Untuk menjaga efisiensi dan kesehatan finansial bisnis, ada banyak aspek dan langkah strategis yang harus dilakukan perusahaan. Seperti proses rekonsiliasi bank yang dapat memberikan gambaran akurat mengenai posisi keuangan dan pencatatan transaksi keuangan selama periode tertentu. Aspek ini sangat penting dilakukan untuk memastikan akurasi dan keandalan catatan keuangan.
Rekonsiliasi yang tidak dilakukan dengan efektif akan memberikan dampak serius pada keuangan bisnis, seperti tidaksesuainya arus kas, ataupun kesulitan dalam proses audit. Maka dari itu, proses rekonsiliasi bank harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dan mengoptimalkan seluruh data keuangan bisnis.
Di sini akan dibahas secara lengkap mulai dari pengertian, fungsi dan tujuan rekonsiliasi bank, serta bagaimana strategi meningkatkan efisiensi agar menghindari kesalahan pencatatan dalam rekonsiliasi bank. Selengkapnya di sini!


- Rekonsiliasi bank adalah proses verifikasi kebenaran data keuangan perusahaan dengan data yang dimiliki bank.
- Prosedur rekonsiliasi bank: Pengumpulan data, perbadingan data internal dengan bank, identifikasi perbedaan bila ada, melakukan penyesuaian, menyusun laporan rekonsiliasi bank.
- Software akuntansi ScaleOcean merupakan sistem akuntansi terbaik yang dapat membantu melancarkan proses rekonsiliasi bank.
1. Apa itu Rekonsiliasi Bank?
Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan transaksi masuk-keluar kas akun rekening perusahaan dengan laporan bank untuk memastikan kesesuian dan mengidentifikasi perbedaan. Hal ini sangat penting untuk memverifikasi akurasi data keuangan bisnis dan mendeteksi terjadinya kecurangan.
Proses bank reconciliation ini penting dilakukan perusahaan dengan menyesuaikan data keuangan bisnis dengan bank statement yang diterima secara rutin, dan pihak perusahaan dapat mengecek ulang kesesuaian saldo akhir kas rekening yang tertera dalam buku besar. Biasanya proses rekonsiliasi dilakukan secara berkala, dan tidak memfaktorkan transaksi yang masih belum dipenuhi melalui ketentuan pembayaran yang ditetapkan.
Ketika proses pencocokan dilakukan, akurasi balance sheet perusahaan sederhana akan meningkat semakin baik. Ini membuat perusahaan bisa mencegah terjadinya risiko buruk dalam transaksi, serta dapat meningkatkan akurasi data keuangan secara menyeluruh.
2. Mengapa Rekonsiliasi Bank itu Penting bagi Perusahaan?
Rekonsiliasi bank adalah langkah krusial dalam menjaga integritas laporan keuangan perusahaan. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi adanya selisih kas yang dapat mengarah pada kesalahan pencatatan atau penyimpangan dana. Berikut ini beberapa manfaat utama dari proses ini:
a. Menjaga Akurasi Keuangan
Rekonsiliasi bank memastikan saldo kas yang tercatat di buku besar perusahaan sama dengan saldo yang tercatat di rekening bank. Dengan membandingkan kedua sumber informasi ini, perusahaan dapat memverifikasi bahwa seluruh transaksi tercatat dengan benar, yang sangat krusial dalam menjaga akurasi laporan keuangan.
Rekonsiliasi bank juga membantu dalam memverifikasi jenis-jenis jurnal keuangan yang tercatat dalam sistem perusahaan, seperti jurnal penerimaan kas dan pengeluaran. Proses ini memastikan bahwa setiap transaksi yang dicatat sesuai dengan laporan bank, sehingga perusahaan dapat menjaga konsistensi data keuangan.
b. Mengelola Arus Kas
Dengan rekonsiliasi bank, perusahaan dapat memantau aliran kas masuk dan keluar dengan lebih baik, sehingga meningkatkan pengelolaan arus kas. Ini memungkinkan perusahaan mengantisipasi kebutuhan kas, menghindari kekurangan dana, dan merencanakan pengeluaran dengan lebih tepat, mendukung keberlanjutan operasional.
