Anda mungkin sering mendengar istilah mark up saat berbicara tentang penetapan harga, tetapi apakah Anda benar-benar memahami apa tujuan dilakukannya markup harga dan bagaimana menghitungnya?
Markup adalah selisih antara biaya produksi dan harga jual produk, ditambahkan untuk menghasilkan keuntungan. Strategi markup pricing digunakan untuk menetapkan harga jual yang menguntungkan tanpa membuat produk terlalu mahal bagi konsumen.
Bisnis harus memahami rumus dan teknik perhitungan markup agar dapat menetapkan harga jual yang efektif, yang membantu bisnis untuk mempertahankan profitabilitas dan tetap kompetitif di pasar.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang markup harga, termasuk metode yang digunakan, cara menghitungnya, serta memberikan contoh markup untuk memudahkan pemahaman.

- Markup adalah jumlah yang ditambahkan pada biaya produk atau jasa untuk menentukan harga jual, serta mencapai target keuntungan yang diinginkan.
- Metode menetapkan harga mark up meliputi: pemantauan harga kompetitor, penentuan target penjualan, penghitungan biaya operasional, dan tujuan keberlangsungan bisnis.
- Manfaat mark up bagi bisnis adalah meningkatkan keuntungan, mempermudah penetapan harga, konsistensi, fleksibilitas penyesuaian, dan menjaga persaingan sehat di pasar.
- Rumus markup adalah ([Harga Jual – Harga Pokok] / Harga Pokok) x 100%, digunakan untuk menghitung persentase keuntungan.
- Software Akuntansi ScaleOcean dapat mempermudah perhitungan markup dengan otomatisasi, data terintegrasi, dan laporan real-time untuk akurasi harga.

Pengertian Mark Up Harga
Mark up adalah sebuah jumlah atau angka yang ditambahkan kepada biaya suatu produk atau jasa untuk menentukan harga jualnya, serta juga mencapai target penjualan dan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Harga akhir yang ditetapkan sangat penting karena akan menjadi patokan kinerja bisnis.
Perusahaan dapat menutupi biaya operasional dan menghasilkan keuntungan dengan menetapkan markup. Mark up biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase yang ditambahkan pada harga pokok, sehingga memudahkan penjual untuk menetapkan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.
Baca juga: Chart of Account: Pengertian, Klasifikasi, dan Strukturnya dalam Akuntansi
Metode dalam Menetapkan Harga Mark Up
Sebelum menetapkan harga mark up, perusahaan perlu mempertimbangkan kompetitor, target penjualan, biaya operasional, dan tujuan bisnis. Hal ini memastikan harga tetap kompetitif sekaligus mendukung profitabilitas dan pertumbuhan jangka panjang. Berikut adalah metode penetapan harganya:
1. Memantau Harga Jual Kompetitor
Dengan memantau harga produk serupa kompetitor, perusahaan dapat menyesuaikan harga jual agar tetap kompetitif, menarik pelanggan, dan meningkatkan peluang penjualan tanpa mengorbankan margin keuntungan.
2. Menentukan Target Penjualan
Menetapkan target penjualan membantu menentukan besaran mark up yang realistis. Harga yang disesuaikan dengan target penjualan memastikan pendapatan mencukupi untuk mencapai sasaran bisnis dan pertumbuhan perusahaan.
Untuk mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai target tersebut, Anda juga dapat mengukur net profit margin, yang memberikan gambaran tentang laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah semua biaya dikeluarkan.
3. Menghitung Biaya Operasional yang Diperlukan
Perhitungan semua biaya operasional, termasuk produksi, distribusi, dan pemasaran, penting agar mark up menutupi pengeluaran. Hal ini memastikan harga jual dapat mendukung kelangsungan bisnis tanpa menimbulkan kerugian.
4. Menentukan Tujuan Keberlangsungan
Harga jual harus disesuaikan dengan tujuan jangka panjang perusahaan, seperti pertumbuhan pasar atau stabilitas finansial. Penetapan harga naik yang tepat membantu menjaga keberlangsungan bisnis sekaligus mencapai target strategis.
Manfaat Metode Mark Up Harga untuk Perusahaan
Banyak bisnis yang menggunakan metode mark up harga untuk menentukan harga jual produk mereka. Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dengan menggunakan metode ini.
1. Meningkatkan Keuntungan
Salah satu manfaat utama dari metode markup harga adalah kemampuannya untuk membantu perusahaan mencapai target keuntungan. Dengan menentukan markup yang sesuai, bisnis dapat memastikan bahwa setiap produk yang dijual akan menciptakan margin keuntungan yang memadai.
2. Memudahkan Penetapan Harga
Metode ini juga menawarkan kepastian dalam proses penetapan harga. Dengan menambahkan markup pada biaya produksi, perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat dengan cepat tanpa perlu melakukan perhitungan yang rumit.
3. Konsistensi dalam Penentuan Harga
Markup memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menyesuaikan harga jual sesuai dengan kondisi pasar atau perubahan biaya produksi. Ini dapat membantu perusahaan untuk tetap kompetitif di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Untuk memastikan harga yang wajar antar anak perusahaan, perusahaan juga perlu memperhatikan transfer pricing, yang mengatur harga jual antar entitas perusahaan untuk menghindari masalah pajak atau peraturan yang tidak diinginkan.
4. Fleksibilitas dalam Penyesuaian Harga
Metode markup dapat digunakan perusahaan untuk mempertahankan harga yang konsisten untuk berbagai produk. Konsekuensi ini sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan dan menjaga strategi harga yang stabil.
Untuk mengevaluasi efektivitas strategi harga, Anda juga dapat melakukan perhtungan rasio profitabilitas, yang memberikan wawasan tentang seberapa menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan laba dari pendapatan yang diperoleh.
5. Menjaga Persaingan yang Sehat di Pasar
Metode markup harga membantu menjaga keseimbangan dalam persaingan pasar. Perusahaan dapat bersaing secara sehat tanpa terlibat dalam perang harga yang merugikan semua pihak dengan menetapkan harga berdasarkan persentase markup yang adil.
Selain itu, perusahaan juga bisa mengambil keputusan jangka panjang dengan mempertimbangkan capital budgeting yang dapat membantu dalam perencanaan investasi besar dan alokasi sumber daya secara efektif.
Baca juga: 18 Aplikasi Pembukuan Terbaik untuk Perusahaan di Indonesia 2025
Konsep Penetapan Harga Lainnya
Selain metode markup, terdapat berbagai pendekatan lain yang dapat membantu perusahaan menyesuaikan harga dengan kebutuhan dan kondisi pasar yang terus berubah.
Berikut adalah beberapa metode penetapan harga yang sering digunakan oleh perusahaan.
1. Harga Pokok Penjualan
Metode penetapan Harga Pokok Penjualan HPP fokus pada penentuan harga jual berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan mengirimkan produk kepada konsumen. HPP ditentukan dengan menghitung semua biaya, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, serta menambahkan margin keuntungan yang diinginkan.
2. Break-Even Point
Metode break-even point (BEP) digunakan untuk menentukan harga di mana perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan, melainkan hanya menutupi semua biaya tetap dan variabel.
Harga ini dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit, sehingga perusahaan tahu berapa banyak unit yang perlu dijual untuk mencapai titik impas.
3. Cost-Plus Pricing
Dalam metode cost–plus pricing, perusahaan menambahkan persentase atau nilai keuntungan di atas total biaya produksi dan operasional. Seperti dengan markup, tetapi fokusnya lebih pada keseluruhan rasio biaya operasional yang dikeluarkan, bukan hanya harga pokok barang.
Rumus dan Contoh Perhitungan Mark Up
Untuk menghitung mark up harga, Anda hanya perlu mengaplikasikan rumus yang sangat sederhana. Markup dihitung berdasarkan persentase yang ditambahkan ke harga pokok suatu produk. Berikut adalah rumus umumnya.
Atau:
Rumus Mark up Harga = Harga Pokok x (1 + Persentase Mark up) / 100 atau dengan Mark up Harga = Harga Pokok x (Harga Pokok + Persentase Mark up) / 100 dapat digunakan berdasarkan penjelasan berikut:
- Tentukan harga pokok (cost) dari produk, yaitu total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau mendapatkan produk tersebut.
- Tentukan persentase markup yang ingin ditambahkan pada harga pokok.
- Gunakan rumus di atas untuk menghitung harga jual produk setelah markup.
- Hasilnya adalah harga jual produk yang sudah ditambahkan markup.
Contoh Perhitungan Mark Up Harga
Misalkan sebuah perusahaan memiliki biaya pokok produk sebesar Rp500.000, dan mereka ingin menetapkan markup sebesar 30%. Untuk menghitung harga jual produk setelah markup.
Jadi, harga jual produk dengan markup sebesar 30% dari harga pokok Rp500.000 adalah Rp650.000.
Menghitung markup harga produk atau jasa sangatlah penting bagi perusahaan untuk menentukan margin keuntungan. Tetapi proses manual ini sering memakan waktu dan rentan kesalahan.
Anda bisa memanfaatkan Software Akuntansi ScaleOcean yang memberikan solusi untuk mempermudah perhitungan markup dengan fitur otomatisasi, integrasi data dari modul inventory dan pelaporan, serta laporan real-time yang akurat.
ScaleOcaen juga dapat menentukan harga secara efisien sambil mempertimbangkan biaya dan tren pasar. Ingin mengetahui bagaimana ScaleOcean membantu bisnis Anda meningkatkan akurasi harga?
Coba konsultasi dan demo gratis kami dapatkan solusi komprehensif dan dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan spesifik Anda!

Perbedaan antara Mark Up dan Margin Kotor
Markup dan margin kotor sering kali dianggap serupa. Akan tetapi, keduanya memiliki konsep yang berbeda dalam penetapan harga dan pengukuran keuntungan. Markup adalah persentase yang ditambahkan ke biaya pokok produk untuk menentukan harga jualnya.
Dengan kata lain, markup menunjukkan berapa banyak harga jual melebihi biaya produksi. Sebagai contoh, jika suatu produk memiliki biaya produksi Rp100.000 dan dijual dengan harga Rp150.000, markup-nya adalah 50%.
Sementara itu, margin kotor adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk, dihitung berdasarkan selisih antara harga jual dan biaya produksi, dibagi dengan harga jual.
Margin kotor lebih berfokus pada seberapa besar bagian dari harga jual yang merupakan keuntungan. Menggunakan contoh yang sama, dengan harga jual Rp150.000 dan biaya produksi Rp100.000, margin kotor adalah 33,3%.
Perbedaan antara Mark Up dan Mark Down
Markup dan mark down adalah dua konsep yang berlawanan dalam strategi penetapan harga, yang digunakan untuk tujuan yang berbeda. Markup adalah penambahan persentase pada harga pokok suatu produk untuk menentukan harga jualnya.
Tujuannya dari markup adalah agar perusahaan memperoleh keuntungan dari setiap penjualan dengan menetapkan harga jual di atas biaya produksi atau pembelian. Misalnya, jika sebuah produk memiliki biaya produksi Rp100.000 dan dijual dengan markup 50%, maka harga jualnya menjadi Rp150.000.
Sebaliknya, markdown adalah pengurangan persentase dari harga jual awal produk, biasanya dilakukan untuk meningkatkan angka penjualan, mengurangi stok, atau menarik minat konsumen.
Markdown sering digunakan saat produk mengalami penurunan permintaan, ada perubahan tren, atau pada periode diskon tertentu. Contohnya, jika sebuah produk awalnya dijual dengan harga Rp150.000 dan dikenakan markdown sebesar 20%, maka harga jualnya akan diturunkan menjadi Rp120.000.
Kesimpulan
Memahami konsep markup harga adalah langkah penting bagi setiap bisnis untuk membuat strategi penetapan harga yang tepat dan menguntungkan. Markup pricing tidak hanya membantu dalam menentukan harga jual, tetapi juga menjaga keseimbangan antara keuntungan dan daya saing di pasar.
Namun, perhitungan mark-up yang akurat memerlukan data yang tepat dan sistem yang efisien. Software Akuntansi ScaleOcean hadir sebagai solusi terbaik untuk membantu perusahaan mengelola proses mark-up dengan mudah.
Dengan fitur pelaporan keuangan yang terintegrasi, manajemen inventaris yang real-time, dan analisis margin yang mendalam, ScaleOcean memungkinkan Anda untuk membuat keputusan harga yang lebih tepat dan mengoptimalkan keuntungan.
Implementasi software ScaleOcean dapat memudahkan Anda dalam meningkatkan kontrol atas margin keuntungan dan memperkuat posisi pasar produk Anda. Segera lakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim profesional untuk sesuaikan sistem berdasarkan spesifikasi bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa itu Mark Up?
Mark up, atau mark-up, adalah jumlah uang yang ditambahkan ke harga pokok suatu produk untuk menentukan harga jualnya. Jumlah ini biasanya dinyatakan dalam persentase. Tujuan utama mark up adalah untuk menutup semua biaya operasional (sewa, gaji, pemasaran, dll.) dan menghasilkan laba bagi perusahaan.
2. Bagaimana cara menghitung Mark Up?
Mark up dihitung dengan membagi selisih antara harga jual dan harga pokok dengan harga pokok produk tersebut.
Mark Up = (Harga Jual−Harga Pokok) / Harga Pokok
Contoh: Jika Anda membeli produk seharga Rp 50.000 dan menjualnya seharga Rp 75.000.
Mark Up = (Rp 75.000−Rp 50.000) / Rp 50.000 = Rp 50.000 / Rp 25.000 = 0,5 atau 50%
Artinya, Anda menambahkan 50% dari harga pokok sebagai keuntungan.
3. Apa perbedaan antara Mark Up dan Profit Margin?
Meskipun keduanya terkait dengan profitabilitas, perbedaan utamanya terletak pada dasar perhitungannya:
1. Mark Up dihitung berdasarkan harga pokok (cost). Mark up adalah strategi penetapan harga yang berfokus pada biaya.
2. Profit Margin (Marjin Laba) dihitung berdasarkan harga jual (revenue). Marjin laba adalah metrik kinerja yang mengukur persentase keuntungan dari setiap rupiah penjualan.