Industri manufaktur berperan penting dalam perekonomian, namun bisnis sering kali menghadapi tantangan besar terkait efisiensi produksi. Dengan proses yang kompleks, pengelolaan biaya tinggi, serta kebutuhan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang, perusahaan harus beradaptasi untuk tetap kompetitif di pasar global.
Masalah ini semakin rumit karena industri manufaktur sering beroperasi dalam skala besar untuk produksi massal, yang membutuhkan koordinasi yang sangat baik dalam pengelolaan sumber daya, rantai pasokan, serta kualitas produk. Tanpa sistem yang efektif, risiko kesalahan dan pemborosan semakin meningkat.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi mengenai pengertian industri manufaktur, jenis-jenisnya, serta contoh konkret yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih strategi dan solusi tepat untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing bisnis.
- Industri manufaktur adalah sektor yang mengolah bahan baku, komponen, atau zat menjadi produk jadi atau setengah jadi.
- Karakteristik industri manufaktur: transformasi bahan mentah menjadi produk jadi, memerlukan modal besar untuk mesin dan fasilitas, serta sistem kerja yang terstruktur dan berulang.
- Contoh industri manufaktur: makanan, otomotif, elektronik, tekstil, farmasi, dan kimia, dengan perusahaan seperti Indofood, Astra Honda Motor, dan Kalbe Farma.
- Software Manufacturing ScaleOcean, solusi terbaik untuk meningkatkan efisiensi operasional produksi, mengoptimalkan sumber daya, dan mengurangi biaya di industri manufaktur.
Pengertian Industri Manufaktur
Industri manufaktur adalah sektor yang mengubah bahan baku, komponen, atau zat menjadi produk jadi atau setengah jadi. Proses ini melibatkan mesin, tenaga kerja, dan/atau proses kimia untuk menciptakan produk baru dengan nilai tambah.
Secara umum, industri manufaktur terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu manufaktur ringan dan manufaktur berat. Manufaktur ringan menghasilkan barang konsumsi, sedangkan manufaktur berat lebih fokus pada produksi barang modal dan industri besar seperti mesin dan peralatan berat.
Industri manufaktur memainkan peran penting dalam perekonomian, karena menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang yang mendukung sektor lain seperti konstruksi, transportasi, dan teknologi, termasuk chemical manufacturing. Oleh karena itu, efisiensi operasional menjadi kunci keberhasilan dalam sektor ini.
Selain itu, perkembangan industri manufaktur sangat dipengaruhi oleh teknologi. Penerapan otomasi dan sistem informasi terkini membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan memenuhi permintaan pasar yang semakin kompleks dan berkembang pesat.
Industri manufaktur yang sukses umumnya mampu mengelola rantai pasok dengan baik dan mengadopsi inovasi untuk terus bersaing. Hal ini penting karena keberlanjutan dan daya saing jangka panjang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan strategi produksi yang diterapkan.
Baca juga: Proses Manufaktur: Jenis, Tahapan, dan Contoh Prosesnya
Ciri-Ciri Industri Manufaktur

Karakteristik industri manufaktur mencakup proses mengubah bahan mentah menjadi produk akhir yang siap dijual, yang memerlukan investasi besar untuk mesin dan fasilitas produksi, serta sistem kerja yang terstruktur dan berulang.
Sektor ini juga ditandai dengan pengelolaan inventaris yang beragam (bahan baku, setengah jadi, dan jadi), fokus pada efisiensi dan kontrol kualitas yang ketat, serta rantai pasokan yang kompleks. Lebih detailnya, ciri-ciri industri manufaktur adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Bahan Baku
Ciri-ciri industri manufaktur berfokus pada pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Proses ini melibatkan penggunaan berbagai komponen dan suku cadang untuk menghasilkan produk akhir yang siap dipasarkan.
2. Produksi Skala Besar
Proses produksi umumnya dilakukan dalam skala besar, guna memenuhi permintaan pasar yang lebih luas. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memproduksi dalam jumlah besar secara efisien.
3. Penggunaan Mesin dan Teknologi
Industri ini sangat bergantung pada mesin, peralatan, dan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi produksi. Pemanfaatan teknologi memungkinkan perusahaan untuk meminimalkan biaya dan waktu produksi.
4. Produk Berwujud (Fisik)
Produk yang dihasilkan dalam industri manufaktur bersifat fisik dan dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu. Contoh produk yang dihasilkan antara lain kendaraan, elektronik, pakaian, dan makanan olahan.
5. Investasi Modal Tinggi
Industri manufaktur memerlukan investasi modal yang besar, terutama untuk pengadaan mesin, fasilitas produksi, serta bahan baku. Biaya operasional yang tinggi menjadi bagian tak terpisahkan dari sektor ini.
Di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 Gross Fixed Capital Formation (GFCF) atau pembentukan modal tetap bruto mencapai Rp 5.714,97 triliun. Komponen terbesar adalah bangunan dan struktur (63,95 %), diikuti oleh mesin dan peralatan (16,22 %). Artinya, investasi tetap, termasuk fasilitas pabrik dan mesin, memang menyita porsi yang besar.
6. Tenaga Kerja Terspesialisasi
Diperlukan tenaga kerja yang terampil dan spesialis, mulai dari operator mesin hingga insinyur dan manajemen. Keahlian khusus sangat penting dalam setiap tahapan produksi untuk memastikan hasil yang optimal.
7. Proses Produksi Terstruktur
Proses produksi dalam manufaktur mengikuti tahapan yang terstruktur, mulai dari perancangan, pengolahan, pengerjaan, perakitan, hingga pengujian mutu. Setiap tahap dirancang untuk menjamin produk akhir memenuhi standar yang ditetapkan.
8. Sumber Pendapatan Utama dari Penjualan Produk
Pendapatan perusahaan manufaktur sebagian besar berasal dari penjualan produk fisik yang dihasilkan, bukan dari layanan tidak berwujud. Ini membuat penjualan produk menjadi aspek kunci dalam kelangsungan bisnis.
9. Manajemen Inventaris yang Kompleks
Industri manufaktur memiliki manajemen inventaris yang kompleks, mengingat banyaknya komponen yang harus dikelola. Ini termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan produk jadi yang semuanya memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya.
Dengan menggunakan software manufacturing terbaik, seperti dari ScaleOcean, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengoptimalkan setiap aspek produksi, dari bahan baku hingga produk jadi. Sistem ini mempermudah pengelolaan inventaris, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kontrol kualitas yang lebih baik.
Sejarah Industri Manufaktur
Industri manufaktur telah melalui perjalanan panjang, mengalami perkembangan signifikan seiring berjalannya waktu. Dari era pra-industri hingga revolusi industri modern, kemajuan teknologi telah memainkan peran penting dalam transformasi sektor ini.
Secara lebih rinci, berikut adalah sejarah industri manufaktur:
1. Masa Pra-Industri
Sebelum abad ke-18, produksi barang didominasi oleh kerajinan tangan di rumah atau bengkel kecil. Saat itu, produksi terbatas pada skala kecil dengan teknik tradisional. Hanya segelintir orang yang dapat memiliki barang-barang tersebut karena harganya yang tinggi, dan kualitas serta kuantitas yang terbatas.
2. Revolusi Industri Pertama
Revolusi industri pertama dimulai pada akhir abad ke-18 di Inggris, dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Mesin ini memungkinkan produksi massal, sementara pabrik-pabrik bermunculan. Urbanisasi meningkat pesat seiring dengan migrasi pekerja dari pedesaan ke kota, serta kemajuan transportasi melalui lokomotif uap yang memperlancar distribusi barang.
3. Revolusi Industri Kedua
Pada paruh kedua abad ke-19, revolusi industri kedua memperkenalkan listrik, kimia, dan teknologi komunikasi seperti telegraf dan telepon. Mesin bertenaga listrik meningkatkan kecepatan dan efisiensi produksi. Henry Ford mengubah industri otomotif dengan lini perakitan, yang mengurangi biaya produksi secara signifikan.
4. Revolusi Industri Ketiga
Revolusi industri ketiga dimulai pada akhir abad ke-20 dengan munculnya otomasi dan teknologi informasi. Penggunaan komputer dan robot di lini produksi mempercepat proses dan mengurangi kesalahan manusia. Teknologi informasi dan internet mempercepat distribusi barang secara global dan meningkatkan komunikasi antara perusahaan dan konsumen.
5. Revolusi Industri Masa Kini
Era revolusi industri keempat atau Industri 4.0 ditandai dengan konvergensi teknologi digital, fisik, dan biologi. Kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan bioteknologi mengubah cara produksi dan distribusi barang. Produksi cerdas yang terkoneksi secara digital memungkinkan fleksibilitas tinggi dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pasar.
Smart manufacture juga memungkinkan industri manufaktur untuk menciptakan produksi yang lebih efisien, mengintegrasikan sistem cerdas yang beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar. Dengan teknologi seperti AI dan IoT, produksi kini dapat lebih responsif dan terkoneksi, meningkatkan kualitas dan efisiensi operasional.
Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Industri Manufaktur

Beberapa faktor utama berperan dalam mendorong pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia. Faktor-faktor ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah, tenaga kerja, sumber daya alam, dan infrastruktur yang terus berkembang.
Berikut adalah faktor yang mendorong perkembangan bisnis manufaktur:
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mendukung, seperti insentif pajak, deregulasi, dan promosi investasi, berperan penting dalam mempercepat pertumbuhan industri manufaktur. Langkah-langkah ini menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi investor.
2. Tenaga Kerja
Indonesia memiliki populasi besar dengan tenaga kerja yang terampil, yang menjadi aset penting bagi sektor manufaktur. Ketersediaan tenaga kerja yang memadai dan kompeten meningkatkan daya saing industri ini.
3. Sumber Daya Alam
Ketersediaan sumber daya alam, seperti batu bara dan minyak sawit, memberikan dukungan bagi beberapa sub-sektor manufaktur. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dengan lebih mudah dan murah.
4. Infrastruktur
Peningkatan infrastruktur, khususnya dalam bidang transportasi dan distribusi, turut berkontribusi pada efisiensi produksi. Infrastruktur yang lebih baik mempermudah distribusi barang dan mempercepat proses produksi.
Jenis Industri Manufaktur
Industri manufaktur mencakup berbagai sektor yang memproduksi barang melalui proses produksi. Setiap jenis industri memiliki karakteristik dan proses produksi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan pasar dan teknologi yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis industri manufaktur yang penting untuk diketahui:
1. Industri Elektronik
Industri elektronik mencakup pembuatan barang seperti komputer, ponsel, dan perangkat elektronik lainnya. Proses produksi melibatkan penggunaan teknologi tinggi dan sistem otomatisasi untuk merakit komponen-komponen elektronik menjadi produk siap pakai. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, industri ini terus berkembang untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
2. Industri Otomotif
Industri otomotif berfokus pada produksi kendaraan bermotor, termasuk mobil, sepeda motor, dan komponen terkait. Proses produksinya mencakup perakitan berbagai bagian mesin, sistem kelistrikan, dan interior kendaraan. Kemajuan dalam teknologi manufaktur dan desain kendaraan berperan penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan memenuhi standar keselamatan serta ramah lingkungan.
3. Industri Makanan dan Minuman
Industri makanan dan minuman mengolah dan menghasilkan berbagai produk konsumsi seperti makanan kemasan, minuman ringan, dan produk olahan lainnya. Proses produksi melibatkan pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi dengan mempertimbangkan kualitas dan keamanan pangan. Teknologi dalam pengemasan dan distribusi juga sangat berpengaruh pada keberhasilan industri ini.
4. Industri Tekstil dan Pakaian
Industri manufaktur tekstil dan pakaian memproduksi berbagai jenis kain dan pakaian untuk kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Proses produksi mencakup pemintalan benang, penenunan kain, hingga desain dan pembuatan pakaian. Inovasi dalam desain, kualitas bahan, dan teknik produksi terus mendorong pertumbuhan industri ini di seluruh dunia.
5. Industri Kimia
Industri kimia memproduksi bahan kimia yang digunakan dalam berbagai industri, mulai dari bahan baku hingga produk konsumen. Bahan seperti plastik, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya dibuat melalui reaksi kimia.
Proses produksi obat-obatan ini, yang dikenal sebagai manufaktur farmasi, merupakan salah satu sub-sektor industri kimia yang paling padat regulasi. Industri ini sangat bergantung pada R&D untuk membuat produk baru dan lebih efisien.
6. Industri Logam dan Baja
Industri logam dan baja memasok berbagai jenis logam dan material konstruksi yang digunakan untuk membangun infrastruktur, kendaraan, dan peralatan industri. Proses produksi mereka menghasilkan material yang kuat dan tahan lama melalui peleburan, pengecoran, dan pemotongan logam. Industri ini sangat membantu sektor konstruksi dan manufaktur lainnya.
