Pengembalian barang yang telah dibeli atau retur pembelian merupakan bagian yang tidak bisa dihindarkan dalam setiap transaksi bisnis. Proses ini, meskipun umum, sering kali menimbulkan tantangan dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan.
Tanpa pencatatan yang tepat, retur dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam laporan keuangan dan mengganggu aliran kas perusahaan. Oleh karena itu, jurnal retur pembelian sangat penting untuk memastikan bahwa setiap transaksi retur tercatat dengan akurat.
Jurnal ini membantu mencatat pengurangan kewajiban dan persediaan, menjaga integritas laporan keuangan, dan memastikan arus kas tetap stabil dalam jangka panjang. Untuk mengetahui cara mencatat jurnal retur pembelian metode perpetual, simak artikel ini lebih lanjut.
- Jurnal retur pembelian adalah catatan akuntansi untuk mencatat pengembalian barang yang mengurangi utang dagang dan persediaan, menjaga akurasi laporan keuangan.
- Penyebab utama terjadinya retur pembelian adalah barang yang tidak sesuai pesanan, barang yang cacat atau rusak, dan keterlambatan pengiriman dari pemasok.
- Jurnal retur pembelian mencatat pengurangan pada akun retur pembelian, persediaan, dan utang usaha untuk memastikan keakuratan laporan keuangan perusahaan.
- Software akuntansi ScaleOcean dapat mengotomatisasi pencatatan jurnal retur pembelian, memastikan setiap transaksi tercatat akurat dan efisien untuk perusahaan Anda.
1. Pengertian Jurnal Retur Pembelian
Jurnal retur pembelian adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat pengembalian barang yang telah dibeli dari pemasok. Dalam jurnal ini, Utang Dagang didebit untuk mengurangi kewajiban kepada pemasok, sementara Retur Pembelian dikreditkan untuk mencatat pengurangan nilai pembelian.
Jurnal ini berfungsi untuk menjaga akurasi laporan keuangan, terutama dalam pengelolaan utang dan transaksi yang terjadi dengan pemasok. Pencatatan yang tepat memastikan perusahaan mencatat pengurangan kewajiban dan nilai pembelian, serta membantu mengontrol aliran kas yang lebih transparan. Hal ini berbeda dengan jurnal pembelian pada umumnya yang mencatat utang sebagai debit dan barang sebagai kredit.
Baca juga: Contoh RAB Pengadaan Barang, Komponen, dan Cara Buatnya
2. Penyebab Terjadinya Retur Pembelian

Penyebab retur pembelian dapat bervariasi, namun secara umum, terdapat beberapa faktor yang sering menyebabkan perusahaan melakukan pengembalian barang kepada pemasok. Berikut adalah beberapa penyebab utama retur pembelian dalam bisnis:
a. Barang yang Diterima Tidak Sesuai
Salah satu alasan paling umum untuk retur pembelian adalah ketidaksesuaian antara barang yang diterima dengan pesanan yang telah dibuat. Hal ini bisa meliputi ukuran, warna, jenis material, atau fitur lain yang tidak sesuai dengan yang tertera dalam pesanan atau spesifikasi yang telah disetujui.
b. Barang yang Diterima Cacat atau Rusak
Barang yang diterima dalam kondisi rusak atau cacat sering kali memerlukan retur pembelian. Cacat bisa berasal dari proses produksi, pengemasan yang tidak memadai, atau kerusakan yang terjadi selama pengiriman. Perusahaan harus mengembalikan barang-barang ini agar dapat menerima penggantian atau mendapatkan kredit dari pemasok.
c. Barang Terlambat Diterima dari Pemasok
Keterlambatan pengiriman juga dapat menjadi alasan untuk melakukan retur pembelian. Dalam banyak kasus, keterlambatan dapat mengganggu jadwal operasional perusahaan, menyebabkan kerugian dalam hal waktu atau biaya tambahan. Ketika pengiriman terlambat, perusahaan mungkin memilih untuk mengembalikan barang atau membatalkan pesanan untuk memastikan kelancaran operasi mereka.
