Mengenal Jenis Bahan Baku yang Digunakan Bisnis Manufaktur

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Perindustrian yang menghasilkan barang berupa bahan baku adalah industri manufaktur. Bahan baku yang berkualitas tidak hanya menjamin kelancaran proses produksi tetapi juga lebih menjamin untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Oleh karena itu, penting bagi manufaktur untuk memahami apa saja jenis bahan baku dan bagaimana pemilihannya dapat mempengaruhi kualitas produk.

Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan secara mendetail berbagai jenis bahan baku yang sering digunakan dalam bisnis manufaktur, faktor yang mempengaruhi persediaannya, dan bagaimana pemilihan bahan baku yang tepat dapat meningkatkan efisiensi serta kualitas produk. Yuk, langsung simak pembahasan tersebut!

starsKey Takeaways
  • Bahan baku adalah material utama yang vital dalam proses produksi manufaktur, sangat mempengaruhi kualitas, biaya, dan efisiensi produk akhir yang dihasilkan.
  • Jenis bahan baku meliputi bahan baku langsung yang menjadi bagian produk akhir, bahan baku tidak langsung sebagai pendukung, dan bahan baku ekstraktif dari alam.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku mencakup jenis dan karakteristik material, fluktuasi harga, permintaan pasar, serta biaya dan waktu tunggu pemesanan.
  • ScaleOcean, sebagai aplikasi manufaktur terdepan, membantu Anda mengelola persediaan dan pemilihan bahan baku secara optimal, memastikan kualitas serta efisiensi produksi.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Bahan Baku

Bahan baku adalah material utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menciptakan barang jadi atau produk lain. Bahan ini bisa berupa material alami yang belum mengalami proses pengolahan, seperti kayu, bijih besi, atau kapas. Selain itu, bahan baku juga dapat berupa material setengah jadi yang masih memerlukan tahap produksi lanjutan sebelum menjadi produk akhir.

Dalam industri manufaktur, keberadaan bahan baku sangat penting karena menjadi dasar dari seluruh proses produksi. Pemilihan jenis bahan baku yang tepat akan berpengaruh pada kualitas, biaya, dan efisiensi produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, pengelolaan bahan baku harus dilakukan secara cermat agar dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan produksi.

Jenis-Jenis Bahan Baku

Dalam bisnis manufaktur, jenis bahan baku yang digunakan sangat bergantung pada produk yang diproduksi. Beberapa bahan mentah yang umum digunakan antara lain logam seperti baja, aluminium, dan tembaga, serta plastik, kayu, bahan kimia, dan tekstil. Selain itu, sumber daya alam seperti bijih besi, minyak bumi, dan gas alam juga menjadi bahan penting dalam banyak sektor industri.

Di samping bahan mentah, manufaktur juga sering memanfaatkan komponen rakitan sebagai bagian dari proses produksi. Contohnya termasuk baut, suku cadang, hingga chip elektronik yang dirakit menjadi produk akhir. Penggunaan bahan baku dan komponen ini disesuaikan untuk memastikan kualitas, efisiensi, dan daya saing produk di pasar.

Berikut pengelompokan jenis bahan baku yang digunakan dalam bisnis manufaktur.

1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan yang secara langsung membentuk bagian dari produk akhir dan menjadi komponen utama dalam proses produksi. Bahan ini mudah diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi, sehingga biayanya dapat dihitung langsung dalam perhitungan produksi.

Contoh bahan baku langsung meliputi:

  • Logam: Digunakan untuk membuat alat rumah tangga, otomotif, dan bangunan.
  • Plastik: Dimanfaatkan dalam industri kemasan, otomotif, dan elektronik.
  • Kayu: Banyak digunakan dalam pembuatan furnitur dan konstruksi.
  • Bahan Kimia: Penting untuk produksi pupuk, pestisida, bahan farmasi, dan produk industri lainnya.
  • Tekstil: Bahan utama dalam industri pakaian, furnitur, dan tekstil rumah tangga.
  • Komponen rakitan: Seperti baut, suku cadang, dan chip untuk produk elektronik dan mesin.

2. Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan baku tidak langsung (indirect material) adalah jenis persediaan bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk akhir. Meskipun penting dalam mendukung produksi, bahan ini sulit untuk diidentifikasi secara langsung dalam produk jadi. Biasanya, biaya bahan baku tidak langsung dicatat sebagai bagian dari biaya overhead pabrik.

Contoh bahan baku tidak langsung meliputi:

  • Pelumas mesin: Digunakan untuk menjaga kelancaran operasional peralatan produksi.
  • Perekat dan lem: Dipakai dalam proses perakitan tanpa terlihat di produk akhir.
  • Bahan pembersih: Diperlukan untuk menjaga kebersihan area dan alat produksi.
  • Benang jahit: Meski digunakan dalam penjahitan, tidak menjadi komponen utama pakaian.
  • Kertas pola: Membantu proses pemotongan dalam industri garmen.
  • Suku cadang mesin: Komponen kecil untuk pemeliharaan alat produksi.

3. Bahan Baku Ekstraktif

Bahan baku ekstraktif adalah bahan mentah yang diperoleh langsung dari sumber daya alam melalui kegiatan ekstraksi seperti pertambangan, pengeboran, atau pemanenan. Bahan ini menjadi dasar untuk banyak proses manufaktur dan industri berat. Setelah diekstraksi, bahan tersebut akan diolah lebih lanjut menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Contoh bahan baku ekstraktif meliputi:

  • Bijih besi: Digunakan untuk produksi baja dan logam lainnya.
  • Minyak bumi: Menjadi bahan dasar untuk bahan bakar, plastik, dan produk kimia.
  • Gas alam: Dipakai untuk energi dan produksi bahan kimia industri.
  • Batu bara: Sumber energi utama untuk industri berat dan pembangkit listrik.
  • Kayu hutan: Dihasilkan dari ekstraksi langsung untuk kebutuhan konstruksi dan furnitur.
  • Emas dan tembaga: Digunakan dalam industri elektronik, perhiasan, dan manufaktur logam.

Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku sangat penting untuk dipahami dalam manajemen rantai pasokan dan operasional perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:

1. Jenis atau Karakteristik Bahan Baku

Salah satu faktor yang memengaruhi jumlah persediaan bahan baku adalah jenis atau karakteristik bahan baku. Biasanya perusahaan menggunakan beragam jenis bahan baku untuk variasi produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, produsen tas menawarkan model kain, kulit, kanvas, atau benang yang masing-masing memiliki harga yang berbeda. Dengan ini tentu jumlah persediaan setiap bahan baku juga berbeda. Apalagi untuk jenis bahan yang tidak tahan lama, perusahaan tidak bisa menyimpan terlalu banyak stok untuk memastikan kualitasnya tetap baik.

2. Harga Bahan Baku

Harga bahan baku menjadi faktor yang harus diperhatikan karena bisnis butuh pertimbangan ketika ingin menetapkan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur. Jika harga persediaan bahan baku tinggi, maka harga jual produk juga cenderung tinggi. Konsumen biasanya lebih memilih produk dengan harga lebih terjangkau jika kualitasnya setara, ketika dihadapkan pada dua produk atau merek yang sama.

3. Permintaan Pasar

Kebutuhan pasar yang fluktuatif juga dapat mempengaruhi jumlah bahan baku yang perlu disimpan. Ketika permintaan konsumen tinggi, perusahaan harus memastikan stok bahan baku yang ada di gudang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Sedangkan saat permintaan menurun, maka Anda juga harus mengatur ulang persediaan agar tidak terjadi kerusakan bahan baku karena jarang digunakan. Proses ini memerlukan analisis mendalam dan pemantauan kontinu terhadap tren pasar.

4. Biaya Persediaan

Biaya yang harus dikeluarkan bisnis manufaktur untuk mempertahankan persediaan bahan baku adalah hal yang perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menghitung biaya penyimpanan bahan baku agar jumlahnya sesuai kebutuhan produksi, menghindari kelebihan atau kekurangan yang dapat menghambat proses produksi. Termasuk dalam perhitungan biaya ini adalah potensi scrap barang yang timbul dari kerusakan atau kadaluarsa bahan baku yang disimpan terlalu lama.

5. Waktu Tunggu Pemesanan

Ketika memesan bahan baku dari pemasok, Anda perlu memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemrosesan dan pengiriman bahan baku ke pabrik. Hal ini akan memengaruhi waktu pemesanan berikutnya dan berapa lama persediaan bahan baku dapat disimpan. Pemantauan lead time ini penting untuk menghindari akumulasi atau kekurangan persediaan bahan baku selama proses produksi.

6. Ketidakpastian​ Pasokan

Faktor seperti kondisi cuaca, isu ekonomi, atau gangguan pada rantai pasokan seperti pandemi bisa menyebabkan ketidakpastian dalam ketersediaan bahan baku. Dengan kondisi tersebut, maka perusahaan dituntut untuk menyimpan lebih banyak persediaan sebagai bentuk antisipasi. Atau jika tidak memungkinkan, maka Anda perlu mempertimbangkan barang substitusi sebagai penggantinya agar proses produksi tetap dapat berjalan dengan optimal.

Pengaruh Jenis Bahan Baku pada Kualitas Produk

Jenis-jenis bahan baku yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas produk manufaktur. Berikut pembahasan detail beberapa pengaruh jenis bahan baku terhadap kualitas produk manufaktur.

1. Fungsionalitas Produk

Kualitas jenis bahan baku sangat mempengaruhi seberapa baik fungsionalitas produk yang Anda buat. Sebagai contoh, barang elektronik yang dibuat dengan komponen berkualitas tinggi cenderung lebih andal dan memiliki performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan barang yang dibuat dari komponen berkualitas rendah.

2. Kesesuaian Produk dengan Spesifikasi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi juga mempengaruhi kesesuaian produk terhadap spesifikasi. Misalnya, Anda menawarkan sebuah smartphone dengan baterai yang dapat bertahan selama 3 hari ke konsumen. Tentunya untuk mencapai spesifikasi tersebut dibutuhkan jenis bahan baku yang khusus. Tidak semua bahan baku bisa sesuai dengan spesifikasi yang Anda iklankan.

3. Ketahanan terhadap Penggunaan

Kualitas bahan baku berperan penting dalam mencapai indikator kualitas produk terutama sejauh mana produk dapat bertahan dalam penggunaan sehari-hari atau kondisi lingkungan tertentu. Bahan yang kuat dan tahan lama akan meningkatkan umur pakai produk. Dengan ini, konsumen pun juga lebih puas karena nilai produk yang dibeli sesuai dengan kualitas yang diharapkan dan memiliki umur pakai yang lama.

4. Keamanan Produk

Bahan baku yang tidak memenuhi standar keamanan dapat membahayakan kesehatan pengguna dan menyebabkan masalah hukum. Kualitas bahan baku sangat penting untuk diperhatikan agar produk tersebut dapat dipastikan aman digunakan. Dengan ini, Anda juga bisa terhindar dari berbagai masalah hukum karena membahayakan konsumen.

Penting juga untuk dicatat bahwa pemilihan bahan baku yang berkualitas akan meminimalkan masalah selama proses produksi, mengurangi potensi munculnya WIP work in progress yang cacat atau memerlukan pengerjaan ulang.

Untuk memastikan kualitas produk manufaktur yang optimal, produsen harus memilih bahan baku dengan hati-hati, mengingat ciri-ciri dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk produk akhir yang diinginkan. Pemilihan bahan baku yang tepat juga dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Kesimpulan

Perindustrian yang menghasilkan barang berupa bahan baku adalah industri manufaktur. Setiap jenis bahan baku memiliki karakteristik yang berbeda-beda, menawarkan keunggulan dan kegunaan yang spesifik untuk setiap kebutuhan produksi. Memahami karakteristik dan aplikasi dari jenis jenis bahan baku dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan produk yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga efisien dan inovatif.

Dengan pemilihan bahan baku yang tepat, bisnis manufaktur dapat mencapai kinerja produksi yang optimal, memenuhi kebutuhan pasar, dan memastikan keberlanjutan usaha dalam jangka panjang. Pemilihan bahan baku yang bijaksana adalah investasi yang patut dipertimbangkan agar perusahaan mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan mencapai kepuasan pelanggan.

FAQ:

1. Apa saja jenis atau klasifikasi utama bahan baku dalam manufaktur?

Dalam manufaktur, bahan baku umumnya diklasifikasikan berdasarkan keterkaitannya dengan produk jadi menjadi dua jenis utama: Bahan Baku Langsung (Direct Materials) dan Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Materials).

2, Apa perbedaan antara bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung?

Bahan baku langsung adalah material utama yang menjadi bagian integral dari produk jadi dan biayanya dapat dengan mudah ditelusuri secara signifikan ke produk tersebut. Bahan baku tidak langsung adalah material yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk jadi, atau biayanya terlalu kecil/sulit untuk ditelusuri per unit produk; biaya ini termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik (BOP).

3. Apa yang dimaksud dengan bahan baku langsung?

Bahan baku langsung adalah bahan mentah atau komponen utama yang secara fisik menjadi bagian signifikan dari produk akhir yang dihasilkan. Biaya dari bahan baku langsung ini merupakan salah satu elemen utama dalam menghitung biaya pokok produksi suatu barang. Contohnya adalah kain pada industri garmen, kayu pada industri furnitur, atau baja pada industri otomotif.

4. Apa yang dimaksud dengan bahan baku tidak langsung?

Bahan baku tidak langsung adalah material pendukung yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk jadi atau jumlah penggunaannya tidak signifikan secara biaya untuk ditelusuri ke setiap unit produk. Biaya bahan baku tidak langsung dicatat sebagai bagian dari Biaya Overhead Pabrik. Contohnya adalah minyak pelumas untuk mesin, baut kecil, amplas, atau bahan pembersih yang digunakan di area pabrik.

5. Apa contoh bahan baku langsung dan tidak langsung dalam berbagai industri manufaktur?

1. Industri Pakaian: Langsung: Kain, benang jahit utama. Tidak Langsung: Jarum mesin jahit, minyak mesin, kapur jahit (jika tidak signifikan).
2. Industri Furnitur: Langsung: Kayu, papan MDF, kain pelapis, busa utama. Tidak Langsung: Lem (jumlah kecil), paku kecil, sekrup, cat (jika dianggap tidak langsung).
3. Industri Makanan/Minuman: Langsung: Tepung, gula, buah, air (jika bahan utama). Tidak Langsung: Pewarna/perasa (jumlah kecil), bahan pengawet (jika tidak signifikan), bahan bakar untuk proses.
4. Industri Otomotif: Langsung: Baja lembaran, mesin, ban, kaca. Tidak Langsung: Minyak pelumas mesin, cairan pendingin, baut (jika standar dan banyak).

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap