Cara Menghitung Harga Jual per Unit serta Contohnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Cara menghitung harga jual per unit merupakan pengelolaan penting dalam perusahaan manufaktur, yang memerlukan strategi efektif dan langkah terencana. Dengan begitu, Anda bisa menghasilkan harga jual dengan posisi kompetitif dan dapat mempengaruhi keuntungan signifikan untuk keberlangsungan bisnis.

Maka dari itu, penting untuk menetapkan harga jual dengan melakukan perhitungan yang akurat dengan mempertimbangkan berbagai komponen seperti biaya produksi, nilai tambah produk, dan kondisi pasar manufaktur.

Dalam artikel ini, mari kita bahas bersama cara menghitung harga jual per unit dan rumus akuratnya untuk membantu Anda memastikan produknya tetap relevan dan terjangkau bagi konsumen.

starsKey Takeaways
  • Menentukan harga jual per unit yang tepat penting untuk memastikan pendapatan perusahaan, menutup biaya produksi, dan memastikan daya saing di pasar.
  • Metode perhitungan harga jual per unit termasuk biaya plus, harga kompetitor, dan harga berdasarkan permintaan, masing-masing dengan pendekatan yang berbeda
  • Software manufaktur ScaleOcean dapat membantu bisnis dalam mengelola biaya produksi dan menetapkan harga jual yang tepat, meningkatkan efisiensi dan daya saing pasar.

Coba Demo Gratis

requestDemo

1. Mengapa Bisnis Harus Menentukan Harga Jual per Unit dengan Tepat?

Menentukan harga jual per unit secara tepat menjadi salah satu keputusan krusial dalam menjalankan bisnis. Keputusan ini secara langsung memengaruhi pendapatan perusahaan dan keberlanjutan operasional jangka panjang. Harga yang keliru dapat berakibat fatal bagi kesehatan finansial bisnis Anda.

Harga jual yang akurat memastikan setiap unit produk berkontribusi positif pada margin keuntungan. Penetapan harga ini harus mampu menutup seluruh biaya produksi dan operasional yang dikeluarkan. Ini termasuk biaya langsung seperti bahan baku, hingga biaya tidak langsung lainnya.

Memasukkan seluruh komponen biaya secara cermat sangat esensial dalam proses menentukan harga jual. Perencanaan yang matang, termasuk penggunaan material requirement planning untuk mengelola biaya bahan baku, menjadi dasar perhitungan yang akurat. Harga jual harus mencerminkan biaya riil yang ditanggung oleh bisnis.

Lebih dari sekadar menutup biaya, harga jual juga membentuk persepsi nilai di mata konsumen dan memengaruhi posisi di pasar. Harga yang terlalu tinggi bisa membuat produk tidak kompetitif, sementara harga terlalu rendah bisa merusak citra merek dan profit.

Oleh karena itu, mengetahui cara menghitung harga jual per unit yang benar adalah fondasi untuk menyeimbangkan profitabilitas dan daya saing pasar.

Untuk menentukan harga jual yang tepat, perusahaan juga perlu memperhitungkan average variable cost per unit. Dengan memahami biaya variabel per unit, perusahaan dapat menetapkan harga yang tidak hanya mencakup biaya produksi, tetapi juga memberikan keuntungan yang sesuai dengan tujuan bisnis jangka panjang.

2. Apa Saja Tantangan dalam Menetapkan Harga Jual per Unit?

Dalam menentukan harga jual per unit yang optimal, tentu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Proses penentuan harga ini dapat menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

a. Biaya Produksi yang Berfluktuasi

Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dalam operasional seringkali mengalami fluktuasi karena perubahan harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead yang digunakan. Penerapan metode job costing membantu memberikan gambaran detail agar fluktuasi biaya dapat dipantau lebih akurat.

Perusahaan dapat menerapkan software manufaktur yang dapat memprediksi dan mengelola biaya tersebut dengan tepat, dan adanya strategi yang fleksibel untuk menyesuaikan harga jual dengan fluktuasi biaya produksi yang terjadi.

b. Persepsi Nilai oleh Konsumen

Perusahaan juga selalu memahami dan mengkomunikasikan nilai produk yang dimiliki kepada konsumen, sehingga harga yang ditetapkan harus sesuai dengan persepsi nilai yang dirasakan oleh konsumen.

Selain itu, perusahaan perlu mempertimbangkan harga pokok penjualan (HPP) dalam penetapan harga produk. Dengan memperhitungkan HPP secara akurat, perusahaan dapat memastikan bahwa harga yang ditawarkan tetap menguntungkan, sekaligus sesuai dengan nilai yang dirasakan oleh konsumen.

c. Pemilihan Metode Penetapan Harga

Pemilihan metode penetapan harga juga menjadi tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan, karena perlu adanya pertimbangan matang dari berbagai aspek seperti pengelolaan jenis biaya dalam bisnis, kondisi pasar, strategi kompetitif, dan tujuan keuntungan perusahaan.

Sehingga penting bagi Anda untuk bisa memilih metode yang tepat, agar bisa mempengaruhi daya saing dan profitabilitas perusahaan jangka panjang.

d. Perubahan Permintaan

Setiap ada perubahan permintaan dapat menjadi tantangan yang perlu diatasi dengan baik sebagai cara menetapkan harga jual per unit yang efektif.

Hal yang harus dilakukan adalah dengan merespons perubahan permintaan tersebut dengan cepat dan fleksibel, sehingga perusahaan dapat menghindari pengaruhnya terhadap harga pasar dan strategi penetapan harga jual.

e. Intensitas Kompetisi

Dalam menetapkan harga jual yang sesuai, persaingan dengan pesaing selalu ada dalam penerapannya. Untuk itu, perusahaan juga perlu untuk memahami strategi harga pesaing dan menyesuaikan harga jual per unit agar tetap kompetitif dan menguntungkan.

Anda perlu mengambil keputusan yang tepat dengan memperhitungkan reaksi pesaing dan potensi dampaknya terhadap pangsa pasar dan margin keuntungan perusahaan.

3. Apa Saja Metode untuk Menghitung Harga Jual per Unit dan Caranya?

Ada beberapa metode umum yang bisa diterapkan oleh bisnis manufaktur, masing-masing dengan pendekatan yang berbeda. Pemilihan metode seringkali bergantung pada jenis produk, kondisi pasar, dan strategi bisnis, namun semuanya terkait erat dengan pemahaman alur proses produksi dan cara menghitung biaya produksi yang akurat.

Untuk menghitung harga jual per unit, ada beberapa metode yang biasa digunakan, seperti metode biaya plus, metode harga kompetitor, dan metode harga berdasarkan permintaan. Berikut penjelasan lebih lengkap dari masing-masing metode perhitungan harga jual per unit tersebut:

a. Metode Biaya Plus (Cost-Plus Pricing)

Metode biaya plus melibatkan penjumlahan total biaya produksi per unit dengan margin keuntungan yang diinginkan.

Cara ini terbilang sederhana dan mudah diterapkan dalam praktik karena Anda hanya perlu menambahkan persentase keuntungan tertentu langsung pada total biaya produksi per unit yang telah dihitung, menjadikannya pendekatan yang transparan berdasarkan struktur biaya internal bisnis.

Berikut adalah rumus harga jual per unit dengan metode cost-plus pricing:

Harga Jual = Biaya Total per Unit + Margin Keuntungan

 

Contoh: Jika biaya produksi per unit adalah Rp25.000,00 dan margin keuntungan yang diinginkan adalah 10%, maka harga jual per unit adalah Rp25.000,00 + (Rp5.000,00 x 10%) = Rp27.500,00.

b. Metode Harga Kompetitor

Metode harga kompetitor menggunakan harga pasar yang ditetapkan oleh pesaing sebagai referensi utama.

Cara ini melibatkan riset mendalam untuk meneliti harga produk serupa dari pesaing di pasar. Selanjutnya, bisnis menyesuaikan harga jual sesuai dengan strategi yang diinginkan, seperti menetapkan harga lebih rendah, sama, atau lebih tinggi dari pesaing yang ada.

Metode ini sangat cocok diterapkan untuk produk standar atau komoditas yang bersaing ketat di pasar, di mana harga yang ditetapkan oleh pesaing utama seringkali menjadi referensi yang sangat menentukan bagi keputusan pembelian konsumen dan daya saing produk Anda.

Contoh: Jika produk pesaing utama Anda dijual dengan harga Rp50.000,00 di pasar, dan Anda ingin menawarkan harga yang sedikit lebih rendah untuk menarik konsumen baru, maka harga jual produk Anda bisa ditetapkan, misalnya, di angka Rp48.000,00, menggunakan harga pesaing sebagai patokan utama.

c. Metode Harga Berdasarkan Permintaan

Cara menghitung harga jual per unit dengan metode ini berfokus pada nilai yang dirasakan oleh konsumen. Faktor seperti persepsi konsumen terhadap kualitas produk, fitur unik yang ditawarkan, dan sensitivitas harga mereka terhadap produk tersebut menjadi penentu utama dalam penetapan harga.

Penerapan metode ini memerlukan pemahaman mendalam tentang target pasar Anda serta persepsi mereka terhadap nilai produk yang ditawarkan.

Riset pasar yang cermat penting untuk memahami seberapa besar nilai yang dirasakan konsumen atas produk Anda dibandingkan alternatif lain, sehingga harga yang ditetapkan relevan dengan kemauan bayar konsumen.

Contoh: Apabila produk Anda memiliki fitur yang sangat unik atau memberikan nilai tambah signifikan yang tidak ditawarkan pesaing, Anda dapat menetapkan harga jual yang lebih tinggi dari biaya produksi atau harga pesaing.

Ini karena konsumen seringkali bersedia membayar premi untuk nilai atau kualitas superior yang mereka terima dari sebuah produk.

4. Bagaimana Strategi Tambahan untuk Menentukan Harga Jual per Unit yang Tepat?

Menentukan harga jual per unit bukan hanya soal memilih salah satu metode dasar, tetapi juga melibatkan berbagai pertimbangan strategis tambahan. Penyempurnaan cara menghitung harga jual per unit memerlukan analisis yang lebih mendalam terhadap struktur biaya dan dinamika pasar.

Memahami baik biaya variabel (seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) maupun biaya tetap (seperti sewa dan gaji staf administrasi) yang berkontribusi pada total biaya, serta bagaimana permintaan konsumen bereaksi terhadap harga, sangat krusial dalam proses ini.

Berikut beberapa strategi tambahan yang dapat membantu Anda mengoptimalkan penetapan harga jual per unit:

a. Perhatikan Biaya Operasional

Selain biaya produksi yang terkait langsung dengan pembuatan produk di alur proses produksi, bisnis juga mengeluarkan biaya operasional yang mendukung keseluruhan kegiatan.

Jangan lupakan untuk memasukkan biaya-biaya tidak langsung ini, seperti biaya transportasi produk ke distributor/konsumen, biaya pemasaran dan penjualan, serta biaya administrasi umum perusahaan.

Selain itu, penting untuk memperhitungkan cost of goods manufactured, yang mencakup semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Dengan memperhitungkan semua biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung, perusahaan dapat menentukan harga jual yang lebih kompetitif dan menguntungkan.

b. Pertimbangkan Diskon dan Promosi

Bisnis seringkali menggunakan diskon atau promosi sebagai alat strategis untuk menarik pembeli, meningkatkan volume penjualan, atau membersihkan stok.

Jika Anda berencana menjalankan strategi penetapan harga diskon atau promosi di kemudian hari, penting untuk memastikan harga jual awal produk Anda sudah cukup tinggi sebelum potongan harga diterapkan.

Harga dasar yang memadai ini diperlukan agar diskon atau promosi tersebut tidak menggerus margin keuntungan yang diinginkan atau bahkan menimbulkan kerugian pada setiap unit yang terjual.

c. Gunakan Analisis Price Sensitivity Meter (PSM)

Memahami reaksi permintaan konsumen terhadap berbagai tingkat harga sangat krusial dalam menemukan titik harga optimal yang memaksimalkan pendapatan tanpa mengorbankan volume penjualan secara drastis.

Analisis Price Sensitivity Meter (PSM) adalah salah satu alat riset pasar yang efektif untuk tujuan ini.

Alat ini membantu Anda mengevaluasi bagaimana target konsumen memandang berbagai tingkat harga dan pada titik mana mereka mulai merasa harga produk terlalu mahal untuk dibeli atau bahkan terlalu murah sehingga mempertanyakan kualitasnya.

5. Kesimpulan

Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa penting bagi perusahaan menghitung dan menetapkan harga yang akurat dan strategis. Sehingga mudah bagi Anda untuk memastikan keberlangsungan bisnis dengan menutup biaya dan menghasilkan keuntungan, bahkan dapat membentuk posisi pasar dan daya saing produk.

Ada beberapa strategi dan cara menetapkan harga jual per unit, yang akan membantu Anda menghadapi berbagai tantangan yang sering terjadi dalam menetapkanya di perusahaan.

Penting juga bagi Anda untuk memilih metode perhitungan yang sesuai dan responsif terhadap perubahan permintaan serta kondisi pasar, sehingga perusahaan bisa meraih kesuksesan dalam pasar yang selalu berubah.

FAQ:

1. Apa saja metode umum untuk menentukan harga jual per unit?

Beberapa metode yang umum digunakan untuk menentukan harga jual per unit meliputi:​
1. Markup Pricing: Menambahkan persentase keuntungan tertentu pada biaya produksi.
2. Cost Plus Pricing: Menambahkan semua biaya (produksi dan operasional) ditambah dengan persentase keuntungan.
3. Break Even Pricing (BEP): Menentukan harga jual berdasarkan titik impas antara total biaya dan total pendapatan.
4. Value-Based Pricing: Menentukan harga berdasarkan nilai yang dirasakan oleh konsumen.
5. MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price): Mengikuti harga jual yang disarankan oleh produsen.

2. Apa perbedaan antara markup dan margin dalam penentuan harga jual?

Markup adalah persentase keuntungan yang ditambahkan pada biaya produksi untuk menentukan harga jual, sedangkan margin adalah persentase keuntungan dari harga jual setelah dikurangi biaya produksi.​
Contoh: Jika biaya produksi adalah Rp50.000 dan Anda ingin menetapkan markup 50%, maka harga jualnya adalah:​ Harga Jual = 50.000 + (50.000 × 50%) = 50.000 + 25.000 = Rp75.000​.
Margin dalam hal ini adalah (Harga Jual – Biaya Produksi) / Harga Jual × 100% = (75.000 – 50.000) / 75.000 × 100% = 33.33%​.
Jadi, markup 50% menghasilkan margin keuntungan sebesar 33.33%.

3. Bagaimana cara menghitung harga jual berdasarkan Break Even Point (BEP)?

Untuk menentukan harga jual berdasarkan BEP, Anda dapat menggunakan rumus:​ Harga Jual per Unit = (Biaya Tetap + Biaya Variabel Total) / Jumlah Unit yang Diproduksi​
Contoh: Jika biaya tetap adalah Rp10.000.000, biaya variabel total Rp5.000.000, dan jumlah unit yang diproduksi adalah 1.000 unit, maka:​ Harga Jual per Unit = (10.000.000 + 5.000.000) / 1.000 = Rp15.000​
Dengan demikian, harga jual per unit untuk mencapai titik impas adalah Rp15.000.

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual per unit?

Beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual per unit antara lain:​
1. Biaya Produksi: Termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
2. Biaya Operasional: Seperti sewa, utilitas, dan biaya pemasaran.
3. Target Keuntungan: Persentase keuntungan yang diinginkan.
4. Harga Pasar dan Persaingan: Harga yang ditetapkan oleh kompetitor dan kondisi pasar.
5. Permintaan Konsumen: Seberapa besar permintaan terhadap produk.
6. Strategi Pemasaran: Seperti diskon, bundling, atau promosi lainnya.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap