Persediaan adalah salah satu aset penting yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional. Baik berupa bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi, persediaan memiliki peran besar dalam menjaga kesinambungan produksi dan memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk mencapai efisiensi bisnis, penting untuk mengelola stok secara optimal, sehingga perusahaan menjaga stabilitas bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Di artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai pengertian persediaan, tujuan, jenis-jenisnya, serta bagaimana strategi pengelolaan yang harus dilakukan. Simak selengkapnya di sini!

- Persediaan adalah aset berbentuk barang atau bahan yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti perusahaan, organisasi, atau lembaga pemerintah, untuk mendukung kegiatan operasionalnya
- Jenis jenis persediaan meliputi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Adapun persediaan tambahan seperti, barang MRO, perlengkapan, barang packing, dan lainnya
- Strategi pengelolaan persediaan mencakup langkah-langkah seperti pengendalian persediaan, penerapan metode penilaian, sistem pencatatan stok, reorder point, dan penerapan sistem inventory terbaik
- ScaleOcean sebagai software inventory terbaik untuk bantu bisnis Anda mengelola persediaan bisnis secara otomatis dan efisien.

Apa itu Persediaan
Persediaan, yang juga dikenal sebagai stok atau inventaris adalah barang atau bahan yang disimpan oleh suatu entitas (seperti perusahaan atau organisasi) dengan tujuan tertentu, seperti dijual, digunakan dalam produksi, atau untuk kebutuhan operasional. Jenis persediaan mencakup bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Biasanya persediaan digunakan perusahaan untuk keperluan bisnis, seperti kegiatan sehari-hari, proses produksi, hingga mendukung penyediaan jasa. Untuk itu, pengelolaan persediaan penting dilakukan untuk melancarkan operasional bisnis, meminimalkan biaya, dan memaksimalkan keuntungan.
Selain itu, persediaan yang cukup juga penting bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar, serta mencegah potensi kerugian akibat kekurangan stok,
Banyak strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengelola persediaan. Salah satunya dengan penentuan persediaan awal dan akhir, yang dapat meningkatkan efisiensi biaya, memperkuat arus kas, serta mendukung pencapaian target penjualan perusahaan.
Jenis-Jenis Persediaan
Setiap perusahaan di berbagai bidang, seperti industri manufaktur atau penjualan produk pasti memiliki berbagai jenis stok untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Aspek ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya dalam proses bisnis, mulai dari bahan baku hingga barang siap jual.
Dengan memahami jenis-jenis persediaan, perusahaan dapat mengelola stok secara lebih efektif, menjaga kelancaran produksi, dan memenuhi kebutuhan pasar dengan tepat. Berikut beberapa jenisnya, meliputi:
1. Bahan Baku
Persediaan bahan baku adalah semua komponen utama yang dibutuhkan perusahaan untuk memulai proses produksi. Jenis ini sangat penting karena menjadi dasar dari produk akhir yang dihasilkan.
Pengelolaan jenis stok bahan baku ini sangat penting untuk membantu perusahaan menjaga ketersediaan material, menghindari keterlambatan produksi, dan memastikan kualitas produk tetap terjaga sesuai standar.
Bahan baku bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk tumbuhan, hewan, mineral, atau bahan sintetis. Contohnya termasuk kayu, batu bara, biji-bijian, logam, bahan kimia dasar, dan sebagainya.
2. Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses atau Work in Progress (WIP) merupakan produk yang sedang dikerjakan namun belum mencapai tahap akhir produksi. Biasanya, barang ini sudah melewati beberapa tahapan produksi, tetapi belum siap dipasarkan.
Barang dalam proses biasanya ada di berbagai tahap produksi, sehingga penting untuk mengelola jenis ini agar memudahkan memantau alur produksi, mengukur efisiensi kerja, dan menghitung biaya yang telah dikeluarkan selama proses berlangsung.
3. Barang Jadi (Finished Good)
Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai diproduksi, dan telah melewati proses quality control, kemudian siap dipasarkan atau dikirim kepada pelanggan. Jenis ini memegang peranan penting karena berkaitan langsung dengan penjualan dan pendapatan perusahaan.
Pengelolaan yang baik akan memastikan ketersediaan produk sesuai permintaan pasar. Produk jadi atau finished goods umumnya dalam kondisi siap pakai, sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dan telah melewati semua langkah yang diperlukan untuk menjadi barang yang layak dijual.
