NPV atau net present value adalah nilai penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan saat mengambil keputusan terkait investasi. Dengan memperhitungkannya, Anda tidak akan terjebak pada investasi yang terlihat menguntungkan di awal, tetapi akhirnya merugi karena faktor-faktor eksternal.
Faktor seperti inflasi, risiko, dan arus kas masa depan harus diperhitungkan agar Anda tahu apakah investasi ini benar-benar menguntungkan atau malah membawa risiko finansial. Tanpa menggunakan rumus NPV, Anda bisa saja membuat keputusan yang berisiko tinggi bagi keuangan perusahaan.
Artikel berikut ini akan menjelaskan secara detail mulai dari konsep, menfaat, rumus dasar, hingga contoh perhitungan NPV yang bisa membantu Anda untuk mempertimbangkan investasi yang lebih menguntungkan.

- Net present value (NPV) adalah sistem perhitungan yang mengukur keuntungan atau kerugian suatu investasi dengan memperhitungkan arus kas masa depan dan biaya awal investasi.
- Perbedaan NPV dan present value (PV) yaitu NPV menghitung nilai arus kas masa depan setelah dikurangi investasi awal, sedangkan PV hanya menghitung nilai uang saat ini.
- Manfaat NPV mencakup menilai kelayakan investasi, mengukur potensi laba/rugi, serta mengidentifikasi risiko keuangan untuk keputusan yang lebih cerdas.
- ScaleOcean adalah software akuntansi yang mendukung perhitungan NPV dan laporan keuangan, memudahkan pengelolaan arus kas dan memastikan keputusan investasi yang tepat.

1. Apa itu Net Present Value?
Net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk yang diharapkan dan nilai sekarang dari arus kas keluar yang diharapkan dalam suatu periode waktu tertentu. NPV digunakan untuk menilai profitabilitas investasi, terutama dalam penilaian investasi.
NPV menggunakan konsep nilai waktu uang, yang menyatakan bahwa nilai uang di masa depan lebih rendah daripada nilai uang saat ini. Hal ini karena adanya inflasi dan potensi pengembalian investasi yang dapat mengurangi daya beli uang di masa depan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan skenario berikut ini. Misalnya, Anda melakukan investasi sebesar Rp1.000.000 hari ini dengan harapan mendapatkan Rp1.200.000 tahun depan. Namun, untuk memperhitungkan inflasi dan risiko, nilai Rp1.200.000 di masa depan mungkin tidak setara dengan nilainya saat ini.
Selain NPV, metrik lain yang sering digunakan adalah IRR. Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang bersih (NPV) dari arus kas investasi sama dengan nol.
Metrik ini memberikan gambaran persentase tingkat pengembalian yang dapat dihasilkan oleh sebuah proyek, bersama dengan metrik sederhana seperti payback period. Dengan menggunakan rumus NPV, Anda dapat menghitung apakah nilai Rp1.200.000 tersebut di masa depan masih menguntungkan jika dibandingkan dengan uang yang Anda keluarkan sekarang.
2. Perbedaan Present Value dan Net Present Value
Selain istilah net present value, dalam tahapan siklus akuntansi perusahaan juga terdapat istilah present value. Present value (PV) diperlukan untuk menghitung nilai saat ini dari sejumlah uang yang akan diterima atau dibayarkan di masa depan, dengan mempertimbangkan tingkat bunga.
Apa yang membedakan keduanya? PV hanya menghitung nilai sekarang dari satu atau lebih arus kas tanpa mengurangkan biaya investasi awal. Dengan kata lain, biaya investasi adalah komponen penting dalam perhitungan NPV untuk mengetahui nilai keuntungan atau kerugian bersih dari investasi.
Jadi, secara sederhana, PV memberikan Anda gambaran nilai sejumlah uang sekarang di masa depan. Sementara NPV cakupannya jauh lebih luas, yaitu melihat apakah total arus kas setelah dikurangi investasi awal, yang dihitung menggunakan discount rate, masih memberikan keuntungan.