Di sini lah di mana rekonsiliasi bank penting. Perusahaan perlu membandingkan data transaksi dari kedua sumber tersebut untuk memastikan kalau isinya sudah sesuai. Apabila ditemukan adanya selisih kas, maka bisnis dapat melakukan analisa lebih mendalam terkait penyebab munculnya perselisihan tersebut. Proses berikut serupa dengan strategi preventif lain seperti perhitungan kas (cash opname).
c. Mencegah Kesalahan dan Kecurangan
Rekonsiliasi bank membantu mendeteksi kesalahan pencatatan atau penyimpangan dana. Proses ini memastikan semua transaksi tercatat dengan benar dan mengidentifikasi transaksi yang tidak sah, mengurangi risiko fraud dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.
d. Mempermudah Audit
Rekonsiliasi bank yang tepat waktu akan mempermudah proses audit dengan memberikan bukti akurat dan transparansi data. Hal ini membantu auditor dalam memverifikasi transaksi dan laporan keuangan, sekaligus memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi dan meningkatkan kredibilitas di mata investor serta regulator.
3. Kapan Seharusnya Rekonsiliasi Bank Dilakukan?
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, pihak bank akan mengirimkan laporan transaksi umumnya pada akhir bulan operasional tertentu. Ketika laporan tersebut telah diterima oleh perusahaan, maka proses rekonsiliasi bank dapat dengan segera dilakukan.
Namun, alangkah lebih baiknya jika bisnis dapat dengan secara terus-menerus melakukan rekonsiliasi agar segala kesalahan yang terjadi dapat diketahui dan diselesaikan dengan segera melalui jurnal perbaikan. Hal ini biasanya dapat dilakukan melalui akses informasi pada website atau aplikasi yang disediakan bank.
4. Tujuan Rekonsiliasi Bank
Apa sebenarnya tujuan dari melakukan rekonsialiasi bank? Dengan melakukan rekonsiliasi bank, perusahaan dapat memastikan bahwa saldo kas dalam pembukuan sesuai dengan jumlah yang tersedia di rekening bank. Proses ini mendukung pengelolaan arus kas yang lebih akurat dan membantu dalam pengambilan keputusan keuangan yang lebih efektif.
Berikut ini penjelasan tentang tujuan dan peran rekonsiliasi bank bagi bisnis:
a. Memastikan Akurasi Catatan Keuangan
Proses rekonsiliasi dilakukan untuk mencocokan transaksi dalam catatan internal dengan laporan bank, sehingga memastikan tidak ada kesalahan pencatatan, seperti transaksi yang terlewat, pencatatan ganda, atau jumlah yang salah. Hal ini tetap berlaku baik perusahaan menggunakan metode basis akrual atau kas dalam operasi akuntansinya.
Akurasi catatan keuangan tersebut akan menjadi fondasi untuk laporan keuangan yang dapat diandalkan, dan menghindari risiko kesulitan dalam menghitung saldo kas yang sebenarnya dalam perencanaan keuangan perusahaan.
b. Mendeteksi Kesalahan dan Kecurangan
Tujuan rekonsiliasi bank berikutnya adalah untuk memeriksa adanya transaksi yang mencurigakan atau kesalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah kas menunjukkan adanya permasalahan pada efisiensi pencatatan, atau adanya anggota tenaga kerja yang melakukan aksi penipuan sebab karena dampak fraud triangle.
Salah satu langkah untuk membuat rekonsiliasi bank adalah dengan membandingkan catatan internal perusahaan dengan laporan bank untuk mengidentifikasi selisih yang ada. Dengan rekonsiliasi, perusahaan bisa memeriksa setiap selisih antara catatan internal dan laporan bank, dan mengidentifikasi masalah sejak dini.
c. Mengelola Arus Kas dengan Lebih Baik
Rekonsiliasi dilakukan juga untuk kelangsungan arus kas bisnis, di mana perusahaan akan memahami posisi keuangan yang sebenarnya dengan memastikan saldo kas yang dicatat sesuai dengan laporan bank.
Ini juga akan membantu perusahaan dalam memantau arus kas masuk dari pembayaran pelanggan, dan arus kas keluar untuk pengeluaran operasional atau investasi.
d. Memastikan Kepatuhan Regulasi
Rekonsiliasi juga dilakukan untuk mematuhi standar akuntansi dan regulasi, di mana hal tersebut akan memastikan laporan keuangan yang dibuat telah memenuhi persyaratan hukum dan akuntansi seperti PSAK. Ini penting untuk menghindari penalti akibat ketidaksesuaian data atau laporan keuangan yang tidak akurat.
e. Mendukung Pengambilan Keputusan Strategis
Dengan proses reconciliation bank yang dilakukan dengan tepat, perusahaan bisa memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi terbaru mengenai kondisi keuangan, termasuk saldo kas, piutang, dan kewajiban.
Ini bisa menjadi dasar untuk Anda membuat laporan akurat dan contoh budgeting perusahaan akurat. Hal tersebut akan memudahkan pengambilan keputusan strategis, seperti alokasi anggaran, investasi, atau pengembangan bisnis.
5. Komponen dalam Rekonsiliasi Bank
Bank rekonsiliasi merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan dengan ketelitian tinggi. Ini dilakukan untuk mengetahui nominal transaksi yang telah tercatat maupun yang tidak tercatat dari berbagai alur pendapatan. Ada beberapa komponen penting yang harus dipahami untuk melakukan proses ini, yaitu:
a. Deposit in Transit
Komponen pertama adalah deposit in transit atau setoran dalam proses. Ini menjadi proses ketika terdapat cek yang telah diterima perusahaan namun ternyata tidak tercatat oleh bank. Jika ini terjadi, maka setoran yang dilakukan tidak akan tersedia dalam laporan transaksi keuangan bank.
Oleh karena itu, permasalahan tersebut dapat dikategorikan dalam komponen contoh rekonsiliasi bank. Hal ini biasanya terjadi karena data keuangan yang terlambat sampai kepada pihak bank, sehingga berakibat pada data yang tidak bisa dimasukkan ke dalam laporan pada hari itu.
b. Outstanding Check
Transaksi menggunakan cek akan membuat peluang terjadinya outstanding check atau cek beredar, sehingga harus dilakukan rekonsiliasi. Akibatnya, data tersebut tidak akan tersedia pada laporan keuangan bank.
Jika status outstanding check dengan jangka waktu lama, tidak akan bisa dicairkan karena dianggap batal. Batas waktu berlakunya sebuah cek cukup beragam, mulai dari 60 hari, 90 hari, hingga lebih dari 6 bulan.
c. Non-Sufficient Fund Check
Komponen terakhir bank rekonsiliasi adalah non-sufficient fund check atau komponen cek kosong. Sesuai namanya, cek kosong adalah sebuah cek yang tidak diterima oleh pihak bank karena jumlah saldo dalam rekening perusahaan tidak mencukupi (non sufficient).
Apabila kasus tersebut terjadi, maka bank akan tetap mengeluarkan nota debet sesuai nilai cek yang tidak dapat dicairkan atau dengan jumlah ketidakjujuran (dishonored).
6. Bentuk-bentuk Rekonsiliasi Bank
Dalam membuat laporan rekonsiliasi bank, penting untuk memastikan data atau nonimal yang tercantum dalam masing-masing catatan miliki perusahaan dan bank statement telah sesuai. Terdapat beberapa bentuk bank rekonsiliasi yang bisa Anda gunakan untuk mencocokkan catatan keuangan masing-masing pihak:
a. Rekonsiliasi Bank Vertikal
Bentuk yang pertama contoh rekonsiliasi bank adalah bentuk report form atau vertikal. Disebut juga dengan stuffl, di mana informasi di dalamnya tersusun secara bertingkat. Selain itu, ada juga kolom khusus yang digunakan untuk mengisi catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan catatan kas milik perusahaan. Pada bagian bawah, terdapat kolom yang berisikan informasi berdasarkan catatan kas milik bank.
b. Rekonsiliasi Bank Horizontal
Ada juga bentuk contoh rekonsiliasi skontro atau account form. Berbeda dengan bentuk sebelumnya, bentuk account form tersusun secara horizontal atau saling bersebelahan. Pada kolom sebelah kiri, berisi catatan data saldo perusahaan. Sedangkan kolom sebelah kanan berisikan catatan data rekonsiliasi saldo kas rekening koran.
c. Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Pada dasarnya, bentuk contoh rekonsiliasi 4 kolom ini terdiri dari 5 kolom. Disebut dengan 4 kolom karena hanya terdapat 4 kolom nominal mutasi. Oleh sebab itu, bentuk ini didefinisikan sebagai bentuk rekonsiliasi yang tersusun dalam 4 kolom nominal mutasi.
d. Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Terakhir, contoh bank rekonsiliasi 8 kolom. Sama seperti bentuk sebelumnya, meskipun disebut rekonsiliasi 8 kolom, bentuk ini sebenarnya memiliki jumlah keseluruhan kolom sebanyak 9 kolom. Akan tetapi, hanya terdapat 8 kolom nominal mutasi sehingga disebut dengan rekonsiliasi 8 kolom.
7. Prosedur Rekonsiliasi Bank
Untuk memaksimalkan proses rekonsiliasi yang tepat dan sesuai, penting untuk setiap perusahaan melakukannya secara optimal sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Ini akan membuat Anda dapat menghindari kesalahan pencatatan dalam rekonsiliasi bank. Berikut prosedur yang wajib dilakukan:
a. Membandingkan Transaksi Internal dan Laporan Bank
Setelah data dikumpulkan, berikutnya mencocokkan transaksi yang ada di laporan bank dengan catatan internal, biasa berupa buku besar atau trial balance (neraca saldo). Ini dilakukan dengan memeriksa setiap item, mulai dari tanggal transaksi, jumlah, hingga deskripsi. Jika terdapat transaksi yang tidak tercatat di salah satu dokumen, perusahaan harus mengidentifikasi penyebabnya.
b. Mencatat Transaksi yang Dilakukan oleh Bank
Langkah berikutnya dalam rekonsiliasi adalah mencatat transaksi yang tercatat di laporan bank, seperti biaya bank, bunga, dan biaya transaksi lainnya. Setiap biaya atau pendapatan yang tercatat oleh bank perlu dicocokkan dengan catatan internal untuk memastikan semuanya telah dicatat dengan benar.
c. Telusuri Transaksi yang Masih Diproses (Outstanding Items)
Telusuri dan identifikasi transaksi yang telah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran (misalnya, penerbitan cek) atau pendapatan (misalnya, setoran) tetapi belum muncul di laporan bank pada tanggal rekonsiliasi.
Ini sering disebut sebagai outstanding items. Contohnya adalah cek yang telah diterbitkan tetapi belum dicairkan oleh penerima, atau setoran yang dilakukan pada akhir periode dan belum diproses oleh bank.
Dalam konteks ini, melakukan proses rekonsiliasi PPN dengan cara yang serupa juga penting untuk memastikan bahwa data pajak yang dicatat sesuai dengan transaksi yang tercatat di laporan keuangan dan laporan bank, mengurangi risiko kesalahan dalam perhitungan pajak dan memastikan kepatuhan pajak yang lebih baik.
d. Membuat Lembar Kerja Rekonsiliasi dan Analisa Selisihnya
Setelah proses pencocokan selesai, buatlah lembar kerja rekonsiliasi yang mencatat setiap transaksi yang telah diperiksa dan disesuaikan. Jika ada selisih, lakukan analisis terhadap penyebabnya, seperti kesalahan pencatatan, biaya yang belum dicatat, atau transaksi yang belum diproses. Adanya data akurat ini kemudian akan berdampak pada laporan keuangan yang lebih ditel.
e. Penelusuran dan Pengecekan Ulang
Setelah semua transaksi dicocokkan dan selisih dianalisis, langkah terakhir adalah melakukan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa semua transaksi telah tercatat dengan benar. Proses ini juga melibatkan pemeriksaan apakah ada kesalahan dalam pencatatan atau transaksi yang terlewat, guna memastikan laporan keuangan yang akurat.
8. Contoh Laporan Rekonsiliasi Bank
Agar memudahkan pemahaman terkait proses bank rekonsiliasi, di ini akan diuraikan contoh laporan rekonsiliasi bank. Uraian ini akan membantu memvisualisasikan langkah-langkah mencocokkan saldo keuangan perusahaan Anda dengan laporan bank secara sistematis. Berikut ini laporan rekonsiliasi bank:
Di dalam contoh laporan rekonsiliasi ini, terdapat lima prosedur yang dilakukan dalam penyusunannya. Mulai dari pengumpulan saldo per laporan bank, hingga verifikasi akhir. Ini akan memastikan saldo setelah penyesuaian dari kedua sumber sudah sesuai dan menandakan proses rekonsiliasi selesai dilakukan dengan akurat.
Dengan adanya laporan rekonsiliasi bank ini, akan memudahkan perusahaan Anda dalam mengelola proses pengelolaan data keuangan dan pencocokkan dengan bank statement. Hal tersebut juga akan meminimalkan kesalahan, dan memberikan kemudahan dalam menganalisis balance sheet yang transparan serta dapat diandalkan.
9. Solusi Otomatisasi Rekonsiliasi Bank dengan Software Akuntansi ScaleOcean
Pentingnya bank reconciliation di perusahaan memudahkan pengelolaan keuangan bisnis secara menyeluruh, sehingga aspek ini harus dilakukan dengan efisien agar hasilnya optimal. Agar memudahkan proses ini dengan akurasi yang tinggi, Anda bisa menggunakan software akuntansi ScaleOcean yang akan memberikan solusi terbaik untuk bisnis Anda.
Penerapan software ScaleOcean akan membuat perusahaan dapat mengoptimalkan proses rekonsiliasi secara menyeluruh, dengan berbagai kemampuan otomatisasi dan integrasinya yang canggih. ScaleOcean juga akan memberikan layanan demo gratis dan konsultasi dengan tim profesional untuk membantu penerapan menjadi optimal di bisnis Anda.
Ada beberapa keunggulan lain yang diberikan software akuntansi ScaleOcean:
- Bank Integration, fitur otomatis untuk mencocokkan data transaksi yang tercatat di bank dengan pembukuan internal perusahaan
- Auto Payment, fitur pengaturan pembayaran terjadwal secara otomatis setelah konfirmasi oleh pengguna
- Cash Flow Report, sistem akan menyediakan laporan lengkap mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, memastikan likuiditas perusahaan
- Forecast Budget, membantu memprediksi anggaran periode ke depan berdasarkan data historis dan tren perusahaan
- Laporan Khusus Bank Reconciliation, menyediakan laporan detail mengenai transaksi mana saja yang sudah dicocokkan dan belum antara pembukuan internal dan bank statement
Dengan fitur ini, software akuntansi ScaleOcean akan menjadi solusi terbaik yang akan membuat proses bank rekonsiliasi di perusahaan Anda lebih cepat, akurat, dan efisien. Dengan menerapkan sistem ini, Anda juga akan diberikan beberapa keuntungan strategis, diantaranya:
- Skalabilitas tinggi yang dapat disesuaikan untuk perusahaan di berbagai skala
- Integrasi mudah dengan modul bisnis lain seperti pembelian, inventory, dan penjualan
- Efisiensi proses dan penghematan waktu
- Mengurangi human error
- Keakuratan dan kepatuhan dalam laporan keuangan
10. Kesimpulan
Dari sini bisa dipahami, bahwa bank rekonsiliasi adalah aspek penting yang harus dilakukan perusahaan dengan prosedur dan strategi yang sesuai. Hal tersebut juga penting untuk memastikan data keuangan perusahaan sama dengan saldo bank yang ada. Ini membuat perusahaan mudah dalam pengelolaan akuntansi manajemen secara menyeluruh.
Untuk memudahkan prosesnya, Anda bisa menggunakan software akuntansi ScaleOcean yang dapat memberikan Anda solusi otomatisasi dan analisis canggih untuk memastikan proses rekonsiliasi dilakukan dengan otomatis dan akurat. Dengan sistem ini, rekonsiliasi yang dilakukan sudah dipastikan sesuai dan tepat untuk keberlangsungan bisnis. Lakukan demo gratis untuk dapatkan fitur dan modul terbaik untuk bisnis Anda.
FAQ:
1. Apa itu rekonsiliasi bank?
Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan dan mencocokkan saldo kas yang tercatat di laporan bank dengan saldo kas yang tercatat di buku besar perusahaan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan kedua saldo tersebut seimbang dan mengidentifikasi perbedaan yang mungkin ada, seperti kesalahan pencatatan, biaya bank, atau cek yang masih dalam proses. Proses ini sangat penting untuk menjamin akurasi catatan keuangan.
2. Mengapa rekonsiliasi bank penting bagi bisnis?
Rekonsiliasi bank adalah praktik keuangan yang krusial karena:
1. Deteksi Kesalahan: Membantu mengidentifikasi kesalahan dalam pencatatan yang mungkin dilakukan oleh perusahaan atau pihak bank.
2. Pencegahan Fraud: Merupakan salah satu kontrol internal terbaik untuk mendeteksi transaksi yang tidak sah atau penipuan.
3. Dasar Laporan yang Akurat: Memastikan saldo kas di neraca perusahaan akurat, yang merupakan salah satu aset terpenting.
4. Manajemen Arus Kas: Memberikan gambaran yang jelas tentang kas yang benar-benar tersedia di bank, membantu pengambilan keputusan keuangan.
3. Apa saja penyebab umum perbedaan dalam rekonsiliasi bank?
Ada beberapa hal yang sering menyebabkan perbedaan antara saldo bank dan saldo buku besar:
1. Transaksi dalam Proses (Timing Differences): Cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan tetapi belum dicairkan oleh penerima, atau setoran yang sudah dicatat perusahaan tetapi belum muncul di rekening bank.
2. Biaya Bank & Pendapatan Bunga: Biaya bulanan atau bunga yang diterima dari bank yang belum dicatat dalam buku perusahaan.
3. Cek Kosong (Non-Sufficient Funds – NSF): Cek dari pelanggan yang tidak dapat dicairkan karena dananya tidak cukup.
4. Kesalahan Pencatatan: Human error dalam mencatat jumlah transaksi.