Industri Manufaktur: Pengertian, Jenis, serta Contohnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Industri manufaktur adalah sektor yang memainkan peran penting dalam perekonomian global melalui pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Sektor ini mencakup berbagai jenis industri, mulai dari pembuatan barang konsumen seperti elektronik dan pakaian, hingga produk industri seperti kendaraan dan bahan kimia.

Dengan perkembangan teknologi yang pesat, industri manufaktur terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi dan memenuhi permintaan pasar yang semakin kompleks. Pengelolaan yang baik dalam hal biaya produksi, kualitas, dan inovasi produk menjadi faktor penting untuk tetap bersaing di pasar. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian industri manufaktur, jenis-jenisnya, serta beberapa contoh perusahaan yang bergerak di sektor ini.

starsKey Takeaways
  • Industri manufaktur adalah sektor yang memproduksi barang fisik dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi menggunakan mesin, tenaga kerja, dan proses produksi terstruktur.
  • Karakteristik industri manufaktur terdiri dari proses produksi kompleks, skala produksi, penggunaan mesin dan teknologi, hingga potensi inovasi.
  • Contoh industri manufaktur meliputi produksi makanan, tekstil, otomotif, elektronik, maupun bahan kimia.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Industri Manufaktur

Industri manufaktur adalah sektor yang mengolah bahan mentah menjadi produk jadi menggunakan mesin, tenaga kerja, dan proses produksi terorganisir. Sektor ini sangat vital bagi perekonomian karena mengubah bahan baku menjadi barang bernilai jual.

Proses manufaktur mencakup berbagai tahapan, mulai dari perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, produksi, hingga pengemasan dan distribusi produk. Selain itu, industri ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, berkat dukungan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Sejarah Industri Manufaktur

Sejarah Industri Manufaktur

Industri manufaktur telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan hingga saat ini. Perkembangan tersebut diikuti dengan adanya kemajuan teknologi, organisasi, dan kapasitas produksi. Berikut ringkasan dari beberapa era penting dalam evolusi industri manufaktur.

1. Masa Pra-Industri

Sebelum abad ke-18, produksi barang lebih didominasi oleh kerajinan tangan di rumah atau di bengkel kecil. Dalam periode ini, produksi masih bersifat lokal dan skalanya terbilang kecil dengan alat sederhana dan teknik tradisional. Kemampuan untuk memproduksi barang dalam jumlah besar dengan kualitas yang konsisten pun juga masih terbatas. Tidak heran jika pada periode ini, barang-barang tersebut memiliki nilai yang tinggi dan hanya dapat dimiliki oleh kalangan tertentu.

2. Revolusi Industri Pertama

Bermula di Inggris pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, revolusi industri pertama ditandai dengan munculnya mesin-mesin bertenaga uap. Penemuan mesin tenaga uap oleh James Watt menginisiasi adanya produksi massal. Pabrik-pabrik juga mulai bermunculan dan urbanisasi meningkat dengan cepat seiring dengan migrasi pekerja dari desa ke kota. Transportasi juga mengalami kemajuan signifikan dengan adanya lokomotif uap yang sekaligus memudahkan distribusi barang.

3. Revolusi Industri Kedua

Revolusi industri kedua dimulai pada paruh kedua abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Ditandai dengan penemuan listrik, kimia, dan teknologi komunikasi seperti telegraf dan telepon. Produksi barang menjadi lebih cepat dan efisien dengan mesin-mesin yang sudah bertenaga listrik. Henry Ford memperkenalkan konsep lini perakitan di industri otomotif dan membuat produksi massal membutuhkan biaya yang lebih rendah.

4. Revolusi Industri Ketiga

Revolusi industri ketiga dimulai dengan munculnya otomasi, komputer, dan teknologi informasi. Robot mulai digunakan di lini produksi, mempercepat proses produksi dan mengurangi adanya human error. Penggunaan komputer juga membuat perencanaan dan pengendalian produksi menjadi lebih efisien. Jaringan global dan internet juga mulai dimanfaatkan untuk komunikasi dan distribusi barang agar lebih cepat dan luas.

5. Revolusi Industri Masa Kini

Dikenal sebagai revolusi industri keempat atau Industri 4.0, era ini ditandai dengan konvergensi teknologi digital, fisik, dan biologi. Kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan, internet of things (IoT), nanoteknologi, bioteknologi, dan teknologi energi terbarukan berdampak besar pada cara produksi dan distribusi barang. Smart manufacture yang terkoneksi secara digital memungkinkan proses produksi yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan pasar.

