Biaya tetap atau fixed cost adalah salah satu tantangan terbesar dalam mengelola keuangan bisnis. Meski produksi dapat berfluktuasi, biaya tetap harus tetap dibayar, mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Biaya tetap mencakup pengeluaran yang tidak bergantung pada volume produksi, seperti sewa, gaji tetap, dan biaya utilitas. Pemahaman yang tepat tentang biaya tetap sangat penting agar bisnis dapat menetapkan harga produk yang menguntungkan dan mengelola margin dengan baik.
Oleh karena itu, artikel ini menjelasakan definisi biaya tetap, sifat-sifatnya, contoh nyata dalam berbagai industri, dan alasan mengapa memahami biaya ini sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Dengan wawasan ini, diharapkan Anda dapat menerapkan strategi pengelolaan biaya yang lebih efektif dalam operasional bisnis.
- Fixed cost adalah pengeluaran yang tetap konstan, meskipun volume produksi atau penjualan bisnis berubah.
- Karakteristik fixed cost meliputi digunakan untuk perencanaan, tidak bergantung pada volume produksi, biaya per unit berubah, pengeluaran berkala, dan wajib dibayar.
- Jenis biaya tetap meliputi biaya diskresi yang stabil, committed fixed cost yang strategis, dan separable fixed cost yang lebih terperinci.
- Software Akuntansi ScaleOcean menyediakan solusi untuk memantau dan mengendalikan biaya tetap secara otomatis dan real-time, memastikan efisiensi operasional berkelanjutan.
1. Apa itu Fixed Cost?
Biaya tetap atau fixed cost adalah pengeluaran bisnis yang jumlahnya tidak berubah meskipun terjadi fluktuasi dalam volume produksi atau penjualan. Contoh biaya tetap mencakup biaya sewa, gaji karyawan tetap, asuransi, dan pajak properti yang harus dibayar terlepas dari aktivitas operasional perusahaan.
Biaya tetap memiliki peran penting dalam perhitungan titik impas (break-even point) dan perencanaan anggaran. Karena sifatnya yang konstan, biaya ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan anggaran dengan lebih akurat dan menjaga kestabilan finansial, bahkan dalam kondisi operasional yang berubah.
Baca juga: E-Budgeting Adalah: Pengertian, Manfaat, serta Kelebihannya
2. Karakteristik Biaya Tetap (Fixed Cost)
Memahami karakteristik biaya tetap akan membantu perusahaan Anda dalam mengelola expense, merencanakan strategi harga, dan juga memprediksi titik impas. Berikut ini adalah beberapa karakteristik utama dari biaya tetap yang perlu dipahami oleh setiap pebisnis.
- Digunakan dalam Perencanaan: Biaya tetap ini penting untuk menentukan titik impas serta merencanakan profitabilitas perusahaan, karena biaya ini memberikan dasar yang stabil dalam perencanaan anggaran.
- Bersifat Kostan: Biaya tetap tidak bergantung pada tingkat produksi atau penjualan, sehingga tetap harus dibayar meskipun produksi berkurang atau terhenti, memastikan keberlanjutan operasional bisnis.
- Biaya Per Unit Berubah: Meskipun total biaya tetap konstan, biaya tetap per unit akan berkurang seiring dengan meningkatnya volume produksi, mencerminkan efisiensi skala ekonomi.
- Pengeluaran Berkala: Biaya tetap dibayar secara berkala, seperti sewa gedung atau biaya lisensi perangkat lunak, biasanya dibayar secara bulanan atau tahunan.
- Wajib Dibayar: Biaya tetap harus dibayar terlepas dari adanya produksi atau penjualan, memberikan kestabilan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
3. Jenis-Jenis Biaya Tetap (Fixed Cost)

Fixed cost dapat dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat dan keterikatan biaya tersebut dengan kegiatan operasional perusahaan. Setiap jenis biaya tetap memiliki karakteristik yang berbeda, yang memengaruhi cara perusahaan mengelolanya. Berikut adalah beberapa jenis biaya tetap yang umum ditemukan dalam perusahaan:
a. Diskresi (Discretionary Fixed Cost)
Diskresi merupakan komitmen finansial jangka panjang yang sulit diubah dalam jangka pendek. Contohnya meliputi kontrak sewa gedung, polis asuransi, dan gaji pokok karyawan tetap. Biaya-biaya ini memberikan kepastian anggaran karena nominalnya cenderung stabil, memudahkan perencanaan keuangan perusahaan.