3. Fungsi Jurnal Retur Pembelian
Jurnal retur pembelian memainkan peran penting dalam pencatatan transaksi pengembalian barang yang berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Fungsi-fungsi berikut adalah alasan mengapa tipe jurnal akutansi ini sangat vital dalam pengelolaan keuangan:
a. Mengurangi Hutang Dagang
Ketika barang dikembalikan kepada pemasok, nilai hutang dagang terhadap pemasok berkurang. Jurnal retur pembelian mencatat pengurangan ini, yang mempengaruhi saldo hutang dagang. Fungsi ini memastikan bahwa kewajiban perusahaan terhadap pemasok tercatat dengan akurat, membantu menjaga keseimbangan keuangan dan mempermudah pengelolaan arus kas.
b. Mengatur Persediaan
Pengembalian barang berarti mengurangi jumlah barang yang tercatat dalam persediaan perusahaan. Jurnal retur pembelian berfungsi untuk mencatat pengurangan ini, menjaga agar catatan persediaan tetap akurat dan terkendali. Hal ini memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi yang tepat tentang jumlah barang yang tersedia.
Dikutip dari WallStreetMojo, pencatatan jurnal retur pembelian yang baik selain mengurangi jumlah utang kepada pemasok, pencatatan ini juga akan mempengaruhi nilai persediaan dan biaya barang yang terjual. Namun, penting untuk diingat bahwa pencatatan yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan dan potensi masalah audit.
c. Dokumentasi Transaksi Pengembalian
Jurnal retur pembelian berfungsi sebagai bukti transaksi pengembalian barang secara tertulis. Catatan ini penting dalam menjaga dokumentasi yang lengkap untuk tujuan audit dan referensi di masa mendatang. Dengan dokumentasi yang jelas, perusahaan dapat merujuk kembali ke catatan tersebut saat diperlukan.
Menurut artikel dari Plutus Education, pencatatan jurnal retur pembelian sangat vital untuk memastikan akurasi laporan keuangan perusahaan. Setiap kali barang dikembalikan ke pemasok, misalnya karena barang rusak, kelebihan, atau tidak sesuai pesanan maka perusahaan harus membuat jurnal retur pembelian.
Dalam jurnal tersebut, akun pemasok didebit dan akun retur pembelian dikredit, yang menunjukkan bahwa kewajiban kepada pemasok berkurang dan biaya pembelian juga berkurang. Hal ini membantu mencegah over-reporting pada laporan laba rugi dan memastikan stok tercatat dengan benar
d. Mempermudah Rekonsiliasi
Dengan catatan yang jelas tentang retur pembelian, perusahaan dapat melakukan bank reconciliation yang lebih mudah antara catatan internal dan laporan dari pemasok. Rekonsiliasi yang efektif memastikan bahwa transaksi tercatat dengan benar dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan atau ketidaksesuaian dalam laporan keuangan.
e. Memperbaiki Akurasi Laporan Keuangan
Jurnal retur pembelian membantu memastikan bahwa laporan keuangan sederhana perusahaan tetap akurat setelah pengembalian barang. Proses ini mencatat perubahan dalam pendapatan dan biaya, sehingga laporan laba rugi dan neraca perusahaan tetap mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
f. Mengoptimalkan Pengelolaan Pengeluaran
Dengan mencatat retur pembelian secara tepat, perusahaan dapat mengelola pengeluaran dengan lebih baik. Pengembalian barang yang tidak memenuhi syarat atau kualitas memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya yang tidak perlu. Hal ini memberi perusahaan kontrol lebih besar atas pengeluaran operasional dan membantu menyusun anggaran yang sesuai untuk masa mendatang.
g. Meningkatkan Hubungan dengan Pemasok
Proses retur pembelian yang tercatat dengan baik juga membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok. Jurnal retur yang jelas memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara kedua pihak, mengurangi kemungkinan perselisihan dan meningkatkan transparansi.
h. Pengendalian Internal yang Lebih Baik
Jurnal retur pembelian memberikan kontrol internal yang lebih kuat dalam perusahaan. Dengan mencatat pengembalian barang secara teratur, perusahaan dapat memantau dan mengontrol pengembalian barang yang terjadi. Pengendalian ini penting untuk mencegah kesalahan atau potensi penipuan yang bisa merugikan perusahaan.
4. Perbedaan Jurnal Retur Pembelian dan Penjualan

Berbolak-balik dengan jurnal retur pembelian sebelumnya, jurnal retur penjualan adalah catatan akuntansi perusahaan yang mencatat transaksi pengembalian barang oleh pelanggan kepada penjual. Setiap kali pelanggan mengembalikan barang, perusahaan harus melakukan pencatatan yang tepat untuk mengoreksi pendapatan yang sebelumnya tercatat.
Fungsi utama jurnal ini adalah untuk mengoreksi pendapatan dan persediaan perusahaan. Ketika suatu barang dikembalikan, pendapatan yang sebelumnya tercatat harus dikurangi, dan nilai persediaan harus diperbarui. Selain itu, jurnal retur penjualan juga berfungsi untuk membantu perusahaan mengelola pengembalian barang secara sistematis, yang akan meningkatkan efisiensi dan membantu dalam menyusun laporan gudang optimal.
5. Hal yang Dicatat dalam Jurnal Retur Pembelian
Jurnal retur pembelian berfungsi untuk mencatat pengembalian barang yang telah dibeli dari pemasok. Dalam proses pencatatan ini, terdapat beberapa akun yang digunakan untuk memastikan bahwa pengembalian barang tercatat dengan benar dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut adalah hal-hal yang dicatat dalam jurnal retur pembelian:
a. Akun Retur Pembelian
Akun ini digunakan untuk mencatat pengurangan terhadap jumlah pembelian yang sebelumnya telah dicatat. Ketika barang dikembalikan ke pemasok, nilai retur pembelian mengurangi total pembelian yang telah dilakukan, mencerminkan pengembalian barang dan pengurangan biaya pembelian.
b. Akun Persediaan
Akun persediaan akan mencatat pengurangan nilai barang yang dikembalikan. Ketika barang yang sudah diterima dikembalikan ke pemasok, jumlah persediaan di perusahaan akan berkurang, dan hal ini dicatat dalam akun persediaan agar saldo barang yang tersedia tercermin dengan akurat.
c. Akun Hutang Usaha
Akun hutang usaha akan mengurangi kewajiban perusahaan terhadap pemasok setelah barang dikembalikan. Dalam hal ini, pengurangan hutang usaha terjadi karena perusahaan tidak perlu lagi membayar untuk barang yang telah dikembalikan. Ini membantu menjaga keakuratan kewajiban finansial perusahaan terhadap pemasok.
Baca juga: Contoh Surat Pengajuan Barang Beserta Formatnya
6. Cara Mencatat Jurnal Retur Pembelian
Dalam proses pembelian, cara membuat jurnal umum membutuhkan ketelitian agar jumlah pengurangan persediaan kepada pemasok tercatat dengan akurat. Berikut adalah langkah-langkah tentang bagaimana mencatat jurnal retur pembelian dalam metode perpetual:
a. Periksa Sifat Transaksi
Tentukan apakah transaksi pembelian awal dilakukan secara kredit atau tunai. Pemilihan metode ini akan menentukan akun yang harus didebit saat pencatatan retur dilakukan. Kejelasan sifat transaksi ini membantu dalam pengelolaan pencatatan yang lebih tepat.
b. Ketahui Barang yang Dikembalikan
Sebelum mencatat jurnal, ketahui jenis barang yang akan dikembalikan, kuantitas, dan alasan pengembaliannya. Proses ini dilakukan agar semua barang yang dikembalikan sesuai dengan dokumen pembelian dan faktur asli. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam persediaan dan akuntansi keuangan, serta membantu dalam rekonsiliasi persediaan dan stock audit.
Jika pembelian dilakukan secara kredit, debit akun utang dagang. Sebaliknya, jika pembelian dilakukan secara tunai, debit akun kas. Pencatatan ini memastikan bahwa saldo akun yang relevan diperbarui sesuai dengan perubahan yang terjadi akibat proses retur pembelian.
c. Pengurangan Persediaan
Pada saat retur pembelian, nilai persediaan perusahaan harus dikurangi sesuai dengan harga pembelian barang yang dikembalikan. Ini termasuk pengurangan aset karena barang tersebut tidak lagi ada di stok dan tidak dapat dijual. Pengurangan persediaan secara akurat membantu dalam menjaga catatan inventaris yang tepat, yang penting untuk analisis keuangan dan perencanaan bisnis.
d. Pengurangan Utang Dagang
Mengurangi utang dagang sejalan dengan pengurangan persediaan menunjukkan bahwa bisnis tidak berhutang kepada pemasok atas barang yang dikembalikan termasuk melalui proses warehouse return management. Ini membantu dalam memperjelas kewajiban keuangan dan menghindari pembayaran berlebih kepada pemasok. Akurasi dalam mencatat pengurangan utang sangat penting agar laporan keuangan sesuai dengan posisi keuangan yang sebenarnya.
e. Penyesuaian Pajak Masukan
Jika pembelian awal barang yang dikembalikan melibatkan PPN atau jenis pajak lainnya, pengembalian pajak masukan harus dicatat untuk mengembalikan jumlah pajak yang telah dibayarkan. Ini mencerminkan pengurangan dalam kewajiban pajak yang tercatat dan membantu perusahaan dalam mengklaim kredit pajak yang sesuai untuk pajak yang telah dibayar atas pembelian yang akhirnya dikembalikan.
f. Membuat Catatan Tambahan
Dalam kasus dimana terdapat biaya tambahan yang terkait dengan proses retur, seperti biaya pengiriman kembali atau biaya restocking, harus dicatat secara terpisah. Pencatatan ini penting untuk menghitung biaya sebenarnya dari retur dan untuk keperluan akuntansi yang akurat. Ini juga membantu dalam mengelola anggaran dan mengantisipasi biaya tidak terduga yang berkaitan dengan pengelolaan inventaris.
g. Lampirkan Dokumen
Sertakan nota debit atau dokumen pendukung lainnya yang menyertai pengembalian barang. Dokumen ini diperlukan untuk mendukung proses akuntansi dan memastikan bahwa setiap transaksi tercatat dengan sah dan lengkap. Lampiran yang tepat juga penting untuk proses audit dan rekonsiliasi.
Dengan Software Akuntansi ScaleOcean, pencatatan jurnal retur pembelian menjadi lebih cepat dan akurat. Sistem otomatisasi mengurangi kesalahan manual dan mengintegrasikan data keuangan serta persediaan secara efisien, memberikan kemudahan dalam pengelolaan bisnis Anda. ScaleOcean memastikan akurasi dan efisiensi operasional, membantu Anda fokus pada pertumbuhan perusahaan tanpa khawatir soal pencatatan keuangan.
7. Contoh Jurnal Retur Pembelian
Dalam metode akuntansi persediaan perpetual, transaksi retur pembelian dicatat secara real-time. Ini berarti setiap kali barang dikembalikan ke pemasok, perubahan pada persediaan dan kewajiban usaha dicatat langsung. Berikut adalah contoh dari bagaimana jurnal umum retur pembelian bisa dicatat dalam metode perpetual.
PT. Maju Terus mengembalikan barang senilai Rp10.000.000 ke pemasok karena barang tersebut cacat. PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang berlaku adalah 10%.
Saat PT. Maju Terus mengembalikan barang, mereka harus mengurangi jumlah persediaan dan mengurangi utang kepada pemasok.

Penjelasan:
- Utang Dagang: Mencerminkan pengurangan kewajiban kepada pemasok karena retur barang. Termasuk nilai barang dan PPN
- Persediaan: Mengurangi nilai persediaan karena pengembalian barang.