 

Faktor Pendukung Perkembangan Bisnis Manufaktur

​Perkembangan bisnis manufaktur dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Memahami ini dapat membantu perusahaan dalam merancang strategi bisnis yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mendukung perkembangan bisnis manufaktur:​

1. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung

Kebijakan pemerintah yang mendukung industri manufaktur, seperti insentif pajak dan promosi investasi, berperan besar dalam menciptakan iklim bisnis yang positif. Hal ini mempermudah perusahaan untuk mengakses modal, memperluas operasional, dan meningkatkan daya saing di pasar global. Selain itu, dukungan terhadap infrastruktur dan regulasi yang tepat juga akan mempercepat perkembangan sektor manufaktur.

2. Tenaga Kerja Terampil

Memiliki tenaga kerja yang terampil dan terlatih sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Perusahaan manufaktur harus berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan berkelanjutan agar pekerja dapat mengoperasikan teknologi terbaru, serta memenuhi standar kualitas yang tinggi. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas memastikan produktivitas tinggi dalam proses produksi.

3. Infrastruktur yang Mendukung

Infrastruktur yang baik, seperti jaringan transportasi, pasokan energi, dan fasilitas logistik, menunjang kelancaran proses manufaktur. Peningkatan infrastruktur akan mengurangi biaya operasional, mempercepat distribusi produk, serta mempermudah akses ke pasar. Ini juga dapat meningkatkan daya saing dan efisiensi perusahaan manufaktur di pasar domestik maupun internasional.

4. Akses ke Sumber Daya Alam

Akses yang mudah terhadap sumber daya alam yang melimpah mendukung proses produksi dalam industri manufaktur. Di negara seperti Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, sektor manufaktur dapat berkembang dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang berkualitas. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan nilai tambah produk.

5. Teknologi dan Inovasi

Penggunaan teknologi terbaru dan inovasi dalam proses produksi berperan penting untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Perusahaan manufaktur yang terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus berubah dan menghasilkan produk unggulan yang lebih kompetitif di pasar.

6. Stabilitas Ekonomi dan Permintaan Pasar

Ekonomi yang stabil dan permintaan pasar yang konsisten adalah pendorong utama pertumbuhan industri manufaktur. Stabilitas ekonomi menciptakan iklim investasi yang positif, sementara permintaan pasar yang tinggi menjamin kelangsungan produksi. Kedua faktor ini memberikan perusahaan keyakinan untuk terus beroperasi dan berkembang dalam jangka panjang.

Karakteristik Industri Manufaktur

Karakteristik Industri Manufaktur

Industri manufaktur memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari sektor lainnya. Proses yang melibatkan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi adalah inti dari industri ini, yang sangat bergantung pada teknologi, mesin, serta efisiensi dalam seluruh tahapan produksi. Karakteristik utama industri manufaktur meliputi:

1. Proses Produksi

Proses produksi dalam perusahaan manufaktur melibatkan transformasi bahan mentah atau komponen menjadi produk jadi. Tahapan ini dapat mencakup perakitan, pengolahan, atau bahkan kombinasi dari keduanya, tergantung pada jenis produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, setiap langkah harus dilaksanakan dengan ketelitian dan efisiensi.

2. Skala Produksi

Skala produksi di manufaktur bisa bervariasi mulai dari produksi massal yang melibatkan volume tinggi dan standar produk, hingga produksi pesanan (make-to-order) yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Setiap skala memiliki tantangan dan keunggulannya sendiri dalam hal biaya dan fleksibilitas.

3. Penggunaan Mesin dan Teknologi

Industri manufaktur sangat bergantung pada penggunaan mesin, peralatan, dan teknologi dalam skala besar untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas. Selain itu, penerapan otomatisasi dan robotika kini semakin umum diterapkan, memungkinkan proses yang lebih cepat dan presisi dengan sedikit intervensi manusia.

4. Investasi Modal yang Besar

Industri ini memerlukan investasi yang signifikan dalam aset tetap seperti pabrik, mesin, dan peralatan. Hal ini menjadikan industri manufaktur sangat bergantung pada modal awal yang besar, namun investasi tersebut sangat penting untuk menciptakan kapasitas produksi yang optimal.

5. Manajemen Inventaris

Manajemen inventaris di industri manufaktur sangat penting, karena melibatkan pengelolaan tiga jenis inventaris utama: bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Pengelolaan yang efisien akan memastikan kelancaran proses produksi dan menghindari penumpukan atau kekurangan bahan.

6. Biaya Produksi

Selain itu, biaya produksi di industri manufaktur  juga memiliki struktur yang kompleks, yang mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu, perusahaan perlu secara cermat memonitor dan mengelola setiap elemen biaya untuk menjaga profitabilitas.

7. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas sangat penting dalam industri manufaktur untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Proses ini biasanya terintegrasi langsung dalam alur produksi, di mana pemeriksaan dilakukan pada setiap tahapan untuk mencegah cacat produk.

8. Rantai Pasokan

Perusahaan manufaktur juga sangat bergantung pada rantai pasokan yang efisien untuk pengadaan bahan baku dan distribusi produk jadi. Keandalan rantai pasokan yang baik akan mengoptimalkan biaya dan waktu produksi, serta menjaga kelancaran pengiriman ke konsumen.

9. Tenaga Kerja

Industri ini memerlukan tenaga kerja dengan berbagai tingkat keterampilan, mulai dari operator mesin hingga teknisi dan manajer. Keterampilan yang tepat akan memastikan kelancaran produksi, di samping kemampuan untuk mengoperasikan teknologi baru yang semakin canggih.

10. Pemasaran dan Penjualan

Setelah diproduksi, produk yang dihasilkan harus dipasarkan dan dijual kepada konsumen atau bisnis lain. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi pemasaran yang baik agar dapat bersaing di pasar dan menjangkau target audiens yang sesuai.

11. Nilai Tambah

Industri manufaktur menciptakan nilai tambah dengan mengubah bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Proses ini tidak hanya menambah nilai ekonomis tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat bagi konsumen.

12. Fokus pada Efisiensi

Tidak hanya itu, industri manufaktur terus berfokus pada peningkatan efisiensi dalam proses produksinya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

13. Potensi Inovasi

Terakhir, industri manufaktur memiliki potensi besar untuk berinovasi, baik dalam desain produk, proses produksi, maupun penggunaan teknologi baru. Inovasi yang berkelanjutan akan memastikan perusahaan tetap relevan dan dapat memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang.

Jenis Industri Manufaktur

Industri manufaktur mencakup berbagai sektor yang memproduksi barang melalui proses produksi. Setiap jenis industri memiliki karakteristik dan proses produksi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan pasar dan teknologi yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis industri manufaktur yang penting untuk diketahui:

1. Industri Elektronik

Industri elektronik mencakup pembuatan barang seperti komputer, ponsel, dan perangkat elektronik lainnya. Proses produksi melibatkan penggunaan teknologi tinggi dan sistem otomatisasi untuk merakit komponen-komponen elektronik menjadi produk siap pakai. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, industri ini terus berkembang untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

2. Industri Otomotif

Industri otomotif berfokus pada produksi kendaraan bermotor, termasuk mobil, sepeda motor, dan komponen terkait. Proses produksinya mencakup perakitan berbagai bagian mesin, sistem kelistrikan, dan interior kendaraan. Kemajuan dalam teknologi manufaktur dan desain kendaraan berperan penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan memenuhi standar keselamatan serta ramah lingkungan.

3. Industri Makanan dan Minuman

Industri makanan dan minuman mengolah dan menghasilkan berbagai produk konsumsi seperti makanan kemasan, minuman ringan, dan produk olahan lainnya. Proses produksi melibatkan pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi dengan mempertimbangkan kualitas dan keamanan pangan. Teknologi dalam pengemasan dan distribusi juga sangat berpengaruh pada keberhasilan industri ini.

4. Industri Tekstil dan Pakaian

Industri manufaktur tekstil dan pakaian memproduksi berbagai jenis kain dan pakaian untuk kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Proses produksi mencakup pemintalan benang, penenunan kain, hingga desain dan pembuatan pakaian. Inovasi dalam desain, kualitas bahan, dan teknik produksi terus mendorong pertumbuhan industri ini di seluruh dunia.

5. Industri Kimia

Industri kimia memproduksi bahan kimia yang digunakan dalam berbagai industri, mulai dari bahan baku hingga produk konsumen. Bahan seperti plastik, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya dibuat melalui reaksi kimia. Industri ini sangat bergantung pada R&D untuk membuat produk baru dan lebih efisien.

6. Industri Logam dan Baja

Industri logam dan baja memasok berbagai jenis logam dan material konstruksi yang digunakan untuk membangun infrastruktur, kendaraan, dan peralatan industri. Proses produksi mereka menghasilkan material yang kuat dan tahan lama melalui peleburan, pengecoran, dan pemotongan logam. Industri ini sangat membantu sektor konstruksi dan manufaktur lainnya.

Manufaktur

Contoh Industri Manufaktur

Berikut adalah beberapa contoh industri manufaktur berdasarkan jenis yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

1. Industri Elektronik

Perusahaan seperti Samsung Electronics dan LG Electronics merupakan contoh utama dalam industri elektronik. Mereka memproduksi berbagai perangkat canggih seperti ponsel, televisi, dan peralatan rumah tangga pintar. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan otomatisasi, mereka terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen di pasar global yang terus berkembang.

2. Industri Otomotif

Sebagai pemain utama dalam industri otomotif, Toyota dan Honda memproduksi kendaraan yang digunakan di seluruh dunia. Teknologi produksi terkini, seperti perakitan otomatis dan desain inovatif, memungkinkan mereka untuk menghasilkan mobil dan sepeda motor yang efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan standar global yang ketat.

3. Industri Makanan dan Minuman

Contoh perusahaan besar dalam industri makanan dan minuman adalah Nestlé dan Coca-Cola. Kedua perusahaan ini menghasilkan produk konsumsi seperti makanan olahan dan minuman ringan. Apa itu consumer goods? Produk-produk ini adalah barang yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat, dengan teknologi pengemasan dan sistem distribusi efisien yang memastikan produk tetap segar dan aman dikonsumsi di seluruh dunia

4. Industri Tekstil dan Pakaian

Di industri tekstil dan pakaian, perusahaan seperti Inditex dan H&M menonjol sebagai produsen fashion terkemuka. Mereka memproduksi pakaian dengan sistem produksi cepat untuk mengikuti tren pasar, sambil berfokus pada kualitas bahan dan keberlanjutan dalam proses produksi.

5. Industri Kimia

BASF dan Dow Chemical Company adalah contoh besar di industri kimia. Mereka menghasilkan berbagai bahan kimia yang digunakan dalam berbagai sektor, termasuk industri otomotif, konstruksi, dan konsumen. Melalui proses kimia yang canggih, mereka memproduksi plastik, pestisida, dan bahan baku lainnya yang mendukung industri global.

6. Industri Logam dan Baja

Contoh dari industri logam dan baja adalah ArcelorMittal dan POSCO, dua perusahaan terbesar yang memproduksi baja di dunia. Mereka menyediakan material baja yang kuat dan tahan lama untuk sektor konstruksi, otomotif, dan berbagai industri lainnya, dengan menggunakan teknologi modern untuk mendukung kebutuhan industri berat dan pembangunan infrastruktur.

Teknologi Pendukung Bisnis Manufaktur

Teknologi Pendukung Bisnis Manufaktur

Dalam bisnis manufaktur yang semakin kompleks dan persaingannya yang semakin ketat, teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat integrasi antar proses, serta mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Ada sejumlah solusi teknologi yang bisa Anda pertimbangkan.

1. Enterprise Resource Planning

ERP adalah sistem yang membantu Anda untuk mengintegrasikan berbagai proses bisnis. Mulai dari perencanaan produksi, pembelian, inventaris, hingga keuangan dalam satu platform terpusat. Solusi ini memudahkan Anda untuk memastikan sebaran informasi yang lancar dan konsisten di seluruh departemen. Sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan cepat pula.

Selain itu, Anda juga akan mengakses data yang lebih akurat. Dengan fitur analitik yang dimiliki ERP seperti program manufaktur, Anda bisa mendapatkan insight mengenai performa bisnis secara real-time dan memprediksi kebutuhan di masa mendatang dengan lebih akurat. Jadi, perusahaan pun bisa merespons perubahan pasar dengan lebih cepat.

2. Material Requirement Planning

Sedangkan MRP adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengoptimalkan proses perencanaan kebutuhan material selama produksi. Dengan ini, Anda akan lebih mudah untuk menentukan kapan dan berapa banyak bahan baku yang harus dibeli atau diproduksi berdasarkan permintaan aktual dan proyeksi permintaan di masa mendatang.

Penting untuk memahami perbedaan ERP dan MRP, karena meskipun keduanya berkaitan erat dalam manajemen produksi, keduanya memiliki fokus yang berbeda. Anda bisa menggunakan ERP yang terintegrasi, yang dapat memaksimalkan proses perencanaan material dalam MRP sehingga lebih akurat karena berdasarkan pada data dari seluruh sistem dan fungsi bisnis perusahaan.

3. Manufacturing Execution System

MES berperan sebagai penghubung antara sistem perencanaan seperti ERP atau MRP dengan lantai produksi. Sistem ini mengontrol dan memonitor proses produksi secara real-time, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produksi akhir. Dengan memanfaatkan sistem ini, Anda mendapatkan visibilitas yang detail tentang operasional di setiap produksi. Termasuk kinerja mesin, efisiensi lini, dan kualitas produk.

Selain itu, dengan adanya MES, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah atau hambatan dalam manajemen produksi. Jadi, Anda bisa mengambil langkah strategis sesegera mungkin untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar. Jadi bisa disimpulkan, MES berkontribusi pada peningkatan kualitas produk, penurunan biaya produksi, dan pemenuhan target produksi dengan lebih efisien.

4. Product Lifecycle Management

PLM adalah sistem yang memudahkan Anda untuk mengelola informasi, proses, dan orang yang terlibat sepanjang siklus hidup produk. Dengan ini, kolaborasi antar departemen dan stakeholder lainnya dalam pengembangan produk menjadi lebih mudah. Jadi, bisa dipastikan semua aspek dari produk tidak ada yang terlewat.

Apa keunggulan sistem ini bagi bisnis manufaktur? Dapat mempercepat waktu pengenalan produk ke pasar, quality control, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi industri. Sistem ini juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dengan menyediakan akses ke informasi terkait produk dalam satu platform terpusat, memungkinkan inovasi yang lebih cepat dan adaptasi terhadap perubahan pasar.

Tantangan Industri Manufaktur di Era Transformasi Digital

Diperkirakan bahwa digitalisasi di sektor manufaktur akan menciptakan 27 juta pekerjaan baru di Indonesia pada tahun 2030 (Mckinsey). Namun, The World Bank memproyeksikan adanya kekurangan 9 juta tenaga ahli teknologi di Indonesia pada tahun yang sama. Kekurangan ini menjadi tantangan besar bagi industri manufaktur dalam menjalani transformasi digital.

Salah satu tantangan utama dalam era transformasi digital adalah mengintegrasikan teknologi baru dengan sistem yang sudah ada. Meskipun teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan efisiensi, proses integrasi ini membutuhkan investasi besar dan perencanaan yang matang.

Selain itu, di tengah digitalisasi, keterbatasan SDM yang terampil dalam teknologi canggih menjadi masalah. Untuk itu, perusahaan manufaktur perlu meningkatkan pelatihan dan keterampilan tenaga kerja agar mampu mengoperasikan teknologi baru. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

Tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan, dengan fokus pada inovasi dan pengelolaan perubahan yang efektif. Dengan investasi yang tepat dalam teknologi dan SDM, industri manufaktur dapat mengatasi hambatan ini dan terus berkembang di era digital.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, industri manufaktur memainkan peran penting dalam perekonomian global dengan mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap digunakan atau dijual. Perkembangan industri ini didorong oleh faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, tenaga kerja terampil, dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Berbagai jenis industri manufaktur, termasuk elektronik, otomotif, dan kimia, terus berkembang untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis.

Agar industri bisa bersaing, perusahaan manufaktur harus fokus pada efisiensi operasional, inovasi produk, serta pengelolaan sumber daya yang efektif. Dengan penerapan teknologi seperti ERP, MRP, MES, dan PLM, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan mempercepat time-to-market, sehingga mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri manufaktur. Coba demo gratis software manufaktur kami untuk menyaksikan bagaimana teknologi ini dapat mengoptimalkan operasi bisnis Anda dan mendorong keberhasilan jangka panjang.

FAQ:

1. Apa itu perusahaan manufaktur dan contohnya?

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk akhir yang siap dijual. Contohnya termasuk pabrik semen, otomotif, kimia, dan tekstil.

2. Industri manufaktur contohnya apa saja?

Contoh perusahaan manufaktur meliputi industri kimia, aneka produk konsumsi, garmen, otomotif, alat dan mesin berat, logam, plastik, serta farmasi.

3. Berapa banyak industri manufaktur di Indonesia?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistikan Indonesia, pada tahun 2023, Indonesia memiliki 32.193 perusahaan industri manufaktur skala menengah dan besar yang beroperasi di berbagai sektor.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap