Break Even Point (BEP): Pengertian, Rumus, & Cara Hitung

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Pernahkah Anda merasa bingung tentang berapa banyak produk yang harus dijual agar bisnis Anda tidak merugi? Mengetahui Break Even Point (BEP) bisa jadi solusi untuk masalah ini. Dengan memahami titik impas, Anda bisa menentukan volume penjualan yang tepat, menghindari kerugian, dan merancang strategi yang lebih menguntungkan.

Break Even Point (BEP) atau Titik Impas adalah konsep penting dalam dunia bisnis yang membantu perusahaan memahami titik di mana pendapatan yang dihasilkan sama dengan total biaya yang dikeluarkan.

Pada titik ini, perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Mengetahui BEP memungkinkan bisnis untuk merencanakan strategi harga, volume penjualan, dan biaya yang efektif untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

Di sini akan dibahas mengenai pengertian, cara perhitungan, strategi pengelolaan, serta tujuan dan manfaatnya bagi bisnis. Pahami selengkapnya di sini!

starsKey Takeaways
  • Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan perusahaan setara dengan biaya yang dikeluarkan, tanpa untung atau rugi.
  • Komponen utama Break Even Point (BEP) meliputi biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual yang menentukan titik impas bisnis.
  • Rumus Break Even Point (BEP) dapat dihitung dengan 2 metode, yaitu: [1] BEP dalam unit = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit). [2] BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel / Harga Jual))
  • Software Akuntansi ScaleOcean menjadi solusi efektif yang mengotomatisasi perhitungan BEP, memberikan wawasan yang lebih akurat, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Dapatkan Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah jumlah penjualan di mana pendapatan total sama dengan total biaya (biaya tetap dan variabel), sehingga perusahaan tidak meraih keuntungan atau kerugian, tetapi berada dalam posisi impas. BEP biasanya dihitung berdasarkan jumlah unit yang terjual atau total pendapatan.

Analisis BEP membantu bisnis menentukan volume penjualan minimum yang diperlukan untuk menghindari kerugian dan membuat keputusan strategis mengenai harga, biaya, serta target penjualan untuk mencapai keuntungan. Hasil analisis tersebut kemudian akan menjadi salah satu patokan dari proyeksi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan sebuah proyek.

Komponen Perhitungan Break Even Point

Komponen Perhitungan Break Even Point

Break Even Point (BEP) terdiri dari beberapa komponen utama yang mempengaruhi perhitungannya. Komponen-komponen tersebut meliputi biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual per unit produk.

Memahami masing-masing komponen ini sangat penting untuk menghitung BEP dengan akurat, karena perubahan dalam salah satu elemen dapat memengaruhi tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Berikut tiga komponen utama break even point yang penting untuk perhitungan, diantaranya:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost / FC)

Biaya tetap adalah pengeluaran yang tidak terpengaruh oleh perubahan dalam volume produksi atau penjualan. Ini mencakup biaya-biaya yang harus dibayar secara konsisten setiap periode, seperti biaya sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan pembayaran asuransi.

Meskipun perusahaan meningkatkan atau menurunkan produksinya, biaya tetap ini tetap sama dan harus dipenuhi agar operasional perusahaan tetap berjalan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost / VC)

Variabel cost berfluktuasi sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Biaya ini akan meningkat seiring bertambahnya jumlah unit yang diproduksi atau dijual dan berkurang jika produksi atau penjualan menurun. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah tenaga kerja per unit, dan biaya energi yang digunakan dalam proses produksi.

Memahami biaya variabel membantu perusahaan mengelola pengeluaran secara lebih fleksibel dan efisien. maka dari itu, penting bagi pihak berwenang untuk menghitung rumus anggaran penghasilan dengan benar untuk menyusun rencana keuangan yang lebih optimal untuk setiap periode.

3. Harga Jual per Unit (Selling Price / P)

Harga jual per unit adalah jumlah uang yang diterima perusahaan dari pelanggan untuk setiap unit produk atau jasa yang dijual. Selling price ini sangat penting dalam perhitungan BEP karena menentukan seberapa banyak unit yang harus dijual untuk menutupi biaya tetap dan variabel.

Menggunakan rumus harga jual per unit dan menetapkannya dengan tepat dapat membantu perusahaan untuk mencapai profitabilitas dengan memastikan pendapatan mencukupi untuk menutupi semua biaya yang ada.

Rumus Break Even Point

Menghitung Break Even Point (BEP) adalah langkah penting bagi setiap bisnis untuk mengetahui titik di mana pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Dengan menghitung BEP, perusahaan dapat menentukan jumlah unit yang perlu dijual atau pendapatan yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian.

Dalam perhitungan BEP, terdapat dua metode yang umum digunakan, yaitu BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah, yang masing-masing memberikan wawasan berbeda tentang kondisi keuangan perusahaan.

1. BEP (Break Even Point) dalam Unit

BEP dalam unit menghitung jumlah produk yang perlu dijual agar perusahaan mencapai titik impas, yaitu tidak merugi dan tidak menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungannya adalah:

BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Dengan rumus ini, perusahaan dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus dijual untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin tinggi biaya variabel atau semakin rendah harga jual per unit, semakin banyak unit yang harus dijual untuk mencapai BEP.

2. BEP dalam Rupiah

BEP dalam rupiah mengukur jumlah pendapatan yang perlu dicapai untuk mencapai titik impas. Rumusnya adalah:

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel / Harga Jual))

Rumus ini menghitung berapa banyak pendapatan yang harus diperoleh untuk menutupi seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang terkait dengan produk. Semakin besar proporsi biaya variabel terhadap harga jual, semakin besar pendapatan yang perlu dihasilkan untuk mencapai BEP.

Contoh Perhitungan Break Even Point (BEP)

Mari kita lihat contoh sederhana untuk lebih memahami cara menghitung BEP (Break-Even Point) dan bagaimana hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.

Misalnya, sebuah perusahaan yang memproduksi tas laptop berencana meluncurkan seri baru dan ingin mengetahui jumlah tas yang perlu dijual untuk mencapai titik impas. Mari kita periksa biaya yang terlibat dalam perusahaan tas ini.

Biaya tetap bulanan (seperti sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan lainnya) adalah Rp 100.000.000. Sementara itu, biaya variabel per tas adalah Rp 300.000, yang mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan lain-lain. Harga jual per tas adalah Rp 500.000.

Untuk menghitung Break Even Point (BEP), kita dapat menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan menghitung kontribusi margin per unit. Setelah kontribusi margin ditemukan, BEP unit dapat dihitung dengan membagi biaya tetap dengan kontribusi margin per unit.

Contoh hitung BEP produksi

Berdasarkan cara menghitung break even point di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu menjual setidaknya 500 tas dari seri baru setiap bulannya untuk mencapai titik impas.

Angka ini sangat penting bagi perusahaan karena digunakan untuk merencanakan strategi pemasaran dan kapasitas produksi, serta memastikan bahwa perusahaan bisa mencapai target penjualan agar tidak mengalami kerugian.

Dalam praktiknya, cara menghitung BEP dan memastikan data yang diinput akurat bukanlah hal yang mudah. Ada banyak aspek manajemen keuangan yang harus Anda perhatikan dan rentan human error jika dilakukan secara manual. Di sinilah software akuntansi berperan penting.

Dengan menggunakan software akuntansi ScaleOcean, proses penghitungan BEP menjadi jauh lebih efisien dan akurat. Software ini mampu menghitung biaya tetap, biaya variabel, dan mengelola laporan keuangan secara otomatis.

ScaleOcean juga dapat memantau kinerja keuangan bisnis secara real-time sehingga memudahkan pengambilan keputusan strategis. Tidak hanya dapat menghitung titik impas, software akuntansi juga efektif untuk mengelola aspek keuangan lain seperti arus kas, penggajian, dan pajak.

Anda bisa melakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim terbaik dari ScaleOcean untuk menyesuaikan sistem sesuai kebutuhan spesifik bisnis Anda.

ERP

Tujuan Perhitungan Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah alat yang sangat berguna bagi perusahaan dalam mencapai kestabilan finansial. Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi terkait dengan operasional dan strategi bisnis. Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat utama dari menghitung BEP.

1. Perencanaan Keuangan

BEP membantu dalam perencanaan keuangan dengan memberikan gambaran yang jelas tentang berapa banyak unit produk yang harus dijual untuk menutupi biaya tetap dan variabel.

Perhitungan BEP yang akurat memungkinkan perusahaan untuk merencanakan penjualan, produksi, dan pengeluaran biaya operasional dengan lebih efektif, menghindari kerugian, dan memastikan arus kas tetap stabil.

2. Pengambilan Keputusan

Dengan mengetahui BEP, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai harga jual, pengendalian biaya, dan pengaturan margin keuntungan. BEP juga memberikan dasar yang kuat untuk menetapkan target penjualan yang realistis dan mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk meningkatkan profitabilitas.