4. Persediaan MRO (Maintenance, Repair, and Operations)
Persediaan MRO (Maintenance, Repair, and Operations) mencakup barang-barang yang digunakan dalam pemeliharaan, perbaikan, dan operasi rutin sebuah perusahaan. Jenis persediaan ini meliputi alat-alat, suku cadang, pelumas, bahan pembersih, dan material lain yang mendukung kelancaran operasional mesin dan fasilitas.
Barang MRO tidak dijual langsung kepada pelanggan, tetapi merupakan persediaan yang penting untuk memastikan peralatan dan sistem tetap berfungsi dengan baik, mengurangi downtime, dan meningkatkan efisiensi operasional.
5. Safety Stock
Safety stock adalah barang yang disiapkan oleh perusahaan dagang untuk mencegah kekurangan stok saat permintaan pasar tidak stabil. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini akan mempengaruhi inventory yang membutuhkan jangka waktu tertentu sebelum barangnya sampai.
Penting bagi Anda untuk mengetahui cara menghitung safety stock untuk membantu bisnis menentukan jumlah stok yang optimal. Hal ini juga akan meminimalkan biaya penyimpanan berlebih bahkan mencegah kekurangan stok.
Jenis Persediaan Tambahan
Selain jenis jenis persediaan utama, ada beberapa jenis tambahan yang relevan bergantung pada jenis bisnis:
- Persediaan Barang Dagang: Merupakan produk yang dibeli untuk dijual kembali, mencakup komponen atau barang siap jual yang belum selesai diproses.
- Persediaan Barang Pengemasan: Bahan yang digunakan untuk membungkus produk. Contohnya, kardus, plastik, dan label.
- Persediaan Konsinyasi: Barang miliki pihak lain yang dititipkan untuk dijual.
- Persediaan Perlengkapan: Barang yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, namun tidak untuk dijual ke konsumen.
- Persediaan Lain-Lain: Mencakup bahan pelengkap, by-product, dan barang tambahan untuk mendukung operasional namun tidak diproses menjadi produk akhir. Contohnya bahan kemasan atau stok lainnya yang tidak termasuk kategori utama.
Tujuan Utama Persediaan
Setiap perusahaan membutuhkan pengelolaan persediaan yang baik untuk mendukung kelancaran bisnisnya. Fungsinya tidak hanya sebagai stok barang, tapi juga memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas operasional dan keuangan perusahaan. Berikut beberapa tujuan utama adanya persediaan di berbagai industri bisnis, diantaranya:
1. Memenuhi permintaan pelanggan
Persediaan yang cukup memastikan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. Dengan menjaga stok produk jadi yang memadai, perusahaan dapat menghindari kekurangan barang dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tujuan persediaan dalam bisnis juga penting untuk mendukung fleksibilitas dalam mengatasi lonjakan permintaan yang tak terduga, memastikan kelancaran distribusi dan pengiriman barang sesuai jadwal.
2. Melancarkan Proses Produksi
Persediaan stok bahan baku dan barang dalam proses sangat penting di berbagai sektor bisnis, khususnya di industri manfaktur yang berperan dalam mendukung kelancaran produksi. Tanpa pengelolaan yang baik, proses produksi bisa terhenti akibat kekurangan bahan.
Untuk itu, perusahaan manufaktur harus memastikan persediaan dan stok yang terjaga, sehingga dapat menjaga produktivitas tetap berjalan sesuai jadwal dan memenuhi target produksi secara konsisten.
3. Antisipasi fluktuasi harga
Dengan memiliki persediaan yang cukup, perusahaan dapat memanfaatkan periode harga bahan baku yang rendah untuk membeli dalam jumlah besar. Ini membantu mengendalikan biaya produksi dalam jangka panjang.
Sehingga saat harga bahan baku naik, perusahaan yang telah membeli dengan harga lebih rendah dapat menghindari dampak fluktuasi harga, yang pada akhirnya menjaga kestabilan biaya operasional.
4. Spekulasi harga
Persediaan juga dapat digunakan untuk spekulasi harga, di mana perusahaan membeli barang atau bahan baku dengan harapan harga akan naik di masa depan. Hal ini membuat perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari selisih harga jual yang lebih tinggi.
Meskipun risikonya ada, strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari pasar yang sedang mengalami kenaikan harga.
5. Menyediakan Ketersediaan Barang
Aspek ini penting dengan tujuan untuk memastikan ketersediaan barang, baik untuk memenuhi permintaan pelanggan maupun kebutuhan proses produksi. Dengan stok yang cukup, perusahaan dapat menjaga kelancaran operasional dan menghindari risiko keterlambatan pengiriman.
