Pada bisnis manufaktur, pengukuran kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penting untuk menentukan keberhasilan perusahaan. Rumus profit margin, baik gross maupun net, adalah dua indikator yang sering digunakan untuk menganalisis efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan. Indikator ini tidak hanya mengukur kesehatan finansial saat ini, tetapi juga dapat dijadikan acuan merencanakan dan mengimplementasikan strategi bisnis di masa mendatang.
Nah, dalam artikel kali ini akan dijelaskan lebih lanjut rumus gross profit margin dan rumus net profit margin beserta skenario konkret cara hitungnya dalam bisnis manufaktur. Pengetahuan ini bisa Anda gunakan untuk membuat keputusan yang tepat mengenai investasi, pengembangan produk, dan ekspansi pasar, yang nantinya juga akan mempengaruhi profitabilitas dan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

- Gross profit margin mengukur efisiensi produksi dengan menghitung persentase keuntungan setelah biaya langsung produksi, memberi gambaran tentang operasional perusahaan.
- Net profit margin menggambarkan keuntungan bersih perusahaan setelah mengurangi semua biaya operasional, bunga, dan pajak, memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan finansial.
- Operating profit margin menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba operasional dari pendapatan, mengindikasikan kemampuan perusahaan mengelola biaya operasional.
- ScaleOcean adalah software manufaktur untuk mengelola produksi dengan lebih efisien, meningkatkan kontrol biaya, dan optimasi margin melalui analisis dan pemantauan real-time.

1. Definisi Profit Margin
Profit margin adalah metrik keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan relatif terhadap penjualannya. Terdapat dua jenis rumus profit margin yang umum digunakan, yaitu gross profit margin dan net profit margin. Gross profit margin menggambarkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan distribusi barang atau jasa yang dijual. Sedangkan, net profit margin menghasilkan persentase yang menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan.
Bagi bisnis manufaktur, memahami rumus profit margin sangat bermanfaat untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Dengan mengetahui margin kotor dan bersih, Anda dapat mengidentifikasi area yang bisa dihemat atau peluang untuk meningkatkan penjualan. Keputusan strategis seperti investasi dalam teknologi baru, diversifikasi produk, atau ekspansi pasar dapat dibuat dengan lebih tepat sasaran dengan menggunakan data margin profit ini.
Selain itu, rumus profit margin juga dapat membantu Anda menetapkan harga pokok penjualan yang lebih sesuai. Harga yang terlalu rendah mungkin meningkatkan volume penjualan, tapi juga akan menekan margin keuntungan. Sebaliknya, harga yang terlalu tinggi bisa mengurangi volume penjualan dan berdampak negatif pada profitabilitas. Oleh karena itu, memperoleh keseimbangan harga yang tepat diperlukan agar memaksimalkan kedua margin ini.
Menurut Investopedia, profit margin memiliki perbedaan dengan markup, yaitu markup digunakan untuk menentukan harga jual dengan menambahkan persentase pada biaya produksi, sedangkan profit margin digunakan untuk mengukur efisiensi profitabilitas perusahaan dengan melihat persentase keuntungan yang diperoleh dari pendapatan setelah dikurangi biaya.
2. Rumus Gross Profit Margin
Berdasarkan artikel dari Forbes, gross profit margin adalah indikator utama yang mengukur efisiensi produksi suatu perusahaan. Angka ini menunjukkan persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi oleh biaya langsung produksi barang atau jasa dalam produksi, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Rumus gross profit margin diperoleh dengan mengurangkan HPP dari total pendapatan dan membagi hasilnya dengan total pendapatan. Hasilnya kemudian dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Secara matematis, rumusnya ditulis seperti berikut ini.
Gross profit = penjualan – harga pokok produksi
Gross profit margin = gross profit / penjualan × 100%
Rumus gross profit margin memberikan gambaran tentang efisiensi produksi dan penentuan harga pada bisnis manufaktur. Semakin tinggi persentasenya, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan produk sekaligus menunjukkan semakin besar pula biaya operasional lain yang dapat ditutup.
Hasil interpretasi dari rumus gross profit margin ini perlu pemahaman terhadap struktur biaya perusahaan. COGS hanya mencakup biaya langsung yang terkait dengan produksi barang, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung. Artinya, tidak mempertimbangkan biaya administrasi, pemasaran, dan biaya operasional lainnya.
Oleh karena itu, rumus profit margin satu ini hanya mengukur kinerja bisnis manufaktur pada tahap produksi dan penjualan, bukan operasional keseluruhan. Margin yang tinggi mengindikasikan kalau perusahaan berhasil menjaga biaya produksi dalam level yang rendah atau dapat menjual produk dengan harga premium. Sementara margin yang rendah menunjukkan biaya produksi cukup tinggi atau harga jual yang ditentukan terlalu rendah.
Nah, perubahan dalam gross profit margin dapat menandakan adanya perubahan strategi bisnis, seperti peningkatan dalam efisiensi produksi melalui otomatisasi atau outsourcing. Margin yang konsisten atau meningkat sering kali dianggap sebagai indikator kalau finansial bisnis manufaktur dalam kondisi yang baik. Sementara penurunan margin memerlukan analisis penyebabnya lebih lanjut.
3. Rumus Net Profit Margin
Rumus net profit margin dihitung dengan mengambil keuntungan bersih dan membaginya dengan total pendapatan, kemudian hasilnya dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan nilai persentase. Secara matematis, rumus net profit margin ditulis:
Net profit = gross profit – pengeluaran operasional
Net profit margin = net profit / penjualan × 100%
Keuntungan bersih ini sudah memperhitungkan semua pengeluaran perusahaan, termasuk COGS, biaya operasional, bunga, pajak, dan pengeluaran lain yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Oleh karena itu, rumus net profit margin memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Net profit margin yang tinggi menunjukkan bisnis manufaktur mampu mengelola aspek operasional dan finansialnya dengan baik. Sebaliknya, margin yang rendah menunjukkan bahwa biaya operasional perusahaan terlalu mengambil banyak porsi dari pendapatan, sehingga Anda perlu mengevaluasi kembali strategi bisnis yang sudah diterapkan.
4. Rumus Operating Profit Margin
Rumus terakhir yaitu operating profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba operasional dari pendapatan yang diperoleh. Rasio ini memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya operasionalnya. Berikut adalah rumus untuk menghitung operating profit margin:
Operating Profit Margin = (Operating Income / Pendapatan) × 100%
Laba operasional (Operating Income) adalah laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan setelah dikurangi biaya operasional seperti biaya produksi dan administrasi, namun sebelum dipotong oleh biaya bunga dan pajak. Sedangkan, pendapatan (Revenue) merujuk pada total pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk atau layanan selama periode tertentu.
Untuk mengetahui seberapa efisien pengelolaan biaya operasional dan jumlah keuntungan yang didapatkan dari aktivitas bisnis dalam perusahaan, Anda dapat menghitung margin laba operasional. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba yang baik dari operasional.
Sementara rasio yang rendah dapat menunjukkan masalah dengan pengelolaan biaya atau efektivitas operasional. Anda bisa memahami berbagai contoh anggaran komprehensif manufaktur untuk membantu dalam evaluasi dan perencanaan keuangan perusahaan manufaktur.
Baca juga: Biaya Manufaktur: Pengertian, Fungsi, Cara Menghitungnya
5. Perhitungan Rumus Profit Margin di Manufaktur
Setelah memahami manfaat rumus profit margin manufaktur baik dalam bentuk gross profit atau net profit, selanjutnya mari kita pahami skenario sederhana berikut untuk memahami cara hitungnya secara konkret pada bisnis manufaktur. Misal Anda memiliki perusahaan sepatu dengan total pendapatan Rp1.000.000.000, harga pokok penjualan sebesar Rp600.000.000, biaya operasional termasuk gaji, sewa, dan pemasaran sebesar Rp200.000.000, serta bunga pinjaman Rp50.000.000, dan pajak Rp100.000.000. Dari data ini, kita hitung dulu gross profit perusahaan.
Gross profit = Rp1.000.000.000 – Rp600.000.000
= Rp400.000.000
Selanjutnya dengan rumus gross profit margin yang dipelajari sebelumnya, maka kita peroleh:
Gross profit margin = Rp400.000.000 / Rp1.000.000.000× 100% = 0.4 × 100% = 40%
Kemudian, kita akan hitung net profit perusahaan untuk mengetahui keuntungan bersih yang memperhatikan pengeluaran operasional lainnya.
Net profit = Rp1.000.000.000 – Rp600.000.000 – Rp200.000.00 – Rp50.000.000 – Rp100.000.000
= Rp50.000.000
Dengan rumus net profit margin, maka akan diperoleh margin keuntungan bersih bagi perusahaan sebesar:
Net profit margin = Rp50.000.000 / Rp1.000.000.000
× 100% = 0.05 × 100% = 5%
Nilai 40% dari gross profit margin di atas menunjukkan bahwa bisnis manufaktur berhasil menjaga biaya variabel produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead, pada tingkat yang rendah relatif terhadap penjualannya. Nilai ini juga bisa diartikan sebagai keberhasilan perusahaan menjual produk dengan harga premium.
Net profit margin memang lebih rendah dibandingkan dengan gross profit margin, tapi nilai 5% masih menandakan bahwa bisnis manufaktur tersebut berhasil memperoleh keuntungan setelah dikurangi semua biaya operasional. Net profit margin sebesar 5% dianggap cukup baik di banyak industri, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata industri pada umumnya.
Meskipun net profit margin positif, perusahaan tetap perlu mengevaluasi biaya operasional untuk melihat apakah ada pengeluaran yang tidak perlu yang dapat dikurangi untuk meningkatkan keuntungan bersihnya.
Jika net profit margin secara konsisten lebih rendah dari yang diharapkan, maka diperlukan beberapa upaya strategis, seperti mengimplementasikan program manufaktur terbaik, untuk memperbaiki operasional atau strategi penetapan harga perusahaan di masa mendatang.
Baca juga: Yuk Kenali Software Manufaktur Terlengkap dari ScaleOcean
7. Kesimpulan
Rumus profit margin adalah alat ukur penting dalam analisis keuangan bisnis manufaktur yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualannya. Rumus gross profit margin menilai efisiensi dalam pengelolaan biaya produksi, sedangkan rumus net memberikan gambaran tentang keuntungan bersih yang dihasilkan setelah seluruh dikurangi biaya operasional, bunga, dan pajak.
Skenario bisnis manufaktur yang diberikan dalam pembahasan menunjukkan secara konkret bahwa menghitung kedua margin dapat memberikan insight tentang kinerja keuangan perusahaan. Misalnya, gross profit margin 40% menunjukkan perusahaan berhasil menjaga biaya variabel produksi dengan efektif. Sedangkan net profit margin 5%, menandakan perusahaan tetap menghasilkan keuntungan setelah mempertimbangkan semua biaya.
FAQ:
1. Berapa margin keuntungan 20%?
Margin keuntungan 20% berarti bisnis memperoleh Rp 200 dari setiap Rp 1.000 penjualan. Ini menunjukkan bahwa untuk setiap Rp 1.000 yang dihasilkan dari penjualan, perusahaan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 200 setelah dikurangi biaya produksi dan operasional.
2. Margin dan profit apa bedanya?
Profit adalah total keuntungan yang diperoleh setelah mengurangi semua biaya, sedangkan margin adalah persentase keuntungan dari penjualan. Margin menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya dan harga jual, sedangkan profit menunjukkan total keuntungan yang dihasilkan.
3. Berapa persen profit margin yang baik?
Profit margin yang baik umumnya di atas 10%, meskipun angka ini dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis, industri, dan biaya operasional yang terkait. Profit margin yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi lebih besar dalam mengelola biaya dan penjualan.