Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, mencapai pelanggan secara proaktif menjadi kunci pertumbuhan. Salah satu metode yang telah terbukti efektif adalah canvassing. Meski sering dianggap tradisional, pemahaman mendalam tentang teknik ini penting untuk mengadaptasinya ke dalam strategi penjualan modern.
Canvassing memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pelanggan potensial secara langsung dan personal. Meskipun dianggap metode lama, banyak perusahaan yang mulai memanfaatkannya kembali dengan pendekatan yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Artikel ini akan membahas pengertian canvassing, jenis-jenisnya, manfaatnya, serta bagaimana teknologi dapat meningkatkan efektivitasnya, terutama bagi pengambil keputusan di perusahaan.

- Canvassing adalah metode penjualan proaktif untuk menjangkau calon pelanggan secara langsung, baik melalui tatap muka, telepon, maupun platform digital modern.
- Tujuan utama canvassing mencakup perluasan pasar, peningkatan penjualan, pembangunan hubungan personal, serta pengumpulan umpan balik pasar secara akurat.
- Tantangan canvassing meliputi kebutuhan sumber daya besar dan tingkat penolakan tinggi, meski menawarkan koneksi personal dengan pelanggan.
- Tahapan canvassing dimulai dari riset pasar, persiapan materi, kontak langsung, hingga evaluasi hasil untuk perbaikan.
- Software Sales Management ScaleOcean membantu mengatasi tantangan canvassing melalui otomatisasi, pelacakan, dan analisis data untuk efisiensi maksimal.

Apa Itu Canvassing?
Canvassing adalah strategi penjualan yang melibatkan pendekatan langsung kepada calon pelanggan untuk memperkenalkan produk atau layanan. Pendekatan ini dilakukan tanpa menunggu pelanggan datang, dengan tujuan membangun interaksi dan mengidentifikasi kebutuhan mereka.
Metode canvassing bisa dilakukan melalui berbagai saluran, seperti kunjungan langsung, panggilan telepon (cold calling), atau email (cold emailing). Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang lebih personal, menggali minat, dan mendorong calon pelanggan untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Jenis-jenis Canvassing
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, metode canvassing kini hadir dalam berbagai jenis yang disesuaikan dengan target pasar dan sumber daya perusahaan. Setiap jenis memiliki karakteristik, kelebihan, dan tantangan tersendiri. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda memilih pendekatan yang paling efektif untuk bisnis Anda.
Berikut adalah tiga jenis canvassing yang paling umum dipraktikkan di dunia penjualan modern, mulai dari yang paling tradisional hingga yang memanfaatkan platform digital:
1. Door-to-Door
Metode door-to-door adalah bentuk canvassing klasik di mana tenaga penjual mengunjungi calon pelanggan secara langsung, baik di rumah (B2C) maupun kantor (B2B). Keberhasilannya bergantung pada kemampuan komunikasi dan membangun koneksi personal.
Meskipun dianggap kuno, strategi ini tetap relevan di beberapa industri seperti FMCG dan telekomunikasi. Kelebihannya adalah sentuhan manusiawi yang kuat, namun tantangannya meliputi efisiensi waktu yang rendah dan biaya perjalanan tinggi.
2. Cold Calling
Cold calling adalah metode canvassing melalui telepon, di mana tenaga penjual menghubungi calon pelanggan yang belum pernah dihubungi sebelumnya. Tujuannya adalah untuk kualifikasi awal, menjadwalkan pertemuan, atau menjual produk dengan siklus penjualan pendek.
Efektivitasnya bergantung pada kualitas daftar kontak, skrip persuasif, dan ketangguhan mental tenaga penjual. Meskipun tingkat penolakannya tinggi, cold calling tetap efektif untuk mengisi saluran penjualan dan menghasilkan sales lead berkualitas.
3. Canvassing Digital
Canvassing digital adalah evolusi dari metode tradisional yang memanfaatkan platform online untuk menjangkau prospek. Ini mencakup pengiriman email (cold emailing), pesan di media sosial profesional seperti LinkedIn, atau berpartisipasi dalam forum industri. Kunci dari metode ini adalah personalisasi pesan dalam skala besar.
Keunggulan utama canvassing digital terletak pada skalabilitas, biaya lebih rendah, dan kemampuan melacak metrik secara akurat, seperti tingkat buka email dan balasan. Namun, tantangannya adalah menembus “kebisingan” digital agar pesan Anda bisa menonjol di antara ribuan notifikasi lainnya.
Tujuan dan Manfaat Utama Metode Canvassing
Canvassing bukan hanya aktivitas penjualan, tetapi juga memiliki tujuan strategis yang lebih luas untuk pertumbuhan bisnis. Metode ini dirancang untuk mencapai objektif penting yang sering kali sulit dipenuhi oleh strategi pemasaran pasif.
Berikut penjelasan lebih rinci memahami tujuan dan manfaatnya:
1. Memperluas Jangkauan Pasar dan Mempercepat Penetrasi Produk
Salah satu tujuan utama canvassing adalah secara proaktif memperluas jangkauan geografis atau demografis perusahaan. Dengan mengerahkan tim penjualan ke area atau segmen baru, perusahaan dapat memperkenalkan merek dan produk kepada audiens yang sebelumnya tidak tersentuh. Pendekatan ini efektif untuk menguji respons pasar sebelum investasi pemasaran lebih besar.
Canvassing juga mempercepat penetrasi produk ke pasar dengan mengedukasi calon pelanggan tentang keunggulan produk, mengatasi keberatan, dan mendorong adopsi awal. Aktivitas ini menciptakan momentum penting, terutama untuk peluncuran produk baru yang memerlukan visibilitas cepat.
2. Meningkatkan Penjualan dengan Menjangkau Pelanggan Baru
Tujuan utama canvassing sales adalah menghasilkan pendapatan baru dengan mendekati prospek secara langsung. Tim penjualan menciptakan peluang secara proaktif, memastikan saluran penjualan selalu terisi prospek baru dan meningkatkan kemungkinan pencapaian target penjualan.
Metode ini memungkinkan bisnis untuk tidak hanya bergantung pada inbound marketing, memberikan kontrol lebih besar atas proses perolehan pelanggan. Dengan menjangkau pelanggan yang mungkin tidak aktif mencari solusi, canvassing membuka aliran pendapatan baru yang berpotensi besar.
3. Membangun Hubungan Personal dan Kepercayaan Pelanggan
Interaksi langsung, baik tatap muka maupun melalui telepon, memberikan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih personal. Di dunia yang semakin digital, sentuhan manusiawi ini menjadi pembeda yang kuat, memungkinkan tenaga penjual untuk membangun rapport, menunjukkan empati, dan memahami kebutuhan pelanggan lebih dalam.
Hubungan yang didasarkan pada kepercayaan cenderung menghasilkan loyalitas jangka panjang. Ketika pelanggan merasa dipahami dan dihargai, mereka tidak hanya lebih cenderung membeli, tetapi juga menjadi pendukung setia merek Anda. Kepercayaan ini menjadi aset berharga yang sulit ditiru oleh pesaing.
4. Mengumpulkan Umpan Balik Pasar (Market Feedback) secara Langsung dan Akurat
Tenaga penjual yang melakukan canvassing berada di garis depan dan berinteraksi langsung dengan pasar setiap hari. Mereka menjadi sumber informasi berharga mengenai persepsi pelanggan, aktivitas kompetitor, dan tren pasar, mendengarkan keberatan, pertanyaan, serta fitur yang paling diinginkan pelanggan.
Informasi tanpa filter ini sangat penting untuk pengembangan produk, penyesuaian strategi pemasaran, dan pengambilan keputusan bisnis. Umpan balik langsung sering kali lebih akurat dan relevan dibandingkan data survei formal, menjadikan canvassing sebagai mekanisme riset pasar yang berjalan secara kontinu.
Baca juga: Ketahui 9 Jenis Jenis Promosi Penjualan bagi Pebisnis
Kelebihan Metode Canvassing
Terlepas dari tantangannya, metode canvassing terus digunakan karena menawarkan sejumlah kelebihan unik yang sulit dicapai melalui pendekatan lain. Keunggulan-keunggulan ini menjadikannya strategi yang kuat, terutama ketika dieksekusi dengan baik.
Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari metode canvassing:
1. Koneksi Personal
Kelebihan terbesar dari canvassing, terutama door-to-door adalah kemampuannya untuk menciptakan koneksi personal yang kuat. Interaksi tatap muka memungkinkan tenaga penjual memanfaatkan bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah untuk membangun kepercayaan dan rapport, membuat proses penjualan terasa lebih otentik.
Koneksi manusiawi ini sulit ditiru oleh email atau iklan digital. Ketika calon pelanggan berbicara langsung dengan perwakilan perusahaan, mereka lebih terbuka terhadap pesan yang disampaikan. Sentuhan personal ini dapat mengatasi skeptisisme dan membuka pintu untuk diskusi yang lebih mendalam.
2. Respons Langsung
Berbeda dengan kampanye pemasaran yang membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya, canvassing memberikan umpan balik secara instan. Tenaga penjual akan langsung mengetahui apakah seorang prospek tertarik, tidak tertarik, atau memiliki keberatan tertentu. Respons langsung ini memungkinkan kualifikasi prospek yang sangat cepat dan efisien.
Kemampuan untuk mendapatkan jawaban langsung yang memungkinkan tenaga penjual untuk menyesuaikan pendekatan mereka saat itu juga. Jika sebuah argumen tidak berhasil, mereka bisa mencoba pendekatan lain. Siklus umpan balik yang cepat ini mempercepat proses pembelajaran dan optimisasi strategi penjualan di lapangan.
3. Peningkatan Brand Awareness
Setiap interaksi canvassing, meski berakhir dengan penolakan, tetap berfungsi untuk meningkatkan kesadaran merek. Ketika tenaga penjual memperkenalkan perusahaan dan produknya, mereka menanamkan benih di benak calon pelanggan, meskipun tidak langsung menghasilkan penjualan.
Menurut Forbes Agency Council, salah satu strategi utama untuk membangun brand awareness di wilayah baru adalah melalui pendekatan lokal yang disesuaikan. Upaya canvassing yang konsisten di suatu area adalah contoh nyata dari strategi ini.
Ketika calon pelanggan membutuhkan produk atau layanan yang Anda tawarkan, merek Anda akan menjadi salah satu yang pertama kali muncul di pikiran mereka, menjadi investasi jangka panjang untuk ekuitas merek.
Kekurangan Metode Canvassing
Di balik kelebihannya, penting bagi para pengambil keputusan untuk memahami kekurangan dan tantangan yang melekat pada metode canvassing. Mengetahui sisi negatifnya memungkinkan perusahaan untuk mempersiapkan strategi mitigasi yang tepat dan membuat keputusan yang lebih realistis.
Berikut adalah beberapa kekurangan utama dari canvassing:
1. Membutuhkan Banyak Sumber Daya
Canvassing terutama yang melibatkan kunjungan fisik adalah aktivitas padat karya yang memerlukan investasi sumber daya besar. Perusahaan harus merekrut, melatih, dan mengelola tim penjualan lapangan, yang memerlukan komitmen manajemen yang kuat agar tim tetap termotivasi dan produktif.
Selain sumber daya manusia, waktu juga menjadi faktor krusial dalam canvassing. Tenaga penjual mungkin hanya dapat mengunjungi sejumlah kecil prospek dalam satu hari, membuat skalabilitas menjadi tantangan. Tanpa perencanaan yang matang, biaya perolehan pelanggan (customer acquisition cost) bisa menjadi sangat tinggi.
2. Tingkat Penolakan Tinggi
Salah satu tantangan terbesar dalam canvassing adalah tingkat penolakan yang sangat tinggi. Tenaga penjual sering mendengar kata “tidak” lebih banyak daripada “ya,” yang bisa memengaruhi moral dan motivasi. Ketahanan mental menjadi atribut yang wajib dimiliki oleh setiap canvasser yang sukses.
Tingkat penolakan yang tinggi ini juga dapat menyebabkan perputaran karyawan yang cepat dalam tim penjualan. Hal ini menciptakan tantangan bagi manajemen dalam perekrutan dan pelatihan berkelanjutan. Untuk mengatasinya, membangun budaya tim yang suportif dan memberikan insentif yang tepat sangat penting.
3. Biaya Operasional yang Cukup Besar
Biaya canvassing tidak hanya meliputi gaji dan komisi, tetapi juga biaya operasional lainnya, seperti transportasi, akomodasi, materi promosi, dan alat komunikasi. Biaya-biaya ini dapat cepat terakumulasi, terutama untuk tim penjualan besar atau yang melayani wilayah geografis luas.
Manajemen biaya menjadi kunci untuk memastikan profitabilitas dari aktivitas canvassing. Tanpa perencanaan rute yang efisien, seperti permanent journey plan (PJP), dan pemantauan pengeluaran yang ketat, biaya operasional bisa menggerus margin keuntungan. Oleh karena itu, visibilitas dan kontrol atas pengeluaran di lapangan sangat penting.
Tahapan Proses Canvassing
Untuk mencapai keberhasilan, canvassing tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Diperlukan sebuah proses yang terstruktur dan sistematis, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Berikut adalah tahapan-tahapan kunci dalam menjalankan proses canvassing yang efektif:
1. Identifikasi dan Riset Target Pasar
Langkah pertama yang paling fundamental adalah menentukan siapa yang ingin Anda jangkau. Definisikan profil pelanggan ideal Anda secara spesifik, mencakup demografi, geografi, industri, dan masalah yang mereka hadapi. Semakin jelas target Anda, semakin efisien upaya canvassing Anda.
Setelah target diidentifikasi, lakukan riset awal untuk memahami kebutuhan dan tantangan mereka. Riset ini akan membantu Anda mempersiapkan pendekatan yang lebih relevan dan personal. Mengetahui sedikit tentang prospek sebelum melakukan kontak akan meningkatkan kredibilitas Anda secara signifikan.
2. Persiapan Materi Promosi yang Relevan
Berdasarkan riset target pasar, siapkan semua materi yang akan mendukung proses penjualan Anda. Ini bisa berupa brosur, sampel produk, kartu nama, presentasi singkat, atau studi kasus. Pastikan semua materi terlihat profesional dan secara jelas mengkomunikasikan nilai yang Anda tawarkan.
Selain materi fisik atau digital, siapkan juga skrip percakapan atau poin-poin kunci sebagai panduan. Skrip ini tidak harus kaku, tetapi berfungsi sebagai kerangka untuk memastikan semua informasi penting tersampaikan. Latihan memainkan peran (role-playing) dengan tim dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kelancaran saat berinteraksi.
3. Lakukan Kontak Langsung dengan Pendekatan yang Tepat
Ini adalah momen eksekusi di mana Anda melakukan kontak dengan prospek. Baik itu mengetuk pintu, mengangkat telepon, atau mengirim email, kesan pertama sangatlah penting. Mulailah dengan perkenalan yang singkat, percaya diri, dan sopan, serta sebutkan tujuan Anda dengan jelas.
Hargai waktu prospek dan fokuslah untuk menarik perhatian mereka dalam 30 detik pertama. Tujuannya bukan untuk langsung menjual, tetapi untuk mendapatkan izin melanjutkan percakapan. Sebuah pembukaan yang kuat dapat membedakan antara pintu yang tertutup dan percakapan yang produktif.
4. Tawarkan Solusi yang Menjawab Kebutuhan Pelanggan
Setelah berhasil membuka percakapan, geser fokus dari sekadar mempresentasikan produk menjadi memahami masalah prospek. Ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali kebutuhan dan tantangan mereka. Jadilah pendengar yang aktif dan tunjukkan empati yang tulus terhadap situasi mereka.
Ketika Anda sudah memahami masalahnya, posisikan produk atau layanan Anda sebagai solusi yang relevan. Jelaskan bagaimana penawaran Anda dapat secara spesifik membantu mereka mengatasi masalah tersebut atau mencapai tujuan mereka. Pendekatan berbasis solusi ini jauh lebih persuasif daripada sekadar menjabarkan fitur produk.
5. Lakukan Follow-up secara Konsisten dan Terjadwal
Sangat jarang penjualan dapat ditutup pada kontak pertama. Oleh karena itu, tindak lanjut (follow-up) adalah bagian yang krusial dari proses canvassing. Selalu akhiri percakapan dengan menentukan langkah selanjutnya yang jelas, seperti menjadwalkan pertemuan atau mengirimkan informasi tambahan.
Catat semua hasil interaksi dan jadwalkan pengingat untuk melakukan follow-up. Konsistensi menunjukkan profesionalisme dan minat tulus Anda untuk membantu. Gunakan sistem CRM atau alat bantu lainnya untuk mengelola proses follow-up agar tidak ada prospek yang terlewat.
6. Evaluasi Hasil untuk Perbaikan Strategi Berikutnya
Proses canvassing adalah siklus yang berkelanjutan. Setelah periode tertentu, luangkan waktu untuk mengevaluasi hasilnya. Lacak metrik-metrik kunci seperti jumlah kontak yang dibuat, jumlah pertemuan yang dijadwalkan, tingkat konversi, dan total penjualan yang dihasilkan.
Analisis data ini untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak. Mungkin ada skrip yang lebih efektif, atau target pasar tertentu yang memberikan respons lebih baik. Gunakan wawasan ini untuk terus menyempurnakan dan mengoptimalkan strategi canvassing Anda di masa depan.
Strategi Kunci untuk Meningkatkan Success Rate Canvassing
Mengetahui tahapan proses canvassing adalah satu hal, tetapi mengeksekusinya dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah tantangan lain. Ada beberapa strategi kunci yang dapat diterapkan untuk secara signifikan meningkatkan peluang sukses dalam setiap interaksi. Berikut adalah dua strategi fundamental yang harus dikuasai oleh setiap tim penjualan:
1. Bangun Kesan Pertama yang Kuat dan Profesional
Dalam canvassing, Anda hanya memiliki beberapa detik untuk membuat kesan pertama. Penampilan fisik yang rapi dan profesional, jabat tangan yang mantap, dan kontak mata yang percaya diri adalah elemen dasar yang tidak boleh diabaikan. Kredibilitas Anda mulai dibangun bahkan sebelum Anda mengucapkan sepatah kata pun.
Selanjutnya, cara Anda memulai percakapan sangatlah penting. Hindari pembukaan yang terdengar seperti skrip buatan robot (AI). Gunakan pembukaan yang singkat, relevan, dan menunjukkan bahwa Anda telah melakukan riset, misalnya dengan menyebutkan sesuatu yang spesifik tentang bisnis mereka.
2. Fokus pada Pendekatan Personal dan Jadilah Pendengar yang Baik
Salah satu kesalahan terbesar dalam canvassing adalah terlalu fokus berbicara dan tidak cukup mendengarkan. Daripada langsung membanjiri prospek dengan informasi produk, mulailah dengan mengajukan pertanyaan yang bijaksana. Tujuan utama adalah untuk memahami dunia, tantangan, dan tujuan mereka.
Dengan mendengarkan dengan saksama, Anda akan menemukan informasi krusial yang memungkinkan penyesuaian penawaran dengan presisi. Pendekatan personal ini menunjukkan bahwa Anda peduli memberikan solusi, bukan hanya mencapai target penjualan. Prospek akan lebih menghargai interaksi ketika mereka merasa didengarkan dan dipahami.
Peran Teknologi dalam Modernisasi Sales Canvassing
Di era digital ini, mengandalkan metode canvassing manual murni hanya akan menyebabkan inefisiensi. Teknologi hadir untuk memberdayakan tenaga penjual, mengatasi tantangan klasik, dan mengubah canvassing menjadi mesin penjualan yang terukur.
Dengan adopsi teknologi yang tepat, perusahaan dapat memaksimalkan ROI dari setiap upaya canvassing. Berikut penjelasan terperincinya:
1. Mengatasi Tantangan Klasik
Dengan semakin kompleksnya tantangan dalam canvassing, teknologi hadir sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Aplikasi sales lapangan terbaik dapat mengatasi berbagai kendala yang ada, sehingga perusahaan dapat mencapai hasil yang lebih optimal.
- Waktu: Membantu mengoptimalkan rute perjalanan, menghemat waktu dan biaya bahan bakar, serta memungkinkan tenaga penjual untuk lebih efisien dalam mengelola waktu mereka.
- Efisiensi: Mengurangi waktu yang terbuang untuk pekerjaan administratif, seperti mencatat hasil kunjungan dan memperbarui status prospek, dengan memanfaatkan perangkat seluler untuk mencatat data secara langsung.
- Pelacakan Aktivitas: Memungkinkan manajer untuk melacak lokasi tim secara real-time dan memantau kinerja berdasarkan data objektif, sehingga keputusan dapat dibuat berdasarkan informasi yang akurat.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan tim penjualan lebih fokus pada aktivitas inti yang menghasilkan hasil terbaik.
2. Pemanfaatan Aplikasi SFA (Sales Force Automation)
Dalam dunia canvassing yang terus berkembang, teknologi berperan penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim penjualan lapangan. Solusi seperti Sales Force Automation (SFA) dapat membantu tim canvassing mengatasi tantangan operasional dan meningkatkan produktivitas secara signifikan.
- Optimasi Rute dan Jadwal Kunjungan (Journey Plan): Membantu mengoptimalkan rute perjalanan dan jadwal kunjungan, menghemat waktu dan biaya operasional, serta memastikan tim dapat mencapai lebih banyak prospek dalam sehari.
- Pencatatan Aktivitas dan Pemesanan (Order Taking) secara Digital: Memungkinkan tenaga penjual untuk mencatat hasil kunjungan dan pemesanan secara digital, mengurangi pekerjaan administratif, dan memastikan data selalu terbarui.
- Pelacakan Kinerja Tim Sales secara Real-Time melalui Dasbor Analitik: Memungkinkan manajer untuk melacak kinerja tim secara real-time, memantau aktivitas penjualan, dan membuat keputusan berbasis data untuk meningkatkan hasil penjualan.
Dengan menggunakan solusi SFA, perusahaan dapat meningkatkan koordinasi, efisiensi, dan pengambilan keputusan yang lebih cepat dalam tim penjualan lapangan.
Untuk mengatasi tantangan canvassing yang sering kali memerlukan biaya tinggi dan manajemen yang kompleks, Sales Management ScaleOcean menyediakan solusi yang tepat. Sistem ini memberikan visibilitas penuh atas aktivitas tim, mengoptimalkan perencanaan rute, dan menyediakan dasbor analitik untuk memantau KPI secara real-time.
Dengan fitur ini, Anda dapat mengelola tim penjualan yang besar dengan mudah, memastikan kepatuhan, dan mengubah upaya canvassing menjadi strategi perolehan pelanggan yang lebih efektif dan menguntungkan. ScaleOcean juga menawarkan demo dan konsultasi gratis, sehingga Anda bisa mencoba sistem ini dan melihat apakah solusi ini cocok untuk bisnis Anda.
Kesimpulan
Canvassing lebih dari sekadar metode penjualan kuno, ia adalah strategi proaktif yang dapat menjadi mesin pertumbuhan yang kuat untuk bisnis. Dengan pemahaman mendalam tentang proses, dari riset pasar hingga evaluasi hasil, setiap jenis canvassing menawarkan keunikan tersendiri.
Namun, tantangan seperti tingginya tingkat penolakan dan kebutuhan sumber daya besar memerlukan solusi yang lebih efisien. Software sales management ScaleOcean membantu memodernisasi upaya canvassing, meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas yang lebih baik. Cobalah demo gratis ScaleOcean dan rasakan manfaatnya untuk bisnis Anda.
FAQ:
Sales canvassing kerja apa?
Sales canvassing melibatkan kunjungan langsung ke calon pelanggan untuk menawarkan produk dan membangun hubungan.
Bagaimana cara canvassing yang benar?
Cara canvassing yang efektif mencakup riset pasar, persiapan materi promosi, pelatihan tim, pendekatan personal dengan skrip jelas, pemanfaatan teknologi CRM, serta follow-up dan evaluasi rutin untuk membangun hubungan dan meningkatkan penjualan.
Apa tugas sales kanvas?
Tugas sales canvassing meliputi mengunjungi calon pelanggan untuk menawarkan produk, melakukan penjualan, mengumpulkan informasi pasar, dan membangun hubungan awal dengan pelanggan baru.