Persediaan barang dagang adalah istilah yang merujuk pada barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kepada pelanggan. Biasanya dikenal juga dengan merchandise inventory dan mencakup semua barang dagangan yang tersedia di toko atau gudang.
Contoh dari merchandise inventory adalah pakaian, aksesoris, makanan, elektronik, dan produk lain untuk dijual. Inventaris barang dagangan penting untuk bisnis ritel atau e-commerce karena berfungsi sebagai aset yang dapat diubah menjadi pendapatan ketika dijual kepada pelanggan.
Bagi pemilik bisnis, penting untuk mengimplementasikan manajemen gudang dagangan dengan baik. Termasuk pengendalian persediaan barang dagang, mengatur sistem penjualan dan pengadaan, serta melakukan penilaian persediaan terhadap nilai dan perputaran stok.
Hal ini membantu bisnis dalam menjaga ketersediaan barang, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan, dan memaksimalkan efisiensi dan keuntungan perusahaan.
- Merchandise inventory adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kepada pelanggan dan berfungsi sebagai aset lancar yang penting untuk operasional bisnis.
- Rumus merchandise inventory menggunakan rumus Jumlah Fisik x Harga per Unit dan dapat dicatat menggunakan metode fisik atau perpetual untuk mendapatkan data yang akurat.
- Merchandise inventory terdiri dari barang jadi, barang setengah jadi, barang mentah, dan barang terkait.
- Software inventory ScaleOcean dapat membantu bisnis mengelola persediaan secara terpusat, mengotomatiskan pencatatan, dan menyajikan laporan yang akurat untuk pengambilan keputusan.
1. Apa itu Persediaan Barang Dagang?
Persediaan barang dagang atau merchandise inventory adalah aset lancar berupa stok barang yang disiapkan perusahaan untuk dijual kembali agar memperoleh keuntungan. Barang ini dapat berasal dari pemasok maupun hasil produksi sendiri dan mencakup seluruh barang yang belum terjual di toko atau gudang.
Sebagai salah satu komponen penting dalam perusahaan dagang, nilai persediaan dicatat di neraca pada akhir periode akuntansi. Nilai ini mencerminkan posisi keuangan dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Pengelolaan stok barang yang baik juga membantu menjaga arus kas serta menghindari kerugian akibat kelebihan atau kekurangan stok.
2. Mengapa Penting Mengelola Persediaan Barang Dagang?

Pengelolaan persediaan barang dagang yang efektif memainkan peran penting dalam kelancaran operasional dan kesuksesan jangka panjang perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengelolaan persediaan barang dagang sangat penting:
a. Efisiensi Operasional
Pengelolaan persediaan yang baik memastikan ketersediaan barang yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa adanya kelebihan stok. Hal ini membantu mengoptimalkan ruang gudang dan meminimalkan pemborosan, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
b. Pengendalian Biaya
Dengan mengelola persediaan secara efektif, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan biaya lainnya, seperti biaya pengelolaan, kerusakan barang, atau barang kedaluwarsa. Pengelolaan yang efisien akan membantu menghindari overstocking dan stockout, yang dapat menambah biaya tidak terduga.
c. Kepuasan Pelanggan
Ketersediaan produk yang terjaga dengan baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Memastikan bahwa produk yang dibutuhkan selalu ada di gudang pada waktu yang tepat membuat pelanggan merasa dihargai dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Sebelum membeli persediaan barang dagang, perusahaan perlu melakukan analisis target pasar untuk memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Memahami permintaan pasar, tren pembelian, dan perilaku konsumen membantu perusahaan memutuskan jenis dan jumlah barang yang tepat untuk dibeli.
d. Perencanaan Bisnis
Informasi yang akurat tentang persediaan barang dagang juga penting untuk perencanaan bisnis. Data ini membantu dalam perencanaan produksi, pembelian, dan penjualan, sehingga perusahaan dapat merencanakan strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing di pasar.
3. Rumus dan Pencatatan Merchandise Inventory
Penilaian persediaan barang dagang atau merchandise inventory dapat dihitung dengan rumus berikut:
Merchandise Inventory = Jumlah Fisik x Harga per Unit
Rumus ini digunakan untuk menghitung nilai total persediaan berdasarkan jumlah unit yang ada di gudang dan harga per unit barang tersebut. Dengan menggunakan rumus ini, perusahaan dapat mengetahui nilai persediaan secara akurat, yang sangat penting untuk perencanaan keuangan dan pengelolaan operasional gudang.
Selain rumus dasar ini, terdapat berbagai transaksi yang terkait langsung dengan merchandise inventory, seperti pembelian barang dagang, penerapan PPN dan PPnBM, retur pembelian, pembayaran beban angkut baik penjualan maupun pembelian, serta potongan pembelian dan penjualan. Semua transaksi ini mempengaruhi nilai persediaan barang yang ada di gudang.
Dalam pencatatan transaksi yang berkaitan dengan merchandise inventory, terdapat dua metode akuntansi yang umum digunakan, yaitu metode akuntansi fisik dan metode perpetual. Metode akuntansi fisik hanya melakukan perhitungan persediaan di akhir periode. Setiap akhir periode, dilakukan stock opname untuk menghitung jumlah dan nilai persediaan barang di gudang, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam SOP perusahaan.
Di sisi lain, metode penilaian persediaan perpetual memungkinkan pencatatan persediaan yang berkesinambungan. Setiap kali terjadi transaksi pembelian atau penjualan barang, perubahan jumlah persediaan langsung dicatat dalam sistem. Dengan metode ini, perusahaan dapat memiliki informasi yang lebih akurat dan real-time mengenai jumlah persediaan yang ada di gudang.
4. Apa Saja Jenis Persediaan Barang Dagang?
Jenis persediaan barang dagang mencakup berbagai bentuk aset yang dimiliki perusahaan untuk mendukung proses penjualan dan produksi. Persediaan ini tidak hanya berupa barang siap jual, tetapi juga bahan mentah, barang setengah jadi, serta biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyimpan barang tersebut.
Beberapa jenis persediaan barang dagang adalah:
- Barang Jadi: Produk akhir yang siap dijual langsung kepada pelanggan tanpa perlu melalui proses produksi lebih lanjut.
- Barang Mentah: Bahan dasar yang akan diproses menjadi produk jadi, umumnya dimiliki oleh perusahaan yang memproduksi barang sendiri.
- Barang Setengah Jadi: Barang yang sudah melalui sebagian proses produksi namun belum siap dijual karena masih memerlukan tahap penyelesaian.
- Biaya Terkait: Meliputi biaya pengiriman, asuransi, dan penyimpanan yang timbul selama proses perolehan hingga barang siap dijual.
Baca juga: Apa itu Sistem Inventory serta Cara Mudah Mengelolanya
5. Cara Mengecek Merchandise Inventory
Pengecekan merchandise inventory atau persediaan barang dagangan adalah langkah penting dalam memastikan kelancaran operasional perusahaan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memantau persediaan barang dagangan agar selalu akurat dan terkontrol dengan baik. Berikut adalah cara-cara yang umum digunakan:
a. Melakukan Cek Fisik atau Stock Opname Secara Manual
Salah satu cara paling umum untuk mengecek merchandise inventory adalah dengan melakukan stock opname atau pengecekan fisik barang secara manual. Proses ini melibatkan penghitungan jumlah barang yang ada di gudang dan membandingkannya dengan catatan yang tercatat dalam sistem. Hal ini memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau kekurangan dalam data persediaan.
b. Kartu atau Laporan Merchandise Inventory
Cara kedua adalah dengan melihat kartu inventory atau laporan persediaan barang dagangan yang tercatat dalam sistem. Kartu ini mencatat pergerakan barang baik yang masuk maupun keluar. Dengan mengacu pada laporan ini, perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan barang dagangan secara real-time dan mengidentifikasi potensi masalah.
Pengecekan yang rutin diperlukan untuk menghindari kehilangan produk, baik yang disebabkan oleh kesalahan pencatatan maupun kecurangan internal. Dengan memantau persediaan secara cermat, perusahaan dapat mengurangi risiko kehilangan barang dan memastikan bahwa produk yang dibutuhkan pelanggan selalu tersedia.
6. Bagaimana Metode Pencatatan Merchandise Inventory?

Metode pencatatan merchandise inventory atau persediaan barang dagang dilakukan dengan dua cara utama, yaitu metode periodik dan perpetual. Kedua metode ini bertujuan untuk mencatat pergerakan stok dan menentukan nilai persediaan serta harga pokok penjualan (HPP) secara akurat, namun memiliki perbedaan dalam waktu dan cara pencatatannya. Berikut penjelasan detailnya.
a. Metode Periodik
Pada metode ini, pencatatan persediaan dilakukan dengan menghitung stok secara fisik di akhir periode akuntansi. Nilai HPP diperoleh melalui rumus: HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir. Metode ini cocok untuk bisnis dengan volume transaksi yang tidak terlalu tinggi.
b. Metode Perpetual
Sistem ini mencatat setiap perubahan persediaan secara langsung dan berkelanjutan setiap kali terjadi pembelian atau penjualan. Dengan metode ini, data stok selalu diperbarui secara real-time, meskipun pemeriksaan fisik tetap dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara catatan dan kondisi sebenarnya.
Baca juga: Manajemen Inventory: Pengertian, Manfaat, dan Strateginya
7. Metode Penilaian Merchandise Inventory
Penilaian barang dagangan atau merchandise inventory adalah hal yang sangat penting dalam manajemen gudang dan pelaporan keuangan perusahaan. Ada tiga metode utama yang umum digunakan untuk menilai persediaan, yaitu FIFO, LIFO, dan metode rata-rata. Berikut penjelasan singkat dan mudah dipahami tentang ketiganya:
a. First In First Out (FIFO)
FIFO (First In, First Out) adalah cara pengelolaan persediaan di mana barang yang pertama kali masuk ke gudang akan dikeluarkan dan dijual lebih dulu. Dengan metode ini, barang yang sudah lebih lama tidak menumpuk di gudang, sehingga risiko kerusakan atau kadaluarsa bisa dikurangi. Hal ini sangat bermanfaat terutama untuk produk yang mudah rusak atau memiliki umur simpan terbatas, seperti makanan dan elektronik.
Keuntungan utama dari FIFO adalah memastikan aliran barang yang lebih sehat dan teratur, sehingga perusahaan bisa menghindari stok mati (deadstock) yang bisa mengurangi nilai persediaan dan merugikan bisnis. Selain itu, metode ini umumnya lebih sejalan dengan prinsip akuntansi yang menuntut pengelolaan stok yang akurat dan transparan.
Namun, saat harga barang naik karena inflasi, penerapan FIFO bisa membuat laporan laba tampak lebih besar karena barang lama yang keluar dihitung dengan biaya yang lebih rendah dibanding harga terbaru. Meskipun begitu, secara keseluruhan FIFO membantu perusahaan menjaga kualitas produk dan pengelolaan persediaan yang lebih efisien.
b. Last In First Out (LIFO)
LIFO (Last In, First Out) adalah cara pengelolaan persediaan di mana barang yang terakhir masuk ke gudang akan dikeluarkan dan digunakan atau dijual terlebih dahulu. Artinya, produk dengan harga terbaru yang akan dipakai duluan, sementara barang yang lebih lama tetap tersimpan di gudang.
Metode ini sering digunakan di sektor yang menghadapi fluktuasi harga, seperti barang elektronik atau produk konsumsi yang harganya dipengaruhi inflasi. Keuntungan utama dari LIFO adalah kemampuannya membantu perusahaan mengurangi beban pajak saat harga barang naik, karena biaya yang dihitung berasal dari barang terbaru yang harganya lebih tinggi, sehingga laporan laba terlihat lebih rendah.
Namun, metode ini punya kelemahan, yakni barang lama yang tidak terpakai bisa menumpuk dan berisiko kadaluarsa atau rusak. Selain itu, LIFO kadang tidak menggambarkan kondisi pasar sebenarnya dalam hal perputaran stok, karena produk lama bisa jadi terlantar terlalu lama di gudang.
c. Average Method (Metode Rata-Rata)
Metode rata-rata adalah cara yang lebih sederhana untuk menghitung harga barang yang dijual, dengan menggabungkan harga barang baru dan lama menjadi satu angka rata-rata. Ini memudahkan proses pencatatan dan pengelolaan stok, karena perusahaan tidak perlu repot menghitung harga barang satu per satu setiap kali ada transaksi.
Metode ini cocok untuk perusahaan yang memiliki barang dengan harga cukup stabil atau yang tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan bisa menghindari kebingungannya dalam menangani perbedaan harga antara barang lama dan baru.
Namun, salah satu kelemahannya adalah kurangnya kejelasan dalam mencerminkan perubahan harga pasar, karena semuanya dihitung berdasarkan harga rata-rata tanpa memperhitungkan perbedaan harga yang terjadi.
8. Kesimpulan
Persediaan barang dagang merupakan aset lancar berupa stok barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali agar memperoleh keuntungan. Pengelolaan persediaan yang baik sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kelancaran operasional, kepuasan pelanggan, dan stabilitas keuangan perusahaan.
Dengan manajemen persediaan yang efektif, bisnis dapat memastikan ketersediaan produk, menghindari penumpukan atau kekurangan stok, serta menjaga arus kas tetap sehat. Agar lebih efektif, pengelolaan persediaan sebaiknya tidak dilakukan secara manual.
Perusahaan dapat memanfaatkan software WMS (Warehouse Management System) ScaleOcean untuk mengotomatisasi pencatatan stok, memantau pergerakan barang secara real-time, dan menghasilkan laporan akurat untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
Dengan dukungan sistem ini, bisnis dapat mengoptimalkan efisiensi gudang, meningkatkan akurasi data, serta menjaga kinerja operasional tetap optimal. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk merasakan langsung kemudahan dalam mengelola inventaris bisnis Anda.
FAQ:
1. Apa itu persediaan barang dagang?
Persediaan barang dagang adalah produk yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan utama untuk dijual kembali kepada pelanggan. Barang ini tidak mengalami proses produksi atau pengolahan lebih lanjut. Contoh umumnya adalah produk yang dijual di toko ritel, seperti pakaian, elektronik, atau bahan makanan kemasan.
2. Mengapa persediaan barang dagang itu penting?
Persediaan barang dagang adalah aset krusial bagi bisnis karena:
1. Sumber Pendapatan Utama: Penjualan persediaan barang dagang adalah sumber pendapatan utama bagi perusahaan dagang.
2. Kelangsungan Bisnis: Ketersediaan stok yang cukup memastikan operasional berjalan lancar dan memenuhi permintaan pelanggan.
3. Penilaian Perusahaan: Nilai persediaan adalah komponen penting dalam laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca, yang menunjukkan nilai aset lancar.
3. Bagaimana cara mengelola persediaan barang dagang secara efektif?
Untuk mengelola persediaan barang dagang secara efektif, Anda bisa menerapkan beberapa cara berikut:
1. Gunakan Sistem Inventaris: Manfaatkan software untuk melacak stok secara real-time dan otomatis, sehingga menghindari kesalahan manual.
2. Analisis Data Penjualan: Gunakan data historis untuk memprediksi permintaan dan menentukan kapan dan berapa banyak barang yang harus dipesan.
3. Terapkan Metode Penilaian Inventaris: Gunakan metode seperti FIFO (First-In, First-Out) atau LIFO (Last-In, First-Out) untuk menentukan nilai persediaan dan HPP.
4. Lakukan Penghitungan Stok Rutin: Lakukan stock opname atau cycle count secara berkala untuk memastikan data di sistem sesuai dengan kondisi fisik.