3. Evaluasi Bisnis

Perhitungan break even point juga memungkinkan perusahaan untuk menilai kelayakan produk atau proyek baru dengan menghitung batas minimum penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas.

Analisis ini sering digunakan bersama dengan metode seperti capital budgeting
untuk memastikan keputusan investasi lebih tepat. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari investasi pada produk atau proyek yang tidak berpotensi menghasilkan keuntungan dan fokus pada peluang yang lebih menguntungkan.

Menurut artikel dari Investopedia, BEP penting dalam konteks investasi karena menandai titik ketika sebuah investasi seperti saham, opsi, atau properti telah menutup seluruh biaya awal dan biaya terkait, sehingga investor dapat mulai memperoleh keuntungan.

4. Pengembangan Bisnis

BEP juga memberikan wawasan penting tentang bagaimana perubahan dalam volume penjualan dapat mempengaruhi profitabilitas. Dengan memahami pengaruh tersebut, perusahaan dapat merencanakan strategi pengembangan bisnis yang lebih baik, seperti ekspansi pasar atau diversifikasi produk, untuk memaksimalkan keuntungan.

5. Penentuan Harga Jual yang Tepat

BEP juga membantu bisnis dalam menetapkan harga jual produk atau layanan. Dengan memahami total biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang tidak hanya menutup semua biaya produksi tetapi juga memberikan margin keuntungan. 

Dilansir dari Forbes, memahami Break-Even Point (BEP) penting agar pemilik bisnis tahu kapan pendapatan menutup seluruh biaya dan mulai menghasilkan laba. BEP menjadi acuan menentukan harga, target penjualan, dan strategi efisiensi, sehingga keputusan bisnis dapat berbasis data dan risiko kerugian bisa diminimalkan.

6. Pengukuran Tingkat Risiko Bisnis

Dengan menganalisis nilai ini, Anda juga dapat memahami risiko yang ada ketika mengambil keputusan. Jika BEP tinggi, maka Anda harus mencapai volume penjualan yang besar untuk mencapainya. Artinya, bisnis lebih rentan terhadap fluktuasi pasar atau penurunan permintaan.

Sebaliknya, ketika nilai break even point rendah maka lebih mudah untuk mencapainya, sehingga risiko yang dihadapi juga relatif lebih kecil. Dengan demikian, Anda lebih hati-hati untuk mengambil keputusan.

7. Efisiensi Biaya

Pengelolaan efektif BEP adalah hal penting yang akan menghasilkan keuntungan signifikan bagi perusahaan, salah satunya menghasilkan efisiensi biaya secara optimal. Pemahaman BEP akan membantu Anda mengidentifikasi area mana yang membutuhkan penghematan biaya, tanpa mengorbankan kualitas produk.

Anda juga bisa meninjau kembali biaya produksi yang Anda gunakan untuk menemukan efisiensi dalam pengelolaannya. Analisis BEP yang penting dilakukan ini akan mendorong perusahaan untuk terus mencari inovasi dan perbaikan proses yang dapat mengurangi biaya variabel, maupun biaya tetap.

8. Pengelolaan Sumber Daya Lebih Baik

Manfaat selanjutnya dari BEP adalah dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien. Sederhananya pemahaman BEP akan membantu Anda mengoptimalkan penggunaan mesin, bahan baku, dan tenaga kerja, sehingga dapat meminimalkan pemborosan dan meningkatkan produktivitas.

Strategi Optimalkan Break Even Point

Strategi Optimalkan Break Even Point

Mengoptimalkan Break Even Point (BEP) adalah langkah penting untuk memastikan bisnis tetap efisien dan menguntungkan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat menurunkan BEP, memungkinkan mereka untuk mencapai titik impas lebih cepat dan mulai meraih keuntungan lebih awal.

Berikut beberapa tips strategi yang bisa Anda lakukan dalam mengoptimalkan pengelolaan dan perhitungan break even point, diantaranya:

1. Menurunkan Biaya Tetap

Pertama, Anda bisa melakukan pengurangan pada biaya tetap seperti sewa gedung, gaji karyawan tetap, atau biaya utilitas seperti air dan listrik. Strateginya dengan renegosiasi kontrak, atau mencari alternatif yang lebih murah.

Dengan menurunkan biaya tetap, titik impas dapat dicapai dengan volume penjualan yang lebih rendah. Cost Volume Profit (CVP) analysis memainkan peran penting dalam menghitung perubahan biaya tetap terhadap titik impas dan membantu manajer dalam mengambil keputusan yang lebih tepat.