Contoh Industri Manufaktur
Contoh industri manufaktur meliputi sektor makanan dan minuman, otomotif, elektronik, tekstil dan pakaian, farmasi, serta kimia. Perusahaan di sektor-sektor ini mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, seperti PT Indofood (makanan dan minuman), PT Astra Honda Motor (otomotif), dan PT Kalbe Farma (farmasi).
Berikut adalah beberapa contoh industri manufaktur berdasarkan jenisnya:
1. Industri Elektronik
Perusahaan seperti Samsung Electronics dan LG Electronics merupakan contoh utama dalam industri elektronik. Mereka memproduksi berbagai perangkat canggih seperti ponsel, televisi, dan peralatan rumah tangga pintar. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan otomatisasi, mereka terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen di pasar global yang terus berkembang.
2. Industri Otomotif
Sebagai pemain utama dalam industri otomotif, Toyota dan Honda memproduksi kendaraan yang digunakan di seluruh dunia. Teknologi produksi terkini, seperti perakitan otomatis dan desain inovatif, memungkinkan mereka untuk menghasilkan mobil dan sepeda motor yang efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan standar global yang ketat.
3. Industri Makanan dan Minuman
Contoh perusahaan besar dalam industri makanan dan minuman adalah Nestlé dan Coca-Cola. Kedua perusahaan ini menghasilkan produk konsumsi seperti makanan olahan dan minuman ringan. Apa itu consumer goods? Produk-produk ini adalah barang yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat, dengan teknologi pengemasan dan sistem distribusi efisien yang memastikan produk tetap segar dan aman dikonsumsi di seluruh dunia
4. Industri Tekstil dan Pakaian
Di industri tekstil dan pakaian, perusahaan seperti Inditex dan H&M menonjol sebagai produsen fashion terkemuka. Mereka memproduksi pakaian dengan sistem produksi cepat untuk mengikuti tren pasar, sambil berfokus pada kualitas bahan dan keberlanjutan dalam proses produksi.
5. Industri Kimia
BASF dan Dow Chemical Company adalah contoh besar di industri kimia. Mereka menghasilkan berbagai bahan kimia yang digunakan dalam berbagai sektor, termasuk industri otomotif, konstruksi, dan konsumen. Melalui proses kimia yang canggih, mereka memproduksi plastik, pestisida, dan bahan baku lainnya yang mendukung industri global.
6. Industri Logam dan Baja
Contoh dari industri logam dan baja adalah ArcelorMittal dan POSCO, dua perusahaan terbesar yang memproduksi baja di dunia. Mereka menyediakan material baja yang kuat dan tahan lama untuk sektor konstruksi, otomotif, dan berbagai industri lainnya, dengan menggunakan teknologi modern untuk mendukung kebutuhan industri berat dan pembangunan infrastruktur.
Teknologi Pendukung Bisnis Manufaktur

Dalam bisnis manufaktur yang semakin kompleks dan persaingannya yang semakin ketat, teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat integrasi antar proses, serta mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Ada sejumlah solusi teknologi yang bisa Anda pertimbangkan.
1. Enterprise Resource Planning
ERP adalah sistem yang membantu Anda untuk mengintegrasikan berbagai proses bisnis. Mulai dari perencanaan produksi, pembelian, inventaris, hingga keuangan dalam satu platform terpusat. Solusi ini memudahkan Anda untuk memastikan sebaran informasi yang lancar dan konsisten di seluruh departemen. Sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan cepat pula.
Selain itu, Anda juga akan mengakses data yang lebih akurat. Dengan fitur analitik yang dimiliki ERP seperti program manufaktur, Anda bisa mendapatkan insight mengenai performa bisnis secara real-time dan memprediksi kebutuhan di masa mendatang dengan lebih akurat. Jadi, perusahaan pun bisa merespons perubahan pasar dengan lebih cepat.
2. Material Requirement Planning
Sedangkan MRP adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengoptimalkan proses perencanaan kebutuhan material selama produksi. Dengan ini, Anda akan lebih mudah untuk menentukan kapan dan berapa banyak bahan baku yang harus dibeli atau diproduksi berdasarkan permintaan aktual dan proyeksi permintaan di masa mendatang.
Penting untuk memahami perbedaan ERP dan MRP, karena meskipun keduanya berkaitan erat dalam manajemen produksi, keduanya memiliki fokus yang berbeda. Anda bisa menggunakan ERP yang terintegrasi, yang dapat memaksimalkan proses perencanaan material dalam MRP sehingga lebih akurat karena berdasarkan pada data dari seluruh sistem dan fungsi bisnis perusahaan.
3. Manufacturing Execution System
MES berperan sebagai penghubung antara sistem perencanaan seperti ERP atau MRP dengan lantai produksi. Sistem ini mengontrol dan memonitor proses produksi secara real-time, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produksi akhir. Dengan memanfaatkan sistem ini, Anda mendapatkan visibilitas yang detail tentang operasional di setiap produksi.
Selain itu, dengan adanya MES, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah atau hambatan dalam manajemen produksi. Jadi, Anda bisa mengambil langkah strategis sesegera mungkin untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar. Jadi bisa disimpulkan, MES berkontribusi pada peningkatan kualitas produk, penurunan biaya produksi, dan pemenuhan target produksi dengan lebih efisien.
4. Product Lifecycle Management
PLM adalah sistem yang memudahkan Anda untuk mengelola informasi, proses, dan orang yang terlibat sepanjang siklus hidup produk. Dengan ini, kolaborasi antar departemen dan stakeholder lainnya dalam pengembangan produk menjadi lebih mudah. Jadi, bisa dipastikan semua aspek dari produk tidak ada yang terlewat.
Apa keunggulan sistem ini bagi bisnis manufaktur? Dapat mempercepat waktu pengenalan produk ke pasar, quality control, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi industri. Sistem ini juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dengan menyediakan akses ke informasi terkait produk dalam satu platform terpusat, memungkinkan inovasi yang lebih cepat dan adaptasi terhadap perubahan pasar.
Tantangan Industri Manufaktur di Era Transformasi Digital
Diperkirakan bahwa digitalisasi di sektor manufaktur akan menciptakan 27 juta pekerjaan baru di Indonesia pada tahun 2030 (Mckinsey). Namun, The World Bank memproyeksikan adanya kekurangan 9 juta tenaga ahli teknologi di Indonesia pada tahun yang sama. Kekurangan ini menjadi tantangan besar bagi industri manufaktur dalam menjalani transformasi digital.
Salah satu tantangan utama dalam era transformasi digital adalah mengintegrasikan teknologi baru dengan sistem yang sudah ada. Meskipun teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan efisiensi, proses integrasi ini membutuhkan investasi besar dan perencanaan yang matang.
Selain itu, di tengah digitalisasi, keterbatasan SDM yang terampil dalam teknologi canggih menjadi masalah. Untuk itu, perusahaan manufaktur perlu meningkatkan pelatihan dan keterampilan tenaga kerja agar mampu mengoperasikan teknologi baru. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.
Tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan, dengan fokus pada inovasi dan pengelolaan perubahan yang efektif. Dengan investasi yang tepat dalam teknologi dan SDM, industri manufaktur dapat mengatasi hambatan ini dan terus berkembang di era digital.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
Kesimpulan
Industri manufaktur adalah sektor bisnis yang mengubah bahan mentah, komponen, atau suku cadang menjadi produk jadi yang siap dijual kepada pelanggan, biasanya dalam jumlah besar dengan memanfaatkan mesin dan tenaga kerja. Proses ini melibatkan berbagai langkah dan sistem produksi untuk menghasilkan barang secara efisien.
Dalam industri manufaktur yang terus berkembang, efisiensi operasional dan kontrol biaya yang akurat menjadi kunci untuk mempertahankan daya saing. Dengan integrasi sistem yang tepat, perusahaan dapat merampingkan proses produksi dan meningkatkan visibilitas seluruh rantai pasokan.
Software Manufaktur ScaleOcean hadir untuk mengotomatiskan perencanaan produksi, pengelolaan inventaris, dan penghitungan biaya secara terperinci. Solusi ini memberikan kemudahan dalam pengelolaan sumber daya, memastikan peningkatan produktivitas dan pengurangan pemborosan di setiap tahapan produksi.
FAQ:
1. Apa itu perusahaan manufaktur dan contohnya?
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk akhir yang siap dijual. Contohnya termasuk pabrik semen, otomotif, kimia, dan tekstil.
2. Industri manufaktur contohnya apa saja?
Contoh perusahaan manufaktur meliputi industri kimia, aneka produk konsumsi, garmen, otomotif, alat dan mesin berat, logam, plastik, serta farmasi.
3. Berapa banyak industri manufaktur di Indonesia?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistikan Indonesia, pada tahun 2023, Indonesia memiliki 32.193 perusahaan industri manufaktur skala menengah dan besar yang beroperasi di berbagai sektor.