- Pajak Masukan: PPN yang dibayar saat pembelian awal dikreditkan kembali karena pengembalian.
Jika PPN yang telah dibayar pada saat pembelian dapat diklaim kembali atau dikreditkan oleh otoritas pajak, tidak ada entri tambahan yang diperlukan di sini karena PPN sudah diakui pada saat pengurangan utang.
Jurnal retur pembelian metode perpetual pada laporan keuangan berdampak pada berkurangnya persediaan dan utang usaha, yang mempengaruhi total aset dan kewajiban. Namun, laporan ini tidak berdampak langsung pada pendapatan, namun pengurangan biaya barang terjual akan mempengaruhi margin laba.
Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan terkait PPN dan retur pembelian, penggunaan aplikasi pembukuan perusahaan sangat direkomendasikan. Dengan fitur otomatisasi, aplikasi ini memastikan semua transaksi tercatat dengan akurat, memudahkan proses klaim PPN, dan memberikan gambaran yang jelas tentang dampaknya terhadap laporan keuangan perusahaan.
Baca juga: Tahapan Pengadaan Perusahaan Manufaktur, Jenis dan Contohnya
8. Kesimpulan
Jurnal retur pembelian adalah bagian penting dalam pencatatan keuangan yang membantu perusahaan menjaga keseimbangan arus kas dan akurasi laporan keuangan. Pencatatan yang tepat akan memastikan pengurangan kewajiban dan persediaan tercatat dengan akurat, serta mempermudah rekonsiliasi dan pengelolaan biaya.
Proses retur yang dikelola dengan baik juga memperkuat hubungan dengan pemasok dan meningkatkan transparansi dalam transaksi. Untuk mempermudah pencatatan dan pengelolaan retur pembelian di perusahaan Anda, Cobalah demo gratis software ScaleOcean yang dilengkapi dengan fitur otomatisasi akuntansi untuk memastikan setiap transaksi tercatat dengan akurat dan efisien.
FAQ:
1. Apa itu retur pembelian?
Retur pembelian merupakan proses pengembalian barang yang telah dibeli dari penjual atau pemasok, umumnya karena kerusakan, ketidaksesuaian dengan pesanan, atau cacat. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengurangi kewajiban pembeli kepada penjual, yang bisa berdampak pada pengurangan total pembelian atau pengembalian dana.
2. Bagaimana cara kerja jurnal retur pembelian?
Setiap kali perusahaan mengembalikan barang atau menerima pengurangan harga dari pemasok, transaksi tersebut dicatat di jurnal ini. Pencatatan ini akan:
1. Mendebet akun Utang Usaha (Accounts Payable) untuk mengurangi jumlah utang kepada pemasok.
2. Mengkredit akun Retur Pembelian dan Pengurangan Harga untuk mencatat nilai barang yang dikembalikan.
Pada akhir periode, total dari jurnal ini akan dipindahkan ke buku besar.
3. Mengapa jurnal retur pembelian itu penting?
Jurnal retur pembelian sangat penting karena:
1. Mengurangi Utang: Jurnal ini memastikan bahwa nilai utang perusahaan kepada pemasok berkurang secara akurat.
2. Dasar Pencatatan yang Akurat: Menyediakan catatan yang terperinci dan terpisah dari pembelian, sehingga memudahkan pelacakan jika ada perselisihan.
3. Perhitungan HPP yang Tepat: Nilai retur pembelian akan memengaruhi perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang akurat, yang pada akhirnya memengaruhi laba perusahaan.
4. Bagaimana cara menghitung retur pembelian?
Untuk menghitung retur pembelian, kurangi biaya barang yang dikembalikan dari total pembelian awal. Dalam pencatatan akuntansi, retur pembelian dicatat dengan mengurangi utang dagang (debit), mencatat akun retur pembelian (kredit), dan mengurangi nilai persediaan barang (kredit).