2. Mengurangi Biaya Variabel

Strategi berikutnya dengan mengurangi biaya variabel. Tapi, bagaimana caranya untuk tahu mana biaya yang perlu dihemat? Penggunaan software akuntansi terbaik bisa membantu Anda untuk analisis biaya variabel secara akurat.

Sistem ini secara detail dapat melacak komponen biaya variabel yang paling mempengaruhi pengeluaran bisnis. Jadi, Anda tidak harus melihat satu per satu dari transaksi keuangan yang pernah dilakukan perusahaan. Sehingga memudahkan identifikasi area yang bisa dioptimalkan.

Pertimbangkan juga untuk menggunakan teknologi canggih yang mampu mengurangi penggunaan bahan atau energi, sehingga biaya produksi per unit menjadi lebih rendah. Dengan demikian, titik impas secara langsung juga menjadi lebih optimal.

3. Meningkatkan Harga Jual

Strategi peningkatan harga jual juga mempercepat tercapainya BEP, apalagi diikuti dengan rendahnya biaya produksi. Namun, pastikan kenaikan harga ini telah dipertimbangkan secara matang.

Jika pelanggan masih melihat nilai yang tinggi dalam produk atau layanan Anda meskipun harga meningkat, perusahaan akan mendapatkan peningkatan margin keuntungan per unit. Tapi jika sebaliknya, justru Anda akan kehilangan peluang bisnis.

4. Meningkatkan Volume Penjualan

Strategi lain yang efektif adalah meningkatkan volume penjualan. Dengan menjual lebih banyak produk atau layanan, bisnis dapat menutup biaya tetap lebih cepat dan mencapai break even point dalam waktu yang lebih singkat.

Peningkatan volume penjualan dapat dicapai melalui promosi pemasaran yang lebih agresif, perluasan ke pasar baru, atau memperluas distribusi produk melalui saluran penjualan online atau offline.

5. Manajemen Persediaan yang Baik

Manajemen persediaan yang efisien juga bisa diaplikasikan untuk menjaga biaya variabel agar tetap rendah dan menghindari kerugian karena kelebihan atau kekurangan stok. Implementasikan software manajemen persediaan untuk memantau stok secara real-time serta memastikan bahan baku atau produk tersedia tepat waktu.

6. Diversifikasi Pendapatan

Diversifikasi pendapatan melalui pengembangan produk atau layanan baru dapat membantu bisnis mencapai break even point lebih cepat. Dengan memiliki berbagai sumber pendapatan, maka Anda tidak hanya bergantung pada satu produk atau layanan untuk menutup biaya tetap.

Diversifikasi juga sangat berguna untuk mengurangi risiko bisnis saat permintaan pada produk tertentu menurun. Hal ini dikarenakan bisnis memiliki aliran pendapatan dari berbagai lini produk yang berpotensi mendukung pemasukan perusahaan.

Kesimpulan

Break even point BEP adalah nilai penting dalam akuntansi perusahaan karena sebagai acuan menentukan harga jual, perencanaan produksi, hingga keputusan finansial lainnya. Dengan mengetahui niali ini, Anda dapat memahami jumlah minimum penjualan yang diperlukan agar semua biaya, baik tetap maupun variabel dapat terpenuhi.

Namun, cara menghitung BEP dan aspek-aspek keuangan lainnya bisa menjadi rumit jika dilakukan secara manual. Software akuntansi ScaleOcean dapat menjadi solusi terbaik untuk mengotomatisasi perhitungan BEP secara akurat, mengelola biaya tetap dan variabel, serta menghasilkan laporan keuangan real-time.

Lakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim profesional ScaleOcean untuk mengoptimalkan proses ini.

FAQ:

1. Ada 2 macam BEP apa saja?

Ada dua jenis BEP yang umumnya digunakan, yaitu BEP unit dan BEP dalam satuan mata uang. BEP unit dihitung dengan membagi biaya tetap dengan margin kontribusi per unit produk. Sementara BEP satuan mata uang memperhitungkan total pendapatan yang diperlukan untuk menutup semua biaya tetap dan variabel.

2. Apa saja 3 komponen BEP?

Tiga komponen utama dalam perhitungan BEP adalah biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual. Biaya tetap mencakup biaya yang tidak berubah dengan volume produksi. Sementara biaya variabel berubah sesuai jumlah produksi, dan harga jual mempengaruhi berapa banyak unit yang perlu dijual untuk mencapai titik impas.

3. Bagaimana rumus cara menghitung BEP rupiah?

Rumus untuk menghitung BEP dalam rupiah adalah dengan mengalikan BEP unit dengan harga jual per unit. BEP unit sendiri dihitung dengan membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap