“By-product” dalam bahasa Indonesia disebut produk sampingan atau produk ikutan. By Product adalah produk sekunder yang dihasilkan bersama produk utama dalam suatu proses produksi atau reaksi kimia, namun memiliki nilai atau jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan produk utama tersebut.
Di artikel kali ini, kita akan membahas secara mendalam konsep by product di perusahaan manufaktur, serta apa saja contohnya dan bagaimana cara pengelolaannya yang efektif. Pemahaman ini akan membantu Anda mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, serta meningkat fokus pada prinsip keberlanjutan dan ekonomi sirkular, memahami cara mengelola by-product dengan efektif.
- By-product atau produk sampingan adalah produk yang dihasilkan bersamaan dengan produk utama, namun memiliki nilai jual lebih rendah atau digunakan sebagai sisa produksi.
- By-Product dapat memberikan manfaat seperti sumber pendapatan tambahan, pengurangan limbah, pemanfaatan untuk produk lain, maupun sumber energi alternatif.
- Contoh produk sampingan dapat berupa ampas kopi, gliserin dari biodiesel, serbuk gergaji, dan slag dari industri baja.
1. Apa itu By Product?
By Product adalah istilah produk sampingan, yang dihasilkan bersamaan dengan produk utama dalam suatu proses produksi, tetapi bukanlah fokus utama dari proses tersebut. Produk ini memiliki nilai jual yang lebih rendah atau bahkan tidak bernilai jual, dan sering kali digunakan sebagai sisa dari proses produksi.
Perlu dipahami, produk sampingan adalah aspek yang harus perusahaan kelola dengan baik, yang memerlukan pengenalan serta evaluasi selama proses produksi berlangsung. Adanya pengelolaan yang pasti dan efektif, tidak hanya akan mendukung keberlanjutan operasional, tetapi juga akan membantu proses bisnis manufaktur dalam mematuhi regulasi lingkungan yang ketat.
By product yang dikelola dengan baik, dapat membantu perusahaan manufaktur untuk mengubahnya dari beban ekstra menjadi aset yang berharga dan memiliki nilai jual. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang by product adalah hal penting dan menjadi kunci dalam mendorong efisiensi industri dan keberlanjutan lingkungan pada era modern ini.
Untuk mengoptimalkan aspek ini, menghitung COGM untuk by-product sangat penting dalam manajemen produksi perusahaan manufaktur karena dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya keseluruhan yang dikeluarkan selama proses produksi. Meskipun bukan produk utama, produk sampingan tetap memiliki nilai dan dapat mempengaruhi penghitungan biaya keseluruhan.
Baca juga: 8 Fungsi Manajemen Produk dan Cara Maksimalkan Efisiensinya
2. Manfaat By Product (Produk Sampingan)

Produk sampingan (by-product) sering kali dianggap sebagai hasil sekunder dalam proses produksi. Meskipun nilai atau kuantitasnya lebih kecil, pemanfaatan produk sampingan dapat memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Beberapa manfaat utama dari by product adalah sebagai berikut.
a. Sumber Pendapatan Tambahan
Produk sampingan dapat dijual meskipun dengan nilai yang lebih kecil dibandingkan produk utama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk mendukung operasional lainnya. Dengan memanfaatkan produk sampingan secara maksimal, perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan.
b. Pengurangan Limbah
Dengan memanfaatkan salah satu jenis persediaan ini, perusahaan dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dalam proses produksi. Produk yang sebelumnya dianggap limbah kini dapat digunakan kembali, baik sebagai bahan baku untuk produk lain atau dalam bentuk lain yang bermanfaat. Ini berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih efisien.
c. Pemanfaatan untuk Produk Lain
Tidak hanya itu, manfaat lain by product adalah diolah lebih lanjut menjadi bahan baku untuk produk lain. Misalnya, serbuk gergaji dari industri kayu dapat digunakan dalam pembuatan papan atau produk lainnya. Dengan cara ini, produk sampingan mendukung efisiensi produksi dan mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru.
d. Sumber Energi
Beberapa produk sampingan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Sebagai contoh, limbah biomassa yang dihasilkan dari pertanian atau industri dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan. Dengan demikian, produk sampingan membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi eksternal.
e. Mendukung Keberlanjutan
Pemanfaatan produk sampingan mendukung keberlanjutan operasional perusahaan. Dengan mengurangi pemborosan dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan yang semakin penting dalam dunia industri saat ini.
3. Contoh Produk Sampingan
Contoh produk sampingan antara lain molase dari produksi gula, dedak dan bekatul dari penggilingan padi, serbuk gergaji dari industri kayu, whey dari pembuatan keju, aspal dari penyulingan minyak bumi, gas tanur dari industri baja, dan ampas tebu dari produksi gula tebu.
Berikut adalah beberapa contoh produk sampingan (by product) di berbagai industri:
a. Ampas Kopi
Contoh produk sampingan yang pertama adalah ampas kopi yang kaya akan manfaat, merupakan sisa dari proses pembuatan kopi di industri F&B. Ampas ini bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat makanan dan minuman kesehatan oleh pabrik manufaktur. Selain itu juga saat ini ampas kopi sangat populer untuk scrub alami perawatan kulit, yang memanfaatkan teksturnya yang kasar untuk membantu mengangkat sel kulit mati dan merangsang peredaran darah.
Perusahaan manufaktur bisa melakukan evaluasi dan kreativitas lebih baik untuk mengolah ampas kopi tersebut menjadi nilai jual tinggi. Ampas kopi bahkan bisa diolah menjadi bahan baku untuk pembuatan peralatan dan material konstruksi yang ramah lingkungan.
b. Glycerin dari Industri Biodiesel
Glycerin adalah contoh produk sampingan yang dihasilkan selama proses produksi biodiesel, yang memiliki kegunaan dalam industri, seperti di farmasi, kosmetik, dan makanan.
Contohnya dalam farmasi yang biasa digunakan sebagai pelarut, pengawet, dan pemanis, serta memainkan peran penting dalam pembuatan kapsul lunak dan obat-obat sirup. Dalam industri kosmetik juga glycerin dihargai karena kemampuannya menarik kelembapan, menjadikannya komponen utama dalam banyak lotion dan pelembab.
c. Serbuk Gergaji di Industri Kayu
Berikutnya contoh by product adalah serbuk gergaji yang dihasilkan dari berbagai proses pemotongan dan pengolahan kayu, tidak hanya merupakan limbah tetapi juga sumber daya yang berharga. Serbuk gergaji juga sering digunakan sebagai bahan bakar biomassa dalam pembangkit listrik yang berbasis energi terbarukan.
Dalam pembuatan pellet kayu, serbuk kayu juga bisa sebagai dasar bahan baku. Dalam industri konstruksi juga, berguna sebagai bahan isolasi atau komponen dalam pembuatan papan partikel dan MDF (Medium Density Fiberboard).
d. Slag dalam Industri Baja
Contoh produk sampingan yang lainnya yang itu slag, yang dihasilkan selama proses peleburan bijih besi untuk membuat baja. Slag telah banyak digunakan dalam produksi semen dan beton, di mana material ini menambah kekuatan dan daya tahan terhadap struktur bangunan.
Selain itu, dalam produksi semen dan beton juga banyak digunakan, untuk menambah kekuatan dan daya tahan terhadap struktur bangunan. Slag juga digunakan dalam pembuatan jalan, sebagai bahan dasar atau sebagai lapisan untuk perbaikan dan pembuatan jalan baru.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
4. Cara Kelola By Product

Setelah mengetahui apa saja contoh produk sampingan atau by product di berbagai industri proses bisnis manufaktur, Anda harus memahami bagaimana strategi yang tepat dalam mengelola produk produk tersebut secara efektif. Ini cara pengelolaan yang bisa Anda terapkan di by product adalah sebagai berikut:
a. Reuse dan Recycle
Cara pertama yang bisa Anda lakukan untuk by product adalah proses reuse dan recycle, di mana produk sampingan yang dihasilkan dapat dikembalikan ke dalam siklus produksi sebagai bahan baku, atau akan digunakan dalam proses lainnya.