Dengan ketersediaan barang dan pengelolaan yang pasti, perusahaan juga dapat meningkatkan dan menjaga kepercayaan pelanggan dan mendukung kelangsungan bisnis dalam menghadapi berbagai kondisi pasar.
Untuk memastikan barang selalu tersedia, penting untuk mengelola stok lebih efisien. Anda bisa menerapkan prinsip ABC analysis untuk membantu mengklasifikasikan barang berdasarkan nilai dan frekuensi pergerakannya, sehingga dapat memprioritaskan barang yang paling penting dan mendesak.
Cara Mengevaluasi Persediaan
Dalam mengelola persediaan, terdapat beberapa cara evaluasi dan perhitungan yang harus dilakukan dengan optimal karena langsung mempengaruhi keputusan keuangan dan manajemen inventory secara menyeluruh. Metode ini dapat digunakan untuk mencatat dan menghitung persediaan sesuai kebutuhan dan karakteristik perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk pencatatan dan evaluasi persediaan, diantaranya:
1. Metode FIFO
Metode FIFO (First In, First Out) mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual atau digunakan. Evaluasi persediaan menggunakan metode ini, mengelola persediaan yang lebih lama akan dikeluarkan lebih dahulu, sehingga biaya barang yang dijual akan dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang lebih awal.
FIFO cocok untuk perusahaan yang menjual barang-barang yang mudah kadaluwarsa atau memiliki harga yang cenderung naik. Anda dapat perhitungan FIFO untuk evaluasi persediaan dengan rumus berikut ini:
COGS = Jumlah barang yang terjual x Harga pembelian pertama
Untuk memudahkan pengelolaannya, berikut contoh evaluasi dan perhitungan persediaan menggunakan metode FIFO:
Misalkan perusahaan membeli 100 unit barang seharga Rp 10.000 pada bulan Januari dan 150 unit seharga Rp 12.000 pada bulan Februari. Jika 120 unit terjual, maka COGS (harga pokok barang yang dijual) dihitung berdasarkan barang yang pertama dibeli (FIFO).
100 unit pertama dihitung dengan harga Rp 10.000, dan 20 unit berikutnya dihitung dengan harga Rp 12.000. Berikut perhitungannya:
COGS = (100 x Rp 10.000) + (20 x Rp 12.000) = Rp 1.000.000 + Rp 240.000 = Rp 1.240.000
2. Metode LIFO
LIFO (Last In, First Out) berlawanan dengan FIFO, di mana barang yang paling baru dibeli dianggap yang pertama dijual. Dengan demikian, biaya barang yang dijual dihitung berdasarkan harga pembelian terbaru, sedangkan barang yang lebih lama tetap berada di persediaan.
LIFO sering digunakan ketika harga barang cenderung naik, karena memungkinkan perusahaan untuk melaporkan biaya yang lebih tinggi, yang mengurangi laba kena pajak. perhitungan persediaan menggunakan metode LIFO dapat dilakukan dengan rumus berikut:
COGS = Jumlah barang yang terjual x Harga pembelian terakhir
Contoh perhitungan persediaan menggunakan metode LIFO adalah sebagai berikut:
Misalkan perusahaan membeli 100 unit barang seharga Rp 10.000 pada bulan Januari dan 150 unit seharga Rp 12.000 pada bulan Februari. Jika 120 unit terjual, maka COGS dihitung berdasarkan barang yang terakhir dibeli (LIFO).
120 unit pertama dihitung dengan harga Rp 12.000, sehingga totalnya dapat dihitung dengan:
COGS = 120 x Rp 12.000 = Rp 1.440.000
3. Metode Rata-rata (Moving Average)
Metode rata-rata (moving average) menghitung harga rata-rata dari barang yang ada di persediaan setiap kali barang baru diterima. Harga rata-rata ini digunakan untuk menghitung biaya barang yang dijual serta nilai persediaan.
Metode ini cocok digunakan oleh perusahaan yang menjual barang yang homogen dan tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi harga yang besar, karena memberikan perhitungan yang lebih stabil dan konsisten. Berikut rumus perhitungannya:
Harga rata-rata = Total nilai pembelian / Jumlah unit yang tersedia
COGS = Jumlah barang yang terjual x Harga rata-rata
Contoh perhitungan persediaan menggunakan metode average adalah sebagai berikut:
Misalkan perusahaan membeli 100 unit seharga Rp 10.000 dan 150 unit seharga Rp 12.000.
Harga rata-rata = [(100 x Rp 10.000) + (150 x Rp 12.000)] / (100 + 150) = (Rp 1.000.000 + Rp 1.800.000) / 250 = Rp 11.200
Jika 120 unit terjual, maka COGS = 120 x Rp 11.200 = Rp 1.344.000.
4. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan mengukur seberapa cepat perusahaan dapat menjual persediaannya dalam periode tertentu. Rasio ini dihitung dengan membagi biaya barang yang terjual dengan rata-rata persediaan selama periode tersebut.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual barang dengan cepat, sementara rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan kelebihan stok atau penurunan permintaan. Metode evaluasi ini dapat dihitungan dengan rumus berikut:
Rasio perputaran persediaan = Harga pokok barang yang terjual (COGS) / Rata-rata persediaan
Contoh perhitungan persediaan menggunakan metode rasio perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
Misalkan COGS perusahaan sebesar Rp 5.000.000 dan rata-rata persediaan dalam periode tersebut adalah Rp 1.000.000.
Rasio perputaran persediaan = Rp 5.000.000 / Rp 1.000.000 = 5
Ini berarti persediaan berputar 5 kali dalam periode tersebut.
5. Sistem Perpetual
Sistem perpetual adalah sistem pencatatan persediaan yang memperbarui informasi persediaan secara terus-menerus setiap kali ada transaksi. Dalam sistem ini, setiap pembelian dan penjualan barang langsung tercatat dan mempengaruhi jumlah stok yang tersedia.
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui secara real-time status persediaan mereka, meminimalkan risiko kekurangan atau kelebihan stok.
Sistem ini memperbarui jumlah persediaan secara otomatis setiap kali ada transaksi pembelian atau penjualan. Tidak ada rumus terpisah, karena setiap transaksi tercatat langsung. Contoh cara evaluasi persediaan menggunakan sistem perpetual adalah:
Jika perusahaan membeli 100 unit seharga Rp 10.000 dan menjual 40 unit dengan harga Rp 15.000, persediaan langsung diperbarui untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan secara real-time.
6. Sistem Periodik
Sistem periodik mencatat persediaan hanya pada akhir periode akuntansi, seperti bulanan atau tahunan. Dalam sistem ini, perusahaan tidak melakukan pembaruan stok setiap kali ada transaksi, melainkan menghitung ulang jumlah persediaan secara fisik pada akhir periode.
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan kecil yang tidak memiliki sistem pencatatan persediaan yang kompleks atau tidak memerlukan informasi persediaan secara real-time. Cara evaluasi persediaan menggunakan sistem periodik dapat dihitung dengan rumus berikut:
COGS = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir
COGS dihitung pada akhir periode setelah penghitungan fisik persediaan.
Contoh perhitungan persediaan menggunakan metode sistem periodik adalah sebagai berikut:
Misalkan persediaan awal adalah Rp 500.000, pembelian selama periode tersebut adalah Rp 1.200.000, dan persediaan akhir adalah Rp 400.000.
COGS = Rp 500.000 + Rp 1.200.000 – Rp 400.000 = Rp 1.300.000
Anda bisa dengan mudah melakukan evaluasi persediaan dengan menggunakan software inventory management terbaik seperti ScaleOcean yang menyediakan fitur lengkap untuk memantau dan mengelola stok barang secara real-time.
Dengan kemampuan integrasi dan otomatisasi, ScaleOcean dapat membantu Anda melacak pergerakan barang di setiap gudang, mengelola level persediaan, serta mengatur otomatisasi pemesanan ulang saat stok mencapai ambang batas tertentu.
Anda bisa melakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim profesional ScaleOcean kapan saja untuk dapatkan solusi yang dapat dikustomisasi dan dikonfigurasi sesuai kebutuhan spesifik bisnis.

Strategi Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan menjadi peran penting penting dalam menjaga stabilitas operasional dan keuangan perusahaan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat menghindari risiko kelebihan atau kekurangan stok yang dapat memengaruhi kelancaran bisnis.
Berikut ini beberapa strategi yang bisa Anda lakukan untuk mengoptimalkan dan mengevaluasi persediaan di perusahaan, diantaranya:
1. Pengendalian Persediaan
Proses pengendalian persediaan penting dilakukan untuk memastikan jumlah stok tetap optimal agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan. Dengan pengelolaan yang baik, perusahaan dapat menjaga ketersediaan barang sesuai kebutuhan operasional.
Selain itu, pengendalian persediaan ini juga dapat membantu meminimalisir biaya penyimpanan serta risiko kerusakan barang akibat penumpukan stok yang berlebihan di perusahaan.
2. Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan digunakan untuk menentukan nilai persediaan yang dimiliki perusahaan, terutama untuk kebutuhan laporan keuangan. Beberapa metode yang umum digunakan adalah FIFO (First In, First Out), LIFO (Last In, First Out), ABC analysis dan rata-rata tertimbang.
Penting untuk memilih metode persediaan yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan persediaan, karena efisiensi metode dapat mempengaruhi nilai aset dan laba perusahaan, tergantung strategi bisnis yang diterapkan.
3. Integrasi Teknologi Pencatatan
Integrasi teknologi pencatatan dalam pengelolaan persediaan mengacu pada penggunaan sistem perangkat lunak yang terhubung untuk memantau, mencatat, dan mengelola stok secara otomatis.
Penggunaan perangkat lunak seperti sistem inventory, atau ERP (Enterprise Resource Planning) dapat membantu perusahaan menghindari kesalahan manusia dalam pencatatan, meningkatkan efisiensi, dan memberikan akses real-time ke data persediaan.
Integrasi ini memungkinkan pembaruan informasi yang cepat, seperti laporan stock opname berkala dan laporan manajemen persediaan lainnya, sehingga mempermudah pengambilan keputusan terkait pembelian, penjualan, dan stok barang.
4. Pemetaan Kebutuhan
Pemetaan kebuuhan dalam proses pengelolaan gudang adalah langkah penting untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi standar operasional. Pemetaan kebutuhan berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan penyimpanan berdasarkan jenis dan volume produk.
Jenis produk dapat dipetakan melalui memberi kategori terhadap persediaan barang yang akan disimpan di gudang, seperti bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Selanjutnya, tentukan jumlah persediaan minimum dan maksimum untuk memenuhi permintaan konsumen untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
Selain kategori persediaan utama, penting juga untuk mempertimbangkan barang scrap atau barang sisa produksi. Meskipun sering dianggap limbah, barang scrap juga memerlukan pengelolaan yang tepat.
5. Reorder Point
Reorder point adalah salah satu strategi penting dalam pengelolaan persediaan untuk menentukan kapan perusahaan harus memesan ulang barang. Titik ini ditetapkan berdasarkan perhitungan kebutuhan rata-rata, waktu pemesanan, dan cadangan stok.
Dengan menetapkan reorder point yang tepat, perusahaan dapat menghindari kehabisan stok yang dapat mengganggu operasional. Strategi ini juga membantu menjaga kelancaran proses produksi dan layanan pelanggan.
6. Otomatisasi dan Analitik
Penerapan teknologi otomatisasi dan analitik berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan. Dengan otomatisasi, proses seperti pemesanan ulang dan pemantauan stok dapat dilakukan tanpa campur tangan manusia, mengurangi kesalahan dan waktu yang dibutuhkan.
Sementara itu, analitik memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data historis dan tren permintaan, sehingga prediksi persediaan menjadi lebih akurat dan berbasis data. Kombinasi ini membantu perusahaan mengoptimalkan aliran barang dan mengurangi biaya penyimpanan.
7. Fleksibilitas dan Skalabilitas
Fleksibilitas dan skalabilitas dalam pengelolaan persediaan memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan sistem sesuai dengan perubahan kebutuhan bisnis. Fleksibilitas memungkinkan sistem untuk beradaptasi dengan berbagai jenis produk dan perubahan pasar.
Sedangkan skalabilitas penting untuk memastikan sistem dapat tumbuh seiring dengan perkembangan perusahaan. Hal ini membantu bisnis dalam mengelola peningkatan volume produk dan lokasi penyimpanan tanpa kehilangan efisiensi, bahkan saat proses ekspansi operasional atau permintaan meningkat.
8. Penerapan Sistem Inventory Terbaik
Strategi paling penting adalah menerapkan software inventory terbaik yang dapat memantau, mencatat, serta memberikan data persediaan secara real-time, otomatis, dan terintegrasi. Seperti software inventory ScaleOcean yang menawarkan keunggulan menyeluruh untuk meningkatkan akurasi, efisiensi, dan visibilitas dalam pengelolaan stok barang.
ScaleOcean menyediakan integrasi seam-less antar-modul yang sangat kuat, sehingga proses pengelolaan persediaan terhubung langsung dengan modul lain seperti pembelian, penjualan, produksi, dan keuangan secara otomatis. Ini membuat setiap pergerakan barang selalu tercatat real-time tanpa perlu input manual yang berulang.
Selain itu, dengan dukungan Warehouse Management System (WMS) yang cerdas, perusahaan dapat memantau stok secara akurat di banyak gudang sekaligus, termasuk proses picking, packing, dan shipping yang lebih cepat dan efisien. Anda bisa melakukan demo gratis dan konsultasi untuk menyesuaikan berbagai modul dan fitur canggih berdasarkan kebutuhan dan problem bisnis Anda.
Berikut ini beberapa fitur dan keunggulan lainnya yang ditawarkan ScaleOcean, diantaranya:
- Material Requirement Planning (MRP): ScaleOcean menawarkan Smart MRP yang menghitung kebutuhan bahan baku berdasarkan jadwal produksi. Hal ini membantu memastikan bahan baku selalu tersedia sesuai kebutuhan produksi tanpa penumpukan stok yang tidak perlu.
- Notification Reorder Point (ROP): Sistem akan memberikan notifikasi ketika stok suatu barang mendekati batas minimum (ROP), sehingga pemesanan ulang dapat dilakukan tepat waktu.
- Kustomisasi Sesuai Workflow Perusahaan: Setiap solusi dapat disesuaikan secara spesifik dengan proses bisnis perusahaan, termasuk tampilan dashboard, alur kerja, dan pengaturan metrik penting per divisi.
- Unlimited User: Perusahaan dengan berbagai skala bisnis dapat menambahkan user sebanyak apapun tanpa tambahan biaya lisensi per user. Ini menghemat biaya besar untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.
- Harga Flat & Rasional: Harga ScaleOcean flat tanpa biaya tersembunyi. Tidak ada tambahan biaya untuk user, setup, maintenance, cloud, atau konsultasi, sehingga lebih mudah dalam perencanaan anggaran jangka panjang.
Dengan kemampuan dan fitur ini, ScaleOcean menjadi solusi bagi perusahaan dalam mengelola persediaan dengan lebih efisien, akurat, dan terkontrol, sambil meminimalisir risiko kesalahan manusia dan mempercepat proses bisnis yang berkaitan dengan stok.
Kesimpulan
Persediaan merupakan aset penting yang mendukung kelancaran operasional dan stabilitas bisnis. Pengelolaan persediaan yang tepat membantu perusahaan menjaga ketersediaan barang, mengantisipasi fluktuasi permintaan, serta mengoptimalkan proses produksi.
Untuk memudahkan pengelolaan tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan software inventory ScaleOcean. Dengan sistem yang terintegrasi, ScaleOcean membantu memantau stok secara real-time, mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan barang, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan secara menyeluruh. Lakukan demo gratisnya sekarang untuk dapatkan solusi terbaik dan sesuai kebutuhan bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa saja jenis-jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur?
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan umumnya dikategorikan menjadi:
1. Bahan baku: Material mentah yang digunakan dalam proses produksi.
2. Barang dalam proses (WIP): Produk yang sedang dalam tahap produksi dan belum selesai.
3. Barang jadi: Produk yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual.
4. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO): Barang yang digunakan untuk mendukung proses produksi, seperti alat dan perlengkapan.
5. Bahan pengemasan: Material yang digunakan untuk mengemas produk sebelum distribusi.
2. Apa perbedaan antara persediaan bahan baku dan barang dalam proses?
Persediaan bahan baku adalah material mentah yang belum mengalami proses produksi, seperti kayu atau logam. Sementara itu, barang dalam proses (WIP) adalah produk yang sedang dalam tahap produksi dan belum menjadi barang jadi.
3. Mengapa penting mengelola persediaan barang jadi?
Mengelola persediaan barang jadi penting untuk memastikan ketersediaan produk yang siap dijual kepada pelanggan. Manajemen yang baik membantu menghindari kelebihan atau kekurangan stok, yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional.
4. Apa itu safety stock dan fungsinya dalam manajemen persediaan?
Safety stock adalah persediaan tambahan yang disimpan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan atau keterlambatan pasokan. Fungsinya adalah untuk mencegah kekurangan stok yang dapat mengganggu proses produksi atau penjualan.