Ini 5 Perbedaan Upstream dan Downstream di Proses Manufaktur
3 Min Read Posted on 19 Aug 2024
Daftar Isi
Proses bisnis manufaktur yang mengutamakan efisiensi dan optimalisasi output produksi, membutuhkan rantai pasokan yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, adanya upstream dan downstream adalah aspek penting yang dapat membantu setiap prosesnya dengan maksimal.
Kedua proses rantai pasokan manufaktur tersebut penting untuk dikelola dan dipahami dengan baik, sehingga dapat membantu dalam mengoptimalkan sumber daya juga meningkatkan kepuasan pelanggan. Di artikel kali ini, kita akan membahas apa itu upstream dan downstream, serta perbedaan dan contoh implementasinya di perusahaan manufaktur. Simak artikel ini selengkapnya!
1. Apa itu Downstream dan Upstream
Sebelum membahas perbedaan antara keduanya, penting untuk memahami apa itu downstream dan upstream terlebih dahulu dengan baik. Upstream dan downstream adalah dua proses rantai pasokan dalam proses bisnis manufaktur yang menjadi aspek penting dalam memastikan aliran produk dengan maksimal.
Upstream adalah tahap awalan yang fokus pada pengadaan dan persiapan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, sedangkan downstream adalah tahapan akhir yang fokus pada distribusi dan penjualan produk jadi pada konsumen akhir. Kedua proses tersebut menjadi peran penting yang akan memastikan produk Anda berkualitas tinggi, dan selalu tersedia untuk konsumen.
Pemahaman upstream dan downstream adalah hal yang harus dilakukan perusahaan dalam mengelola bisnisnya, sehingga setiap proses dan tahapan upstream dan downstream harus dilakukan dengan baik dan maksimal untuk meningkatkan efisiensi manufaktur secara menyeluruh.
2. Perbedaan Upstream dan Downstream
Setelah memahami apa itu downstream dan upstream, ada beberapa perbedaan utama yang harus diketahui dalam proses bisnis manufaktur. Kedua tahapan ini memiliki perbedaan yang signifikan, akan tetapi keduanya saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain. Ini berbagai perbedaan upstream dan downstream adalah sebagai berikut:
a. Fokus Utama
Perbedaan upstream dan downstream yang pertama ada di fokus utamanya, yang mana upstream menjadi tahapan awal pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, yang nantinya akan diolah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Berbeda dengan downstream, di mana ini adalah proses akhir yang fokus pada tahapan akhir setelah produk akhir jadi, di mana proses ini akan memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu dan dalam kondisi yang optimal.
b. Aktivitas Utama
Aktivitas utama juga menjadi perbedaan upstream dan downstream, di mana upstream menjadi kegiatan yang meliputi pencarian dan pengadaan bahan baku, pengelolaan hubungan dengan pemasok, serta logistik inbound untuk memastikan bahan baku sampai ke pabrik tepat waktu. Sementara downstream menjadi kegiatan yang berkaitan dengan distribusi produk jadi melalui berbagai saluran, baik melalui distributor, pengecer, maupun langsung ke konsumen.
c. Hubungan yang Harus Dikelola
Perbedaan upstream dan downstream selanjutnya dapat dilihat dari hubungan antar keduanya yang harus dijaga dengan baik. Dalam tahap upstream, hubungan dengan supplier dan vendor yang menyediakan bahan baku dan komponen harus dikelola dengan baik untuk memastikan kelancaran pasokan, stabilitas harga, dan kualitas bahan baku yang konsisten.
Di sisi downstream, hubungan akan lebih fokus pada pihak distributor, penjual ritel, dan konsumen langsung, sehingga penting untuk hubungan tersebut harus dikelola sebaik mungkin untuk memastikan produk dapat didistribusikan dengan efisien, memenuhi permintaan pasar, serta menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan.
d. Manajemen Risiko
Manajemen risiko antara keduanya juga memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam proses upstream, manajemen risiko harus dilakukan untuk menghindari ketidakpastian pasokan bahan baku, fluktuasi harga, serta kualitas bahan yang diterima dari pemasok. Sehingga perusahaan harus mengelola risiko tersebut dengan melakukan diversifikasi pemasok, penyimpanan stok keamanan, dan pengendalian kualitas yang ketat.
