. Pahami selengkapnya di sini!
- Revenue atau pendapatan adalah total uang yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasional utamanya sebelum dikurangi biaya terkait dalam periode waktu.
- Sumber revenue bisnis bervariasi, meliputi penjualan produk/jasa inti, pendapatan dari sewa aset, investasi, lisensi, dan aktivitas operasional atau non-operasional lainnya.
- Jenis-jenis revenue mencakup gross vs net, recurring vs one-time, serta operating vs non-operating.
- ScaleOcean mempu melacak beragam sumber revenue secara akurat dan mengelola data kompleks dengan otomatisasi pelacakan revenue untuk analisis tepat.
1. Apa itu Revenue?
Revenue adalah total pendapatan kotor yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa dalam periode waktu tertentu. Dalam laporan keuangan, pendapatan sering kali disebut sebagai “top line” karena posisinya di bagian atas, yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dan menarik pelanggan.
Sebagai indikator utama dalam menilai kinerja bisnis, revenue menjadi dasar untuk menghitung laba bersih (income) setelah dikurangi biaya lainnya. Proses perhitungan revenue bisa dengan rumus: Revenue = Jumlah Unit Terjual x Harga Jual per Unit.
Hasil perhitungan ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan profitabilitas perusahaan. Di sini juga penting memahami cost of revenue, yaitu total biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual. Menghitung revenue sangat penting karena menjadi dasar untuk menilai kesehatan finansial perusahaan.
Revenue mencerminkan seberapa besar pendapatan yang berhasil diperoleh dari penjualan, dan menjadi acuan awal dalam menentukan profitabilitas, dan efisiensi produksi. Tanpa data revenue yang akurat, perusahaan akan kesulitan menyusun laporan laba rugi, merencanakan anggaran, atau mengevaluasi kinerja penjualan.
2. Poin Penting yang Harus Diperhatikan Mengenai Revenue

Memahami dan mengelola pendapatan dengan baik sangat penting bagi keberhasilan dan kelangsungan bisnis. Berikut adalah beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam revenue untuk memastikan perusahaan dapat mengoptimalkan kinerjanya dan mencapai tujuan finansial:
a. Pendapatan Kotor
Revenue adalah jumlah total uang yang diterima dari penjualan produk atau jasa, sebelum dikurangi biaya-biaya lainnya. Ini adalah angka yang menunjukkan total pendapatan yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu. Pendapatan kotor memberikan gambaran seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan dari kegiatan utama bisnisnya.
b. Sumber Revenue
Revenue dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk penjualan produk, layanan, pendapatan iklan, royalti, atau aktivitas bisnis utama lainnya. Memahami sumber pendapatan sangat krusial untuk menentukan area bisnis mana yang paling menguntungkan dan dapat menjadi fokus pengembangan di masa depan.
c. Posisi di Laporan Keuangan
Dalam laporan laba rugi, pendapatan terletak di bagian atas dan sering disebut sebagai “top line“. Posisi ini menandakan bahwa revenue merupakan elemen pertama yang dihitung sebelum biaya dan pengeluaran lainnya, memberikan gambaran awal tentang seberapa baik perusahaan menghasilkan penjualan.
d. Indikator Kinerja Bisnis
Revenue merupakan indikator utama yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menarik pelanggan dan menghasilkan penjualan. Angka ini memberikan wawasan tentang seberapa sukses perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar dan menjaga daya tarik produk atau layanan yang ditawarkan.
e. Penting untuk Dikelola
Meskipun pendapatan yang tinggi bisa menjadi indikasi kesuksesan, itu belum tentu berarti keuntungan besar jika biaya operasional tidak terkontrol. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Pengelolaan revenue yang baik memastikan bahwa perusahaan dapat meningkatkan keuntungan sambil menjaga biaya tetap efisien.
3. Jenis-Jenis Revenue
Untuk mengelola pendapatan bisnis, revenue menjadi aspek utama yang harus dihitung dan dikendalikan dengan baik. Dalam pengelolaannya, pendapatan memiliki dua jenis berdasarkan model usaha yang perusahaan jalankan. Berikut jenis-jenis revenue streams:
a. Revenue Operasional
Jenis ini merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan utama perusahaan seperti penjualan kotor dari produk dan jasa. Revenue jenis ini akan menggambarkan kinerja inti bisnis. Jenis ini juga menjadi komponen utama dalam laporan laba rugi dan penentu stabilitas keuangan jangka panjang.
b. Revenue Non-Operasional
Jenis non-operasional merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan di luar operasional utama bisnis, contohnya seperti bunga bank, dividen, dan penjualan aset. Meskipun tidak menjadi kegiatan inti, jenis ini juga penting untuk memperkuat posisi arus kas bisnis dan memberikan peluang investasi tambahan.
c. Recurring Revenue (Pendapatan Berulang)
Recurring revenue adalah pendapatan yang diperoleh secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Jenis pendapatan ini sering kali ditemukan pada bisnis yang berbasis langganan, seperti layanan streaming (Netflix, Spotify) dan penyedia perangkat lunak berbasis langganan (SaaS).
d. Transaction-Based Revenue (Pendapatan Berbasis Transaksi)
Pendapatan ini dihasilkan setiap kali transaksi terjadi, seperti penjualan produk ritel atau transaksi e-commerce. Jenis ini bergantung pada volume transaksi yang dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Dalam konteks e-commerce, total nilai transaksi yang terjadi sering disebut sebagai GMV (Gross Merchandise Value). GMV menjadi indikator utama untuk mengukur skala bisnis dan aktivitas penjualan secara keseluruhan, membantu perusahaan menilai performa pasar dan pertumbuhan penjualan.
e. Project Revenue (Pendapatan Proyek)
Terakhir, pendapatan proyek adalah pendapatan yang diperoleh dari penyelesaian proyek tertentu. Jenis ini berlaku pada bisnis yang berhubungan dengan proyek, seperti konstruksi, teknologi, atau konsultan, di mana pendapatan diperoleh setelah menyelesaikan suatu proyek.
4. Pentingnya Menghitung Revenue dalam Perusahaan
Menghitung revenue secara akurat adalah langkah pertama dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan yang tepat dan terperinci memberi gambaran yang jelas tentang seberapa efektif perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya. Berikut alasan pentingnya mengetahui revenue dalam bisnis Anda:
a. Indikator Kesehatan Keuangan
Pertama, revenue mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menarik pelanggan dan menghasilkan penjualan. Angka revenue yang stabil atau meningkat menjadi indikator utama kesehatan keuangan perusahaan. Penurunan revenue dapat menandakan adanya masalah dalam operasional atau penurunan permintaan yang perlu segera diatasi.
b. Dasar Perhitungan Keuangan Lainnya
Selanjutnya, revenue menjadi dasar untuk berbagai perhitungan dan analisis keuangan lainnya, seperti laba kotor, margin keuntungan, dan return on investment (ROI). Dengan revenue yang akurat, perusahaan dapat melakukan evaluasi kinerja bisnis dan menentukan langkah strategis untuk meningkatkan profitabilitas.
c. Perencanaan Strategi Bisnis
Menghitung revenue dengan tepat membantu perusahaan dalam perencanaan strategi bisnis. Data revenue memberikan wawasan penting untuk merumuskan proyeksi pertumbuhan, anggaran operasional, dan alokasi sumber daya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan ekspansi atau mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
d. Penentuan Kebijakan Harga
Terakhir, revenue juga berperan penting dalam menentukan kebijakan harga produk atau layanan. Dengan mengetahui pendapatan yang dihasilkan dari produk tertentu, perusahaan dapat menyesuaikan harga agar lebih kompetitif di pasar atau meningkatkan margin keuntungan sesuai dengan target finansial perusahaan.
Selain itu, pemantauan Net Profit Margin (NPM) secara teratur dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang sejauh mana kebijakan harga berkontribusi terhadap keuntungan bersih perusahaan.
5. Rumus dan Cara Menghitung Revenue
Untuk mengetahui cara menghitung sales revenue dan service revenue, penting untuk melakukan perhitungan dengan rumus yang tepat. Terdapat empat rumus yang masing-masingnya memiliki pendapatan fokus dan cara menghitung revenue yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:
a. Total Revenue
Pendapatan jenis ini merupakan jumlah keseluruhan uang yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa, sebelum dikurangi biaya apapun. Rumus pendapatan untuk total revenue cukup sederhana, yaitu:
Total Revenue = Jumlah Unit Terjual x Harga Jual per Unit
Rumus ini memberikan gambaran umum tentang skala operasional dan efektivitas strategi penjualan perusahaan. Misalnya, peningkatan dalam total revenue mengindikasikan adanya peningkatan permintaan atau efektivitas promosi.
b. Average Revenue
Kemudian ada average revenue, yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk setiap unit produk yang dijual. Ini dihitung dengan membagi total pendapatan dengan jumlah unit yang terjual. Secara matematis rumus pendapatan tersebut ditulis:
Average Revenue = Total Pendapatan / Jumlah Prouk Terjual
Rumus ini membantu perusahaan memahami rata-rata pendapatan dari penjualan setiap unit produk. Average revenue sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja penjualan dan menentukan strategi harga, karena perubahan dalam AR dapat mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar atau efektivitas penentuan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.
c. Marginal Revenue
Rumus dan cara menghitung revenue berikutnya dengan menggunakan rumus marginal revenue. Tujuannya untuk mengetahui tambahan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan satu unit tambahan produk. Rumusnya secara matematis ditulis seperti berikut.
Marginal Revenue = Tambahan Total Pendapatan / Tambahan Jumah Produk Terjual
Rumus ini sangat penting dalam pengambilan keputusan produksi dan penjualan karena Anda jadi tahu bagaimana total pendapatan akan berubah jika ada penambahan atau pengurangan produksi. Perusahaan sering menggunakan konsep ini untuk menentukan level produksi yang paling optimal dan strategi penetapan harga untuk memaksimalkan keuntungan.
6. Contoh Perhitungan Revenue
Untuk memahami lebih baik cara menghitung revenue, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan sebuah perusahaan manufaktur memproduksi barang konsumsi. Perusahaan kemudian menjual produknya ke berbagai distributor dan toko ritel.
Dalam satu bulan, perusahaan berhasil menjual produk A sebanyak 10.000 unit dan produk B sebanyak 8.000 unit. Kedua produk tersebut dijual dengan harga yang sama yaitu Rp20.000. Dengan informasi tersebut, cara menghitung revenue adalah:
Pendapatan Produk A = 10.000 X 20.000 = Rp200.000.000
Pendapatan Produk B = Rp8.000 X Rp20.000 = Rp160.000.000
Total Revenue = Rp200.000.000 + Rp160.000.000 = Rp360.000.000
Dengan ini, maka total revenue yang diterima perusahaan manufaktur tersebut adalah Rp360.000.000. Angka ini mencerminkan total nilai penjualan tanpa mempertimbangkan biaya apa pun.
Pendapatan menjadi indikator utama yang menunjukkan seberapa besar pasar menerima produk dan seberapa efektif strategi penjualan yang dijalankan.
Sekarang coba kita hitung laba kotor untuk melihat lebih lanjut dampak memahami rumus pendapatan dengan efisiensi proses produksi. Misalkan biaya produksi per unit Rp12.000. Dengan ini, maka laba kotor yang didapatkan dari produk A adalah:
Laba Kotor Produk A = Rp20.000.000 – (Rp12.000 X Rp10.000)
= Rp200.000.000 – Rp120.000.000
= Rp80.000.000
Sedangkan laba kotor yang didapatkan dari produk B adalah:
Laba Kotor Produk B = Rp160.000.000 – (Rp12.000 X Rp8.000)
= Rp160.000.000 – Rp96.000.000.000
= Rp64.000.000
Dengan ini, total laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah Rp144.000.000. Nilai tersebut mengindikasikan total keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi biaya produksi dari total pendapatan.
Tapi, belum mempertimbangkan biaya operasional lain seperti pemasaran, sewa, gaji karyawan non-produksi, dan biaya administrasi. Laba kotor memberikan gambaran efisiensi produksi dan keberhasilan perusahaan dalam mengelola biaya produksinya.
Dengan harga jual per unit sebesar Rp20.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp12.000, perusahaan berhasil mencapai margin profit kotor per unit sebesar Rp8.000. Artinya, perusahaan manufaktur memiliki kontrol yang baik terkait biaya produksinya dan berhasil menetapkan harga jual yang memberikan cukup margin keuntungan.
Namun, untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang profitabilitas perusahaan, perlu dilihat rasio profitabilitas lainnya seperti operating profit margin dan net profit margin. Rasio-rasio ini membantu perusahaan untuk menilai efisiensi operasional secara lebih komprehensif, dengan memperhitungkan biaya selain biaya produksi, seperti pemasaran, administrasi, dan biaya tetap lainnya.
7. Perbedaan Revenue dengan Income
Revenue merujuk pada total pendapatan kotor yang diperoleh perusahaan dari kegiatan bisnis utama, seperti penjualan produk dan jasa, tanpa memperhitungkan biaya apapun. Ini mencakup semua pemasukan yang diterima perusahaan sebelum adanya pengurangan untuk biaya operasional, pajak, dan pengeluaran lainnya.
Revenue biasanya menjadi indikator pertama yang digunakan untuk menilai potensi pendapatan perusahaan. Sementara itu, income atau laba bersih adalah jumlah uang yang tersisa setelah semua biaya, termasuk biaya operasional, pajak, dan pengeluaran lainnya, dikurangkan dari pendapatan.
Laba bersih menggambarkan profitabilitas perusahaan setelah seluruh kewajiban dan biaya dipenuhi. Ini adalah angka yang lebih relevan dalam menilai kinerja keuangan jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, perbedaan utama antara revenue dan income terletak pada cara perhitungannya.
Revenue mencerminkan kapasitas perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan utama, sedangkan income menunjukkan hasil akhir dari pendapatan tersebut setelah semua biaya dikeluarkan. Kedua angka ini penting untuk analisis akuntansi perusahaan, namun memiliki peran yang berbeda dalam penilaian kinerja perusahaan.
8. Cara Efektif Meningkatkan Revenue

Sebagai upaya peningkatan pendapatan, terdapat berbagai strategi yang dapat diterapkan di berbagai sektor bisnis. Berikut beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan revenue perusahaan:
a. Analisis Pasar dan Perilaku Pelanggan
Langkah pertama dan paling krusial adalah memahami pasar dan pelanggan. Hal ini melibatkan riset mendalam untuk mengidentifikasi kebutuhan, preferensi, dan pola pembelian.
Dengan wawasan ini, perusahaan dapat menyesuaikan produk, layanan, serta sistem persediaan agar selaras dengan permintaan. Pemahaman dinamika pasar juga memungkinkan penetapan harga kompetitif, strategi pemasaran yang tepat sasaran, dan identifikasi peluang pertumbuhan baru.
b. Optimalisasi Operasi dan Efisiensi Internal
Efisiensi proses internal dapat memangkas biaya dan meningkatkan margin keuntungan. Optimalisasi ini meliputi penerapan teknologi digital, automasi, dan sistem manajemen mutu yang efektif agar pemborosan waktu maupun sumber daya berkurang.
c. Peningkatan Mutu Produk atau Layanan
Kualitas yang tinggi akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, sekaligus membuka peluang meningkatkan harga. Perusahaan perlu menekankan pengembangan produk, pengawasan mutu, dan penggunaan bahan atau sumber daya terbaik. Kualitas yang konsisten akan memperkuat citra merek dan mendorong pertumbuhan penjualan jangka panjang.
d. Diversifikasi Produk dan Layanan
Diversifikasi mencakup pengembangan produk atau layanan baru serta ekspansi ke segmen pasar yang berbeda. Strategi ini mengurangi risiko, memperluas basis pelanggan, dan menciptakan sumber pendapatan tambahan. Dengan lebih banyak pilihan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru sekaligus mempertahankan yang sudah ada.
Peningkatan pendapatan menurut Forbes juga bisa dilakukan dengan meningkatkan pendapatan per karyawan secara tepat dengan menerapkan beberapa langkah strategis. Mulai dari mencatat pendapatan dan biaya tenaga kerja secara akurat, menetapkan target spesifik hingga 15%, mengotomatiskan tugas rutin, serta meningkatkan keterampilan dan keterlibatan karyawan agar produktivitas kerja lebih optimal.
9. Kesimpulan
Revenue adalah total dari seluruh pemasukan yang diperoleh perusahaan, baik dari pendapatan penjualan produk maupun penyediaan jasa. Angka dari pendapatan belum dipotong dengan biaya produksi, biaya operasional, pajak, atau pengeluaran lainnya.
Setelah semua biaya dan pajak diperhitungkan, perusahaan akan memperoleh earning after tax, yaitu laba bersih yang mencerminkan keuntungan aktual yang tersedia bagi pemilik atau pemegang saham. Informasi ini sangat vital untuk menilai profitabilitas dan kesehatan finansial perusahaan secara menyeluruh.
Di atas juga telah diberikan sebuah studi kasus cara menghitung revenue dan strategi efektif untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini mencakup pemahaman pasar dan pelanggan, optimalisasi proses produksi, peningkatan kualitas produk, diversifikasi produk, dan implementasi sistem manufaktur yang efisien.
Untuk mendukung langkah tersebut, penerapan Revenue Management System sangat disarankan karena mampu memantau, menganalisis, dan mengoptimalkan seluruh aliran pendapatan secara real-time. ScaleOcean menawarkan demo gratis bagi perusahaan yang ingin merasakan langsung kemudahan dan keunggulan sistem kami sebelum melakukan implementasi.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan revenue dalam bisnis?
Revenue, atau pendapatan, dalam konteks bisnis di Indonesia merujuk pada total penerimaan kotor yang dihasilkan oleh perusahaan dari aktivitas operasional utamanya selama periode waktu tertentu. Sumber utama revenue biasanya berasal dari penjualan barang atau jasa. Penting untuk dicatat bahwa revenue adalah angka sebelum dikurangi berbagai biaya operasional, pajak, atau pengeluaran lainnya. Ini adalah indikator awal dari seberapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan intinya.
2. Apa perbedaan antara revenue dan income (atau laba)?
Meskipun sering digunakan secara bergantian dalam percakapan sehari-hari, revenue dan income (atau laba/profit) memiliki arti yang berbeda dalam akuntansi bisnis. Singkatnya, revenue adalah total pemasukan, sedangkan income adalah laba bersih setelah semua biaya diperhitungkan.
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi revenue bisnis?
Beberapa faktor kunci yang dapat mempengaruhi besar kecilnya revenue sebuah bisnis di Indonesia meliputi:
1. Harga jual produk atau jasa
2. Volume penjualan
3. Strategi pemasaran dan promosi
4. Kualitas produk atau jasa
5. Kondisi ekonomi pasar
6. Tingkat persaingan
7. Inovasi produk atau jasa
8. Saluran distribusi