Pendekatan dan strategi ini tidak hanya akan mengurangi limbah produksi yang dihasilkan, tapi juga dapat menekan biaya bahan baku dan meningkatkan efisiensi operasional. Proses ini membutuhkan analisis menyeluruh terhadap kemungkinan aplikasi by product agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
b. Energi dari Limbah
Anda bisa mengkonversi produksi sampingan menjadi energi, terutama di industri yang menghasilkan by product berupa biomassa atau limbah organik. Contoh produk sampingannya seperti limbah pertanian dapat digunakan untuk pembuatan biogas melalui proses fermentasi, atau serbuk gergaji dari industri kayu dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik biomassa.
Anda dapat menggunakan cara ini agar dapat memanfaatkan produk sampingan dari proses bisnis manufaktur Anda dengan maksimal, serta mendukung produksi energi terbarukan dan mengurangi dependensi pada bahan bakar fosil.
c. Upcycling
Strategi berikutnya pengelolaan produk sampingan adalah mengubahnya menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Proses ini melibatkan inovasi dan kreativitas, seperti mengubah slag baja menjadi komponen untuk produk bangunan yang tahan lama atau mengubah limbah plastik menjadi pakaian fungsional.
Proses upcycling dalam proses manufaktur ini akan membantu menciptakan produk baru yang menarik dan berguna, membuka pasar baru, dan meningkatkan citra merek perusahaan sebagai entitas yang peduli lingkungan.
d. Kolaborasi Industri
Selanjutnya Anda juga bisa melakukan kolaborasi antar industri untuk menciptakan ekosistem baru, di mana satu industri dapat menggunakan by product dari industri lain sebagai bahan baku. Sebagai contoh, pabrik baja yang menghasilkan by product limbah panas, dapat digunakan oleh pabrik kimia untuk proses pemanasan.
Strategi kolaborasi untuk produk sampingan adalah hal efektif yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi biaya operasional, juga menstimulasi inovasi lintas sektoral dan membantu memperkuat hubungan antar perusahaan dalam rantai pasok.
Baca juga: Kontrol Persediaan Pabrik dengan Software Material Control
5. Kesimpulan
Dari artikel ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa penting bagi perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai produk sampingan untuk mengelolanya dengan baik agar dapat menghasilkan nilai jual yang bisa meningkatkan profitabilitas proses bisnis manufaktur jangka panjang.
Dengan pengelolaan dengan strategi dan cara yang tepat, Anda bisa mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan keberlanjutan, serta menciptakan nilai tambah ekonomi dari produk sampingan yang sebelumnya mungkin dianggap sebagai limbah. Pendekatan tersebut juga akan bermanfaat bagi lingkungan, bahkan akan meningkatkan citra perusahaan dan membuka peluang pasar baru.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan co-product?
Coproduct adalah beberapa jenis keluaran yang dihasilkan secara bersamaan, namun berasal dari proses atau bahan baku yang berbeda. Biaya coproduct untuk bahan baku dan tenaga kerja langsung biasanya dapat ditelusuri dan dialokasikan secara spesifik pada masing-masing jenis produk.
2. Apa yang dimaksud dengan produk sampingan (by product)?
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:166), produk sampingan merupakan hasil produksi yang muncul bersamaan dengan produk utama, namun memiliki nilai atau jumlah yang lebih rendah dibandingkan produk utama tersebut.
3. Apa contoh produk sampingan?
Molase merupakan hasil sampingan dari proses produksi gula. Whey terbentuk selama pembuatan keju. Kulit, tepung tulang, dan gelatin dihasilkan dari proses pengolahan daging. Sementara itu, dedak dan lembaga muncul sebagai produk sampingan dari kegiatan penggilingan tepung.