Sedangkan dalam proses downstream, manajemen risiko berkaitan dengan perubahan permintaan konsumen, persaingan pasar, dan masalah distribusi. Untuk itu, dalam tahapan ini penting untuk memastikan perusahaan dapat merespons perubahan pasar dengan cepat, mengelola stok produk jadi dengan efisien, dan menjaga kualitas layanan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen.
e. Nilai Tambah
Perbedaan upstream dan downstream yang terakhir adalah nilai tambah yang didapat perusahaan manufaktur, di mana di tahap upstream nilai tambah tercipta melalui proses pengolahan bahan baku menjadi komponen atau produk setengah jadi yang siap untuk diproduksi lebih lanjut. Proses ini melibatkan peningkatan kualitas dan fitur bahan yang akan digunakan dalam produksi, yang pada akhirnya menentukan kualitas produk akhir.
Sedangkan di tahap downstream, nilai tambah tercipta melalui aktivitas yang meningkatkan aksesibilitas dan kepuasan konsumen terhadap produk. Proses tersebut melalui pengemasan yang menarik, distribusi yang efisien, serta layanan purna jual yang responsif, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan nilai produk di mata konsumen dan memperkuat posisi pasar perusahaan.
3. Contoh Upstream dan Downstream di Manufaktur
Dari uraian di atas yang membahas apa itu downstream dan upstream serta perbedaannya, kita bisa memahami bahwa kedua proses di manufaktur ini merupakan kunci penting untuk membantu perusahaan dalam mencapai berbagai efisiensi proses manufaktur secara menyeluruh. Untuk lebih memudahkan pemahaman dan pengelolaannya, di sini kita akan memberikan bagaimana contoh penerapan upstream dan downstream di salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia.
Contoh ini bisa kita lihat di sebuah perusahaan FMCG, PT. KC Indonesia, Tbk. di mana perusahaan ini menerapkan proses upstream dan downstream dalam manajemen rantai pasokannya. Di mulai dari proses upstream, yang memfokuskan perusahaan dalam proses pengadaan bahan baku, perusahan yang memproduksi berbagai produk seperti sabun, deterjen, dan makanan ini membutuhkan bahan baku minyak kelapa sawit, bahan kimia, dan bahan mentah lainnya yang diperlukan untuk memulai proses produksi.
PT. KC Indonesia, Tbk. ini mengelola dengan baik setiap hubungan dengan supplier yang telah lama bekerja sama dengan perusahaannya baik lokal, maupun internasional untuk memastikan bahan baku yang diterima dan digunakan untuk proses produksi selalu berkualitas tinggi juga tersedia secara konsisten. Selain itu, perusahaan ini juga menerapkan strategi berkelanjutan dengan memastikan bahan baku yang digunakan didapat secara etis dan ramah lingkungan.
Setelah bahan baku didapat dan dilakukan proses produksi sesuai perencanaan dan standar yang telah ditetapkan, perusahaan lanjut ke tahap downstream dengan optimal. PT. KC Indonesia, Tbk ini memiliki saluran distribusi-nya sendiri yang berada dalam satu naungan perusahaan, sehingga mudah untuk melakukan pemindahan barang dari gudang manufaktur ke pusat distribusi perusahaan ini.
Setelah barang dipindahkan, staf di pusat distribusi juga harus mengelola stok dan inventory setiap barang dengan baik dan aman, sehingga jika ada permintaan masuk bisa langsung dikirimkan ke berbagai pasar. Di pusat distribusi juga, produk di bagi ke berbagai jaringan distribusi untuk dijual ke berbagai penjualan ritel, atau bisa juga langsung berhadapan dengan konsumen.
Selain itu, PT. KC. Indonesia, Tbk juga menyediakan layanan purna jual dan dukungan pelanggan, untuk mempertahankan kepuasan dan loyalitas konsumen kepada pelanggan. Dengan adanya kombinasi upstream dan downstream yang maksimal di setiap prosesnya, perusahaan bisa mempertahankan bisnisnya tetap kompetitif di pasar yang dinamis dan terus berkembang di Indonesia.
4. Kesimpulan
Artikel ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa untuk memaksimalkan rantai pasokan dalam proses bisnis manufaktur, perusahaan bisa menerapkan upstream dan downstream dengan maksimal. Untuk itu, penting untuk memahami bagaimana pengelolaan dan perbedaan antara keduanya dengan mudah.
Dengan pemahaman tersebut, Anda bisa dengan mudah mengoptimalkan operasi, mengelola risiko, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Pengelolaan yang efektif di kedua tahap ini, memastikan kelancaran produksi dan distribusi, sekaligus meningkatkan daya saing di pasar.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 05, 2024 3 Min Read
12 Software Akuntansi Perusahaan Dagang Terbaik di Indonesia
REKOMENDASI