b. Committed Fixed Cost
Jenis biaya tetap ini lebih dinamis dan strategis, muncul dari keputusan manajemen atau kebijakan perusahaan. Bisa diibaratkan, ini adalah “investasi terencana” untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Contohnya termasuk anggaran pemasaran untuk meningkatkan visibilitas merek, alokasi dana untuk penelitian dan pengembangan demi inovasi produk, atau investasi dalam pelatihan karyawan untuk meningkatkan kompetensi tim.
c. Separable Fixed Cost
Biaya ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola fixed cost secara lebih granular. Contohnya, biaya overhead seperti pemeliharaan gedung atau dukungan TI. Meskipun totalnya tetap, alokasi biaya ini ke unit terkait membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat di tingkat operasional.
d. Direct Fixed Cost (Biaya Tetap Langsung)
Direct fixed cost adalah biaya tetap yang harus dibayar oleh perusahaan selama proses produksi dan pengiriman barang atau jasa. Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau dijual.
Contoh dari biaya tetap langsung meliputi biaya sewa fasilitas produksi, seperti sewa pabrik, mesin, atau peralatan yang digunakan dalam produksi barang atau penyediaan jasa.
e. Indirect Fixed Cost (Biaya Tetap Tidak Langsung)
Biaya tetap tidak langsung adalah biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi barang atau penyediaan jasa, tetapi tetap penting untuk operasional bisnis. Contohnya adalah gaji karyawan tetap yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, seperti staf administrasi, manajer, dan tenaga pemasaran.
Biaya ini juga mencakup utilitas umum seperti listrik, air, dan internet yang digunakan oleh seluruh bagian. Meskipun tidak langsung berhubungan dengan produksi, biaya tetap tidak langsung memiliki peran krusial dalam menjaga kelancaran dan stabilitas operasional perusahaan secara menyeluruh.
4. Contoh Biaya Tetap
Di dalam sebuah bisnis, memahami fixed cost adalah dan contohnya diperlukan untuk mengelola keuangan dan operasional secara efektif. Berikut beberapa contoh biaya tetap dalam perusahaan.
a. Biaya Sewa
Biaya sewa adalah pengeluaran tetap yang dibayar oleh perusahaan untuk menyewa properti atau peralatan, seperti gedung kantor, pabrik, atau alat produksi. Sewa ini harus dibayar sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, tanpa tergantung pada jumlah produksi atau penjualan perusahaan.
b. Gaji Karyawan
Gaji karyawan adalah salah satu contoh biaya tetap yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan sesuai dengan perjanjian kerja. Biaya ini tidak terpengaruh oleh tingkat produksi atau penjualan dan harus dibayar pada periode yang telah ditentukan, baik perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan pendapatan.
c. Premi Asuransi
Premi asuransi, seperti asuransi properti atau kewajiban, adalah biaya tetap lainnya yang wajib dibayarkan oleh perusahaan setiap periode. Biaya ini memberikan perlindungan terhadap risiko yang dapat merugikan perusahaan, dan harus dibayar terlepas dari kondisi finansial atau volume produksi.
d. Depresiasi (Biaya Penyusutan)
Biaya depresiasi, yang mencerminkan penurunan nilai aset tetap seperti mesin dan peralatan, adalah biaya tetap yang dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Meskipun sering kali dianggap biaya tetap, dalam beberapa kasus depresiasi juga dapat dianggap sebagai biaya campuran, tergantung pada penggunaan dan pemeliharaan aset tersebut.
e. Amortisasi
Amortisasi adalah biaya yang timbul karena penurunan nilai aset tak berwujud, seperti biaya langganan perangkat lunak, seperti untuk sistem ERP atau perangkat lunak akuntansi. Biaya ini harus dicatat secara periodik dan bersifat tetap, memberikan gambaran biaya yang harus dibayar selama umur aset tersebut.
Pembayaran ini tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas atau volume penggunaan perangkat lunak, dan umumnya memiliki jangka waktu tertentu, seperti bulanan atau tahunan. Memilih perangkat lunak yang tepat dengan biaya yang sesuai dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan produktivitas perusahaan dalam jangka panjang.
f. Pajak Properti
Pajak properti, termasuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), adalah contoh biaya tetap yang harus dibayar oleh perusahaan setiap tahun. Besaran pajak ini cenderung stabil dan hanya berubah jika ada perubahan dalam kepemilikan atau ukuran properti yang dimiliki.
g. Biaya Promosi
Biaya promosi, termasuk iklan, brosur, dan kampanye pemasaran lainnya, juga bisa dianggap biaya tetap. Meskipun bisa disesuaikan dengan kondisi arus kas, perusahaan seringkali memiliki anggaran promosi tetap yang diperlukan untuk mempertahankan brand awareness dan meningkatkan penjualan.
h. Tagihan Utilitas
Tagihan utilitas, seperti biaya listrik, air, gas, dan internet, merupakan biaya tetap yang diperlukan untuk mendukung operasional sehari-hari perusahaan. Meskipun jumlahnya dapat bervariasi, tagihan ini tetap harus dibayar setiap bulan untuk menjaga kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
i. Beban Legal
Beban legal mencakup pengeluaran yang terkait dengan biaya konsultasi hukum, administrasi hukum, dan pemenuhan kewajiban hukum lainnya. Meskipun kegiatan perusahaan dapat bervariasi, biaya legal tetap harus dibayar agar perusahaan mematuhi hukum yang berlaku dan melindungi kepentingan bisnisnya.
j. Beban Bunga
Beban bunga adalah biaya tetap yang timbul dari pinjaman yang diambil oleh perusahaan, seperti pinjaman bank atau obligasi. Kewajiban bunga ini harus dibayar terlepas dari fluktuasi pendapatan perusahaan, dan jumlahnya ditentukan oleh tingkat suku bunga yang disepakati.
5. Pentingnya Memahami Fixed Cost

Biaya tetap, yang tidak berubah terlepas dari volume produksi atau penjualan, memiliki dampak signifikan terhadap berbagai keputusan strategis dan operasional dalam bisnis. Berikut beberapa alasan pentingnya memahami jenis biaya tetap ini:
a. Perhitungan Break Even Point
Break even point BEP adalah kondisi saat total pendapatan sama dengan total biaya, termasuk biaya tetap dan variabel. Jika mencapai ini, maka artinya perusahaan tidak menghasilkan laba atau rugi.
Memahami pentingnya jenis biaya ini membantu perusahaan untuk menghitung berapa banyak produk atau jasa yang harus dijual agar mencapai BEP. Selain itu, menghitung BEP juga memudahkan perencanaan kapasitas produksi, penetapan harga, dan strategi penjualan lebih tepat.
Anda bisa melakukan perhitungan CVP untuk menghitung titik impas dan merencanakan kapasitas produksi secara lebih tepat, sehingga strategi penjualan dapat lebih terfokus.
b. Penetapan Harga Barang
Pemahaman tentang biaya tetap sangat penting dalam menentukan harga produk. Perusahaan harus memastikan harga jual tidak hanya menutup biaya variabel, tetapi juga biaya tetap dan menciptakan laba.
Sebuah studi dalam The European Journal of Finance menunjukkan bahwa biaya tetap yang tinggi mengurangi margin harga, terutama di negara berpendapatan rendah dan untuk produk berkualitas tinggi. Oleh karena itu, pemahaman tentang biaya tetap membantu perusahaan menetapkan harga yang kompetitif dan menguntungkan.
c. Perencanaan Anggaran Bisnis
Peran yang tidak kalah penting adalah untuk membantu dalam perencanaan anggaran bisnis. Dengan memahami biaya tetap, perusahaan dapat merencanakan anggaran yang lebih akurat dan realistis. Ini tentunya akan membantu mengalokasikan sumber daya secara efektif, meminimalkan pemborosan, dan memaksimalkan efisiensi operasional.
Penggunaan aplikasi akuntansi bisnis yang tepat dapat mempermudah proses ini dengan menyediakan data yang terperinci dan real-time mengenai pengeluaran dan pendapatan.
Aplikasi untuk manajemen akuntansi ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, meningkatkan kontrol biaya, dan menyusun anggaran yang lebih sesuai dengan kondisi keuangan yang ada.
d. Pengelolaan Risiko Penjualan
Fluktuasi penjualan juga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dengan memahami biaya tetap, maka perusahaan bisa mengelola risiko terkait penurunan penjualan.
Selain itu, penting juga bagi perusahaan untuk mempertimbangkan biaya implisit yang mungkin tidak tercatat secara langsung, namun tetap mempengaruhi keputusan dan strategi keuangan.
Selain itu, perusahaan juga dapat mengidentifikasi tingkat penjualan minimum yang diperlukan untuk menutupi biaya rutin ini dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari kerugian.
e. Strategi Investasi Bisnis
Keputusan investasi bisnis seperti pembelian mesin baru atau ekspansi fasilitas, tentu akan meningkatkan fixed cost. Nah, dengan memahami implikasi dari peningkatan biaya ini terhadap break even point dan keuntungan, Anda bisa mengevaluasi kelayakan investasi tersebut.
Salah satu cara untuk melakukan evaluasi tersebut adalah dengan menggunakan analisis CVP, yang membantu Anda memahami hubungan antara biaya, volume, dan keuntungan dalam pengambilan keputusan investasi.
Baca juga: Berikut 16 Jenis Akuntansi serta Penjelasan Lengkapnya
6. Cara Penentuan Fixed Cost
Penentuan biaya tetap (fixed cost) dilakukan melalui perjanjian kontrak atau pengaturan terjadwal, di mana biaya ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati, terlepas dari fluktuasi volume produksi atau penjualan. Biaya ini bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas operasional dalam periode tersebut.
Contoh biaya tetap yang umum meliputi gaji karyawan tetap, pajak properti, sewa gedung, asuransi, depresiasi, bunga, dan beberapa utilitas lainnya. Semua biaya ini memiliki pembayaran yang stabil dan tidak berubah dalam jangka waktu yang panjang, menjadikannya elemen penting dalam perencanaan keuangan perusahaan.
Bagi perusahaan baru, meskipun masih ada kemungkinan penyesuaian terhadap biaya tetap, semua biaya tersebut tetap diatur berdasarkan perjanjian kontrak yang dapat dipantau. Proses ini memastikan perusahaan dapat mengelola fixed cost dengan efisien dan mempersiapkan perencanaan anggaran yang lebih akurat di masa mendatang.
7. Cara Menghitung Fixed Cost
Menghitung fixed cost atau biaya tetap adalah langkah krusial dalam merencanakan anggaran dan memastikan kestabilan keuangan perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk menghitung biaya tetap secara efektif:
a. Buat Daftar dan Tentukan Seluruh Biaya
Langkah pertama dalam menghitung fixed cost adalah membuat daftar lengkap semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu. Pastikan untuk mencatat semua pengeluaran, baik yang terkait dengan biaya tetap maupun biaya variabel, seperti sewa, gaji, utilitas, bahan baku, dan lainnya.
b. Pisahkan Fixed Cost dengan Biaya Variabel
Setelah menyusun daftar biaya, pisahkan biaya tetap dari biaya variabel. Berbeda dengan biaya variabel yang berubah seiring fluktuasi volume produksi, biaya tetap, seperti gaji karyawan tetap, sewa fasilitas, dan biaya utilitas, tidak terpengaruh oleh volume produksi atau penjualan.
c. Jumlahkan Semua Biaya Tetap
Setelah memisahkan biaya tetap dan biaya variabel, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh biaya tetap yang telah diidentifikasi. Total biaya tetap ini memberi gambaran yang jelas mengenai pengeluaran perusahaan yang harus dipenuhi tanpa terpengaruh oleh aktivitas produksi.
Untuk mempermudah penghitungan, Anda juga dapat menggunakan rumus berikut:
Fixed cost = Total biaya produksi – (biaya variabel per item x jumlah item yang diproduksi)
Dengan rumus ini, Anda dapat menghitung total biaya tetap perusahaan dengan mengurangi biaya variabel yang terkait dengan tingkat produksi. Menggunakan rumus ini akan mempermudah pemisahan antara biaya tetap dan variabel, serta memberikan perhitungan yang lebih tepat dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
8. Contoh Perhitungan Fixed Cost
Misalnya, sebuah perusahaan makanan ringan memproduksi 500 kotak snack setiap bulan dan memiliki beberapa biaya tetap. Untuk menghitung fixed cost, perusahaan mengeluarkan biaya untuk sewa gedung, gaji karyawan, premi asuransi, dan penyusutan aset.
Mari kita perhitungkan fixed cost untuk perusahaan ini. Misalnya, total biaya produksi perusahaan adalah Rp 20.000.000 per bulan. Biaya variabel per item adalah Rp 5.000, dan perusahaan memproduksi 500 kotak snack. Maka, biaya variabel adalah:
(Biaya Variabel = Rp 5.000 x 500 = Rp 2.500.000)
Sekarang, kita dapat menghitung fixed cost dengan mengurangi biaya variabel dari total biaya produksi:
Fixed Cost = Rp 20.000.000 – Rp 2.500.000 = Rp 17.500.000
Dengan demikian, fixed cost perusahaan setiap bulan adalah Rp 17.500.000. Biaya ini mencakup pengeluaran yang tidak berubah meskipun ada fluktuasi dalam jumlah barang yang diproduksi atau dijual, seperti biaya sewa, gaji, premi asuransi, dan penyusutan aset.
Untuk memudahkan perhitungan biaya tetap atau fixed cost dan pengelolannya, Anda bisa menggunakan Software Akuntansi terbaik seperti ScaleOcean yang dapat memberikan solusi otomatisasi dalam mencatat dan mengelola biaya rutin perusahaan.
Dengan fitur pelacakan biaya yang terintegrasi, ScaleOcean memungkinkan perusahaan untuk memantau pengeluaran tetap secara real-time, sehingga memudahkan identifikasi biaya yang perlu dikendalikan. Segera lakukan demo gratis dengan tim proesional ScaleOcean untuk dapatkan solusi terbaik dan spesifik bisnis Anda ini!


9. Kesimpulan
Biaya tetap (fixed cost) adalah pengeluaran yang jumlahnya tetap, meskipun ada perubahan dalam volume produksi atau penjualan. Oleh karena itu, pengelolaan biaya tetap yang efektif sangat penting untuk memastikan kelangsungan dan profitabilitas perusahaan.
Dengan pemantauan yang akurat dan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan pengeluarannya dan meningkatkan efisiensi operasional. Penggunaan Software Akuntansi ScaleOcean dapat membantu Anda mengelola biaya tetap dengan lebih efisien.
Dengan fitur pelaporan yang transparan, otomatisasi pencatatan, dan analisis yang mendalam, ScaleOcean memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengendalikan biaya tetap secara lebih baik, memastikan efisiensi operasional yang berkelanjutan.
Anda bisa melakukan demo gratis dengan tim profesional ScaleOcean untuk mendapatkan solusi menyeluruh untuk meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan Anda. Hubungi sekarang untuk dapatkan solusi unggulan ini!
FAQ:
1. Apa saja yang termasuk biaya tetap?
Biaya tetap adalah pengeluaran yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berfluktuasi. Contohnya termasuk sewa gedung, gaji karyawan tetap, premi asuransi, pajak properti, dan biaya penyusutan aset. Biaya ini tetap harus dibayar untuk menjaga stabilitas bisnis.
2. Apa rumus untuk biaya tetap?
Rumus untuk menghitung total biaya adalah: FC + VC(Q) = TC, di mana FC adalah biaya tetap, VC adalah biaya variabel, Q adalah kuantitas, dan TC adalah total biaya. Biaya tetap tidak berubah dengan volume produksi, sementara biaya variabel bergantung pada jumlah produk yang diproduksi.
3. Apa saja jenis biaya tetap?
Biaya tetap terdiri dari empat jenis:
1. Direct fixed costs: Biaya yang dibayar untuk produksi dan pengiriman barang.
2. Indirect fixed costs: Biaya operasional yang tidak langsung mempengaruhi produksi.
3. Discretionary fixed costs: Biaya yang bisa disesuaikan atau dipotong.
4. Committed fixed costs: Biaya tetap yang tidak dapat dikurangi dalam jangka pendek.