3. Manfaat Net Present Value bagi Bisnis
Sebagai nilai penting dalam perusahaan, net present value (NPV) tidak hanya memberikan gambaran nilai uang di masa depan, tetapi juga membantu Anda dalam keputusan investasi secara keseluruhan.
Konsep ini, layaknya fungsi deferred revenue dalam akuntansi yang memberikan gambaran penangguhan pendapatan untuk analisis keuangan, sama-sama berperan dalam menilai kondisi finansial secara strategis. Berikut manfaat perhitungan NPV bagi bisnis:
a. Menghitung Waktu NIlai Uang
NPV memungkinkan perusahaan untuk menghitung bagaimana nilai uang di masa depan berbeda dengan nilai saat ini. Ini memberi gambaran lebih jelas tentang potensi pengembalian dari suatu investasi dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan investasi tersebut.
b. Menghindari Risiko
Dengan perhitungan NPV, perusahaan dapat menilai potensi risiko dari investasi yang dilakukan. NPV membantu mengidentifikasi apakah pengembalian investasi di masa depan cukup besar untuk menutupi risiko yang mungkin terjadi selama jangka waktu investasi.
c. Membandingkan Investasi
NPV juga berguna dalam membandingkan beberapa opsi investasi. Dengan menggunakan jenis laporan keuangan yang disesuaikan dengan NPV, perusahaan dapat memilih investasi yang memberikan nilai terbesar bagi perusahaan dalam jangka panjang.
d. Mengukur Keberhasilan Investasi
NPV digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu investasi dengan menghitung selisih antara aliran kas masuk dan biaya investasi yang dikeluarkan. Jika NPV positif, investasi tersebut menguntungkan, sedangkan jika negatif, dapat mengindikasikan kerugian finansial.
4. Cara Kerja Net Present Value
Net Present Value (NPV) bekerja dengan cara menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan saat ini. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk menilai apakah suatu investasi layak atau tidak, dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan.
a. Menghitung Nilai Sekarang (Present Value)
Langkah pertama dalam perhitungan NPV adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tingkat diskonto yang mencerminkan tingkat pengembalian minimum yang dapat dicapai, biaya modal, atau tingkat suku bunga yang relevan.
Proses ini menyesuaikan nilai arus kas masa depan untuk mencerminkan nilai uang saat ini. Nilai sekarang dari setiap arus kas dihitung untuk memastikan bahwa nilai uang yang diterima di masa depan lebih rendah dibandingkan dengan nilai uang saat ini.
b. Menghitung Selisih
Setelah menghitung nilai sekarang dari arus kas masuk dan keluar, langkah selanjutnya adalah menghitung selisihnya. Nilai sekarang dari semua arus kas masuk dijumlahkan, kemudian dikurangi dengan nilai sekarang dari semua arus kas keluar, termasuk investasi awal.
Hasil selisih ini menentukan apakah proyek atau investasi tersebut akan menguntungkan atau tidak. Jika selisih tersebut positif (NPV positif), berarti investasi tersebut berpotensi menguntungkan, sedangkan jika negatif (NPV negatif), proyek tersebut tidak menguntungkan secara finansial.

5. Rumus NPV (Net Present Value)
Setelah mengetahui secara konsep dan manfaatnya, kini Anda perlu tahu bagaimana rumus NPV secara umum. Sekaligus mengetahui apa saja komponen penting yang dipertimbangkan dalam perhitungan NPV.
NPV = ∑ (Ct / (1 + r)^t) – C0
Rumus NPV terdiri dari empat komponen utama. Di antaranya adalah:
- Arus kas masa depan: Estimasi pendapatan bersih yang dihasilkan oleh proyek atau investasi di masa depan.
- Investasi awal: Merupakan jumlah uang yang harus dibayar pada awal untuk memulai investasi.
- Tingkat diskonto: Tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Digunakan untuk mengurangi nilai arus kas masa depan ke nilai saat ini.
- Periode waktu: Jumlah periode (biasanya dalam tahun) yang digunakan untuk menghitung arus kas masa depan.
Berbagai jenis software akuntansi umumnya telah mendukung rumus NPV di atas. Dari rumus tersebut, ketika NPV bernilai positif, maka investasi diperkirakan akan menguntungkan. Sebaliknya, jika NPV negatif, kemungkinan investasi tersebut akan merugi.
6. Contoh Perhitungan Net Present Value
Misalkan Anda memiliki bisnis manufaktur yang memproduksi komponen logam untuk industri otomotif. Saat ini, Anda menggunakan mesin press manual yang memerlukan banyak tenaga kerja dan waktu.
Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi, Anda mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam mesin press otomatis. Dari data investasi, diketahui bahwa biaya pembelian mesin press otomatis senilai Rp150 juta.
Kemudian estimasi peningkatan keuntungan bersih setelah pengurangan biaya karena efisiensi produksi sebesar Rp40 juta per tahun. Diperkirakan umur ekonomis mesin tersebut adalah 5 tahun dengan tingkat diskonto yaitu 8%. Pertama hitung nilai aliran kas di tiap periode. Dalam kasus ini tiap tahun.
Selanjutnya, hitung total nilai sekarang dari aliran kas untuk 5 tahun. Diperoleh sebesar Rp159,75 juta. Dari sini Anda sudah bisa menghitung rumus NPV, yaitu:
Apa kesimpulannya? Dengan NPV sebesar Rp9,75 juta, investasi dalam mesin press otomatis akan memberikan Anda keuntungan ekstra sebesar Rp9,75 juta di atas biaya investasi selama 5 tahun dengan tingkat diskon sebesar 8%. Jadi, menurut hasil analisis NPV, investasi tersebut layak dilakukan.
Perhitungan rumus NPV bisa dilakukan otomatis jika Anda menggunakan software ERP finance terintegrasi di perusahaan. Sistem ini dapat dapat menghitung arus kas masuk dan keluar secara otomatis, mendiskontokan nilai masa depan, serta menyajikan nilai bersih sekarang (NPV) secara akurat tanpa perhitungan manual.
7. Perbedaan NPV dengan Payback Period dan IRR
Net present value (NPV), payback period, dan internal rate of return (IRR) adalah tiga metode yang umum digunakan untuk menilai kelayakan investasi. Meskipun ketiganya digunakan untuk mengevaluasi proyek, mereka memiliki pendekatan yang berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara NPV, Payback Period, dan IRR:
a. NPV vs. Payback Period
Net present value menghitung selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan keluar dari investasi untuk menilai profitabilitas proyek. NPV menganggap nilai waktu uang, yang berarti memperhitungkan inflasi dan potensi pengembalian investasi di masa depan.
Namun, salah satu kelemahan NPV adalah tidak menunjukkan seberapa efisien investasi tersebut dalam memanfaatkan dana yang terbatas. Sementara itu, Payback Period adalah metode yang lebih sederhana untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal.
Meskipun mudah dihitung, Payback Period tidak memperhitungkan nilai waktu uang, yang dapat membuatnya kurang akurat untuk investasi jangka panjang. Selain itu, Payback Period hanya menghitung waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal dan tidak mempertimbangkan pengembalian setelahnya.
b. NPV vs. IRR
Internal rate of return (IRR) mengukur tingkat pengembalian suatu proyek dengan cara mencari tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR sering digunakan untuk membandingkan proyek-proyek dengan jangka waktu yang berbeda berdasarkan tingkat pengembalian yang diproyeksikan.
Namun, IRR tidak mempertimbangkan seberapa lama pengembalian itu dapat diterima, yang dapat membuatnya kurang tepat bila dibandingkan dengan NPV yang mengukur pengembalian dalam konteks nilai waktu uang. Contohnya, IRR bisa digunakan untuk membandingkan proyek tiga tahun dengan proyek sepuluh tahun.
Meskipun IRR memberikan informasi tentang tingkat pengembalian, ia tidak menjelaskan secara jelas bahwa pengembalian untuk proyek tiga tahun hanya berlaku selama tiga tahun dan mungkin tidak tercapai setelah investasi tersebut dicairkan kembali. Oleh karena itu, NPV sering dianggap lebih lengkap karena memperhitungkan nilai waktu uang dan durasi investasi secara keseluruhan.
8. Permudah Kelola Keuangan Perusahaan dengan Software Akuntansi ScaleOcean
ScaleOcean, rekomendasi software akuntansi terbaik Indonesia ini, menawarkan demo gratis agar Anda tahu bagaimana sistem ini mampu menyimpan catatan transaksi bisnis, pendapatan, dan biaya secara terperinci. Dengan demikian, Anda bisa memperkirakan NPV dan arus kas masa depan secara lebih akurat.
Laporan keuangan yang dihasilkan melalui software akuntansi ScaleOcean, seperti laporan laba rugi dan laporan arus kas, juga memberikan gambaran jelas mengenai kinerja keuangan perusahaan Anda. Kondisi keuangan saat ini dapat secara real-time Anda pantau melalui satu sistem terpadu.
Baca juga: Chart of Account: Pengertian, Klasifikasi, dan Jenisnya dalam Akuntansi
9. Kesimpulan
Net present value NPV adalah metode penting dalam menilai kelayakan investasi dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan. Dengan memahaminya, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional. Tapi ternyata perhitungan rumus NPV yang akurat memerlukan data keuangan yang tepat dan terstruktur, yang sulit dilakukan secara manual.
Untuk memudahkan proses ini, penggunaan software akuntansi ScaleOcean adalah solusi yang tepat. Dengan fitur-fitur canggihnya, ScaleOcean ERP siap membantu bisnis Anda mengambil keputusan finansial dengan lebih efisien dan tepat. Coba demo gratis-nya sekarang dan rasakan manfaatnya bagi bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa itu net present value (NPV)?
Net present value (NPV) adalah salah satu metode terpenting dalam penganggaran modal (capital budgeting) yang digunakan untuk mengevaluasi potensi profitabilitas suatu proyek atau investasi. NPV mengukur selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk yang diharapkan di masa depan dengan nilai sekarang dari arus kas keluar awal yang dibutuhkan. Intinya, NPV mengukur nilai uang di masa depan dalam nilai saat ini dengan memperhitungkan nilai waktu uang (time value of money).
2. Bagaimana perlakuan prive dalam jurnal dan laporan keuangan?
Pada dasarnya, NPV dihitung dengan menjumlahkan Nilai Sekarang dari semua Arus Kas Masuk dan menguranginya dengan Nilai Sekarang dari semua Arus Kas Keluar (termasuk investasi awal).
Rumus Sederhana NPV:
NPV = Total Nilai Sekarang (Arus Kas Masuk) − Total Nilai Sekarang (Arus Kas Keluar)
Untuk menghitung Nilai Sekarang (Present Value) dari satu arus kas di masa depan, gunakan rumus diskonto berikut:
Nilai Sekarang = Arus Kas Masa Depan / (1+Tingkat Diskon) Tahun
3. Bagaimana cara menginterpretasi hasil NPV?
Keputusan investasi didasarkan pada nilai NPV yang dihasilkan:
1. NPV Positif (> 0): Proyek tersebut dianggap menguntungkan dan harus diterima. Ini berarti proyek akan meningkatkan kekayaan bersih perusahaan.
2. NPV Nol (= 0): Proyek hanya mencapai titik impas (break-even) setelah memperhitungkan biaya modal.
3. NPV Negatif (< 0): Proyek tersebut tidak menguntungkan dan sebaiknya ditolak.
4. NPV adalah yang terbaik karena secara langsung menunjukkan berapa banyak nilai (dalam Rupiah) yang ditambahkan proyek tersebut ke perusahaan hari ini.